Anda di halaman 1dari 11

IDENTIKASI MIKROALGA DI KOLAM BUATAN GEDUNG BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Dies Naris Wari P., Ika Yana Novi S., Livia Nur ., Norma Yustika, Roihatul Jannah,
Sulistya Ika R.,Vitri Alfia N.A, Wardatun Nafisah
JURUSAN BIOLOGI / FMIPA / UNIVERSITAS NEGERI MALANG
E-mail : roikha27@gmail.com

Abstrak: Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan mengidentifikasi


mikroalga yang berada di kolam buatan gedung biologi Universitas Negeri
Malang. Penelitian ini menggunakan desain eksploratif deskriptif dengan
pengamatan dibawah mikrosop terhadap mikroalga yang ditemukan. Sampel
yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling pada daerah vertikal dan
horizontal kolam. Sampel yang diambil sebanyak 6 titik dengan rincian 3
titikpada daerah horizontal/permukaan (titik bagian kanan, tengah dan kiri) dan
3 titik dari daerah vertikal/dalam (titik bagian kanan, tengah dan kiri), masing-
masing sampel diambil dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Identifikasi
didasarkan pada bentuk morfologi mikroalga, bentuk sel, organ gerakan dan
warna dominan. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mikroalga yang ditemukan sebanyak 4 spesies yaitu Spirogyra sp.,
Volvox sp., Euglena sp., dan Phacus sp. yang berasal dari divisi Chlorophyta
dan Euglenaphyta.
Kata kunci : mikroalga, keragaman mikroalga dan identifikasi

1. PENDAHULUAN
Perairan merupakan suatu ekosistem yang yang memiliki peran dan manfaat yang
besar bagi kehidupan manusia. Kehidupan di dalamnya sangat beragam. Mulai dari
organisme mikroskopik hingga yang ukuran makro dapat terlihat langsung oleh mata tanpa
bantuan alat. Salah satu organisme yang terdapat di perairan adalah fitoplankton (plankton
menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu
berfotosintesis). Fitoplankton bisa juga disebut dengan mikroalga. Alga berperan sebagai
produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup di air terutama yang tubuhnya
bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun fitoplankton (Sulisetijono, 2009).
Sebagian besar dari fitoplankton merupakan anggota dari divisi Chlorophyta (alga
hijau). Chlorophyta (alga hijau) merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga,
Chlorophyta sebagian besar hidup di air tawar. Chlorophyta mengandung pigmen klorofil a
dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil, bersifat kosmopolit, terutama
hidup di perairan yang cahayanya cukup seperti di kolam, danau, genangan air hujan, pada air
mengalir (sungai dan selokan). Chlorophyta ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik
yaitu pada batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab) (Siregar, 2011).
Chlorophyta merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan karena sebagian
besar fitoplankton (bersel satu dan motil) merupakan anggota chlorophyta yang memiliki
pigmen klorofil sehingga efektif untuk melakukan fotosintesis. Susunan tubuh Chlorophyta
bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun susunannya, bisa berupa uniselular dan motil
(Chlamydomonas), uniselular dan non motil (Chlorella), sel senobium (Volvox), koloni tak
beraturan (Tetraspora), dan filamen (bercabang: Oedogonium, tidak bercabang: Pithoptora)
(Sulisetijono, 2009).
Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Universitas Negeri Malang dan
sampel diambil di kolam buatan gedung O5 Biologi. Wilayah ini memiliki potensi adanya
keanekaragaman mikroalga karena wilayah ini disinari cahaya matahari yang cukup serta
berpotensi untuk terkena air hujan. Aktivitas tersebut sedikit banyak mempengaruhi jenis
mikroalga yang ada di dalamnya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi mikroalga yang
ada di daerah tersebut.
2. METODOLOGI PENELITIAN
a. Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Universitas Negeri Malang,
sedangkan sampel diambil dikolam buatan gedung O5 Biologi Universitas Negeri
Malang. Penelitian ini dilakukan pada hari Jumat, 7 September 2018.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, botol air minum sebanyak 18 buah,
kaca benda, kaca penutup, mikroskop, tisu, pipet, kertas label.
c. Pengamatan dan pengambilan data
Penelitian ini dimulai dari pengambilan air sampel dikolam yang diduga terdapat
mikroalga ataupun makroalga. Sampel yang diambil sebanyak 6 titik dengan ulangan
sebanyak 3 kali pada setiap titik. Titik pengambilan sampel air terdiri antara lain,
permukaan bagian kiri, permukaan bagian kanan, permukaan bagian tengah, dasar
bagian kiri, dasar bagian kanan, dan dasar bagian tengah. Total pengambilan sampel
sebanyak 18 buah sampel. Sampel selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengamatan. Pengamatan sampel air dilakukan menggunakan mikroskop. Setiap sampel
air diambil sebanyak satu tetes menggunakan pipet lalu diletakkan pada kaca benda,
selanjutnya ditutup menggunakan kaca penutup. Preparat diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran yang sesuai. Mikroalga yang berhasil diamati, diambil gambar
dengan cara dipotret menggunakan handphone serta digambar pada laporan sementara.
Gambar yang telah diperoleh dianalisis berdasarkan ciri morfologi, pigmen, bentuk
selnya, dan lain-lain.

