Anda di halaman 1dari 17

Diabetes Mellitus

Tipe 2
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Oleh:
Kelompok 2

Siti Qurratul A. B 172110101031


Khalisa Nurima Yusri 172110101080
Dyah Pramita F 172110101101
Azrin Roziana Zain 172110101102
Daftar Isi
Latar Belakang
Epidemiologi DM Tipe 2
Patogenesis DM Tipe 2
Gejala Klinis DM Tipe 2
Faktor Risiko DM Tipe 2
Diagnosa DM Tipe 2
Pencegahan DM Tipe 2
Pengendalian DM Tipe 2
Pengobatan DM Tipe 2
• Diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang biasanya ditandai
dengan kondisi hiperglikemia dalam darah atau peningkatan kadar glu
Latar •
kosa dalam darah
Di dunia terdapat sekitar 422 juta orang yang menderita diabetes melit
Belakang •
us terutama pada negara dengan penghasilan rendah menengah
Kasus kematian akibat diabetes melitus mencapai 1,6 juta kematian se
tiap tahun
• Pada tahun 1980 hingga 2014 tercatat terjadi peningkatan dari 108 men
jadi 422 juta kasus penderita diabetes, sedangkan pada tahun 2000 hin
gga tahun 2016, peningkatan angka kematian akibat diabetes meningk
at sebesar 5% (WHO, 2020)
• Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes melitus yang paling b
anyak terjadi dan biasanya terjadi pada orang dewasa
• Faktor resiko diabetes melitus tipe 2 cukup komplek, yang paling domi
nan adalah riwayat keluarga dan obesitas
Rumusan Masalah Tujuan

“Bagaimana epidemiol mengetahui dan mem


ogi, pathogenesis, gej ahami terkait dengan
ala klinis, faktor resik epidemiologi, pathoge
o, diagnosis, cara pen nesis, gejala klinis, fak
cegahan dan cara pen tor resiko, diagnosis, c
gobatan diabetes melli ara pencegahan dan c
tus tipe 2?” ara pengobatan diabet
es militus tipe 2
Epidemiologi DMT2
Tahun 2000,
Terdapat 8,4 juta Perubahan gaya hidup dan juga
kasus DM Tipe 2 peningkatan pendapatan menjad
di Indonesia dan i poin penting dalam kenaikan an
meningkat 90% total kasus diabetes gka kejadian penyakit degeberati
menjadi 21,3 Juta merupakan kasus DMT2 f, terutama diabetes..
di tahun 2030

Tahun 2014, DMT2 merupakan penyakit


Menurut IDF DMT2 , lebih banyak m dalam jangka waktu panjan
Indonesia berada enyerang usia dewasa g yang berakibat pada penu
di peringkat ke 5 (>65 tahun) yaitu lebih runaan produktivitas dan ju
dunia kasus dari 25% dari total kas ga penurunan sumber daya
DMT2 terbanyak us manusia
• Resistensi insulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta pank
Patogenesis reas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe
2.
DMT2 • Hasil penelitian terbaru telah diketahui bahwa kegagalan sel beta terja
di lebih dini dan lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya. Organ l
ain yang juga terlibat pada DM tipe 2 adalah jaringan lemak (meningkat
nya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi inkretin), sel alfa pankreas (hi
perglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (res
istensi insulin), yang ikut berperan menyebabkan gangguan toleransi g
lukosa.
• Saat ini sudah ditemukan tiga jalur patogenesis baru dari ominous octe
t yang memperantarai terjadinya hiperglikemia pada DM tipe 2. Secara
garis besar patogenesis hiperglikemia disebabkan oleh sebelas hal (eg
regious eleven) yaitu:
1. Kegagalan sel beta pankreas
2. Disfungsi sel alfa pankreas
3. Sel lemak
4. Otot
EGREGIOUS
5. Hepar
ELEVEN 6. Otak
7. Kolon/Mikrobiota
8. Usus halus
9. Ginjal
10. Lambung
11. Sistem Imun
GEJALA DMT2

Gejala Akut Gejala Kronik


• Kesemutan
• Banyak makan • Kelelahan
(polyphagia) • Mudah mengantuk
• Banyak minum • Mata kabur,
• Gatal di sekitar ke
(polydipsia) maluan
• Banyak kencing • Gigi mudah goyah
(polyuria) • Ibu hamil sering m
engalami kegugur
an atau kematian j
anin
FAKTOR RISIKO DMT2

