Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEANEKARAGAMAN TINGKAT GEN PADA AYAM DI GANG H.


ABDULLAH 2, KOTA TANGERANG

Disusun oleh :

Alif rizky 22241600

Rahma diani apriliana putri 2224180045

Dhian widya astuti 2224180047

Herliana juliyanti 2224180050

Karina agustin makdalena 2224180059

Lita eviranti 2224180064

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020

BAB 1

1. Tujuan
a. Mengetahui perbedaan bentuk tubuh pada ayam
b. Mengetahui perbedaan bulu pada ayam
c. Mengetahui perbedaan jengger pada ayam

2. Landasan Teori

Pengertian keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara makhluk hidup


dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup menjadi
bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem
(ConventiononBiologicalDiversity, 1993).

Pengertian yang lain, keanekaragaman hayati adalah ketersediaan


keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis maupun kekayaan plasma nutfah
(keanekaragaman genetik di dalam jenis), keanekaragaman antarjenis dan
keanekaragaman ekosistem (Sudarsono dkk, 2005: 6).

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua kehidupan di atas bumi


ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik
yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup.
Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari
organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut
maupun sistem-sistem perairan lainnya (Global VillageTranslations, 2007:4).

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk derajat


keanekaragaman sumberdaya alam hayati, meliputi jumlah maupun frekuensi dari
ekosistem, spesies, maupun gen di suatu daerah.Pengertian yang lebih mudah dari
keanekaragaman hayati adalah kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayati
(tumbuhan dan hewan) yang terdapat di muka bumi (Ani Mardiastuti, 1999: 1).

Keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai


dari makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu
berpikir seperti manusia (Bappenas, 2004:

Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di


antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara individu-
individu dalam satu populasi. Individu dalam satu populasi memiliki perbedaan
genetik antara satu dengan lainnya. Variasi genetik timbul karena setiap individu
mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah ketika
keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya melalui
rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses inilah yang
meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela secara acak
sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda (Mochamad Indrawan, 2007: 15-25).

Keanekaragaman hayati ialah suatu istilah yanh mencakup semua bentuk


kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta
ekosistem dan proses-proses ekologi (Endarwati, 2005). Keanekaragaman tingkat
genetik terjadi karena adanya keanekaragaman susunan gen. Perangkat gen itulah
yang menentukan ciri dan sifat yang dimiliki oleh suatu individu. Misalnya pada
ayam, kita mengenal beberapa jenis ayam diantaranya ayam kampung, ayam
bangkok, ayam cemani, ayam kate dan lain sebagainya. Keragaman ayam ini ialah
bukti dari adanya keanekaragaman hayati tingkat gen.
Susunan perangkat gen menentukan ciri dan sifat pada individu yang
bersangkutan. Keanekaragaman susunan perangkat gen menentukan keanekaragaman
individu. Setiap individu mempunyai susunan gen yang berbeda dengan individu
lainnya, walaupun termasuk kedalam jenis yang sama. Variasi susunan gen pada
individu-individu yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan adanya
variasi bentuk, penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda. Variasi tersebut
adalah sebagai keanekaragaman gen atau individu.Variasi bentuk, penampilan dan
sifat antar individu tanaman padi merupakan contoh keanekaragaman gen. pada
tumbuhan. Variasi bentuk, penampilan antar individu tikus merupakan contoh
keanekaragaman pada hewan.

Keanekaragaman hayati sangat ditentukan oleh adanya faktor genetik dan


faktor lingkungan. Indonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat
keanekaragaman hayati yang unik, berbeda dengan Negara lain. Keanekaragaman
hayati berfungsi sebagai sumber bahan pangan, bahan sandang, bahan papan, plasma
nutfah, bahan obat-obatan, dan sumber keindahan.Aktivitas manusia sangat
menentukan keberadaan keanekaragaman hayati.Aktivitas manusia dapat merugikan
ataupun menguntungkan keanekaragaman hayati, sehingga dapat dituliskan rumus
yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

F = fenotip (sifat yang tampak)

G = genotip (sifat yang tidak tampak dalam gen)

L = lingkungan.
3. Metode
a. Waktu : Rabu, 29 Januari 2020
b. Tempat : Gang H. Abdullah 2, Rt 01/04 Larangan-Selatan, Larangan, Kota
Tangerang.
c. Metode yang digunakan : Observasi langsung