Gambar 1.1 lokasi pengambilan sampel


3. DATA dan ANALISIS
N GambarPengamatan GambarLiteratur NamaSpesi Lokasidit
o es emukan
.
1. Kolam
Spirogyra Biologi
sp. Universi
tasNege
ri
Sumber :Screening of Malang
Organisms and bagian
Perbesaran 400x Optimization of Culture tengah
Sumber : dokumen pribadi Media for the permuk
Production of Spirogyra, aandan
International Journal of kiri atas.
Current Research in
Biosciences and Plant
Biology.
2. Kolam
Volvox sp. Biologi
Universi
tasNege
ri
Malang

Perbesaran 400x Sumber :Two algal species bagian

Sumber : dokumenpribadi of VolvoxL. with their tepi

taxonomy and ecology kanan

from West Bengal, India, dalam,

Songklanakarin Journal of kiri

Science and Technology. dalam,


tengah
atas,
dan
tengah
dalam.

3. Kolam
Euglena sp. Biologi
Universi
tasNege
ri
Malang
bagian
Sumber :Morphology and tepi
Perbesaran 400x
Biochemical Study of a kanan
Sumber : dokumen pribadi
Microalga Euglena tuba atas.
Reported from the Aquatic
Ecosystem of Cachar,
Journal of
Pharmacognosy
andPhytochemistry.
4. Kolam
Phacus sp. Biologi
Universi
tas
Negeri
Malang
Perbesaran 400x bagian
Sumber : dokumen pribadi Sumber :Leander, B. S., kiri
Lax, Gordon., dalam.
Karnkowska,
Anna.,Simpson, A. G. B.
2017. Euglenida. Canada
:Springer International
Publishing.

Pada pengamatan ini, sampel air diambil di kolam Biologi Universitas Negeri
Malang. Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop ditemukan beberapa spesies alga
diantaranya :Spirogyra sp., Volvox sp., Euglena sp., dan Phacus sp.. Spirogyra sp.
ditemukan pada kolam bagian tengah permukaan dan kiri atas, Volvox sp. ditemukan pada
kolam bagian tepi kanan dalam, kiri dalam, tengah atas, dan tengah dalam, Euglena sp.
ditemukan pada kolamb again tepi kanan atas, dan Phacus sp. ditemukan pada kolam
bagian kiri dalam. Kolam dengan luas 1,5 m2 dengan kedalaman 0,5 m berisi air yang
tampak berwarna kehijauan dan dindingnya ditumbuhi oleh lumut. Di dalamnya terdapat
beberapa ekor ikan dan banyak hydrilla. Terdapat pula dedaunan yang jatuh kedalam
kolam yang kemudian membusuk. Kolam ini terletak di tempa tterbuka sehingga dapat
terpapar langsung oleh sinar matahari. Daerah di sekitar kolam tidak dilewati oleh
kendaraan bermotor sehingga tidak ada pencemaran yang berasal dari asap kendaraan

