Anda di halaman 1dari 13

 6.1. Pendahuluan
1. Ilmu peternakan Aneka ternak adalah hewan piara yang tidak termasuk
dalam satu class. Dengan demikian hewan piara ini belum dapat digolongkan
dalam kelompok ternak Unggas, ternak potong atau ternak perah.
2. Sebenarnya sangat banyak jenis yang termasuk dalam Aneka ternak seperti
Puyuh, Lebah, Kelinci, Bekicot, Walet, Rusa, Jangkrik, kodok, buaya, merpati
dan lain-lain.
3. Pada bahasan ini hanya dikemukakan 3 jenis saja yaitu : Puyuh, Lebah dan
Kelinci, oleh karena jenis-jenis ini sudah banyak dibudidayakan oleh
masyarakat.
 6.2. Burung Puyuh (Coturnix coturnix)
 Yang umum dikenal sebagai Puyuh adalah Unggas dari Marga Turnix,
Coturnix dan Arborophilla.
 Arborophilla dan coturnix seperti ayam (gallus) termasuk family Phasianidae,
sedang genus turnix termasuk family Turnicidae.
 Puyuh yang termasuk Turnicidae memiliki ciri jari kaki ketiganya menghadap
ke depan sedang yang ke belakang tidak ada.
 Contohnya :
1. Puyuh tegalan (Turnix succicator), yang sering ditemui ditegalan-tegalan,
2. Puyuh kuning (Turnix sylvatica)’
3. Puyuh hitam (Turnix maculosa)
 Genus Coturnix yang ada dalam kehidupan liar di Indonesia adalah Coturnix
chinensis (Puyuh batu) dimana dengan ciri-ciri : badan kecil sekitar 15 cm dan
masih dapat ditemui di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa
Tenggara.
 Genus Arborophilla di Indonesia dikenal dengan Puyuh genggong
(Arborophilla javanica), puyuh pohon (Arborophilla hyperythra).

 Asal usul puyuh (Coturnix coturnix) ini belum jelas benar dan diperkirakan
dari coturnix liar yang dijinakkan.
 Puyuh betina mulai bertelur pada umur 50 hari walau dewasa tubuh baru
umur 70 hari.
 BB betina dewasa mencapai 140 gram dan kemampuan produksi telur 200 –
300 butir per tahun dengan rata-rata Berat telur 10 gr.

