Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN GIZI DI THAILAND

Pedoman gizi yang ada di Thailand bernama “Food Based Dietary Guidelines” atau sering
disingkat FBDG.

A. SEJARAH FBDG
Pedoman diet menggunakan 5 kelompok makanan digunakan di Thailand
sampai tahun 1996 ketika pedoman diet berbasis makanan (FBDG) dipromosikan
setelah 2 tahun diformulasikan dan dikembangkan. Pada tahun 1998, agar FBDG bisa
diterima dan dipahami oleh masyarakat luas, maka bagian-bagian kuantitatif pada
FBDG ditetapkan menjadi “Nutrition Flag”. Promosi dan penyebaran FBDG Thailand
telah dilakukan di tingkat nasional dan masyarakat melalui kesehatan dasar, layanan
pertanian dan pendidikan dan kegiatan pelatihan, serta kampanye berkala melalui
berbagai saluran komunikasi dan media.
Terakhir, pada tahun 2009, FBDG untuk bayi dan anak-anak prasekolah
dikenalkan secara luas guna menggantikan pedoman gizi bayi dan anak sebelumnya.
Pedoman umum ditujukan untuk orang berusia 6 tahun ke atas dan yang untuk bayi dan
anak-anak berlaku sejak lahir hingga tahun kelima (inklusif).Belum ada evaluasi formal
tentang dampak promosi FBDG Thailand tetapi beberapa pengujian berkala atas
pengetahuan dan praktik menunjukkan hasil positif.

B. KOMPONEN FBDG
Panduan makanan Thailand adalah bendera gantung, yang dikenal sebagai 'bendera
nutrisi'. Empat lapisan dalam bendera nutrisi menunjukkan jenis dan jumlah kelompok
makanan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi. Komponen FBDG antara lain :
1. Makanlah beragam makanan dari masing-masing dari lima kelompok
makanan dan pertahankan berat badan yang tepat.
Jika beberapa makanan ini tidak dikonsumsi, atau dikonsumsi secara terus-
menerus dalam keseharian, kita hanya menerima gizi yang terbatas atau bahkan
terlampau banyak. Lima kelompok makanan utama tersebut adalah :
Grup 1 : Susu, telur, daging, legume, dan biji wijen untuk pertumbuhan dan menjaga
jaringan tubuh.
Grup 2 : Nasi, sereal, makanan bertepung, gula untuk menyediakan energi.
Grup 3 : Sayuran untuk fungsi regulasi tubuh
Grup 4 : Buah yang fungsinya sama dengan kelompok 3
Grup 5 : Lemak dan minyak dari tanaman dan hewan untuk menyediakan energi dan
kehangatan tubuh.
Setiap inddividu harus menjaga berat badan idealnya sesuai dengan umur dan
tinggi badan dengan cara memakan makanan bergizi seimbang dan diikuti oleh
aktivitasi fisik secara rutin.
2. Makanlah nasi yang cukup atau sumber karbohidrat alternatif.
Nutrisi utama pada nasi adalah karbohidrat dan protein. Beras yang masih
terdapat sekamnya jauh lebih bergizi daripada beras yang sudah terpisah dari
sekamnya karena mengandung nutrisi penting seperti, protein, lemak, serat pangan,
vitamin, dan mineral.
Selain nasi dan sereal ada makanan lain yang dapat menyediakan energi,
seperti mie tepung, mie beras, dan mie beras yang difermentasi. Bahan-bahan ini
sering disajikan dalam makanan Thailand sebagai “fast food”. Kenyataannya, bahan-
bahan ini lebih bernutrisi daripada American fast food karena mengandung lebih
banyak serat pangan daripada sayuran.
Nasi dan makanan bertepung lainnya harus dikonsumsi setiap hari dalam
jumlah yang sesuai. Jika berlebihan dalam mengkonsumsi akan terjadi penumpukan
lemak pada organ dalam yang dapat menyebabkan obesitas.
3. Makan banyak sayuran dan buah-buahan secara teratur.
Sayuran dan buah mengandung banyak vitamin, mineral, dan substansi penting
lainnya. Serat dalam sayur dan buah membantu mengeluarkan zat yang sudah tidak
digunakan dengan cara mengeliminasi kolesterol dan zat-zat karsinogenik.
4. Makan ikan, daging tanpa lemak, telur, dan kacang-kacangan.
Ikan mengandung protein yang baik yang mudah dicerna dan rendah lemak.
Mengkonsumsi ikan bahkan daging merah secara rutin dapat mengurangi kolesterol.
Ikan juga mengandung tinggi fosfor. Ikan-ikankecil yang dikemas dalam kaleng
mengandung kalsium yang baik untuk pertumbuhan gigi dan tulang
Daging tanpa lemak juga mengandung protein yang baik. Dengan
mengkonsumsinya, lemak yang terakumulasi dalam pembuluh darah dapat
berkurang.
Telur adalah sumber utama protein yang mengandung beberapa mineral dan
vitamin yang sangat berguna bagi tubuh. Selain itu, telur juga murah, mudah
dimasak dan mudah dikonsumsi. Anak-anak disarankan mengkonsumsi satu telur
setiap hari, sedangkan dewasa 2-3 telur tiap hari.
Kacang-kacangan bisa dijadikan alternatif sumber protein selain daging
ataupun ikan. Selain itu, kacang-kacangan juga merupakan sumber energi.
5. Minumlah dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai untuk usia seseorang.
Susu mengandung kalsium dan fosfor yang penting untuk pertumbuhan tulang dan
gigi. Susu juga mengandung protein, laktosa, dan vitamin (khususnya vitamin B2),
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki fungsi jaringan tubuh.
6. Makanlah diet yang mengandung jumlah lemak yang tepat.
Konsumsi asupan lemak di Thailand dikurangi yaitu memberikannya tidak lebih dari
30% dari total energi per hari. Konsumsi lemak yang tinggi dapat menimbulkan
obesitas. Konsumsi lemak yang harus dibatasi meliputi pembatasan daging berlemak
tinggi, kuning telur, daging organ, cumi-cumi, dan tiram.
7. Hindari makanan manis dan asin.
Biasanya orang Thailand memiliki preferensi yang kuat untuk makan pedas dan asin.
Padahal jika kita makan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Kecap asin
yang mengandung sodium tinggi pun bisa menyebabkan hipertensi. Selain itu, buah
yang biasanya sebagai makanan penutup juga dimaniskan dengan tambahan gula.
8. Makan makanan yang bersih dan aman.
Makanan yang dimasak harus dengan cara yang benar dan bahan-bahan yang
diperoleh harus dari toko-toko terkenal dengan logo FDA (Food and Drug
Administration) Thailand, harus memiliki bau, rasa, dan warna yang sangat alami.
9. Hindari atau kurangi konsumsi minuman beralkohol
Dengan kita mengkonsumsi alkohol berlebihan itu dapat menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan dan pada status gizi kita.