4. PEMBAHASAN
Mikroalga merupakan tumbuhan air yang berperan penting dalam lingkungan
sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi ada di sekitar kita. Sebagian besar
mikroalgae bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil untuk menangkap energi matahari
dan karbondioksida menjadi karbon organik yang berguna sebagai sumber energi bagi
kehidupan konsumer seperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain. Selain
perannya sebagai produser primer, hasil sampingan fotosintesis mikroalgae yaitu oksigen
juga berperan bagi respirasi biota sekitarnya. Mikroalgae juga berperan sebagai indikator
pencemaran perairan dan agen bioremidiasi (Prihatini et al., 2007). Pengetahuan tentang
fikologi telah berkembang pesat setelah beragam jenis alga dengan karakteristiknya
masing-masing berhasil dikultur. Berbagai institusi di dunia telah menyimpan koleksi
kultur mikroalgae yang potensial dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi
(Panggabean, 2007). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kami menemukan 4
jenis mikroalga yang diamati dibawah mikroskop dengan sampel air kolam Gedung
Biologi Universitas Negeri Malang, dengan permukaan pengambilan sampel yang
berbeda-beda diantaranya :
1. Spirogyra sp.
Menurut Baugis (1979), klasifikasi Spirogyra sp adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp.
Spirogyra merupakan genus dari ganggang hijau (Chlorophyta) dari
ordo Zygnematales yang biasanya dapat ditemukan di kolam air tawar yang jernih dalam
massa yang sangat besar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada
Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang. Koloni Spirogyra berbentuk benang. Panjang
sel sampai beberapa kali lebarnya. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar
dari pektose, dan dua lapisan dalam dari selulose. Pada beberapa spesies, lapisan
pektose tipis, tetapi kebanyakan tebal, yaitu antara 10-15 mikron. Dinding transversal
tersusun dari 3 lapis: yang tengah merupakan lamela dari pektose, dan dua lapisan di kiri dan
kanan lamela tersusun dari selulose. Setiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang
umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma tepat di dalam dinding sel. Plastid ini
memiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari pangkal sampai ke ujung sel (spiral)
(Triastono, 1967).

