Anda di halaman 1dari 34

KUTU BUSUK

Nama Anggota Kelompok 4


• Ulfatus Safaah 172110101071
• Shavia Maulidina Zein 172110101105
• Azka Syadira A 172110101121
• Della Meyke Putri 172110101152
• Imaduddin Azhar 172110101160
• Tazkyah Pradana 172110101178
• David Umar 182110101154
Definisi
• Kutu busuk atau yang biasa Tinggi (dalam bahasa Jawa) dan Tumbila (dalam bahasa Sunda) merupakan
hewan yang berukuran kecil , dan berwarna kuning kecoklatan.
• Disebut dengan kutu busuk karena apabila binatang ini dipencet akan mengeluarkan bau busuk.
(Budiman, 2003)
Sejarah
• Latar belakang penemuan kutu busuk di tempat tidur berasal dari hubungan orang-orang yang melakukan
pemburuan kemudian berpindah-pindah dan infestan terbawa melalui mobilitas.
• Pada abad ke 19 kutu busuk semakin berkembang dengan semakin pesatnya bangunan rumah yang
menggunakan pemanas sentral. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa
kutu busuk dapat mudah berkembang dalam lingkungan yang hangat
Klasifikasi Kutu Busuk
• Klasifikasi Cimex Lectularis ( Kutu Busuk ) Dan Cimex Hemipterus
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Classis : Insecta
• Ordo : Hemiptera
• Family : Cimicidae
• Genus : Cimex
• Spesies : Cimex Lectularius Dan Cimex Hemipterus
Morfologi
• Kutu busuk memiliki tubuh yang berbentuk oval dan pipih dorso-ventral dengan panjang sekitar 4-7 mm.
• Warnanya berkilau coklat kemerahan tapi setelah makan darah menjadi bengkak/gembung dan warnanya
menjadi coklat tua.
• Kepalanya mempunyai sepasang antena yang panjang, mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat
mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke belakang di bawah kepala dan toraks bila tidak
digunakan. Bila menghisap darah bagian mulut ini menjulur ke depan.
• Bagian mulut digunakan untuk menusuk dan menghisap.
• Pada Bagian Thorax terdiri dari prosternum, mesosternum, metasternum, mesoppleuron dan hemelktra.
Terdapat tiga pasang kaki, terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, kuku.
Lanjutan....
• Pada bagian Abdomen bentuknya pipih dan melebar. Jantan dan Betina dibedakan pada segmen paling
ujung
• Kutu Busuk Betina segmennya berbentuk bilateral simetris pada segmen ke-8 terdapat gonopoida
• pada Jantan segmen abdomen terakhir ke-9 asimetris karena ada adeagus
Habitat Kutu Busuk dan Makanannya
• Kutu Busuk Jantan dan Betina menghisap darah sejak dari tahap nimfa hingga dewasa pada malam hari
saat ternak atau orang sedang tidur.
• kutu busuk dewasa dapat menghisap darah selama 10–15 menit, dan akan kembali menghisap darah
setelah tiga hari.
• Perpindahan kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya biasanya melalui baju yang dipakai, tas, atau
peralatan kandang yang mengandung kutu busuk.
• Cimex Lectularius dapat ditemukan pada celah dan retakan, sandaran kepala kasur, dibelakang
wallpaper yang terkelupas, plester yang rusak, sakelar lampu, dibawah karpet dan lainnya.
• Cimex Hemipterus senang tinggal di alas tidur yang terbuat dari “galar” memang disukai oleh serangga
Cimex sp untuk bersarang dan berkembangbiak, sementara kasur nampaknya kurang disukai.
Lanjutan....
• Cimex sp menyukai tempat yang relatif gelap dan lembab.
• sering bersembunyi di celah-celah kursi kayu, rotan, di rumah-rumah, restoran, gedung bioskop, kasur di
losmen, bahkan celah-celah kandang hewan dan unggas yang terbuat dari kayu atau bambu.
Jenis
• Cimex lectularius 
• Kutu busuk memakan darah manusia dan tertarik pada panas tubuh serta karbon dioksida yang dihasilkan
dari manusia yang sedang tertidur.
• menyuntikan anastesi pada kulit ketika menggigit, sehinga gigitan kutu busuk tidak akan disadari pada
awalnya.
• ditemukan pada celah dan retakan, sandaran kepala kasur, dibelakang wallpaper yang terkelupas, plester
yang rusak, sakelar lampu, dibawah karpet
• aktif di malam hari
• Cimex hemipterus
•  Kutu busuk ini sering bersembunyi di celah-celah kursi kayu, rotan, di rumah-rumah, restoran, gedung
bioskop, kasur di losmen, bahkan celah-celah kandang hewan dan unggas yang terbuat dari kayu atau
