Oleh :
NIM. 101614153045
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
INTERAKS INDIVIDU, LINGKUNGAN, DAN PERILAKU KESEHATAN :
SOCIAL COGNITIVE THEORY (SCT)
2. Pembelajaran Observasional
Kapasitas manusia yang luar biasa untuk belajar secara observasional, terutama
melalui komunikasi massa, merupakan pusat SCT. Menurut Bandura, empat proses
mengatur pembelajaran observasional (Bandura, 1986, 2002): (1) perhatian, (2) retensi,
(3) produksi, dan (4) motivasi. Faktor yang berbeda berperan dalam proses yang
berbeda. Misalnya, akses ke model keluarga, teman sebaya, dan media menentukan
perilaku apa yang dapat diamati seseorang, sementara nilai fungsional yang dirasakan
dari hasil yang diharapkan dari perilaku model menentukan apa yang mereka pilih untuk
diperhatikan secara dekat. Retensi kognitif dari perilaku yang diamati bergantung pada
kapasitas intelektual seperti kemampuan membaca. Produksi, yaitu kinerja perilaku
model, bergantung pada kemampuan fisik dan komunikasi dan pada self-efficacy untuk
melakukan, atau belajar melakukan, perilaku yang diamati. Motivasi ditentukan oleh
harapan hasil tentang biaya dan manfaat dari perilaku yang diamati.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa model ditiru paling sering saat pengamat
memandang model serupa dengan diri mereka sendiri, membuat pemodelan sebaya
metode yang terkenal untuk mempengaruhi perilaku (Schunk, 1987). Untuk membantu
orang mendapatkan self-efficacy untuk perilaku baru yang kompleks atau sulit, SCT
menekankan kegunaan model "coping", yang menghadapi dan berhasil berjuang dengan
tantangan dan hambatan yang sama untuk mengubah pandangan para pengamat.
Untuk mempromosikan pembelajaran observasional perilaku kesehatan, pengisahan
cerita dalam bentuk narasi mungkin lebih efektif daripada presentasi pesan atau persuasif
secara langsung (Hinyard dan Kreuter, 2007).
5. Moral Disanggegement
SCT menggambarkan bagaimana orang dapat mempelajari standar moral untuk
pengaturan diri, yang dapat menyebabkan mereka menghindari kekerasan dan kekejaman
terhadap orang lain.
1.3 APLIKASI SOCIAL COGNITIVE THEORY UNTUK KESEHATAN IBU DAN
ANAK
SCT menyediakan kerangka konseptual yang komprehensif dan didukung dengan baik untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dan proses di mana
pembelajaran terjadi, menawarkan wawasan tentang berbagai isu terkait kesehatan.
Inovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada Balita gizi buruk maupun
keluarganya. Orang tua balita dengan gizi buruk diberi pemahaman dan pengertian mengenai
pola asuh kepada anak supaya dapat meningkatkan gizinya. Hal yang diajarkan kepada ibu
yang mempunyai balita dengan gizi buruk yaitu bagaimana cara memasak dan memberi
makan kepada buah hatinya dengan baik dan benar. Karena gizi buruk bukan hanya
disebabkan masalah kemiskinan, namun juga pola asuh yang tidak benar dari orang tua juga
turut menyumbang penyebab balita menderita gizi buruk. Mekanisme pelaksanaan kegiatan
ini yaitu setiap balita dengan status gizi buruk atau gizi kurang yang telah mendapatkan
perawatan di Rumah Sakit ketika pulang harus tetap mendapatkan pemantauan, sehingga
status gizi balita yang bersangkutan dapat meningkat. Balita yang baru pulang dari Rumah
Sakit dengan status gizi buruk atau gizi kurang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.
Pemulihan status gizi ini dapat dilakukan selama 2 hari, 3 hari, seminggu dan sebagainya
tergantung dari keadaan balita yang bersangkutan.
Selain itu, membentuk suatu komunitas di daerah yang terindikasi memiliki
permasalahan gizi buruk, lalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di daerah tersebut
dengan tujuan untuk bersama-sama meningkatkan gizi anak-anak. Sehingga kegiatan ini tidak
hanya memberikan asupan gizi kepada balita tersebut, melainkan juga memberikan
pemahaman yang benar mengenai pola asuh orang tua kepada anaknya sehingga diharapkan
selepas dari pendampingan, si anak tidak kembali jatuh ke keadaan gizi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Sahrial. 2011. Tidak Hanya Beri Asupan, Tapi Juga Berikan Pemahaman Pola Asuh.
Website Resmi Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/berita/tidak-hanya-beri-asupan-tapi-juga-berikan-
pemahaman-pola-asuh/ diakses pada 17 September 2017.
Bandura, A. 2004b. “Swimming Against the Mainstream: The Early Years from Chilly
Tributary to Transformative Mainstream.” Behaviour Research and Therapy , 42, 613–
630.
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H. Freeman.
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.
Bandura, A., and Adams, N. E. “An Analysis of Self-Efficacy Theory of Behavior Change.”
Cognitive Therapy and Research, 1977, 1, 125–139.
Fernández-Ballesteros, R., and others. “Determinants and Structural Relation of Personal
Efficacy to Collective Efficacy.” Applied Psychology: An International Review, 2002,
51, 107–125.
Glanz, Karen. 2008. Health Behavior and Health Education. San francisco: Jossey Bass.
Hinyard, L. J., and Kreuter, M. W. “Using Narrative Communication as a Tool for Health
Behavior Change: A Conceptual, Theoretical, and Empirical Overview.” Health
Education and Behavior, 2007, 34 (5), 777–792.
Hopkins, D. P., and others, for the Task Force on Community Preventive Services. “Reviews
of Evidence Regarding Interventions to Reduce Tobacco Use and Exposure to
Environmental Tobacco Smoke.” American Journal of Preventive Medicine, 2001,
20(2S), 16–66.
Schunk, D. H. 1987. “Peer Models and Children’s Behavioral Change.” Review of
Educational Research 57(2), 149–174.