2. Volvox sp.
Menurut Triastono (1967), klasifikasi Volvox sp adalah :
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Familia : Volvocaceae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox sp.
Volvox adalah salah satu spesies ganggang hijau (Chlorophyta ) yang berbentuk
koloni. Koloni Volvox berbentuk menyerupai bola. Pada sel-sel vegetatif bagian tepi
berflagel dua. Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui benang-
benang sitoplasma. Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau di kolam (Triastono,
1967).
3. Euglena sp.
Menurut Triastono (1967), klasifikasi Euglena sp adalah :
Kingdom : Plantae
Divisio : Euglenozoa
Kelas : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Familia : Euglenaceae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena sp.
Bagian tubuh euglena terdiri dari stigma, vakuola kontraktil, dan cambuk atau
flagela. Stigma adalah bagian pada tubuh Euglena yang berupa titik, bagian ini biasanya
disebut dengan istilah titik mata. Euglena dapat berubah bentuk menjadi memanjang, hal
ini terjadi karena dinding selnya tidak "berdinding kaku". Euglena memiliki ukuran sangat
kecil. Euglena biasanya hidup pada air tawar atau air payau yang mengandung banyak
bahan organik. Jenis Euglena yang memiliki zat warna hijau dan merah banyak
berkembang di kawasan kolam atau danau (Triastono, 1967).
4. Phacus sp.
Menurut Panggabean (2007), klasifikasi Phacus sp adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Euglenophycota
Kelas : Euglenophyceae
Bangsa : Euglenales
Suku : Euglenaceae
Marga : Phacus
Jenis : Phacus sp.
Phacus mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel,
kloroplast discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan
terletak di tengah sel. Partamylum bodi Lepocinclis berbentuk cincin tetapi di kedua sisi
anterior. Tubuhnya yang memanjang dengan suatu evaginasi (reservoir) di bagian ujung
anterior. Vakuola kontraktil berupa suatu kantung, dan dua flagella muncul dari dinding
tersebut. Sebuah pigmen berupa suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di area
dasar flagella yang panjang yang berfungsi untuk fotoreseptif. Pada Peranema yang tidak
berwarna, kedua flagella panjang yang muncul dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah
belakang. Tubuh tertutup oleh pelikel dan bersifat fleksibel dan punggung yang
longitudinal (Brotowidjoyo, 1995).
Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan
(terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae laut
mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi, mengingat
jumlah massanya yang sangat banyak yang kemungkinan lebih besar dari jumlah
tumbuhan di daratan. Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan
invertebrata tertentu yang hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut (Brotowidjoyo,
1995).
Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran inti). Alga hijau
kebanyakan muncul pada pagi atau siang hari, karena alga hijau membutuhkan sinar
matahari lebih untuk menghasilkan klorofil. Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah
terbanyak sehingga alga ini berwarna hijau, pigmen lain yang dimiliki
adalah karotena dan xantofil. Komposisi ini juga dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern.
Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam
antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat
butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Alga hijau
merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian
lagi hidup di darat, di tempat yang lembap, di atas batang pohon, dan di laut. Alga hijau
dapat mngurangi aktivitas metabolisme tubuhnya pada saat kekeringan atau di tempat yang
kurang air, dan pada saat tubuhnya mendapat pasokan air kembali maka aktivitas
metabolisme akan berlanjut kmbali (Anandarajah 2011).
Pada hasil praktikum identifikasi mikroalga di kolam buatan gedung biologi
didapatkan hasil mikroalga yang kurang beranekaragam. Hal ini mungkin disebabkan
karena kurangnya kandungan nutrisi. Mikroalga membutuhkan unsur hara organik yaitu N
dan P. Gas nitrogen tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh mikroalga dan harus
mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi ammonia (NH3), ammonium (NH4+) dan nitrat
(NO3-). Namun beberapa jenis Cyanophyta dapat memanfaatkan gas N2 secara langsung
dari udara (Effendi, 2003). Sedangkan fosfor merupakan unsure essensial bagi pertumbuhan
mikroalga sehingga menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan mikroalga. Fosfor
ditemukan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan
senyawa organik. Ortofosfat merupakan produk ionisasi dari asam ortofosfat yang paling
sederhana dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh mikroalga (Boyd, 1992). Mikroalga
tidak dapat memanfaatkan fosfor yang berikatan dengan ion besi dan kalsium pada kondisi
aerob karena bersifat mengendap (Jeffriesn dan Mils, 1996).
Mikroalga hidup di lingkungan perairan, misalnya hidup di kolam. Pada praktikum
ini, kami mengambil sampel di kolam buatan. Tempat hidup mikroalga sangat
mempengaruhi hasil dari keanekaragamannya. Berdasarkan sampel yang diambil di kolam
buatan di identifikasi mikroalga dengan keanekaragaman yang kurang berlimpah. Hal
tersebut disebabkan karena setiap jenis alga memiliki tingkat adaptasi masing-masing.
Penyebaran tumbuh-tumbuhan hijau terbatas pada daerah litoral dan sublittoral dimana
masih terdapat sinar yang cukup untuk untuk dapat berlangsungnya proses fotosintesis
(Palalo, 2013). Faktor lingkungan juga mempengaruhi tiap habitat alga. Suhu lingkungan
disuatu perairan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga dan batas suhu optimum
pertumbuhan mikroalga adalah sekitar 20-30oC (Pratiwi 2008; Hajoeningtjas, 2012). Nilai
pH yang menunjukan aktivitas ion hidrogen dalam suatu perairan mencerminkan
keseimbangan asam-basa perairan tersebut (Winahyu et al., 2013). Penyerapan CO2 bebas
dan bikarbonat oleh mikroalga menyebabkan penurunan konsentrasi CO2 terlarut dalam air
dan mengakibatkan peningkatan nilai pH (Prihantini et al., 2008). Derajat pH suatu
lingkungan perairan sering dipakai untuk menentukan baik buruknya suatu lingkungan
hidup, meskipun kondisi suatu perairan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Erdina
et al., 2010). Nilai pH optimum untuk pertumbuhan mikroalga adalah berkisar antara 4–11
(Pelczar, 2010; Pratiwi, 2008). Kecerahan atau penetrasi cahaya merupakan salah satu
faktor penting bagi pertumbuhan mikroalga karena berpengaruh secara langsung untuk
proses fotosintesis. perairan keruh apabila nilai kecerahannya 0,25–1,00 m, perairan sedikit
keruh apabila memiliki nilai kecerahan 1,00–5,00 m, dan perairan jernih memiliki nilai
kecerahan di atas 5,00 m (Prasetyo & Elizabeth, 2013).

