Anda di halaman 1dari 49

TOKSIKOLOGI OBAT

dr. Ira Cinta Lestari, M.Sc


STIKes RS Haji Medan
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI KERACUNAN
KERACUNAN

Ilmu mengenai racun termasuk mendeteksi,


mengisolasi, memisahkan dan menganalisis
secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja racun
dalam tubuh dan bahan yang digunakan utk
menetralkan.
• Toksisitas : kemampuan suatu zat kimia/xenobiotik
dalam menimbulkan kerusakan pada organisme baik
saat digunakan atau saat berada di lingkungan
• Toksikan : Subtansi toksik yang diproduksi oleh aktifitas
manusia
• Toksin : subtansi toksik yang diproduksi secara alami
(Paracelsus,1493-1541)
“All substances are poisons; there is none that is
not poison. The right dose differentiates a poison
and a remedy”
Obat dan Racun

terpisah melalui dosis dan cara pemberian

Obat

Adalah bahan atau campuran bahan yang berasal


dari hewan, tumbuhan atau zat kimia yang dapat
digunakan untuk mencegah, menghilangkan,
mengobati, mendiagnosa ataupun menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit dan juga untuk
mempercantik badan.
Racun
Racun

Adalah zat
Adalah zat atau
atau bahan
bahan yang
yang bila
bila masuk
masuk ke ke dalam
dalam tubuh
tubuh
melalui mulut,
melalui mulut, hidung
hidung (inhalasi),
(inhalasi), suntikan
suntikan dan
dan absorbsi
absorbsi
melalui kulit,
melalui kulit, atau
atau digunakan
digunakan terhadap
terhadap organisme
organisme hidup
hidup
dengan dosis
dengan dosis relatif
relatif besar
besar akan
akan merusak
merusak kehidupan
kehidupan atau
atau
mengganggu dengan
mengganggu dengan serius
serius satu
satu atau
atau lebih
lebih organ
organ atau
atau
jaringan
jaringan
Jenis zat yang berpotensi sebagai racun berasal dari :
1. Rumah tangga : disinfektan, insektisida
2. Pertanian : pestisida
3. Medis : narkotika, obat keras dan obat lain
4. Industri : logam berat, asam dan basa kuat
5. Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa
Jenis-jenis Toksikologi
Jenis-jenis Toksikologi ::

1.
1. Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Deskriptif
2.
2. Toksikologi Mekanistik
Toksikologi Mekanistik
3.
3. Toksikologi Regulatif
Toksikologi Regulatif
4.
4. Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik
5.
5. Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
6.
6. Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja
7.
7. Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
8.
8. Ekotoksikologi
Ekotoksikologi
9.
9. Toksikologi Eksperimental
Toksikologi Eksperimental
Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Deskriptif

Melakukan uji
Melakukan uji toksisitas
toksisitas untuk
untuk mendapat
mendapat
informasi yang
informasi yang digunakan
digunakan untuk
untuk mengevaluasi
mengevaluasi
resiko yang
resiko yang timbul
timbul oleh
oleh bahan
bahan kimia
kimia terhadap
terhadap
manusia dan
manusia dan lingkungan
lingkungan

Toksikologi Mekanistik
Toksikologi Mekanistik

Menentukan bagaimana
Menentukan bagaimana zat
zat kimia
kimia menimbulkan
menimbulkan
efek yang
efek yang merugikan
merugikan pada
pada organisme
organisme hidup
hidup
Toksikologi Regulatif
Toksikologi Regulatif

Menentukan apakah
Menentukan apakah suatu
suatu obat
obat mempunyai
mempunyai
resiko yang
resiko yang rendah
rendah untuk
untuk dipakai
dipakai sebagai
sebagai tujuan
tujuan
terapi
terapi

Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik

Mempelajari aspek
Mempelajari aspek hukum
hukum kedokteran
kedokteran akibat
akibat
penggunaan bahan
penggunaan bahan kimia
kimia berbahaya
berbahaya dan
dan
membantu menegakkan
membantu menegakkan diagnosa
diagnosa pada
pada
pemeriksaan postmortem
pemeriksaan postmortem
Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik

Mempelajari gangguan
Mempelajari gangguan yang
yang disebabkan
disebabkan
substansi toksik,
substansi toksik, merawat
merawat penderita
penderita yang
yang
keracunan dan
keracunan dan menemukan
menemukan cara
cara baru
baru dalam
dalam
penanggulangannya
penanggulangannya

Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja

Mempelajari bahan
Mempelajari bahan kimia
kimia pada
pada tempat
tempat kerja
kerja
yang membahayakan
yang membahayakan pekerja
pekerja dalam
dalam proses
proses
pembuatan, transportasi,
pembuatan, transportasi, penyimpanan
penyimpanan maupun
maupun
penggunaannya
penggunaannya
Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan

Mempelajari dampak
Mempelajari dampak zat
zat kimia
kimia yang
yang berpotensi
berpotensi
merugikan sebagai
merugikan sebagai polutan
polutan lingkungan
lingkungan

Ekotoksikologi
Ekotoksikologi

Mempelajari efek
Mempelajari efek toksik
toksik zat
zat kimia
kimia terhadap
terhadap
populasi masyarakat
populasi masyarakat
Toksikologi Ekperimental :

Pemakaian obat secara kronik (anti


hipertensi, obat TBC, kontrasepsi), harus
disertai data karsinogenik dan teratogenik
dari obat tersebut

Pemakaian obat dalam waktu pendek (obat


cacing), harus memenuhi sarat toksisitas
akut
Klasifikasi Keracunan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Usaha bunuh diri
Accidental Poisoning Tidak disengaja
Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan

2. menurut mula terjadinya keracunan


 Keracunan Akut
 Keracunan Kronis
3. Menurut organ terkena keracunan

 Neurotoksik
 Kardiotoksik
 Nefrotoksik
 Hepatotoksik
 Ototoksik

4. menurut jenis bahan kimia

 Gol. Alkohol
 Gol. Fenol
 Gol. Logam berat
Accidental Poisoning :
Anak-anak balita
kebiasaan memasukan benda ke dalam mulut (obat-
obat yang menarik warna dan rasanya spt tablet
berlapis gula, sirup, minyak tanah dll.
Pada anak muda
biasanya golongan opiat yang disalahgunakan
Pada orang dewasa
golongan barbiturat, gol. hipnotik & sedatif lain dan obat
nyamuk cair (pilihan utama penderita depresi berat
untuk bunuh diri)
Self Poisoning

Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam penggunaan


Misal: keracunan pestisida atau insektisida

Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya dihasilkan


oleh mikroba)

Misal :
• Enterotoksin yang dihasilkan oleh stafilokokus
• Toksin botulinum yang yang terdapat dalam makanan
kaleng yang sudah rusak karena pengawetan tidak
sempurna
Keracunan yang disebabkan oleh makanan sehari-hari
yang mengandung racun
Misal :
• Sianida dalam singkong
• Muskarin pada jamur
• As.Jengkolat pada jengkol  penyumbatan
tubuli ginjal  hematuria dan anuria
• Keracunan Borax dan Formalin (pengawetan
makanan seperti bakso, ikan tahu dsb)
Cara Kerja Racun
• Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam dan
basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada daerah yang
terkena racun.
• Racun yang bekerja sistemik menyerang organ vital
seperti susunan syaraf pusat, jantung, paru-paru, ginjal
dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh
seperti :
narkotik yang menyerang ssp
as.oksalat menyerang kerja jantung
CO dan sianida menyerang sistem pernafasan
merkuri menyerang ginjal
Cara Kerja Racun Zat beracun

Absorbsi

Sirkulasi sistemik

Disposisi

Distribusi Eliminasi

Tempat Aksi Metabolisme Ekskresi


Reseptor
Metabolit
Sel sasaran

Toksik Tak toksik


Efek Toksik
Cara Kerja Racun
• Penentu ketoksikan adalah sampainya zat kimia utuh atau
metabolit aktifnya di sel sasaran dalam jumlah berlebihan
Mekanisme Aksi Efek Toksik
Keberadaan zat kimia dalam tubuh menimbulkan efek
toksik melalui 2 cara :

• Toksik intrasel (toksisitas yg diawali dgn interaksi


secara langsung antara zat kimia atau metabolitnya dgn
reseptornya)
• Toksik ekstrasel (toksisitas scr tdk langsung dgn
mempengaruhi lingkungan sel sasaran tp dpt
brpengaruh pd sel sasaran).
Mekanisme Efek Toksik Intrasel
• Sifatnya langsung/primer
• Zat kimia atau metabolitnya masuk pd sel sasaran dan
sebabkan gangguan sel/organelanya melalui
pendesakan, ikatan kovalen, subtitusi, atau peroksidasi
dsb)
• Sebelumnya tubuh beradaptasi atau melakukan
perbaikan
• Bila respon pertahanan tdk mampu eliminir gangguan,
akan ada efek toksik
• Wujud terjadinya perubahan adalah kekacauan
biokimiawi, fungsional dan struktural
Contoh zat toksik intrasel :

• Tetrasiklin/kloramfenikol mengikat ribosom sel


• Antimikroba golongan sulfa dapat menghambat sistesis asam folat
• Radikal bebas sebabkan peroksidasi lipid /protein
• Sianida berikatan dgn atom besi dari heme (bag. dari Hb), shg
mengganggu pernapasan sel/produksi energi
Contoh zat toksik intrasel :
• Toksin botulisme berikatan dengan ujung akson presinaptik kolinergik
perifer shg menghambat pelepasan Ach, terjadi hambatan kolinergik
• Racun kobra ular dpt berikatan dgn postsinaptik neuromuskuler shg
tidak peka dgn asetilkolin
• Insektisida yg mengikat enzim asetilkolinesterase sebabkan
bertumpuknya Ach dalam sinap shg mengakibatkan efek kolinergik yg
berlebihan
Contoh zat toksik intrasel :

• Aflatoksin
• Parasetamol
• INH
• CCl4
(mekanismenya cari ya…!)
Mekanisme Toksik Ekstrasel
• Kelangsungan hidup sel bergantung pada faktor
lingkungan ekstrasel utk memenuhi kebutuhan metabolik
basal dan pengaturan aktifitas sel.
• Gangguan akan sebabkan perubahan struktur atau
fungsi sel
Kelangsungan hidup sel membutuhkan:

1. Oksigen
kecukupan pasok oksigen tergantung :
• fungsi alat pernapasan
• difusi oksigen dr alveoli ke dlm darah Sasaran zat
• jmlh eritrosit yg berfungsi beracun
• sistem kardiovaskuler

Contoh :
• Nitrit dpt merubah hemoglobin menjadi methemoglobin kekurangan
oksigen di sirkulasi darah (hipoksia) anoksia produksi energi sel
terganggu terjadi degenerasi sel/kematian sel
Kelangsungan hidup sel membutuhkan:

2. Suplai unsur hara


• Agar reaksi metabolik brlangsung normal dan produksi energi
sel tercukupi
• Kecukupan unsur hara/zat makanan tergantung pd proses spt
ingesti, digesti, absorpsi dan transpornya ke lingkungan sel
• Zat beracun yg mengganggu proses tersebut akan
mempengaruhi produksi energi dan pertumbuhan sel

Contoh :
• Gangguan tekanan osmosis, menyebabkan sel mengalami
krenasi/pembekakan.
Kelangsungan hidup sel membutuhkan:

3. Sistem pengaturan aktifitas sel meliputi sistem saraf, sist.


hormon dan sist. Imun
• Gangguan sistem ini dpt sebabkan kematian sel

Contoh :
• Atropin pengaruhi saraf otonom, shg hambat sekresi klj.ludah, mulut
jd kering.
• Senyawa nirsteroid methalibure dpt menekan sekresi gonadotropin,
shg hambat spermatogenesis dan atropi klj.kelamin.
• Molekul antigenik dr bakteri, virus, protein dan zat kimia asing
memacu reaksi alergi yg dpt sebabkan syok anafilaktik
Wujud Efek Toksik
• Merupakan perubahan biokimia, fungsional atau
struktural yang terjadi dalam tubuh
• Wujud efek toksik dpt berupa gabungan dr perubahan
di atas.
• Mis. Perubahan struktural berakibat tjd perubahan
biokimia atau fungsi dr sel.
• Perubahan biokimia dpt sebabkan perubahan
fungsional.
1. Perubahan Biokimia

• Wujud efek toksik berupa perubahan atau kekacauan


biokimia dari sel akibat adanya antaraksi zat beracun dan
tempat aksi yg sifatnya terbalikan (reversible)
• Misal trjadi penghambatan respirasi sel, perubahan
keseimbangan cairan & elektrolit, dan gangguan
hormonal.
• Contoh :
sianida menghambat transport elektron, shg mnghambat
respirasi sel dan gangguan pasok energi
2. Perubahan Fungsional

• Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi fungsi


homeostasis yg sifatnya terbalikkan (reversible)
• Misal terjadinya anoksia, gangguan pernafasan, gangguan
SSP, hipo/hipertensi, hiperglikemia, perubahan
kontraksi/relaksasi otot, hipo/hipertermi
• Contoh :
Insektisida organofosfat malation menyebabkan kejangnya
otot2 pernafasan sebagai akibat penumpukan asetilkolin yg
berlebihan krn hambatan trhdp enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan Struktural

• Wujud efek toksik yg berkaitan dgn perubahan morfologi


sel shg terwujud sebagai kekacauan struktural (dpt
reversible/irreversible)
• Terdapat 3 respon histopatologi krn adanya luka sel yaitu
degenerasi, proliferasi, inflamasi
• Contoh :
• Tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya perlemakan
hati
• Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
Sifat Efek Toksik
Ada 2 jenis yaitu
• reversible (terbalikkan)
• ireversible (tak terbalikkan)
1. Efek toksik reversible
• Bila zat toksik dlm tempat kerjanya atau reseptornya
habis, maka reseptor akan kembali ke kedudukan
semula
• Efek toksik akan cepat kembali normal
• Ketoksikan sangat bergantung pd dosis, kecepatan
absorbsi, distribusi dan eliminasi zat racun
2. Efek toksik irreversible
• Kerusakan bersifat permanen
• Paparan berikutnya akan sebabkan kerusakan yg
sifatnya sama memungkinkan terjadinya akumulasi
efek toksik
• Paparan dgn dosis yg sangat kecil dlm jangka
panjang akan menimbulkan efek toksik yg sama
efektifnya dgn paparan dosis besar jangka pendek. Ini
berarti zat racun sangat sulit dieliminasi.
Tanda-tanda keracunan
Tanda / gejala sangat tergantung kepada jenis dan
kekuatan kerja racun (potensi) serta tempat kerja
(organ sasaran) dari zat racun tersebut.

Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala spesifik

Misal :
• Koma  dapat ditimbulkan oleh keracunan hipnotik,
stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi dsb.
Namun ada beberapa bahan kimia yang memberikan
tanda/gejala khusus bila terjadi keracunan

Misal :
• Gol. Hipnotik  menimbulkan koma dengan tonus
dan reflek otot menurun
• Gol. Antikolinergik  menimbulkan gejala midriasis,
takikardia, retensi urin,halusinasi kulit merah dan
panas
Yang perlu diperhatikan pada
permulaan keracunan

1. Kesadaran
2. Respirasi
3. Tekanan darah
4. Kejang
5. Pupil mata
6. Jantung
7. Bising usus (peristaltik)
8. Dll
1. Kesadaran

Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting tentang


beratnya keracunan. Makin dalam koma, makin berat keracunan
dan persentase kematian juga akan bertambah

Secara
Secara toksikologi
toksikologi penurunan
penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat

Tingkat
Tingkat II :: Penderita
Penderita mengantuk
mengantuk ,tapi
,tapi masih
masih bisa
bisa diajak
diajak bicara.
bicara.

Tingkat
Tingkat IIII :: Penderita
Penderita sopor,bereaksi
sopor,bereaksi dengan
dengan rangsangan
rangsangan minimal
minimal

Tingkat
Tingkat III
III :: Penderita
Penderita sopor-komatus,bereaksi
sopor-komatus,bereaksi dengan
dengan rangsangan
rangsangan maks
maks

Tingkat
Tingkat IV
IV :: penderita
penderita koma,
koma, tidak
tidak ada
ada reaksi
reaksi sama
sama sekali
sekali
2. Respirasi.

• Salah satu penyebab kematian pada keracunan adalah


terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus seperti pada
keracunan organo pospat
• Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada keracunan
obat-obat susunan saraf pusat

3.Tekanan darah

• Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada keracunan


dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu berat, bisa diatasi
dengan tindakan sederhana.
• Syok berat umumnya berhubungan dengan kerusakan pusat
vasomotor dan prognosa yang jelek.
4. Kejang
• Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp
(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan saraf
otot (insektisida organo pospat)

5. Pupil dan refleks ekstremitas

6. Bising usus
• Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.
• Pada derajat kesadaran tingkat III, biasanya bising usus
negatif, dan tingkat IV selalu negatif  dapat dipakai untuk
pasien yang pura-pura pingsan.

7. Lain-lain
• Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam basa,air,
tanda kerusakan hati dan ginjal, retensi urin, muntah, diare dll.
Terapi intoksikasi

Secara umum penanggulangan keracunan dengan cara :

A. Terapi simtomatis
B. Mencegah absorbsi selanjutnya dari racun
C. Mempercepat pengeluaran racun dari tubuh
A. Terapi simptomatik
 Hilangkan gejala-gejala keracunan
 Pertahankan fungsi vital
 Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui jenis
racunnya
 Mempercepat ekskresi obat.

Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering menyumbat


saluran nafas (terutama obat kolinergik).

Tindakan pertama :
 Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien
dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan dan kiri.
 Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan respirator
mekanik
B. Pencegahan absorbsi racun

1. Keracunan melalui kulit :


lakukan pencucian dengan sabun dan
air (jangan gunakan pelarut organik)

2. Keracunan melalui inhalasi :


segera pindahkan pasien ke tempat
yang segar dan udaranya bersih
3. Keracunan peroral :
 Menimbulkan muntah (korek dinding farings
belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.)
 Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)
 Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik
usus shg penyerapan lebih lama)
 Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap
obat/racun)
C. Mempercepat pengeluaran racun
 Transfusi pengganti
 Dialisis peritoneal
 Induksi diuresis
 Hemodialisis
 Hemoperfusi
Sampel pada Kasus Keracunan
• Sampel untuk mengetahui peristiwa keracunan adalah
sisa racun, sisa makanan jika racun bercampur bahan
makanan, bekas muntahan, urine dan feses.

• Sampel dari korban adalah darah dan jaringan tubuh


(terutama jika korban telah meninggal) seperti lambung
dan isi lambung, hati dan organ lain yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai