Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK

4
Juliandi
Sri Warni
Fitrah Nurwahyuddin
M Nurul Wathoni
Teguh Akbar Saputra
Jovita Larasati Poetri
Andika Ujang Kencana Firmansyah
Pengembangan burung puyuh
sangat cocok untuk usaha
kecil, menengah hingga ke
peternakan besar. Mayoritas
peternakan burung puyuh di
Sumatera, Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Jawa Tengah.

Namun tingkat produktivitas


masih jauh dari permintaaan
pasar, dikarenakan belum
mengetahui prospek, cara
beternak, dan memperoleh
bibit dan pemeliharaannya
dengan cara komersial.
1. Sejarah Burung Puyuh

Burung puyuh merupakan Sentra burung puyuh di Indonesia adalah di wilayah


bangsa jenis burung (liar) Sumatera, kemudian Jawa barat, Jawa timur, dan Jawa
untuk pertama kalinya tengah. (Marhiyanto, b. Et al., 1999 )
diternakan di Amerika Serikat
pada kisaran tahun 1870.
Di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakan pada
Kemudian terus tahun 1979, peternak banyak dijumpai di Yogyakarta
dikembangkan dan menyebar dan Sukabumi. Jenis yang diternakan puyuh Jepang,
sebagai unggas peternakan Coturnix coturnix japonica yang pertumbuhan dan
pada semenjak penghujung pembiakannya cepat. Indonesia pun ada puyuh asli,
tahun 1979 hingga menyebar yang disebut gemak (bhs Jawa) atau Trunix sp.
ke seluruh Indonesia. Sosoknya lebih kecil ialah separuh tubuh dari Coturnix
coturnix japonica.
2. Taksonomi dan Siklus Hidup

Taksonomi Siklus Hidup


Kingdom : Animalia a. fase awal
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata b. fase pertumbuhan
Kelas : Aves c. fase bertelur
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae d. masa kawin
Subfamili: Perdicinae e. masa bertelur
Genus : Coturnix
Spesies : Coturnix coturnix (Lineaus 17), f. masa pengeraman
Coturnix japonica,
Coturnix coromondelica,
Coturnix chinensis.
2. Taksonomi dan Siklus Hidup (II)

1. Pengadaan Bibit

2. Bibit Bermutu

3. Manajemen Pemeliharaan
Memilih telur Mesin tetas Penetasan
• bentuk telur lonjong • membuat diy kayu & papan tripleks

• telur bisa diatur vertikal
• berat 10-11 g/butir kapasitas 1000 butir
• ukuran 160 x 80 x 40 cm
(atur 45 derajat)
• jika telur diteropong terlihat
• sumber panas dengan kumparan • telur menetas hari ke-19
kemerahan
kawat dialiri listrik 175 watt 220 volt dengan proses 3 jam
• cangkang tidak retak • suhu diatur thermostat penetasan
• permukaan telur halus, bersih • kelembabapan udara 55-65 % di
tidak ada kotoran minggu pertama, 70% di minggu
kedua
• warna telur tidak terlalu kuning, • sebelum telur masuk, mesin tetas
coklat, putih polos
disemprot antiseptic, nampan diisi
• telur berasal dari induk 4-10 air, masukan ke mesin, pemanas
bulan hidupkan bersuhu 39.5, telur lalu di
• penyimpanan telur maks. 5 hari masukan.
• Tidak berasal dari 1 keturunan
• Kepadatan Populasi
• Besar bibit seragam
• Penghangat Kandang
• Gerakan lincah, sehat
• Pakan dan Air
• Paruh melengkung
• Vitamin
• Bulu tidak rontok
Rollulus Roulroul
(Puyuh Mahkota)
3. Jenis – jenis Burung Puyuh di Indonesia

Coturnix Chinensis Coturnix-cortunix


(Blue brested Quail) japonica

Callipepla Squamata
(Scaled quail)
Lophortix Gambelli
(Gambels Quail)
4. Manfaat Burung Puyuh

Manfaat yang dihasilkan


oleh burung puyuh
& bagi manusia

1. telur & dagingnya


2. bulu sebagai bahan kerajinan
3. kotoran sebagai pupuk
Burung puyuh (Quail) merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakkan di
Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979.
Jenis kelamin burung puyuh dapat ditentunkan dari ciri bulu yang dimiliki puyuh jantan
dan puyuh betina.
Untuk menentukan jenis kelamin burung puyuh, bisa ditentukan setelah anak puyuh
berumur 3 minggu,
Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari. 1992.Puyuh,Tatalaksana Budidaya .Jakarta : Swadaya
Wahyuning Dyah,Evitadewi dkk.1985.Beternak Burung puyuh Dan Pemeliharaan.Semarang:
Aneka Ilmu
Muhammad Rasyaf,Ir. 1985.Memelihara Burung Puyuh .Yogyakarta :Kanisius
Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari. 1992.Puyuh,Tatalaksana Budidaya . Jakarta : Swadaya
.
Wahyuning Dyah,Evitadewi dkk.1985.Beternak Burung puyuh Dan Pemeliharaan.Semarang:
Aneka Ilmu.
Muhammad Rasyaf,Ir. 1985.Memelihara Burung Puyuh .Yogyakarta :Kanisius.
Yunus, m, minarti, s. 1995, aneka tetnak, universitas brawijaya, malang.
Syariefa, Evi, dkk. 2011. Ternak Puyuh. Jakarta : Trubus Swadaya.
Anonim, 2011. Budidaya Burung Puyuh. (www.disnak.jabarprov.go.id/) diakses 17 desember
2011.
Marhiyanto, b., 1999, peluang bisnis beternak lebah, gitamedia press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai