Anda di halaman 1dari 20

Pinjal (Kutu Loncat)

By Kelompok 7:
• Dwi Sukowati 172110101020
• Rofi’ah Adawiyah 172110101078
• Luqyana Lathifa P. P 172110101114
• Puteri Midah 172110101129
• Clarrisa A. C. K 172110101167
• Achmad Ilham M. 172110101179
• Agustining Sekar Y. 172110101191

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


“PINJAL atau Kutu Loncat”
Flea merupakan hewan ektoparasit yang hidup pada permukaan tubu
h inangnya yang menghisap darah inangnya saat dewasa, sedangkan
larvanya memakan darah kering dan feses dari pinjal dewasa ataupun
bahan organik lain.

Klasifikasi Pinjal
Pinjal memilki 2 famili yaitu Ceratophyllidae dan Pulicidae). Dari famiil
i ini, terdapat beberapa genus penting yang akan dibahas, yaitu :
• Pinjal Kucing (Ctenocephalides felix)
• Pinjal Anjing (Trichodectes canis)
• Pinjal Tikus (Xenopsylla.cheopis)
Morfologi Pinjal
• Flea dewasa memiliki bentuk tubuh pipih bilateral
• Berwarna kuning kecoklatan dan berukuran 1.5-4mm
• Telurnya tidak berperekat, berukuran 0,5 mm berbentuk oval d
an berwarna putih
• Bentuk larva seperti ulat dan terdiri atas 13 ruas
• Mempunyai sepasang mata dan tiga ruas antena yang berada
dibelakang mata
• Terdapat sederet duri besar di dasar tepi kapsul kepala yang d
isebut sisir gena (genal ctenidium) dan sederet duri besar yan
g disebut sisir pronotum (pronotal ctenidium).
• Tidak bersayap, mempunyai kaki-kaki yang panjang, dan kuat
untuk meloncat
• Permukaan tubuh pinjal dilapisi khitin
• Kepalanya kecil berbentuk segitiga
• Pinjal memiliki mulut yang mengarah ke bawah dan terdiri dar
i sepasang maxillary lacinae yang berfungsi menusuk kulit inan
g
• Bagian abdomen terbagi menjadi 10 segmen
• Bagian toraks terdiri atas 3 ruas, yaitu protoraks, mesotoraks,d
an metatoraks.
Pinjal jantan memiliki tubuh lebih kecil
daripada pinjal betina. Pinjal jantan
memiliki alat genital dengan bentuk
setengah lingkaran seperti siput
yang tampak tembus pandang pada
tengah abdomen

Pinjal betina memiliku ukuran tubuh


yang lebih besar daripada pinjal
jantanPinjal betina memiliki kantung
untuk menyimpan sperma
(spermateka) yang berbentuk seperti
koma dan terletak di abdomen antara
segmen enam sampai segmen
delapan.
Klasifikasi Pinjal

Pinjal Kucing

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies : Ctenocephalides
felix
Pinjal Anjing

Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
: Phthiraptera
Ordo
(Mallophaga)
Sub
: Ischnocera
ordo
Famili : Trichodectidae
Genus : Trichodectes
Spesie
: Trichodectes canis
s
Pinjal Tikus Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta
5

Ordo : Siphonaptera

Famili : Pulicidae

Genus : Xenopsylla

:
Species
Xenopsylla.cheopis
Daur Hidup Pinjal

Pinjal mengalami metamorfosa lengkap atau sempurna


Lanjutan daur hidup .......
• Pinjal betina dewasa meletakkan telur pada rambut host.
• Telur jatuh setelah 2 hari, dan beberapa minggu kemudian berubah menj
adi larva.
• Larva flea tidak bermata dan tidak berkaki. Berbentuk seperti ulat kecil
berwarna kuning atau coklat muda. Larva flea memakan bahan-bahan or
ganik.
• Larva flea ini juga banyak bergerak, tetapi takut dengan cahaya. Larva ini
mengalami tiga kali pergantian kulit (moulting) sebelum menjadi pupa.
Periode larva berlangsung selama 7-10 hari atau lebih tergantung suhu
dan kelembaban.
• Stadium pupa berlangsung dalam waktu 10-17 hari pada suhu yang
sesuai, tetapi bisa berbulan-bulan pada suhu yang kurang optimal, dan
pada suhu yang rendah bisa menyebabkan imago/pinjal tetap terbungku
s di dalam kokon.
• Dari fase telur hingga dewasa, flea membutuhkan waktu sekitar 2 minggu
sampai 1 tahun.
• Sepanjang hidup flea dapat bertelur 400-500 butir.
Gangguan Kesehatan
yang ditimbulkan
• Anemia
Sebagai ektoparasit, pinjal sering memberikan gangguan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung pinjal dapat menggigit inangnya. Ekto
parasit ini menghisap darah inangnya, sehingga dalam jumlah banyak dapat me
nyebabkan anemia.
• Flea Allergy Dermatitis (FAD)
Bersamaan dengan mengisap darah, pinjal juga menyuntikkan saliva sehingga m
engiritasi inangnya. Reaksi hipersensitif tersebut dikenal sebagai Flea Allergy Der
matitis (FAD).
• Pes (Pes Plague)
Secara tidak langsung pes ditularkan melalui gigitan flea (sebagai vektor penyaki
t) yang membawa bakteri Yersinia Pestis. Cara penularan melalui gigitan pinjal t
erutama oleh pinjal betina. Cara penularannya adalah pinjal menggigit hospes s
ehingga bakteri masuk ke hospes melalui luka gigitan pinjal.
• Murine Thypus atau Rickettsia Typhy
Rickettsia typhi yang berada pada tinja dari pinjal tersebut menjangkiti tikus dan
manusia melalui penggarukan kulit, atau perpindahan oleh jari ke membran len
dir. Selain itu, bakteri ini juga mampu menjangkiti manusia dan tikus melalui gig
itan oleh pinjal tikus tersebut.
• Kecacingan pada Manusia
Selain sebagai vektor beberapa penyakit, beberapa pinjal juga berperan sebagai
inang cacing pita anjing atau kucing Dypilidium Caninum.
Pengendalian Flea atau Pinjal
Fisik
• memandikan kucing dan anjing secara teratur.
Kimia
• Menggunakan shampoo yang mengandung obat kutu
• Memberikan bedak anti kutu ataupun obat semprot seperti : Baythicol, Dalmat atau Butox
• Obat spot on untuk flea yang banyak tersedia, seperti : Frontline, Revolution, dan Advocate
Lingkungan
• Pembersihan kandang kucing atau tikus. Berikut ini lima langkah disinfeksi kandang
dan lingkungan kucing dan anjing:
1. Siram kandang dan lingkungan dengan air
2. Gosoklah kandang dan lingkungan dengan detergen. Detergen ini berfungs
i sebagai disinfeksi dan juga pelarut kotoran yang masih menempel
3. Siram lagi dengan air
4. Berikan disinfeksi dengan cara disemprot ke kadang dan ligkungan
5. Terakhir jemur kandang di bawah sinar matahari
METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN

