MENDAPATKAN PERAWATAN
(PREPARE INFANT FORMULA IN CARE SETTING)
Kelompok 1
Reny Mareta S. 101614153005
Amalia Dwi A. 101614153008
Sofia Al Farizi 101614153017
Kasyafiya Jayanti 101614153024
Widyawati 101614153031
Henny Hidayanti 101614153043
Sheilla Tania M. 101614153045
1
PRESENTASE ASI EKSKLUSIF
5
Kontraindikasi Minum ASI
6
Asi premature - asi matur
Indikasi stlh hari ke 3-4 minggu
pemberian BKB butuh protein, kalori, &
lemak tinggi
formula u/ BKB
7
Indikasi tidak menyusui (Faktor Ibu)
8
Indikasi untuk sementara tidak
menyusui
Ibu menjalani pengobatan dg terapi
1 obat penenang
9
Pengertian
Faktor yang
mempengaruhi Sejarah
pemberian
Infant
Formula
Efek
Jenis
pemberian
Kandungan
10
Pengertian
WHO (2007)
Pudjiadi, 2002
Susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah
komposisinya menyerupai air susu ibu (ASI), namun tidak bisa
sama persis dengan ASI
Crawley (2007)
Pengganti ASI/'susu buatan' /'susu formula mengacu pada
semua produk yang dipasarkan sebagai pengganti ASI,
walaupun produknya tidak sesuai untuk tujuan itu
11
Sejarah
1810
1760 1835
Nicholas Appert
Jean Charles Des-Essartz
membandingkan komposisi
mengembangkan sebuah William Newton
teknik untuk mensterilkan penemuan susu
susu manusia dengan susu
makanan dalam wadah evaporated
hewan
tertutup
1865
1853 1883
Justus von Liebig
Texan Gale Borden: 27 merek makanan bayi
memasarkan makanan
Susu Kental Merk Eagle yang dipatenkan
bayi pertama
1929
1885
Formula nonmilk pertama
John B. Myerling didasarkan pada tepung kedelai
mengembangkan susu Komite Makanan untuk
menyetujui keselamatan dan
kental tanpa pemanis kualitas komposisi formula
12
berbahan
dasar sapi
berbahan
dasar soya
khusus
adaptasi
menurut usia
awal lengkap
bayi
lanjutan
Hidrolisa Khusus
Bebas
laktosa
14
Adaptasi Awal lengkap
Lanjutan
15
Panduan memilih susu untuk bayi dan balita
Sumber: Crawley, Helen and Susan Westland. 2017. Infant milks in the UK: A practical guide for 16
health professionals. First Steps Nutrition Trust.
Panduan pemberian susu formula berdasarkan usia
Sumber: Crawley, Helen. 2014. Infant milks: A simple guide to infant formula, follow-on formula 17
and other infant milks. First Steps Nutrition Trust.
Kandungan
Perbandingan komposisi susu formula dengan komposisi ASI
Sumber: Pudjiadi, Solihin. 2002. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
18
Kandungan-2
Ringkasan Perbedaan antara ASI, susu sapi dan susu formula
Porperti ASI Susu Sapi Susu formula
Kontaminasi bakteri Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada bila
dicampurkan
Faktor anti infeksi Ada Tidak ada Tidak ada
Faktor pertumbuhan Ada Tidak ada Tidak ada
Protein Jumlah sesuai dan Terlalu banyak dan Sebagian
mudah dicerna sukar dicerna diperbaiki.
