0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
185 tayangan28 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan bagi korban bencana gempa bumi di Lombok. Terdapat beberapa aspek keamanan pangan yang dijelaskan seperti pengendalian makanan, keamanan dan gizi makanan, serta pendidikan masyarakat. Pelaksanaan di lapangan meliputi penyediaan dapur umum, bantuan BPOM, serta perhatian terhadap gizi anak-anak.
Deskripsi Asli:
penjelasan langkah menjamin keamana pangan saat bencana
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan bagi korban bencana gempa bumi di Lombok. Terdapat beberapa aspek keamanan pangan yang dijelaskan seperti pengendalian makanan, keamanan dan gizi makanan, serta pendidikan masyarakat. Pelaksanaan di lapangan meliputi penyediaan dapur umum, bantuan BPOM, serta perhatian terhadap gizi anak-anak.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan bagi korban bencana gempa bumi di Lombok. Terdapat beberapa aspek keamanan pangan yang dijelaskan seperti pengendalian makanan, keamanan dan gizi makanan, serta pendidikan masyarakat. Pelaksanaan di lapangan meliputi penyediaan dapur umum, bantuan BPOM, serta perhatian terhadap gizi anak-anak.
(smt 7) Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana. Bencana-bencana ini menyebabkan rusaknya sarana dan prasarana sosial di lokasi bencana. Bencana juga memberi dampak ekonomi pada daerah yang tidak secara langsung terkena bencana akibat terputusnya akses jalan dan pasokan listrik Pemberian bantuan pangan ke lokasi bencana pun menjadi sulit Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup Keamanan pangan merupakan hal-hal yang membuat makanan itu aman untuk dimakan, bebas dari faktor-faktor penyebab penyakit misalnya banyak mengandung sumber penular penyakit, mengandung bahan kimia beracun, dan mengandung benda asing. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan? Apakah pentingnya keamanan pangan? Aspek apa sajakah yang terdapat dalam keamanan pangan? Bagaimana pelaksanaan keamanan pangan saat terjadi gempa bumi di Lombok? Tujuan Untuk mengetahui definisi keamanan pangan Untuk mengetahu pentingnya mengkonsumsi makanan yang aman Untuk mengetahui aspek-aspek yang terdapat dalam pelaksanaan keamanan pangan Untuk mengetahui pelaksanaan keamanan pangan saat terjadi gempa bumi di Lombok Definisi Keamanan Pangan Keamanan pangan adalah sebuah disiplin yang mejelaskan tentang penanganan, persiapan, dan penyimpanan makanan dengan cara yang dapat mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan (Foodborne Illness). Keamanan pangan memiliki 7 prinsip dasar yang meliputi: 1. Tanggung jawab perusahaan 2. Ketertelusuran 3. Kontrol makanan yang resmi 4. Prinsip pencegahan 5. Penilaian risiko ilmiah independen 6. Pemisahan penilaian risiko dan manajemen risiko) 7. Komunikasi risiko yang transparan Pentingnya Keamanan Pangan
Makanan dapat menyalurkan patogen
yang akan berdampak pada munculnya penyakit atau bahkan kematian manusia maupun hewan. Makanan dapat menjadi hal sulit untuk didapatkan dalam keadaan darurat atau pasca bencana. Masalah keamanan makanan dapat beragam menurut sifat dasar, keparahan, banyaknya, dan tergantung dalam situasi saat terjadi keadaan darurat atau bencana. Aspek Keamanan Pangan 1. Food Control 2. Food Safety and Nutrition 3. Public Education and Information 4. Safe and Hygienic Warehouse Management A. Food Control 1. Food control measures Setelah bencana, penilaian harus dilakukan tentang pengaruhnya pada kualitas dan keamanan makanan. Petugas keamanan pangan harus memastikan bahwa makanan yang terlindungi secara memadai, tidak terkena sumber kontaminasi lain, dan tidak disimpan pada tempat yang beresiko terjadi pertumbuhan bakteri. Misalnya, makanan tidak disimpan di gudang yang telah tergenang air, karena kelembaban tinggi mendukung pertumbuhan jamur dan bakteri dalam bahan makanan. Makanan utuh apa pun tetap harus dipindahkan ke tempat yang kering, jauh dari dinding dan dari lantai. A. Food Control 2. Salvageable and unsalvageable foods Petugas keamanan pangan dan kesehatan masyarakat dapat diminta untuk memeriksa makanan dan memberi saran tentang makanan yang sesuai untuk dikonsumsi manusia dan / atau hewan serta apa yang harus dilakukan pada makanan yang telah terkontaminasi. Tindakan pencegahan yang diperlukan harus diambil