4. Hasil dan pembahasan


a. Hasil Pengamatan

No Ayam Bentuk Warna Tinggi Bentuk


jengger bulu badan badan

1. Ayam kampung jantan Jengger Hitam 50 cm Besar dan


tigan putih dan tinggi
coklat

2. Ayam kampung betina Jengger Hitam dan 35 cm Lebih


Tigan coklat pendek dan
gempal

3. Ayam pedaging (Boiler) jengger Putih 48 cm Bulat dan


wilah gempal

4. Ayam petelur Jengger Coklat 35 cm Pendek dan


wilah bulat
5. Ayam bangkok Jengger Hitam dan 71 cm Besar dan
blankon putih tinggi

6. Ayam kate Jengger Hitam, 10 cm Pendek dan


wilah coklat, kecil
putih.

b. Pembahasan

Menurut para ahli, berdasarkan catatan sejarah, ayam-ayam yang dikenal sekarang,
baik yang dipelihara secara komersial maupun secara tradisional diduga berasal dari
turunan ayam hutan (spesies Gallus) yang mengalami proses domestikasi dalam
waktu yang lama.

Untuk mempelajari asal-usul dan proses terjadinya bangsa maupun strainayam


komersial yang berkembang saat ini, berikut ini disajikan sistematika beberapa
spesies unggas piaraan (Tabel 1.1).
Tabel 1.1. Sistematika beberapa unggas piaraan

famili genus spesies Nama umum


gallus domesticus fowl
phasianidae
pavo cristatus Pea fowl
Guinea fowl (ayam
numididae numida meleagris
mutiara)
meleagrididae meleagridis gallopavo Turkey (kalkun)
columbidae columba livia Pigeon (merpati)
Anser Anser Goose (angsa)

Anas Moschota Muscovy duck (bebek)


anatidae
Cairina Boscha Duck (itik)

Proses penjinakan ayam hutan menjadi ayam piaraan disebut domestikasi.


Domestikasi dilakukan secara terus-menerus dan hati-hati untuk mengubah sifat ayam
yang semula liar menjadi ayam piaraan yang jinak. Ada empat spesies ayam hutan
yang dianggap sebagai nenek moyang (tetua) ayam piaraan yang berkembang
sekarang.

Saat ini dikenal dua teori yang sangat populer yang menjelaskan asalusul
pembentukan ayam piaraan.

1. Teori Monophyletic

Teori ini berpendapat bahwa ternak ayam yang berkembang dan tersebar luas di
permukaan bumi saat ini berasal dari spesies ayam hutan merah (Gallusgallus).
Alasan-alasan yang dikemukakan oleh pengikut teori Monophyletic antara lain
adalah:

a. Gallusgallus mudah dikawinkan secara alami (bebas) dengan berbagai bangsa


ayam yang ada sekarang, sedangkan ketiga spesies gallus lainnya yaitu Gallusvarius,
Galluslafayetti, dan Gallussonnerattii sangat sulit dikawinkan secara alami dengan
bangsa-bangsa ayam yang ada.

b. Turunan hasil perkawinan pertama (F1) antara Gallusgallus dengan ayam piaraan
yang ada sekarang bersifat subur (fertil), sedangkan, turunan hasil perkawinan
pertama (Fl) dari bangsa-bangsa ayam yang ada sekarang dengan ketiga spesies ayam
hutan lain biasanya bersifat tidak subur (steril).

c. Dari hasil percobaan mengawinkan berbagai macam ayam piaraan yangada


sekarang, sewaktu-waktu dapat muncul kembali individu-individuayam yang mirip
dengan Gallusgallus.

d. Adanya kemiripan sifat-sifat fisik beberapa jenis ayam piaraan (Melayu,Sumatra,


Brown Leghorn) dengan Gallusgallus.

2. Teori Polyphyletic

Teori ini berpendapat, bahwa kemungkinan besar berbagai ayam piaraanyang


terdapat saat ini terbentuk dari persilangan ayam hutan merah (Gallusgallus) dengan
beberapa jenis ayam hutan lainnya. Alasannya, ayam piaraan yang terdapat di daerah
sekitar Laut Tengah memiliki bobot badan relatif kecil, sayap relatif panjang, dan
dapat dipakai untuk terbang, posisi ekor tegak, tungkai kaki tidak berbulu, kepala
berbentuk lonjong horizontal, jengger dan pial relatif besar. Ayam ini memiliki sifat
mudah kaget, dan kerabang warna telur berwarna putih.Ayam piaraan yang terdapat
di daratan Asia memiliki badan relatif besar dan berat, sayap relatif pendek sehingga
tidak dapat dipakai untuk terbang. Posisi ekor ke bawah, tungkai kaki berbulu, kepala
berbentuk lonjong vertikal, jengger dan pial relatif kecil, sifatnya lamban dan tidak
mudah terkejut. Kulit telur berwarna coklat.

Sifat kualitatif ayam

5. Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
Subekti K, Firda A. (2011). Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di
Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan. 14 (2) : 74-86.

Anda mungkin juga menyukai