Kasein : Whey Kasein : Whey Disesuaikan dengan
(40:60) (80:20) ASI
Whey: alfa Whey:
Betalaktoglobulin
Lemak Cukup mengandung Kurang ALE Kurang ALE
asam lemak esensial Tidak ada DHA dan
(ALE), DHA dan AA AA
Roesli (2008)
Pemberian susu formula dapat meningkatkan resiko asma dan penyakit alergi
Oktiyani (2015)
Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan 20
bahasa/kognitif bayi usia 0-6 bulan
Faktor yang Abdullah (2013): proporsi ibu pendidikan tinggi yang menyusui lebih
mempengaruhi rendah daripada ibu dengan pendidikan yang lebih rendah
pemberian
susu formula Abdullah (2013): pengetahuan yang cukup tentang menyusui bayi dapat
mendorong ibu untuk memberikan ASI secara penuh
Umar (2012): ada hubungan antara sosial ekonomi dengan pemberian ASI
eklusif
Roesli (2008): ibu yang dalam keadaan sakit enggan dan takut menyusui
sehingga ASI eksklusif tidak diberikan
Susmaneli (2013): ada hubungan antara informasi dari nakes dengan
pemberian ASI Eksklusif 21
Persiapan pemberian formula
selama masa perawatan
22
Penggunaan Formula Bayi
Formula bayi harus dipilih berdasarkan kebutuhan medis bayi. Bila
tersedia, gunakan formula bayi dengan cairan steril untuk bayi
dengan risiko terbesar
Penggunaan Cangkir
Untuk daerah di mana sanitasi dan air bersih menjadi masalah,
minum dengan cangkir adalah pilihan yang lebih aman daripada
pemberian susu botol
Pedoman Tertulis
Setiap institusi harus menyusun pedoman tertulis sendiri untuk
persiapan dan penanganan formula yang disesuaikan dengan
lingkungan setempat
WHO, 2007 23
Daerah Persiapan
Harus ada area yang bersih untuk menyiapkan dan menyimpan susu
formula dan diperlukan cuci tangan
Penyimpanan Pendingin
Jika makanan (susu formula) harus disiapkan dan disimpan sebelum
digunakan, seharusnya ada kulkas khusus untuk penyimpanannya.
Suhu dari kulkas sebaiknya tidak lebih tinggi dari 5C, dan harus
dipantau per harian
Lacak
Penting untuk memiliki ketertelusuran lengkap dari semua formula
yang disiapkan dalam pengaturan perawatan. Formula yang
disiapkan harus diberi label informasi yang tepat seperti: jenis
formula, nama bayi atau ID, nama, tanggal dan waktu penyiapan
WHO, 2007 24
Idealnya, setiap
makanan (susu
Dalam
formula) harus
mempersiapkan
disiapkan dalam
pemberian formula Praktek ini akan
cangkir susu atau
bayi dalam bentuk menimbulkan
botol setiap individu.
bubuk, maka hal risiko karena susu
Namun, dalam
terbaik untuk formula lebih
keadaan tertentu,
mempersiapkan rentan terhadap
susu formula
makanan (susu kontaminasi di
dicampur dalam
formula) segar wadah besar dan
wadah yang lebih
setiap waktu dan terbuka
besar, dan kemudian
harus dimakan
ditransfer ke cangkir
dengan segera
atau botol masing-
masing individu
25
Manajemen Persiapan pemberian
formula selama masa perawatan
Pembersihan
Sterilisasi
Menyimpan
26
Gribble K, Hausman. 2012
27
Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa 60% botol susu
yang "dibersihkan" masih terkontaminasi bakteri
(termasuk Staphylococcus aureus ) pada tingkat yang tidak dapat
dianggap bersih.
(Redmond EC, Griffith CJ, 2009)
Cup Feeding
Keuntungan dan Kerugian
Cara Menyiapkan
Cara Menyimpan
Cara Menghangatkan Ulang
31
Beberapa kondisi pemberian susu menggunakan
botol, cup/cawan, dll (Lala, 2012):
1. Bayi preterm atau aterm yang terpisah dengan
ibunya (bayi dirawat di ruang perinatologi)
dengan keadaan ibu post operasi saesar
2. Ibu yang ASInya belum keluar
3. Ibu dengan puting susu masuk ke dalam
4. Ibu dengan puting lecet
5. Bayi dengan usia gestasi kurang dari 34 minggu
(bayi yang belum memiliki refleks menghisap)
32
Bottle Feeding
Menyusui menggunakan botol bersifat pasif,
tergantung faktor pemberi yaitu kemiringan
botol, tekanan gravitasi susu, besar lubang dan
ketebalan karet dot (Lala Budi, 2012).
Penggunaan botol pada bayi salah satunya
menyebabkan bingung puting sehingga hal ini
berdampak pada pemberian ASI eksklusif yang
tidak dapat berlangsung optimal (Lala Budi,
2012).
Penggunaan dot dapat mempersingkat durasi
menyusui secara eksklusif (Lala Budi, 2012).
33
Bottle Feeding
Keuntungan
Tidur lebih lama antara waktu makan
Semua orang bisa terlibat dalam memberikan makan bayi
Kerugian
Meningkatkan terjadinya penyakit seperti diare dan telinga
Peningkatan risiko saat membuat susu formula dengan cara yang tidak
benar, misal terlalu panas
Meningkatkan beban kerja yaitu ketika mencuci dan mensterilkan botol dan
menyiapkan susu
Mahal
Sumber: Our Ladys Childrens Hospital, Crumlin (2015)
Bayi yang tidak menggunakan botol dalam proses menyusui di rumah sakit meningkatkan
pemberian ASI oleh ibu pada saat selesai melakukan perawatan
(Collins et.al., 2016).
