Anda di halaman 1dari 28

KEAMANAN PANGAN (FOOD

SAFETY) SAAT TERJADI BENCANA


Group C :

1. Nur Eka Vutrianingsih


( 101511133024 )
2. Rizky Nugrahanik
( 101511133025 )
3. Devi Shintiya Chilmi
( 101511133046 )
4. Anisa Nur Afifah
( 101511133167 )
5. Hirda Ulis Fitriani
( 101511133172 )

Minat Kesehatan Lingkungan 2018


(smt 7)
Latar Belakang
 Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana.
 Bencana-bencana ini menyebabkan rusaknya sarana dan
prasarana sosial di lokasi bencana.
 Bencana juga memberi dampak ekonomi pada daerah yang
tidak secara langsung terkena bencana akibat terputusnya
akses jalan dan pasokan listrik
 Pemberian bantuan pangan ke lokasi bencana pun menjadi
sulit
 Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk dapat mempertahankan hidup
 Keamanan pangan merupakan hal-hal yang membuat
makanan itu aman untuk dimakan, bebas dari faktor-faktor
penyebab penyakit misalnya banyak mengandung sumber
penular penyakit, mengandung bahan kimia beracun, dan
mengandung benda asing.
Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan keamanan
pangan?
 Apakah pentingnya keamanan pangan?
 Aspek apa sajakah yang terdapat dalam
keamanan pangan?
 Bagaimana pelaksanaan keamanan
pangan saat terjadi gempa bumi di
Lombok?
Tujuan
 Untuk mengetahui definisi keamanan
pangan
 Untuk mengetahu pentingnya
mengkonsumsi makanan yang aman
 Untuk mengetahui aspek-aspek yang
terdapat dalam pelaksanaan keamanan
pangan
 Untuk mengetahui pelaksanaan
keamanan pangan saat terjadi gempa
bumi di Lombok
Definisi Keamanan Pangan
 Keamanan pangan adalah sebuah disiplin yang
mejelaskan tentang penanganan, persiapan, dan
penyimpanan makanan dengan cara yang dapat
mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan
(Foodborne Illness).
 Keamanan pangan memiliki 7 prinsip dasar yang meliputi:
1. Tanggung jawab perusahaan
2. Ketertelusuran
3. Kontrol makanan yang resmi
4. Prinsip pencegahan
5. Penilaian risiko ilmiah independen
6. Pemisahan penilaian risiko dan manajemen risiko)
7. Komunikasi risiko yang transparan
Pentingnya Keamanan Pangan