untuk memastikan bahwa semua makanan yang diduga dan telah terkontaminasi serta makanan yang sudah tidak diproses ulang harus dibuang dengan benar. A. Food Control 3. Inspection of food businesses Setelah bencana terjadi, industri makanan dan perusahaan katering seharusnya diperiksa. Langkah ini harus diambil untuk memastikan bahwa makanan yang telah terkontaminasi tidak diperjualbelikan. Kegiatan produksi makanan dapat dilakukan ketika kondisi yang diperlukan untuk produksi atau persiapan makanan yang aman terpenuhi, yaitu ketika tempat yang digunakan untuk produksi atau persiapan makanan telah dibersihkan dan didesinfeksi, tersedia listrik, persediaan air dan sanitasi telah dipulihkan, terdapat peralatan beroperasi, tersedia staf terlatih. A. Food Control 4. Control of donated or imported food Selama operasi bantuan makanan, pihak berwenang yang bertanggung jawab atas makanan dan kesehatan harus memantau kondisi makanan yang disumbangkan atau diimpor. Makanan yang ditemukan pada pemeriksaan dan atau analisis laboratorium tidak layak untuk konsumsi manusia harus dikecam dan ditolak. B. Food Safety and Nutrition 1. General Consideration Prinsip-prinsip umum untuk penanganan yang aman dan persiapan makanan berlaku untuk semua konteks, termasuk rumah tangga, pusat pemberian makan untuk orang-orang yang terkena bencana, dan pemberian makan yang ditargetkan pusat, seperti pusat terapi nutrisi. B. Food Safety and Nutrition 2. Providing dry rations for house hold cooking Setelah bencana, maka keluarga akan segera membangun kembali sesuai kapasitas mereka untuk memasak, makanan apa pun akan diberikan yang biasanya didistribusikan dalam bentuk kering untuk menyiapkan dan dikonsumsi mereka di rumah atau tempat penampungan sementara. Keuntungan menyediakan ransum kering adalah bahwa penerima memiliki kemandirian yang lebih tinggi. Ransum kering individu juga menghindari risiko intoksikasi atau infeksi yang meluas, yang meningkat ketika memasak massal dilakukan di bawah kondisi yang tidak higienis. B. Food Safety and Nutrition 3. Mass-feeding centres Program makanan massal, berdasarkan distribusi makanan yang dimasak, mungkin diperlukan untuk periode awal yang singkat dalam situasi di mana orang tidak memiliki kebutuhan sumber daya untuk menyiapkan makanan mereka sendiri secara higienis. Namun, persiapan makanan masal yang dimasak memiliki beberapa kerugian, termasuk risiko penularan penyakit melalui makanan (World Health Organization, 2000) B. Food Safety and Nutrition 4. Therapeutic-feeding centres Keamanan makanan mungkin suatu hal yang paling penting di mana pemberian makan anak yang terapeutik atau intensif sedang menjalankan terapi (World Health Organization, 2000b). Anak-anak yang diberi makan dengan cara ini sangat rentan terhadap infeksi, dan tindakan khusus diperlukan, sebagai tambahan kepada mereka yang umumnya diperlukan untuk keamanan makanan di pusat katering terpusat. B. Food Safety and Nutrition 5. Breastfeeding and Breast-milk subtitutes Dalam hal ini WHO merekomendasikan agar bayi yang umurnya kurang dari 6 bulan hanya diberikan asupan makanan berupa ASI saja atau dikenal dengan ASI ekslusif. Bayi disusui menggunakan ASI hingga berumur 2 tahun. Jika umur bayi ≥6 bulan maka diberikan makanan pendamping ASI baik itu berpa bubur, biskuit dan sejenisnya yang khusus untuk bayi. C. Public Education and Information Adanya pendidikan dan sosialisasi ada saat pra bencana terkait keamanan pangan sangat penting dilakukan untuk mencegah wabah penyakit yang diakibatkan oleh makanan. D. Safe and Hygienic Warehouse Management
Keamanan sangat identik dengan
tempat penyimpanan makanan. Ketika tempat penyimpanan makanan aman dan baik maka diharapkan makanan yang tersimpan juga dalam keadaan baik. Tolak Ukur Kualitas dan Keamanan Pangan
1. Tidak dijumpai persebaran penyakit akibat pangan yang
dibagikan 2. Tidak ada keluhan mengenai mutu bahan pangan yang dibagikan 3. Para pemasok bahan pangan melaksanakan pengendalian mutu secara teratur 4. Seluruh bahan pangan yang dipasok ke lokasi secara sistimatis di cek lebih dulu oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) setempat 5. Seluruh bahan–bahan pangan yang diterima dari dalam negeri memiliki batas kadaluarsa minimum hingga 6 bulan sudah diterima 6. Terdapat prasarana–prasarana penyimpanan pangan yang memadai Penerimaan terhadap Bahan Pangan