Alat

Alat yang dibutuhkan dalam


mengidentifikasi flea adalah
sebagai berikut : Bahan
• Timba
Bahan yang digunakan dalam
• Wadah mengidentifikasi flea adalah
• Pinset sebagai berikut:
• Serit • Alkohol
• Sarung tangan • Flea (pinjal)
• Cover glass
• Preparat
• Penggaris
• Tissue
PROSEDUR KERJA

Pengamatan dan pencarian flea (pinjal) pada Kucing:

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses penangkapan flea

2. Menyiisir bulu Kucing menggunakan serit secara berlawanan arah tumbuhnya


bulu kucing untuk mendapatkan flea (pinjal)

4. Flea (pinjal) yang sudah didapat, dikumpulkan dalam timba berisi air.
Pengawetan flea (pinjal) Kucing:
1. Tim menyiapkan alat dan bahan untuk proses pengawetan flea,
2. Mengambil flea (pinjal) menggunakan pinset,
3. Letakkan flea (pinjal) ke wadah yang telah disediakan dan diberi
alkohol, dan
4. Biarkan beberapa saat lalu ambil flea (pinjal) menggunakan pinset da
n biarkan mengering.

Identifikasi flea (pinjal):

5. Tim menyiapkan alat dan bahan untuk proses pengidentifikasi flea,


6. Melakukan pengukuran flea (pinjal) menggunakan penggaris,
7. Mencatat hasil identifikasi dan pengukuran, dan
8. Menyiapkan media untuk flea (pinjal) yang telah diawetkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Flea Kucing

a. Klasifikasi
– Kingdom : Animalia
– Filum : Arthropoda
– Kelas : Insecta
– Ordo : Siphonaptera
– Family : Pulicidae
– Genus : Ctenocephalides
– Species : Ctenocephalides felis
No Gambar Morfologi menurut teori Morfologi menurut

bentuk asli

1. Flea dewasa
- Berwarna kuning • Berwarna coklat tua
terang hingga • Berbentuk pipih

coklat tua bilateral


- Berbentuk pipih • Panjang tubuh
bilateral berukuran 3 mm
- Berukuran 1.5-4 • Lebar tubuh 1 mm
mm • Panjang kaki
- Tidak bersayap belakang 1,2 mm
• Panjang kaki depan

0,8 mm
• Tidak bersayap,

dapat melompat
tinggi
HAMBATAN
Dalam proses identifikasi, terdapat beberapa kendala yang terjad
i. Berikut adalah paparan dari hambatan yang terjadi :

1. Pencarian dan penangkapan flea


Pada saat proses pencarian flea, kami mengalami kendala yaitu sulit
nya menemukan tikus yang menjadi tempat perkembang biakan flea. Seb
agian besar tikus yang kami temukan tidak memiliki flea di tubuhnya.
2. Pengawetan flea
Pada saat proses pengawetan terdapat beberapa kendala yaitu pada
saat proses peletakan flea pada preparat. Dikarenakan tim menggunakan
alkohol untuk proses pengawetan flea, untuk merekatkan flea deng
an preparat dan cover glass sedikit lebih susah daripada penggunaan cat
kuku bening sebagai bahan untuk mengawetkan flea.
DAFTAR PUSTAKA

Bashofi, A. S. 2013. Infestasi Pinjal dan Infeksi Dipylidium caninum pada


Kucing Liar di Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga. Skripsi. Bogor:
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Soviana, Susi, dan Upik Kesumawati Hadi. 2003. Hama Pemukiman Indonesia.
IPB Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman Indonesia Fakultas
Kedokteran Hewan. Bogor.

Priasdhika, G. 2014. Studi Infestasi Ektoparasit pada Anjing di Pondok


Pengayom Satwa Jakarta. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kesuma AP.2007. Pinjal (Fleas). Berita dan Media Informasi Lokalitbang P2B2
Banjarnegara (BALABA). 4 (1) .

Suyono dan Budiman. 2018. Ilmu Kesehatan Maasyarakat dalam Konteks


Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai