Disusun oleh :
Fildzah Yamami Rizal (090100004)
Regina Marhadisony (090100371)
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......
Latar
Belakang.. 4
..........
1.2.
3
4
5
Tujuan....... 5
...
1.3.
Manfaat.....
...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,.........
2.1. Definisi........................................................
13
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagian besar anak-anak di Indonesia menyukai jajanan. Jajanan adalah
segala jenis makanan yang dijual di pedagang kaki lima, toko-toko dan swalayan.
Anak-anak banyak menyukai jajanan yang berwarna mencolok atau bentuknya
menarik, ditambah dengan rasa yang manis dan gurih, tapi ternyata makanan
tersebut tidak aman untuk dikomsumsi. Pada zaman modern ini, banyak juga
orang tua yang tidak memantau pola makan dan jajanan yang dikonsumsi anakanaknya, jadi jangan sembarang menjajankan anaknya.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah generasi
penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anakanak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan
sejak dini, sistematis dan berkesinambungan.Tumbuh berkembangnya anak usia
sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
yang baik serta benar.
Pencapaian gizi seimbang masih merupakan masalah yang cukupberat. Pada
hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya
pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada (Irianto,2004).
Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupanmakanan
pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.Sering timbul
masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benardan menyimpang.
Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyakorgan organ dan sistem
tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakitbawaan makanan merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama dibanyak negara. Penyakit ini
dianggap bukan termasuk penyakit yang seriusuntuk jangka pendek, sehingga
seringkali kurang diperhatikan baik olehorang tua, masyarakat atau instansi yang
terkait dengan masalah ini(Anonim, 2007).
Makanan yang baik dan aman bagi kesehatan salah satu syaratnya adalah
memenuhi standar kesehatan, yaitu menggunakan bahan tambahan makanan yang
tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan dan bahkan disarankan untuk
tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan. Bahan
tambahan makanan adalah bahan kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam
Tujuan
Tujuan
dari
pembuatan
makalah
penyuluhan
ini
adalah
untuk
Manfaat
Makalah penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
penulis dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat
secara umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam
mengenai Bahaya Jajan Sembarangan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Menurut FAO, jajanan (street food) didefisinisikan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
dan di tempat-tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan adalah makanan
dan minuman yang di olah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
di sajikan sebagai makanan siap santap untukdujual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel (KEPMENKES 942 Th
2003).
Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak mengandung zat-zat
berbahaya. Jajanan yang sehat dapat membuat tubuh terhindar dari penyakit.
2.2. Jenis Makanan dan Jajanan
Jenis makanan menurut winarno dan mulyati(2003:22) di bagi menjadi 4
kelompok :
1. makanan utama, seperti rames, nasi pecel, bakso, mi ayam dll
2. sneck atau penganan, seperti kue-kue, onde-onde, pisang goreng, dll
3. golongan minuman seperti cendol, es teh, dawet, es cream, dll
4. buah-buahan
2.3. Macam-Macam Bahan Kimia Berbahaya Sebagai Bahan Tambahan
Makanan
Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat
adiktif atau bahan tambahan makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara
ilmiah, zat adiktif makanan didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Zat adiktif
makanan yang dimaksud dalam hal ini adalah pengawet, penyedap, pewarna,
pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti
gumpal.
b. Formalin
Formalin merupakan bahan kimia dalam industri kayu lapis, dan digunakan
sebagai bahan disinfektan pada rumah sakit. Formalin digunakan secara illegal
untuk bahan pengawet. Deteksi formalin kualitatif maupun kuantitatif secara
akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi
kimia. Namun, ada beberapa ciri pangan berformalin yang dapat membantu
membedakan dari makanan tanpa formalin:
10
11
12
13
14
a. Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam
jumlah kecil, namun berulang.
b. Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam
jangka waktu lama.
c. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari, dan
keadaan fisik.
d. Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna
sintesis secara berlebih.
e. Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
Efek kronis yang dapat ditimbulkan dari pewarna sintesis ini adalah apabila
dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kanker hati.
3. Penggunaan MSG
A. Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang
gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing.
Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran.
Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah
gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut
Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan
sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi
vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika
diserap. Konon menyantap 2 12 gram MSG sekali makan sudah bisa
menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam
Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
15
16
17
18
19
2.6. Pencegahan
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktivitas harian.
Begitu pula pada anak-anak sekolah, sebab waktu sekolah penuh dengan aktifitas
yang membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Dengan mengkonsumsi 2
potong roti dan telur atau satu porsi bubur ayam. Atau bisa juga satu gelas susu
dan buah, anak-anak akan mendapatkan kalori yang cukup untuk aktivitas awal
hari mereka. Sebagai upaya agar anak-anak tidak sembarangan membeli jajanan,
mungkin perlu dipikirkan usaha dimana sekolah berusaha memberikan atau
memfasilitasi pemberian makanan ringan atau makan siang di lingkungan sekolah.
Orang tua juga bisa membekali makanan dari rumah, agar terjamin kebersihannya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak sembarangan
membeli jajanan.
20
BAB 3
KESIMPULAN
1. Tips aman dalam memilih makanan dapat dilakukan dengan mengamati
warnanya, mencolok atau tidak, cicipi rasanya, baui aromanya, amati
komposisinya, perhatikan kualitasnyadan terdaftar di BPOM.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak jajan diantaranya
yaitu
karakteristik anak, pola makan keluarga, sekolah, tetangga dan dari iklan.
3. Bahan berbahaya yang terkandung dalam jajanan antara lain borax,
formalin dan rhodamin B.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bahan Pengawet dalam Jajanan Anak. http://ziah91.student.
umm.ac.id/2010/07/29/bahan-pengawet-dalam-jajanan-anak/.
Dr. Judarwanto, W. Perilaku Makan Anak Sekolah. Picky Eaters Clinic (Klinik
Khusus Kesulitan Makan Pada Anak).
Riyadi, P.H, Azis N.B, Tri W.A. Analisis Kebijakan Keamanan Pangan Produk
Hasil Perikanan Di Pantura Jawa Tengah dan DIY. Staf Pengajar FPIK
UNDIP.
Suci, E.S. 2009. Gambaran Perilaku jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta.
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Atma jaya Jakarta. ISSN 20854242, Vol 1, 29-38.
22