 Makanan dapat menyalurkan patogen


yang akan berdampak pada munculnya
penyakit atau bahkan kematian manusia
maupun hewan. Makanan dapat menjadi
hal sulit untuk didapatkan dalam
keadaan darurat atau pasca bencana.
 Masalah keamanan makanan dapat
beragam menurut sifat dasar,
keparahan, banyaknya, dan tergantung
dalam situasi saat terjadi keadaan
darurat atau bencana.
Aspek Keamanan
Pangan
1. Food Control
2. Food Safety and Nutrition
3. Public Education and Information
4. Safe and Hygienic Warehouse
Management
A. Food Control
1. Food control measures
Setelah bencana, penilaian harus dilakukan tentang
pengaruhnya pada kualitas dan keamanan makanan.
Petugas keamanan pangan harus memastikan bahwa
makanan yang terlindungi secara memadai, tidak
terkena sumber kontaminasi lain, dan tidak disimpan
pada tempat yang beresiko terjadi pertumbuhan bakteri.
Misalnya, makanan tidak disimpan di gudang yang telah
tergenang air, karena kelembaban tinggi mendukung
pertumbuhan jamur dan bakteri dalam bahan makanan.
Makanan utuh apa pun tetap harus dipindahkan ke
tempat yang kering, jauh dari dinding dan dari lantai.
A. Food Control
2. Salvageable and unsalvageable foods
Petugas keamanan pangan dan kesehatan
masyarakat dapat diminta untuk memeriksa
makanan dan memberi saran tentang makanan yang
sesuai untuk dikonsumsi manusia dan / atau hewan
serta apa yang harus dilakukan pada makanan yang
telah terkontaminasi.
Tindakan pencegahan yang diperlukan harus diambil
untuk memastikan bahwa semua makanan yang
diduga dan telah terkontaminasi serta makanan yang
sudah tidak diproses ulang harus dibuang dengan
benar.
A. Food Control
3. Inspection of food businesses
Setelah bencana terjadi, industri makanan dan
perusahaan katering seharusnya diperiksa. Langkah ini
harus diambil untuk memastikan bahwa makanan yang
telah terkontaminasi tidak diperjualbelikan. Kegiatan
produksi makanan dapat dilakukan ketika kondisi yang
diperlukan untuk produksi atau persiapan makanan
yang aman terpenuhi, yaitu ketika tempat yang
digunakan untuk produksi atau persiapan makanan
telah dibersihkan dan didesinfeksi, tersedia listrik,
persediaan air dan sanitasi telah dipulihkan, terdapat
peralatan beroperasi, tersedia staf terlatih.
A. Food Control
4. Control of donated or imported
food
Selama operasi bantuan makanan, pihak
berwenang yang bertanggung jawab atas
makanan dan kesehatan harus memantau
kondisi makanan yang disumbangkan atau
diimpor. Makanan yang ditemukan pada
pemeriksaan dan atau analisis
laboratorium tidak layak untuk konsumsi
manusia harus dikecam dan ditolak.
B. Food Safety and Nutrition
1. General Consideration
Prinsip-prinsip umum untuk penanganan
yang aman dan persiapan makanan
berlaku untuk semua konteks, termasuk
rumah tangga, pusat pemberian makan
untuk orang-orang yang terkena bencana,
dan pemberian makan yang ditargetkan
pusat, seperti pusat terapi nutrisi.
B. Food Safety and Nutrition
2. Providing dry rations for house hold cooking
Setelah bencana, maka keluarga akan segera membangun
kembali sesuai kapasitas mereka untuk memasak,
makanan apa pun akan diberikan yang biasanya
didistribusikan dalam bentuk kering untuk menyiapkan
dan dikonsumsi mereka di rumah atau tempat
penampungan sementara.
Keuntungan menyediakan ransum kering adalah bahwa
penerima memiliki kemandirian yang lebih tinggi.
Ransum kering individu juga menghindari risiko intoksikasi
atau infeksi yang meluas, yang meningkat ketika
memasak massal dilakukan di bawah kondisi yang tidak
higienis.
B. Food Safety and Nutrition
3. Mass-feeding centres
Program makanan massal, berdasarkan
distribusi makanan yang dimasak, mungkin
diperlukan untuk periode awal yang singkat
dalam situasi di mana orang tidak memiliki
kebutuhan sumber daya untuk menyiapkan
makanan mereka sendiri secara higienis.
Namun, persiapan makanan masal yang
dimasak memiliki beberapa kerugian, termasuk
risiko penularan penyakit melalui makanan
(World Health Organization, 2000)
B. Food Safety and Nutrition
4. Therapeutic-feeding centres
Keamanan makanan mungkin suatu hal yang
paling penting di mana pemberian makan anak
yang terapeutik atau intensif sedang
menjalankan terapi (World Health Organization,
2000b).
Anak-anak yang diberi makan dengan cara ini
sangat rentan terhadap infeksi, dan tindakan
khusus diperlukan, sebagai tambahan kepada
mereka yang umumnya diperlukan untuk
keamanan makanan di pusat katering terpusat.
B. Food Safety and Nutrition
5. Breastfeeding and Breast-milk subtitutes
Dalam hal ini WHO merekomendasikan agar bayi
yang umurnya kurang dari 6 bulan hanya
diberikan asupan makanan berupa ASI saja atau
dikenal dengan ASI ekslusif. Bayi disusui
menggunakan ASI hingga berumur 2 tahun. Jika
umur bayi ≥6 bulan maka diberikan makanan
pendamping ASI baik itu berpa bubur, biskuit dan
sejenisnya yang khusus untuk bayi.
C. Public Education and
Information
 Adanya pendidikan dan sosialisasi ada
saat pra bencana terkait keamanan
pangan sangat penting dilakukan untuk
mencegah wabah penyakit yang
diakibatkan oleh makanan.
D. Safe and Hygienic Warehouse
Management

 Keamanan sangat identik dengan


tempat penyimpanan makanan. Ketika
tempat penyimpanan makanan aman
dan baik maka diharapkan makanan
yang tersimpan juga dalam keadaan
baik.
Tolak Ukur Kualitas dan Keamanan Pangan

1. Tidak dijumpai persebaran penyakit akibat pangan yang


dibagikan
2. Tidak ada keluhan mengenai mutu bahan pangan yang
dibagikan
3. Para pemasok bahan pangan melaksanakan pengendalian
mutu secara teratur
4. Seluruh bahan pangan yang dipasok ke lokasi secara
sistimatis di cek lebih dulu oleh Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (POM) setempat
5. Seluruh bahan–bahan pangan yang diterima dari dalam
negeri memiliki batas kadaluarsa minimum hingga 6 bulan
sudah diterima
6. Terdapat prasarana–prasarana penyimpanan pangan yang
memadai
Penerimaan terhadap Bahan Pangan

1. Bahan–bahan pangan yang dibagikan


tidak bertentangan dengan tradisi–
tradisi
2. Bahan pangan pokok yang dibagikan
harus sesuai dengan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat
3. Makanan tambahan bagi anak–anak
balita memenuhi syarat
4. Masyarakat memiliki akses untuk
mendapatkan bahan–bahan pangan
tertentu yang dianggap termasuk
Pelaksanaan keamanan pangan saat
terjadi gempa bumi di Lombok
Dapur umum
 Di tempat pengungsian di Lombok sudah
ada dapur umum untuk dilakukan
kegiatan memasak secara massal
Himbauan dari BPOM mengenai
keamanan pangan untuk pengungsi di
Lombok
 Keamanan pangan di Lombok untuk para pengungsi
juga diperhatikan oleh BPOM untuk kesehatan para
pengungsi, BPOM RI ikut memberikan bantuan kepada
korban gempa Lombok. Bantuan yang merupakan
hasil penggalangan dari seluruh jajaran BPOM yang
dipimpin Penny ini senilai Rp 231.512.000.
Bantuan makanan untuk
memperhatikan gizi anak-anak
 Peluncuran gerakan makanan sehat melalui
makanan fungsional yang dikemas dalam bentuk
dodol serta gerakan kebangkitan wirausaha
muda Kabupaten Lombok Utara.
Kesimpulan
Keamanan pangan adalah sebuah disiplin yang
mejelaskan tentang penanganan, persiapan, dan
penyimpanan makanan dengan cara yang dapat
mencegah foodborne illness. Makanan dapat
menyalurkan patogen yang akan berdampak pada
munculnya penyakit atau bahkan kematian manusia.
Masalah keamanan makanan dapat beragam menurut
sifat dasar, keparahan, banyaknya, dan tergantung
dalam situasi saat terjadi keadaan darurat atau
bencana. Aspek keamanan pangan terdiri dari Food
Control, Food Safety and Nutrition, Public Education and
Information, dan Safe and Hygienic Warehouse
Management.
Kesimpulan
 Food control yaitu tentang pemeriksaan makanan yang
dilakukan oleh petugas setekah terjadinya bencana.
Pemeriksaan ini tentang kualitas dan keamanan makanan
yang akan dikonsumsi oleh korban bencana. Food safety
and nutrition yaitu kegiatan mempersiapkan makanan
yang berlaku untuk semua konteks, hal yang perlu
diperhatikan adalah keamanan makanan yang akan
dikonsumsi dan gizi yang harus dipenuhi. Public education
and information perlu dilakukan sebelum terjadinya
bencana, hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya wabah penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Safe and hygienic warehouse management lebih
menekankan pada keadaan tempat penyimpanan
makanan, apabila tempat penyimpanan makanan aman
dan baik maka makanan yang tersimpan juga dalam
keadaan baik.
Hasil Diskusi
Fitrotuz Zahro 101511133196
bagaimana penerapan food safety di pengungsian korban bencana Lombok?
Penerapan kemanan pangan pada korban bencana gempa Lombok telah
berjalan sesuai dengan konsep keamanan pangan. Dapat dilihat dengan
adanya pemantauan keamanan pangan oleh lembaga yang berwenang BPOM,
memerhatikan kualitas makanan dengan memerhitungkan nilai gizi dan telah
terdapat peyediaan dapur umum
Anca Laika 101511133109
Bagaimana penyediaan makanan bagi pengungsi, apakah disamaratakan atau
di bedakan sesuai dengan kebutuhan dan umur?
idealnya penyediaan makaan dibedakan sesuai dengan kbutuhan dan
kelompok umur. Realita dilapangan penyediaan makanan disamaratakan bagi
masyarakat yang tidak mengalami gangguan kesehatan. Namun, untuk
kelompok rentan bayi-baduta, orang sakit mendapat makanan yang
disesuaikan dengan kebutuhannya
Bagaimana penyediaan tempat laktasi di pengungsian gempa lombok?
Penyediaan ruang laktasi di pengungsian korban bencana gempa lombok
dilakukan oleh Prokami. Ruang lktasi berupa tenda tertutup yang dilengkapai
dengan konseling dan pendampingan bagi ibu menyusui.
Refri Fitria R 101511133030
Apa peran SKM pada penanganan keamanan pangan saat bencana?
Peran SKM dalam penanganan kemanan pangan saat benca yaitu
memastikan bahwa penyediaan makanan muali dari awal pemilihan
bahan, proses pengolahan dan pendistribusian terbebas dari zat
kontaminan yang dapat menimbulkan masalah baru di pengungsian.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu memantau sanitasi dapur umum
sebagai tempat penyediaan makanan matang dipengungsian,
memastikan tidak adazat pencemar yang dapat mengontaminasi
makanan, bekerja sama dengan lembaga BPOM untuk memantau
keamanan pangan yang masuk.

Vina Hariasih 101511133076


Apakah terdapat peraturan yang membahas mengenai ruang laktasi
khusunya pada saat bencana?
Belum ada

Anda mungkin juga menyukai