 Tujuan Pemeliharaan Burung Puyuh
0. Menghasilkan telur Konsumsi. Telur puyuh mengandung13,6 % protein (ayam
12,7 %), lemak 8,24 % (ayam 11,3%).
1. Menghasilkan daging
2. Kotoran sebagai hasil samping bisa untuk pupuk.
 Kandang
0. Kandang puyuh dapat dibuat dalam bentuk sangkar dengan dasar dari kawat
atau litter (sekam).
1. Dengan bentuk sangkar ini maka kandang dapat disusun 3-4 tingkat.
2. Untuk ukuran kandang dengan panjang 1 m lebar 0,8 m dan tinggi 30-40 cm,
maka dapat menampung 40-50 ekor burung puyuh.
 Kandang sistem litter
 Sistem litter mempunyai kelebihan antara lain :
0. Hemat tenaga dan praktis karena tidak membersihkan setiap hari
1. Merupakan sumber vitamin B12
2. Dasar kandang tidak cepat rusak
3. Kesehatan kaki puyuh terjamin
4. Kehangatan merata
5. Dapat menyerap kotoran dan air
6. Mengurangi kanibalisme karena puyuh selalu mengkais.
 Namun selain kebaikan, sistem litter juga memiliki kelemahan antara lain :
0. Litter yang basah menyebabkan sumber penyakit
1. Penggantian litter setiap penggantian penghuni.
2. Karena puyuh suka mengkais maka wadah makanan sebaiknya diletakkan
diluar kandang agar tidak penuh litter dan apabila terpaksa harus diletakkan
dalam kandang, maka tempat pakan harus dirancang tidak mudah tercemar
litter.
 Makanan
0. Pada keadaan aslinya, makanan burung puyuh adalah biji-bijian, daun-
daunan dan serangga.
1. Pada pemeliharaan secara intensif maka makanan harus tersedia lengkap.
2. Makanan puyuh diberikan secara ad libitum dan diperkirakan untuk jantan
20 gr/ hari.
A. Fase starter (0-3 minggu) kandungan PK 24-28 %,
3. Fase Grower (3-7 minggu) kandungan PK 20 %
4. Fase Layer ( setelah umur 50 hari – 8 bulan) kandungan PK ± 24 %
5. Sebagai potong, (setelah 8 bulan), maka PK ± 20 %.
 Pedoman Teknis Budidaya
 Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga)
unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding
(pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
 (1) Penyiapan Sarana dan Peralatan (Perkandangan)
 Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur
kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban
kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40
watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar
matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
 Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem
litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2
dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk
umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2
sampai masa bertelur.
 Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh
adalah:
0. Kandang untuk induk pembibitan
 Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan
kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran
kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang
akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas
kandang 200 m2
1. Kandang untuk induk petelur
 Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit.
Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang
sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama
2. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
 Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,
yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.
Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih
memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang
sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang
100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100
ekor anak puyuh
3. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6
minggu)
 Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk
induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram
4. Peralatan. Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat
minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan
 (2) Peyiapan Bibit
 Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan,
pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
 Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada
3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
0. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina
yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
1. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh
petelur afkiran
2. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina
yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap
membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik
 (3) Pemeliharaan
 a) Sanitasi dan Tindakan Preventif
 Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin
 b) Pengontrolan Penyakit
 Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda
yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai
dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk
dari Poultry Shoup
 c) Pemberian Pakan
 Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang
suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-
matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali
sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum
hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak
puyuh pada bibitan terus-menerus
 d) Pemberian Vaksinasi dan Obat
 Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk
ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air
minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat
gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat
ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda
beternak puyuh
 e) Hama dan Penyakit
0. Radang usus (Quail enteritis)
. Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul peradangan pada usus.
A. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran
berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul
peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran
berair dan mengandung asam urat.
B. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta
memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi
1. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
. Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok,
lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer
kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-
mutar tidak menentu dan lumpuh.
A. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang
tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera
dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk
areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya
2. Berak putih (Pullorum)
. Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit
menular.
A. Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-
bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
B. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo
3. Berak darah (Coccidiosis)
. Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan.
A. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap
kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal,
Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox
4. Cacar Unggas (Fowl Pox)
. Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis
kelamin.
A. Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu,
seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah.
B. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang
terinfksi.
5. Quail Bronchitis
. Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat
menular.
A. Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk
dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta
kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
B. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang
memadai
6. Aspergillosis
. Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
A. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan
putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
B. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya
7. Cacingan
. Penyebab: sanitasi yang buruk.
A. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
B. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang
terjaga kebersihannya
 6.2. LEBAH


 Jenis-jenis Lebah
 Di Indonesia telah dikenal beberapa jenis lebah penghasil madu, yaitu:
0. Apis dorsata (Tawon gung / Odeng)
 Telah lama dikenal jenis lebah ini, namun sampai sekarang belum banyak
dibudidaya kan. Rumah atau kerajaan dibangun dipohon-pohon yang
tinggi, menggantung dan sering berbentuk bulat. Sifat sangat galak dan
akan menyerang apabila diganggu. Madu yang dihasilkan encer / cair.
1. Trigona (Tawon Lanceng)
 Hidup dicelah-celah kayu atau lobang bambu. Madunya sedikit sehingga
kurang menarik perhatian untuk dibudidayakan.
2. Apis indica
 Apis indica telah lama dikenal di Indonesia. Namun pemeliharaan secara
besar belum banyak dilakukan. Lebah ini banyak menghasilkan madu dan
kegairahan untuk beternak di tempat tertentu seperti Jawa tengah karena
kebutuhan akan lilin untuk membatik.
3. Apis mellifica lingustica
 Dikenal dengan lebah jenis Italia. Sifatnya ramah dan ukuran badan lebih
besar dari Apis indica (1,25 x besar apis indica).
 Pada tahun tujuh puluhan lebah ini di import dan telah mulai
dikembangkan.
 Ciri-ciri yang merupakan kelebihan apis mellifica adalah :
A. Tiga pasang (segment) dari bagian belakang (abdomen) berwarna
kuning
B. Sifatnya sabar
C. Produksi madu tinggi
D. Sarang dijaga tetap bersih
E. Lebih tahan terhadap bakteri
F. Dapat menghalau hama ngengat malam.


 Kehidupan Sosial Lebah
 Kehidupan Sosial Lebah yang dikemukakan disini khusus untuk lebah apis
mellifica. Dalam kehidupan sosial lebah sering dikenal dengan Kerajaan
lebah, dimana terdapat 3 kasta atau kelompok yaitu :

 Sifat-sifat Lebah Jantan
0. Pemalas, banyak makan dan rakus
1. Terbang tinggi kalau akan meminang lebah ratu,Tidak pernah
mengunjungi bunga
2. Dalam kelompok hanya satu lebah jantan yang mengawini lebah ratu.
3. Setelah kawin mati dan pada musim paceklik diusir atau dibunuh oleh
lebah karyawan.
 Pada Budidaya lebah, sebaiknya dalam kelompok jangan terlalu banyak atau
harus dikurangi jumlahnya biar tidak menghabiskan makanan.
 3. Lebah Karyawan / pekerja (Worker)
 Dalam sarang lebah apis indica yang baik dapat mencapai jumlah 30.000
lebah karyawan sedangkan pada lebah apis mellifica dapat mencapai 60.000
ekor.
 Tugasnya adalah bekerja sampai mati. Tugas-tugas tersebut diantaranya
adalah :
0. Sebagai perawat Lebah Ratu, lebah jantan dan larva
1. Penerima nektar/madu bunga
2. Propolis dari sari bunga
3. Penjaga keamanan (soldiers)
4. Perintis pencari tempat bunga
5. Pembersih kandang/sarang
6. Membuat sarang
7. Memelihara sarang yang retak
8. Membuat makanan untuk ratu dan larva
9. Menyimpan madu dan tepungsari bunga maupun propolis.

 Tanda-tanda Lebah Karyawan
0. Ukuran tubuhnya paling kecil dalam kelompok
1. Panjang badan 14 mm, tinggi 5-6 mm, BB kosong 0,1 gr, BB isi nektar 0,15
gr dan daya angkut rata-rata 0,2 gr.
2. Fungsi badan sebagai pabrik kimia mengubah nektar bunga menjadi
madu, madu menjadi Royal Jelly untuk makanan Ratu serta madu
menjadi lilin.
 Syarat Mendirikan Usaha Ternak Lebah
0. Memilih bibit / ratu yang dipelihara
1. Daerah sekitar banyak tanam-tanaman yang berbunga.
2. Suhu Lingkungan berkisar 33-34 ºC adalah suhu optimum untuk melakukan
segala kegiatan
3. Jauh dari ladang sayur yang sering disemprot dengan pestisida.
 6.3. Kelinci (Lepus cuniculus)
 Di Indonesia dikenal adanya Kelinci Lokal yakni kelinci jawa (Lepus
negricollis) dan kelinci Sumatra yang sampai saat ini belum diternak.
 Diperkirakan ternak kelinci telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut
V. Veever Carter (1990) bahwa kelinci masuk ke jawa dan sumatra kira-kira
tahun 1835 M dari India.


 Pada dasarnya ternak kelinci terdiri dari 2 breeds yaitu Breeds Fur dan Fancy,
dimana setiap kelompok breeds masih terbagi atas varietas-varietas
berdasarkan warna rambut.
 Di Indonesia kelinci mulai banyak digemari. Hal ini oleh karena adanya
beberapa pertimbangan yaitu :
0. Dagingnya merupakan sumber energi, protein hewani yang bermutu,
daging halus, mudah dicerna dan tidak diharamkan oleh agama.
1. Cepat berkembang biak, dimana sekali beranak 6-8 ekor dengan 4 kali
beranak dalam setahun.
2. Kulit kelinci sebagai bahan kerajinan
3. Kotoran sebagai pupuk kandang, pada jenis yang besar dapat mencapai
156 Kg/ thn, Tipe sedang 100 Kg/thn dan tipe kecil 35 Kg/thn untuk satu
ekor kelinci.
4. Sebagai hewan percobaan
5. Dapat memanfaatkan lahan sempit
6. Modal tidak terlalu besar
7. Bahan makanan tidak banyak bersaing dengan manusia.
 Bangsa Kelinci yang ada di Indonesia.


 (1) Anggora
0. Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang
berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama
kali di temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke
Perancis tahun 1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920
meluas ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat.
1. Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang
menhasilkan wool. Angora dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun
betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan,
membuat kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap tiga bulannya. Karena
kalau di biarkan tumbuh, bulunya akan cenderung kusut dan menggumpal.
 (2) Lyon
 Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang tidak jadi kupingnya pendek,
wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa) tapi yang ini
sih gak serem, malah cenderung lucu. Karena masih saudara dekat dengan
angora, maka tiap 3 bulan sekali kita harus rajin mencukur bulunya yang
cepat tumbuh.
 (3) American Chinchilla
 Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg),
besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di
manfaatkan untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci
raksasa alias Giant Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard
Chinchilla dan Flemish Giant.
 (4) Dutch
0. Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias
piaraan. bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat
keibuan fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak
7-8 ekor.
1. Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung
terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam,cokelat
atau abu-abu.Moncong dan dahi putih. Kaki depan
seluruhnya putih.Kaki belakang hitam atau warna lain dengan ujung
kaki putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam warna, sering di sebut
Tricolored Dutch.
 (5) English Spot
 Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada
garis hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut
bertutul-tutul hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu
hitam, sehingga tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu
hitam berbentuk kupu-kupu.
 (6) Himalayan
0. Ras ini sekarang lagi banyak banget di cari, naik daun, harganya masih
selangit sekarang. Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana
banyak di jumpai kelinci ini. Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai
pengisi kebun binatang dan dikenal dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari
Cina’. Warna hitam pada kaki mulai timbul pada umur 3-4 minggu, mula-
mula pucat lalu menjadi hitam. Himalayan yang disilangkan dengan New
Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan.
1. Kalau disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang
menyerupai Himalayan.
 (7) California
 Kelinci ini biasanya berwarna putih, hitam dan coklat. Berasal dari Amerika
dipelihara untuk produksi daging. BB dewasa mencapai 4,5 Kg.
 (8) Rex
 (9) Kelinci Jawa
0. Terdapat dihutan-hutan yang berdekatan dengan perkebunan teh di Jawa
Barat dengan ketinggian 800 – 1000 m. Warna coklat perunggu agak hitam
dipunggung, tengkuk, bahu dan telinga hitam, ekor jingga dan kemudian
menuju ujung menjadi hitam.
1. BB dewasa 2-4 Kg dan beranak 2-3 ekor per kelahiran.
 (10) Kelinci Sumatra
 Merupakan kelinci asli Indonesia yang hidup di ketinggian 600 – 1500 m.
Warna bulu kelabu, coklat kekuningan dengan garis coklat tua pada sisinya,
kaki depan dan belakang.
 Pembiakan Ternak Kelinci
0. Kelinci tipe kecil dewasa pada umur 4-5 bulan, sedangkan tipe besar pada
umur 6-7 bln.
1. Dalam satu tahun bisa melahirkan 2-3 kali dan perkawinan dilakukan setelah
3 bulan melahirkan.
2. Masa subur 12 hari, tidak subur 2-4 hari.
3. Imbangan jantan : betina adalah 1 : 10 – 20 ekor
4. Kebuntingan umumnya 30-33 hari.
 6.4. Umpan balik
0. Mengapa beberapa jenis ternak disebut dengan Aneka ternak.
1. Bagaimana cara membedakan puyuh jantan dengan betina
2. Mengapa membangun kandang puyuh tidak boleh terlalu tinggi.
3. Apa kelebihan dan kekurangan kandang sistem litter.
4. Mengapa standart pemberian pakan didasarkan pada fase pemeliharaan dan
Kandungan Protein Kasar (PK)
5. Mengapa peternakan lebah lebih banyak didaerah pegunungan.
6. Bagaimana cara memperbanyak kelompok sarang lebah.
7. Bagaimana membedakan lebah ratu, jantan dan karyawan
8. Apa yang saudara ketahui tentang caprofage dan apa penyebabnya.
9. Bagaimana cara mengawinkan kelinci.

Anda mungkin juga menyukai