C. Kelebihan FDBGs dibandingkan 13 PUGS :


Pada FDBG ada 2 point yang tidak ada di PUGS. 2 point tersebut adalah mengkonsumsi
susu dalam jumlah yang tepat setiap hari dan mengkonsumsi daging tanpa lemak. Hal
ini menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat Thailand dalam mengkonsumsi susu
setiap hari. Meskipun dalam FDBG dan PUGS sama-sama menekankan untuk
mengkonsumsi daging, namun FDBG lebih spesifik dalam memberitahukan daging
yang seperti apa yang baik dikonsumsi. Sehingga dengan mengkonsumsi daging tanpa
lemak, kita bisa mendapat protein yang baik tanpa takut mendapat kalori berlebih.

D. Kekurangan gFDBGs dibandingkan 13 PUGS :


Pada FDBG ada 7 point yang tidak ada di FDBG namun point tersebut ada di PUGS. 7
point tersebut ialah:
1. Gunakan garam beryodium.
2. Berikan ASI kepada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MPASI
sesudahnya.
3. Biasakan makan pagi.
4. Minum air bersih dan aman yang cukup jumlahnya.
5. Membaca label kemasan.
6. Memakan makanan sumber zat gizi.
7. Melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur.
Dari ketujuh komponen FDBG hanya memfokuskan pada makanan yang harus
dikonsumsi, dengan tambahan instruksi memantau berat badan dan menghindari
minuman beralkohol. FDBG disini berbicara tentang diet, namun tidak mencantumkan
komponen aktivitas fisik. Jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, maka hasilnya
tidak maksimal. Selain itu, di PUGS menjadikan ibu hamil sebagai target PUGS, hal
ini menunjukkan PUGS lebih menyasar banyak kalangan makanan dibandingan FDBG.

DAFTAR PUSTAKA
Sirichakwal .(2011) Food based dietary guidelines (FBDGs) development
and promotion in Thailand .Asia Pasific Juornal of Clinical Nutrition, volume 3

Anda mungkin juga menyukai