Faktor Risiko yang tidak Faktor Risiko yang Faktor Lainnya


dapat diubah dapat diubah

• Umur • Pekerjaan • Obesitas


• Jenis Kelamin • aktivitas fisik • Hipertensi
• Genetik • konsumsi sayur da • Kadar Kolesterol
• Riwayat Keluarga d n buah • Stress
engan DMT2 • Konsumsi alcohol d
an rokok
Jenis Pemeriksaan Hasil diagnostic Keterangan

a. Dapat dilakukan dengan plasma ven


≥7.0 mmol/L ata a atau kapile
Pemeriksaan glukosa plasma puasa b. Paling murah
u 126 mg/dL
c. Puasa semalaman 8-14 jam
a. Rumit
Pemeriksaan glukosa plasma vena 2 j
≥11.1 mmol/L ata b. Mahal
am pasca setelah Tes Toleransi Gluko c. Puasa semalaman paling sedikit 8 ja
u 200 mg/dL
sa Oral (TTGO) m
a. Rumit
Pemeriksaan glukosa plasma kapiler b. Mahal
≥12.2 mmol/L ata c. Puasa semalaman paling sedikit 8 ja
2 jam pasca setelah Tes Toleransi Glu
u 220 mg/dL m
kosa Oral (TTGO)
d. Bisa menggunakan finger stick
a. Dapat digunakan jika sudah ada geja
Pemeriksaan glukosa sewaktu ≥11.1 mmol/L ata
la klasik
u 200 mg/dL

a. Tidak akurat pada kondisi tertentu


b. Tidak perlu melakukan puasa
≥6,5% atau 48 m c. Lebih mahal dari pemeriksaan gluko
Pemeriksaan HbA1c
mol/mol sa
Pencegahan DM Tipe 2

Pencegahan Pencegahan Sekunder


Primordial :CERDIK Pengendalian kadar glukosa,
pengobatan yang optimal,
Deteksi dini adanya penyulit

Pencegah Primer Pencegahan Tersier


Pemberian Materi Penyuluhan. Edukasi pada pasien dan
keluarga
Yankes yang terintegrasi antar
disiplin
Pengendalian DMT2
• Sasaran : kelompok masyarakat sehat, berisiko dan pen
yandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
• Pelaksana : kader kesehatan yang telah ada atau beber
apa orang dari masing-masing kelompok yang dilatih se
cara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pe
mantauan faktor risiko
• Kriteria kader : berpendidikan minimal SLTA, mau dan m
ampu melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu P
TM
Pengobatan DMT2

Pemberian Obat Hipoglikemik Oral


(sulfonilurea, glinid, metformin, inkretin
analog)

Penggunaan Insulin pada Pasien Rawat


Jalan
Daftar Pustaka
Diabetes UK. 2010. Diabetes in the UK 2010: Key Statistics on Diabetes.
Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang.
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Mayority, 93-101.
Fitiryani. (2012). Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Kecamatan Citangkil Dan Puskesmas Kecamatan Pulo
Merak, Kota Cilegon.
IDF. (2014 ). Diabetes Research and Clinical Practice.
Julia, M. (2015). Kosensus Nasional Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 pada Anak dan Remaja.
Jakarta: UKK Endokrinologi Anak dan Remaja Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kementerian Kesehatan. 2010. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Infodatin Diabetes 2018. Pusat Data dan Informasi : Jakarta Selatan.
Mitra, Analava. 2008. Diabetes and Stress: A Review. Ethno-Med. 2(2) 2008: halaman 131-135.
PERKENI. (2019). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. Jakarta: PB PERKENI.
Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular : Jakarta.
Perkeni. (2019). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. Indonesia: PB Perkeni.
Soelistijo, S. A. Novida, H. Rudijanto, A. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2di Indonesia 2015.
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-Pengelolaan-dan-Pencegahan-Diabetes-
melitus-tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-2015.pdf. [Diakses pada 20 Oktober 2020].
Word Health Organization. Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes. https://www.who.int/publications/i/item/who-ucn-
ncd-20.1. [Diakses pada 20 Oktober 2020].
WHO. (2015). Diabetes. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/health-topics/diabetes#tab=tab_3
WHO. (2018, June 1). Noncommunicable diseases. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
WHO. (2020, June 8). Diabetes. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/diabetes
Thank you
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai