4 : Roikhatul Jannah
Satrio Anggoro Putra
1. Strain yang digunakan dalam proyek penelitian NDJ usia
Jawab: strain yang digunakan adalah strain normal (N) dan strain miniature (m), hal ini dikarenakan
strain miniature (m) pada D. melanogaster ini merupakan mutan yang bersifat resesif terhadap
strain N dalam kondisi heterozigot (Flybase, 2017). Selain itu strain miniature merupakan mutan
yang terpaut oleh kromosom kelamin sehingga hal tersebut dapat memudahkan mengetahui pola
dari peristiwa gagal berpisah itu sendiri.
2. Perlakuan yang digunakan dalam proyek penilitian NDJ usia
Jawab: berupa 5 perlakuan usia yaitu lalat dengan usia 3 hari, 6 hari, 9 hari, 12 hari dan 15 hari setelah
menetas dari pupa ampulan. Berdasarkan rumus (t-1) (n-1) > 15, dapat diketahui bahwa perlakuan (t)
yang dilakukan sebanyak 5 sehingga jumlah ulangan (n) yang diperoleh adalah sebanyak minimal 3
ulangan
3. Prosedur Kerja dalam proyek penilitian NDJ usia
Jawab:
Pembuatan medium
Menimbang bahan medium yaitu pisang rajamala, tape singkong, dan gula merah
dengan perbandingan 7 : 2 : 1 untuk satu resep, yaitu 700 gram pisang rajamala, 200
gram tape singkong, dan 100 gram gula merah
↓
Memblender pisang rajamala dan tape singkong dan menambahkan air secukupnya
serta memanaskan gula merah dalam panci hingga mencair
↓
Memasukkan pisang dan tape yang sudah halus beserta gula merah yang telah cair
kedalam panci dan memanaskan diatas kompor dengan api sedang
↓
Memasak adonan medium tersebut selama 45 menit
↓
Mematikan kompor dan memasukkan adonan masak ke dalam botol selai yang sudah
disterilkan dalam keadaan panas dan langsung ditutup dengan spons yang telah
dipotong dan ukurannya sesuai untuk tutup botol
↓
Setelah medium dingin, memasukkan ±3-4 butir yeast ke dalam medium dan
membersihkannya dari uap air serta memberi kertas pupasi.
Peremajaan stok
Menyiapkan beberapa botol selai yang berisi medium baru dan telah diberi yeast dan
kertas pupasi. kemudian diberi label pada setiap botol/
↓
Memindahkan minimal 3 pasang lalat (jantan dab betina) dari masing-masing strain
dari stok ke botol selai yang berisi medium baru
↓
Mengamati perkembangbiakan lalat, jika muncul pupa warna hitam maka dilakukan
pengampulan untuk melakukan persilangan
Pengamatan fenotipe
Mengambil D. melanogaster dari botol stok tiap strain.
↓
Memasukkan D. melanogaster ke dalam plastik.
↓
Mengamati ciri-ciri fenotip dari tiap strain D. melanogaster dibawah mikroskop stereo.
↓
Mencocokkan ciri-ciri fenotip yang telah diperoleh dengan berbagai sumber literatur.
Pengampulan
Menyiapkan selang bediameter sedang sepanjang ± 6 cm dan memberi irisan pisang
kecil pada bagian tengah selang
↓
Mengambil pupa dari masing-masing strain yang sudah menghitam menggunakan kuas
atau cotton bud.
↓
Memasukkan pupa tersebut ke dalam selang yang telah disiapkan dan menutupnya
dengan gabus
↓
Memberi label nama strain dan tanggal mengampul pada tiap selang
↓
Menunggu ampulan sampai menetas dan lalat siap untuk disilangkan. Umur lalat
dalam ampulan maksimal 3 hari setelah pupa menetas untuk digunakan dalam
persilangan
Persilangan P1
Menyiapkan botol selai yang berisi medium baru serta ragi (yeast) dan kertas pupasi
↓
Menyiapkan D. melanogaster dari masing-masing strain yang menetas dari ampulan
(berusia 1-2 hari setelah menetas)
↓
Memasukkan D. melanogaster dari masing-masing strain yang menetas ke dalam botol
selai (botol A) sebagai perlakuan usia betina 3 hari.
Strain lalat yang disilangkan adalah ♂N><♀m beserta resiproknya
↓
Memberi label pada masing-masing persilangan dan member tanggal
↓
Melakukan persilangan sebanyak 3 kali ulangan untuk tiap persilangan
↓
Melepas induk jantan dari persilangan setelah 3 hari dan memindahkan induk betina
pada botol selanjutnya (botol B) sebagai perlakuan usia betina 6 hari
↓
Memindahkan induk betina pada botol selanjutnya (botol C) sebagai perlakuan usia
betina 9 hari
↓
memindahkan induk betina pada botol selanjutnya (botol D) sebagai perlakuan usia
betina 12 hari
↓
memindahkan induk betina pada botol selanjutnya (botol E) sebagai perlakuan usia
betina 15 hari
↓
Menunggu hingga larva menetas, kemudian mengamati fenotip lalat dan menghitung
jumlah anakan F1 berdasarkan fenotipnya selama tujuh hari berturut-turut.
↓
Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.