bambu.
• Tempat perindukan galar bambu yang dijadikan alas tidur bisa untuk bersarang dan berkembangbiak
Cimex Hemipterus.
• aktif mengisap darah manusia dan hewan di malam hari.
• Tusukan bagian mulut kutu busuk ini sangat menyakitkan dan dapat menimbulkan kegatalan serta bentol-
bentol yang cukup mengganggu.
Daur Hidup
• Daur hidup kutu busuk merupakan proses perkembangan kutu busuk dari telur menjadi dewasa. Dalam
siklus daur hidup, kutu busuk melewati tiga tahapan yaitu, telur, lima instar nimfa, kemudian berubah
menjadi dewasa.
• Setiap nimfa yang telah mendapatkan makanan yang cukup akan mengalami pergantian kulit
• Kutu busuk dapat berkembang biak lebih baik pada musim panas
• Ketika proses bertelur seekor kutu busuk betina dapat menghasilkan 200-500 butir telur selama hidupnya
dengan jumlah 1-5 telur setiap harinya.
• Proses daur hidup kutu busuk dari telur menjadi dewasa membutuhkan sekitar 21 hari pada suhu 86
derajat Fahrenheit .
• proses perubahan kutu busuk dari telur menjadi nimfa membutuhkan waktu sekitar enam hingga 17 hari
yang kecepatan perkembangannya dipengaruhi oleh suhu.
Lanjutan....
• nimfa yang baru muncul berwarna jerami dan kecil.
• Nimfa dapat bertahan hidup berbulan-bulan
tanpa memperoleh makanan.
• Saat dewasa kutu busuk mampu hidup hingga
6-12 bulan atau lebih, mampu menghasilkan telur,
dan pada saat ini juga kutu busuk dapat bertahan
hidup tanpa makan selama 4 bulan.
Dampak Keberadaan Kutu Busuk
• menimbulkan gangguan iritasi, bentol-bentol, dan bentol-bentol.
• keberadaan kutu busuk menurut hasil penelitian dapat mengurangi kualitas hidup dengan menyebabkan
ketidaknyamanan, ketiadaan keinginan tidur, serta kecemasan.
• keberadaan kotoran yang disebabkan oleh adanaya kutu busuk diketahui dapat menimbulkan reaksi alergi
ataupun asma yang dirasakan oleh orang atau hewan yang terkena
• ketika terkena kutu busuk dan kemudian menggaruknya dapat mengakibatkan terjainya infeksi sekunder
seperti adanya lesi kulit yang dapat menyebabkan bakteri Staphylococcus aureus atau S treptococcus spp
tumbuh
Lanjutan....
• Kutu busuk melakukan gigitan dengan menusuk
kulit melalui paruh panjangnya untuk menarik darah.
Kutu busuk menyuntikkan air liur selama makan,
yang memiliki sifat antikoagulan.
• gigitan kutu busuk akan merasakan bengkak atau
gatal dan timbul warna merah dalam
waktu 3-10 menit atau lebih.
Pengendalian Kutu Busuk
Cara pengendalian kutu busuk yang paling penting adalah menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Secara Teknis
• Jangan memindahkan tempat tidur atau barang yang terdapat kutu busuk dari kamar. Bila hal ini dilakukan,
kutu busuk akan mudah menyebar ke tempat lain.
• Menjemur kursi, sofa, kasur dan lain-lain.
• Menyedot serangga, pengobatan panas atau membungkus kasur.
Secara Kimiawi
• Cara mengendalikan kutu busuk secara kimiawi yaitu dengan menggunakan repellent, obat nyamuk bakar,
insektisida, pestisida, jaring nyamuk yang digunakan bersama dangan insektisida pyrethroid sangat efektif
dalam menangkis, dan membunuh kutu busuk dan generator asap yang mengandung insektisida pyrethroid.
• perlu diulang perlakuannya sebab hanya membunuh nimfa dan dewasa, sampai semua telur kutu busuk
yang ada menetas kemudian mati.
Lanjutan....
Secara Biologi
• Cara pengendalian secara biologi yaitu dengan menemukan musuh-musuh alam kutu busuk misalnya
kecoak, semut, laba-laba, tungau dan kelabang ataupun binatang lain yang dapat mengurangi populasi
kutu busuk. Namun dalam prakteknya pengendalian secara biologis ini sangat tidak praktis untuk
menghilangkan kutu busuk di lingkungan tempat tinggal manusia.
Secara Mekanik
• Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan
memelihara kebersihan tempat tinggal. Pengendalian kutu busuk baik dilakukan dengan kombinasi
pendekatan pestisida dan non pestisida. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran terdapat efek negatif
dari penggunaan pestisida terhadap kesehatan.
METODOLOGI
PENELITIAN
1. Jenis Kegiatan : Mengidentifikasi dan melakukan pengawetan terhadap vector kutu busuk.