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 4 jenis mikroalga pada kolam biologi
Universitas Negeri Malang, antara lain; Spirogyra sp., Volvox sp., Euglena sp., dan
Phacussp, divisi mikroalga yaitu Chlorophyta, dan Euglenophyta. Pada kolam biologi
UM, divisi Chlorophyta untuk kelas Chlorophyceae paling mendominasi namun tidak
beragam. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu pengambilan sampel pada habitat alami
serta waktu pengambilan yang berbeda agar didapatkan jenis mikroalga yang lebih
beranekaragam.

DAFTAR RUJUKAN
Anandarajah Kandiah, G. Mahendra Perumal, Milton Sommerfeld and Qiang Hu. 2011.
Induced Freezing and Desiccation Tolerance in the Microalgae Wild Type
Nannochloropsis sp. and Scenedesmus dimorphus. Australian Journal of Basic and
Applied Sciences, 5(5): 678-686. Laboratory for Algae Research and Biotechnology
(LARB), Arizona State University Polytechnic Campus.
Ashraf, Hammad.,Jaffer, Mehwish., Shaheen, Shabnum. 2017. Screening of Organisms and
Optimization of Culture Media for theProduction of Spirogyra. International Journal
of Current Research inBiosciences and Plant Biology.4(1) : 32-36.
Boyd CE. 1992. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Department of Fisheries and
Allied Aquacultures. Alabama : Agricultural Experiment Station Auburn.
Baugis, P. 1979. Marine Planton Ecology. American Elsevier Publishing Company, New
York.
Brotowidjoyo, M. D., D. Triwibowono dan E. Mulbyantoro. 1995. Pengantar Lingkungan
Perairan dan Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta.
Deb, Shampa. 2015. Morphology and Biochemical Study of a Microalga Euglena
tubaReported from the Aquatic Ecosystem of Cachar. Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry.3(3) : 1-10.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Erdina L, Aulia A, Hardiansyah. 2010. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Alga
Mikrokopis Pada Daerah Persawahan Di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak
Kabupaten Barito Kuala. Barito Kuala. J.Wahana-Bio. 1(3):72–91.
Halder, Nilu. 2016. Two algal species of VolvoxL. with their taxonomy and ecology from
West Bengal, India. Songklanakarin Journal of Science and Technology. 38 (4), 435-
437.
Hajoeningtijas OD. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jeffries M, Mills D. 1996. Freswater Ecology. Principles and Aplications. Chichester: John
Willey and Sons Inc.
Leander, B. S., Lax, Gordon.,Karnkowska, Anna.,Simpson, A. G. B. 2017.
Euglenida.Canada :Springer International Publishing.
Pratiwi ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Yogyakarta: Erlangga.
Prihatini, N. B., W. Rachmayanti, W. Wardhana. 2007. Pengaruh Variasi Fotoperiodisitas
Terhadap Pertumbuhan Chlorella Dalam Medium Basal Blod. Biota Vol 12 (1): 32-
39.
Panggabean. 2007. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai Penunjang Perkembangan
Sektor Industri. Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Prihantini NB, Wisnu W, Dian H, Arya W, Yuni A, Ronny R. 2008. Biodiversitas
Cyanobacteria dari Beberapa Situ/Danau di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor,
Indonesia. J. Makara, Sains. 12 (1): 44–54.
Prasetyo B, Elizabeth NK. 2013. Lingkungan Fisik dan Kekayaan Mikroalga di Danau
Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. J. Matematika, Sains, dan Teknologi.
14(2):120–126.
Sulisetijono. 2009. Bahan Serahan Alga.Malang:Universitas Negeri Malang.
Siregar. 2011. Identifikasi Dominasi Genus Alga pada Air Boezem Morokembrangan sebagai
Sistem High Rate Algae Pond (HRAP). Surabaya: Jurusan Teknik LingkunganFTSP-
ITS.
Triastono, Imam Prasetyo. 1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar Sistematika dan Deskripsi
(Menurut Gilbert M. Smith). Malang: FMIPA IKIP MALANG.
Winahyu DA, Yulistia A, Elly L, Rustiati, Jani M, Andi S. 2013. Studi Pendahuluan
Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional
Way Kambas. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, p.93–98.

Anda mungkin juga menyukai