1. Bahan–bahan pangan yang dibagikan
tidak bertentangan dengan tradisi– tradisi 2. Bahan pangan pokok yang dibagikan harus sesuai dengan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat 3. Makanan tambahan bagi anak–anak balita memenuhi syarat 4. Masyarakat memiliki akses untuk mendapatkan bahan–bahan pangan tertentu yang dianggap termasuk Pelaksanaan keamanan pangan saat terjadi gempa bumi di Lombok Dapur umum Di tempat pengungsian di Lombok sudah ada dapur umum untuk dilakukan kegiatan memasak secara massal Himbauan dari BPOM mengenai keamanan pangan untuk pengungsi di Lombok Keamanan pangan di Lombok untuk para pengungsi juga diperhatikan oleh BPOM untuk kesehatan para pengungsi, BPOM RI ikut memberikan bantuan kepada korban gempa Lombok. Bantuan yang merupakan hasil penggalangan dari seluruh jajaran BPOM yang dipimpin Penny ini senilai Rp 231.512.000. Bantuan makanan untuk memperhatikan gizi anak-anak Peluncuran gerakan makanan sehat melalui makanan fungsional yang dikemas dalam bentuk dodol serta gerakan kebangkitan wirausaha muda Kabupaten Lombok Utara. Kesimpulan Keamanan pangan adalah sebuah disiplin yang mejelaskan tentang penanganan, persiapan, dan penyimpanan makanan dengan cara yang dapat mencegah foodborne illness. Makanan dapat menyalurkan patogen yang akan berdampak pada munculnya penyakit atau bahkan kematian manusia. Masalah keamanan makanan dapat beragam menurut sifat dasar, keparahan, banyaknya, dan tergantung dalam situasi saat terjadi keadaan darurat atau bencana. Aspek keamanan pangan terdiri dari Food Control, Food Safety and Nutrition, Public Education and Information, dan Safe and Hygienic Warehouse Management. Kesimpulan Food control yaitu tentang pemeriksaan makanan yang dilakukan oleh petugas setekah terjadinya bencana. Pemeriksaan ini tentang kualitas dan keamanan makanan yang akan dikonsumsi oleh korban bencana. Food safety and nutrition yaitu kegiatan mempersiapkan makanan yang berlaku untuk semua konteks, hal yang perlu diperhatikan adalah keamanan makanan yang akan dikonsumsi dan gizi yang harus dipenuhi. Public education and information perlu dilakukan sebelum terjadinya bencana, hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit yang disebabkan oleh makanan. Safe and hygienic warehouse management lebih menekankan pada keadaan tempat penyimpanan makanan, apabila tempat penyimpanan makanan aman dan baik maka makanan yang tersimpan juga dalam keadaan baik. Hasil Diskusi Fitrotuz Zahro 101511133196 bagaimana penerapan food safety di pengungsian korban bencana Lombok? Penerapan kemanan pangan pada korban bencana gempa Lombok telah berjalan sesuai dengan konsep keamanan pangan. Dapat dilihat dengan adanya pemantauan keamanan pangan oleh lembaga yang berwenang BPOM, memerhatikan kualitas makanan dengan memerhitungkan nilai gizi dan telah terdapat peyediaan dapur umum Anca Laika 101511133109 Bagaimana penyediaan makanan bagi pengungsi, apakah disamaratakan atau di bedakan sesuai dengan kebutuhan dan umur? idealnya penyediaan makaan dibedakan sesuai dengan kbutuhan dan kelompok umur. Realita dilapangan penyediaan makanan disamaratakan bagi masyarakat yang tidak mengalami gangguan kesehatan. Namun, untuk kelompok rentan bayi-baduta, orang sakit mendapat makanan yang disesuaikan dengan kebutuhannya Bagaimana penyediaan tempat laktasi di pengungsian gempa lombok? Penyediaan ruang laktasi di pengungsian korban bencana gempa lombok dilakukan oleh Prokami. Ruang lktasi berupa tenda tertutup yang dilengkapai dengan konseling dan pendampingan bagi ibu menyusui. Refri Fitria R 101511133030 Apa peran SKM pada penanganan keamanan pangan saat bencana? Peran SKM dalam penanganan kemanan pangan saat benca yaitu memastikan bahwa penyediaan makanan muali dari awal pemilihan bahan, proses pengolahan dan pendistribusian terbebas dari zat kontaminan yang dapat menimbulkan masalah baru di pengungsian. Upaya yang dapat dilakukan yaitu memantau sanitasi dapur umum sebagai tempat penyediaan makanan matang dipengungsian, memastikan tidak adazat pencemar yang dapat mengontaminasi makanan, bekerja sama dengan lembaga BPOM untuk memantau keamanan pangan yang masuk.
Vina Hariasih 101511133076
Apakah terdapat peraturan yang membahas mengenai ruang laktasi khusunya pada saat bencana? Belum ada