34
Bottle Feeding
Cara Menyiapkan susu formula (WHO,2007)
35
Bottle Feeding
Cara Menyimpan botol yang berisi susu formula (WHO,2007)
Tempatkan susu yang telah dimasukkan ke botol berlabel yang diberi label di kulkas
khusus
Suhu kulkas sebaiknya tidak lebih tinggi dari 5C, dan harus dipantau setiap hari.
Buang semua makanan/susu dengan kondisi dingin yang belum digunakan dalam
waktu 24 jam.
36
Bottle Feeding
Penyimpanan susu di lemari es pada suhu diatas 5oC
dapat memungkinkan adanya pertumbuhan bakteri
berbahaya.
Susu yang telah dingin sebaiknya tidak dilakukan
pemanasan ulang selama lebih dari 15 menit suhu
ideal untuk pertumbuhan bakteri berbahaya.
Meletakkan susu pada botol penghangat untuk periode
yang lama penyebab timbulnya infeksi yang
disebabkan oleh Enterobacter sakazakii penyebab
meningitis dan enterocolitis necrotican terutama pada
bayi dan anak-anak (WHO, 2007; Hamdani FW, 2012).
37
Cont
38
Cup Feeding
Penggunaan cup feeding ini juga bisa dilakukan untuk bayi yang
tidak mendapatkan cukup ASI atau pada bayi yang terpisah
dengan ibunya selama beberapa waktu (Phillipa, 2016).
Pemberian minum menggunankan cawan atau cup feeding
dapat diberikan pada bayi aterm maupun bayi prematur, BBLR
sampai mencapai usia matur dan mampu menyusu langsung ke
payudara ibu (Gupta, Khanna & Chattree dalam Lala (2012)).
Penggunaan cup lebih efektif daripada menggunakan botol
karena tidak menyebabkan bayi mengalami bingung puting
(Phillipa, 2016).
Penggunaan cawan aman sama dengan botol dan tidak ada
perbedaan pada stabilitas fisiologi dan kemungkinan terjadinya
tersedak (Malholtra, dkk, Marinelli, dkk dan Mizuno, dkk dalam
Lala (2012) )
39
Cup Feeding
Keuntungan
Bayi dapat makan dengan kecepatannya sendiri dapat memperbaiki saturasi
oksigennya dan dapat lebih stabil secara fisiologis
Membantu menghindari bingung puting
Mudah dibersihkan
Kerugian
Memungkinkan adanya risiko aspirasi atau tersedak apabila pemberian susu tidak
dilakukan dengan benar
Memakan waktu yang lama
Ada banyak susu yang tumpah dan terbuang dibandingkan dengan pemberian
susu botol
Pemberian menggunakan cup dalam jangka panjang dapat mengurangi
kemampuan refleks menghisap pada bayi
41
Cup Feeding
Cara Menyimpan cup feed yang berisi susu formula (WHO,2007)
Apabila ingin menyimpan susu dalam jumlah yang banyak, sebaiknya disiapkan dalam wadah
yang sudah bersih dan steril
Wadah tidak lebih besar dari 1 liter
Wadah terbuat dari bahan makanan dan memiliki tutup, selanjutnya didinginkan dalam
wadah dan dituang ke cangkir bila diperlukan.
Tempatkan wadah makanan/susu yang telah dingin dan diberi label di kulkas khusus. Suhu
kulkas sebaiknya maksimal 5C, dan harus dipantau setiap hari.
Buang semua makanan/susu yang sudah dingin yang belum digunakan dalam waktu 24 jam.
Keluarkan wadah formula yang telah disiapkan sebelumnya dari kulkas sesaat sebelum
dibutuhkan.
Tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam cup/cangkir makanan bersih dan steril. Pasang
kembali penutup wadah dan masukkan sisa makanan/susu ke kulkas.
Hangatkan ulang tidak lebih dari 15 menit.
Susu dapat dihangatkan kembali dengan menempatkan dalam wadah air hangat, memastikan
tingkat air di bawah bagian atas cup/cangkir. Sesekali goyang atau putar susu di cangkirnya
untuk memastikan memanaskan secara merata.
Periksa suhu makanan/susu dengan meneteskan sedikit ke bagian dalam pergelangan tangan.
Buanglah kembali makanan/susu hangat yang belum dikonsumsi dalam waktu dua jam.