2. Tempat : Salah satu rumah warga Jalan Kalimantan 10, Kecamatan Sumbersari Tegal Boto
Jember.

3. Waktu :
• Pengambilan kutu busuk pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 10.00 – 12.00 WIB
• Pengawetan kutu busuk pada15 Mei 2019 pukul 07.30 – 09.00 WIB di Gazebo Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember
Alat Bahan

• Wadah plastic • Kutu busuk


• Penggaris • Kutek bening
• Bolpoin
• Masker
• Kaca preparat
• Kaca penutup (cover
glass)
• Kertas
Prosedur Kerja
1. Prosedur kerja :
• Pengamatan dan pencarian kutu busuk
• Mengamati tempat hidup kutu busuk
• Melakukan pencarian sampel kutu busuk sesuai hasil pengamatan
• Pencarian dilakukan ke rumah warga sekitar kampus Universitas Jember
• Kutu busuk yang berhasil ditemukan, disimpan didalam wadah plastik yang tertutup dan sudah diberi
lubang udara

2. Pengawetan kutu busuk:


• Pengawetan dilakukan dengan menggunakan kutek bening
• Sebelum diawetkan kutu busuk dibiarkan didalam wadah sampai pingsan atau mati untuk lebih
memudahkan proses pengawetan
• Kemudian telur, nimfa 1, nimfa 2, nimfa 3, nimfa 4, nimfa 5 dan kutu busuk dewasa diawetkan dengan
diletakkan dimasing-masing preparat yang sudah diberi kutek lalu ditutup dengan cover glass.
Lanjutan...

3. Identifikasi kutu busuk:

• Membedakan jenis kutu dari nimfa serta dewasa jantan dengan dewasa betina

• Melakukan pengukuran terhadap kutu mulai dari nimfa sampai dengan dewasa

• Mengidentifikasi morfologi kutu busuk

• Mencatat hasil identifikasi kutu busuk dari nimfa dan dewasa

• Kutu yang sudah selesai diidentifikasi selanjutnya dibingkai.


HASIL DAN
PEMBAHASAN
Telur kutu busuk

• Telur berukuran 1 mm
• Kutu betina dalam bertelur dapat menghasilkan sekitar 200- 500 telur dalam selama hidupnya dimana
setiap harinya menghasilkan 1-5 telur
• Telur berbentuk lonjong agak bulat
• Berwarna Putih
• Perubahan telur menajdi nimfa memerlukan waktu sekitar 6-17 hari
Nimfa 1

• Nimfa 1 panjang badan berukuran 1,5 mm


• Bentuk tubuh oval dan pipih dorvo-sentral
• Mengalami pergantian kulit pertama untuk
berubah ke nimfa selanjutnya
• Memiliki sepasang antenna dengan 3 pasang kaki dan
mata majemuk
• Berwarna coklat pucat dan berubah coklat merah saat menghisap darah
• Saat berganti kulit kutu berwarna putih dan nampak transparan
Nimfa 2

 Nimfa 2 panjang badan yang ditemukan berukuran 2 mm


 Memiliki sepasang antenna dengan 4 segmen
 Bentuk tubuh oval dan pipih dorvo-sentral
 Mengalami pergantian kulit kedua
 Berwarna coklat kemerahan
 Berwarna putih dan nampak transparan saat berganti kulit
Nimfa 3

• Nimfa 3 Panjang badan berukuran 3 mm


• Bentuk tubuh oval dan pipih dorvosentral
• Pada Bagian Thorax terdiri atas protoraks,
mesotoraks,metatoraks dan Hemelytron
• Mengalami pergantian kulit ketiga untuk berubah
ke nimfa selanjutnya
• Memiliki mata majemuk
• Mulut sebagai alat penghisap dan penusuk
• Abdomen bentuknya pipih dan melebar
Nimfa 4

 Nimfa 4 panjang badan berukuran 4 mm


 Bentuk tubuh oval dan pipih dorvosentral
 Berwarna coklat kemerahan dan berwarna coklat tua jika
terisi penuh darah
Nimfa 5

 Nimfa 5 panjang badan berukuran 4,5 mm


 Bentuk tubuh oval dan pipih darsoventral
 Mengalami pergantian kulit ke 5 ke tahap selanjutnya
 Abdomen bentuk pipih dan melebar
Betina Dewasa
• Dewasa Betina berukuran 6 mm
(lebih besar daripada jantan)
• Tubuh berwarna coklat tua
• Bagian abdomen tubuh pipih dan melebar
• Segmennya berbentuk bilateral simetris pada segmen ke-9,
karena terdapat gonopoida
• Terdapat sepasang antena, sepasang mata faset,
dan mulut berbentuk penusuk dan penghisap
• Terdapat 3 pasang kaki. Pada thorax segmen terakhir terdapat
stink glands yang menyebabkan ciri khas bau kutu busuk
• Seluruh tubuh tertutup oleh rambut-rambut kasar (seta) dan rambut halus
Jantan Dewasa

 Dewasa Jantan berukuran 5 mm


 Tubuh berwarna coklat tua
 Bagian abdomen tubuh pipih dan melebar
 Segmen abdomen terakhir ke-9 asimetris, karena ada
adeagus
 Terdapat sepasang antena, sepasang mata faset, dan mulut
berbentuk penusuk dan penghisap
 Terdapat 3 pasang kaki. Pada ventral thorax terdapat stink
glands yang menyebabkan ciri khas bau kutu busuk
 Seluruh tubuh tertutup oleh rambut-rambut kasar (seta) dan
rambut halus
Hambatan
• Sulit untuk mendapatkan kutu busuk karena hampir sebagian masyarakat sudah jarang
bahkan tidak lagi yang memiliki kutu busuk.
• Sulit untuk membedakan kelamin jantan dan betina karena bentuk tubuhnya tidak
banyak bedanya
• sulit memindahkan nimfa dan kutu busuk dewasa ke kaca preparat karena kutu busuk
sangat cepat bergerak.
• Sulit membedakan antar nimfa karena hidup bergerombol jadi susah untuk dibedakan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai