4
Juliandi
Sri Warni
Fitrah Nurwahyuddin
M Nurul Wathoni
Teguh Akbar Saputra
Jovita Larasati Poetri
Andika Ujang Kencana Firmansyah
Pengembangan burung puyuh
sangat cocok untuk usaha
kecil, menengah hingga ke
peternakan besar. Mayoritas
peternakan burung puyuh di
Sumatera, Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Jawa Tengah.
1. Pengadaan Bibit
2. Bibit Bermutu
3. Manajemen Pemeliharaan
Memilih telur Mesin tetas Penetasan
• bentuk telur lonjong • membuat diy kayu & papan tripleks
•
• telur bisa diatur vertikal
• berat 10-11 g/butir kapasitas 1000 butir
• ukuran 160 x 80 x 40 cm
(atur 45 derajat)
• jika telur diteropong terlihat
• sumber panas dengan kumparan • telur menetas hari ke-19
kemerahan
kawat dialiri listrik 175 watt 220 volt dengan proses 3 jam
• cangkang tidak retak • suhu diatur thermostat penetasan
• permukaan telur halus, bersih • kelembabapan udara 55-65 % di
tidak ada kotoran minggu pertama, 70% di minggu
kedua
• warna telur tidak terlalu kuning, • sebelum telur masuk, mesin tetas
coklat, putih polos
disemprot antiseptic, nampan diisi
• telur berasal dari induk 4-10 air, masukan ke mesin, pemanas
bulan hidupkan bersuhu 39.5, telur lalu di
• penyimpanan telur maks. 5 hari masukan.
• Tidak berasal dari 1 keturunan
• Kepadatan Populasi
• Besar bibit seragam
• Penghangat Kandang
• Gerakan lincah, sehat
• Pakan dan Air
• Paruh melengkung
• Vitamin
• Bulu tidak rontok
Rollulus Roulroul
(Puyuh Mahkota)
3. Jenis – jenis Burung Puyuh di Indonesia
Callipepla Squamata
(Scaled quail)
Lophortix Gambelli
(Gambels Quail)
4. Manfaat Burung Puyuh