42
Cara Menyiapkan Susu dalam Jumlah
Banyak (Batch) Menggunakan Cup/Botol
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
(WHO, 2007):
1. Jumlah air dan jumlah bubuk formula yang dibutuhkan
untuk pemberian beberapa susu dalam satu wadah
(dilihat pada kemasan formula)
2. Menggunakan wadah yang sudah dibersihkan dan
disterilkan yang terbuat dari bahan yang aman, dan cocok
sebagai tempat untuk menuangkan cairan panas
3. Tidak menggunakan wadah dengan volume lebih dari 1
liter
4. Buang makanan yang telah didinginkan / beku dan tidak
digunakan lagi apabila lebih dari 24 jam
43
(Leung C, WC Chang, Yeh SJ, 2009), (Moritz M,
Ayus J, 2010)
Underdilution formula bayi dapat
menyebabkan dehidrasi hypernatraemic dan
over-dilution pada hyponatraemia (keracunan
air), yang keduanya berpotensi fatal pada
kondidi bayi.
44
Langkah dalam memberikan susu
dengan cup
Isi setengah atau dua pertiga cup dengan susu formula
Susu formula harus segera diberikan pada bayi sebelum 2 jam, bila lebih dari 2 jam sejak
dibuat maka harus diletakkan di lemari pendingin sebelum diberikan kepada bayi.
Susu formula dapat dihangatkan kembali di tempat tujuan dan segera diberikan pada bayi,
atau disimpan dalam lemari pendingin dan digunakan dalam waktu 24 jam dari saat pertama
kali disiapkan.
Jika waktu perjalanan memakan waktu lebih dari 30 menit, susu formula dingin harus
diangkut dalam pendingin atau menggunakan cool bag dengan batu es
Susu formula olahan bisa disimpan di lemari pendingin (tidak lebih dari
5 C sampai 24 jam
Waktu yang digunakan untuk susu formula tidak boleh lebih dari 2 jam
dalam suhu kamar.
51
Rekomendasi WHO
Penggunaan formula. Sesuai
kebutuhan bayi
52
Rekomendasi WHO
Pemberian formula (formula disajikan
dalam single dose, labeling)
53
Rekomendasi WHO
Distribusi formula:
idealnya menggunakan
cold box
54
Analisis Jurnal
55
Background
Suboptimal breastfeeding and complementary
feeding practices are associated with a high
prevalence of malnutrition and child mortality
around the world, especially in low- and
middle-income countries
Outcome variables
subsequent feeding of infant formula
early breastfeeding cessation
Infant formula feeding at birth and
during the first 2 years
The prevalence of subsequent infant formula feeding
was 728% higher among children fed with infant
formula during the first 3 d after birth than those who
were not for those with vaginal deliveries
Among mothers who reported cesarean deliveries,
subsequent infant formula feeding of infants aged <6
mo was 1832% higher among children fed with infant
formula during the first 3 d after birth than those who
were not
In multiple logistic regression, infant formula feeding
during the first 3 d after birth was associated with a
higher prevalence of subsequent infant formula
feeding in the overall sample
Prevalence and 95% CIs of subsequent infant
formula feeding by status of infant formula
feeding during the first 3 d after birth and child
age overall (A), for vaginal deliveries (B), and
for cesarean deliveries (C)
(Alive & Thrive baseline survey)
Infant formula feeding at birth and
early cessation of breastfeeding
children fed with infant formula within the
first 3 d had a higher tendency of early
cessation of breastfeeding than those who
were not
Infant formula feeding during the first 3 d
after birth was associated with a higher
prevalence of early breastfeeding cessation in
the overall sample
Potential pathway from infant formula feeding
at birth to subsequent feeding practices
infant formula feeding during the first 3 d after birth
was associated with higher subsequent infant formula
feeding which in turn was linked to early breastfeeding
cessation
Infant formula feeding at birth was more prevalent in
mothers with misconceptions relating to feeding in
the first 3 d, intention to feed infant formula at birth,
cesarean delivery, and lack of professional
breastfeeding support at birth
misconceptions relating to exclusive and continued
breastfeeding were associated with increased
subsequent infant formula feeding and early
breastfeeding cessation
Potential pathway from infant formula feeding
at birth to subsequent feeding practices
Analisis jurnal 2
64
Although the World Health Organization (WHO) recommends
exclusively breastfeeding infants until 6 months of life and
continued breastfeeding until age 2 years or older, infant
formula is used widely and is commonly introduced during the
neonatal period
66
Terimakasih
67