Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI DAN BIOKIMIA

OLEH HERMAYANTI 141 2010 0415 W.9

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,

pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana alam, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Karenanya,

peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya, dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah

kesempatan kerja (Bachyar Bakri, 2002) Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan

dengan empat cara yaitu (Supariasa, 2002) Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawasenyawa yang ada dalam sistem hidup, penyusunan senyawa-senyawa tersebut kedalam sel-sel dan interaksi kimia yang terjadi. Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari bimolekul. Untuk dapat mempertahankan hidup, sel-sel mengalamai metabolisme. Dalam metabolisme sel menyerap energi dari makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan untuk membentuk biomulekul sel (Lehninger, 1995). Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri fisiologi atau kimiawimerupakan kriteria yang amat penting didalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologi yang memadai mengenai organisme yang diperiksa

maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Oleh karena itu, ercobaan

ini penting dilakukan, karena dengan melakukan uju biokimia kita dapat mengedintifikasi organismentak dikenal (Hadieotomo, 1993). Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan (Sediaoetama,2006).

1.2 PRINSIP PERCOBAAN 1. Prinsip Percobaan Glukosa Glukose ST kit menggunakan dasar metode trinder yang klasik dengan enzim [G]lukose, [O]xi[D]ase, [P]eroksidae, 4-[A]minophenazone dan [P]enol (GOD-PAP), dengan reaksi sebagai berikut : Glukose + O2 + H2O
GOD

Gluconic Acid + H2O


peroksidase

H2O2 + Phenol + 4-aminophenazone quinone berwarna merah 2. Prinsip Percobaan Kolesterol Cholesterol ester Cholesterol + O2
Cholesterol esterase Cholesterol Oksidase

H2O2 + Zat warna

Cholesterol + Fatty acid 4 Cholesterol + H2O2


peroksidae

H2O2+ 4-aminophenazone + Phenol monoamino)-Phenazone + 4 H2O 3. Prinsip Percobaan Asam Urat Ucid Acid + O2 + H2O 2 H2O2 + AAP + DHBS
Uricase

4-(p-benzokinon-

Allation + CO2 + H2O2 Quinoneimine + H2O

Peroksidase

4. Prinsip Percobaan Protein Total Protein dalam serum bereaksi dengan larutan alkalis copper-tartrat dan memberikan warna ungu (violet) yaitu reaksi biuret 5. Prinsip Percobaan Zink (Zn) Zink (Zn) berperan pada molekul penerima rasa pada lidah. Tingkat ketajaman rasa dapat menggambarkan apakah seorang mengalami definisi

zink atau tidak. Zink sulfat akan merangsang molekul penerima rasa pada lidah sehingga ketajaman rasa dapat diukur

1.2 TUJUAN PERCOBAAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penilaian status gizi secara biokimia darah 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui status Gula Darah Sewaktu b. Untuk mengetahui status Kolesterol c. Untuk mengetahui status Asam Urat d. Untuk mengetahui status Protein Total e. Untuk mengetahui status Albumin f. Untuk mengetahui status Hemoglobin (Hb) g. Untuk mengetahui status Zink (Zn)

1.3 MANFAAT PERCOBAAN Manfaat melakukan percobaan adalah untuk mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam sel sehingga kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh kita. Dengan demikian diharapkan kita dapat menghindari hal-hal dari luar tubuh yang mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita dapat memperoleh manfaat makanan secara optimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006) Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat (Deddy Muchtadi, 2002) Beberapa tahap perkembangan kekurangan gizi dapat diidentifikasi dengan cara biokimia dan lazim disebut cara laboratorium. Dengan demikian, cara biokimia dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan defisiensi subklinis yang semakin penting dalam era pengobatan preventif. Metode ini bersifat sangat obyektif, bebas dari faktor emosi dan subyektif lain sehingga biasanya digunakan untuk melengkapi cara penilaian status gizi lainnya. Secara teoritis, keadaan defisiensi subklinis dapat diidentifikasi melalui pengukuran kadar zat gizi/metabolitnypa dalam suatu bahan biopsy. Metode ini mampu merefleksikan kadar zat gizi tubuh total atau besarnya simpanan dijaringan yang paling sensitive terhadap deplesi sehingga disebut uji biokimia statis. (Supariatsa, 2009)

B. Tinjauan Umum Tentang Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce LeeFever, 2007 ). Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua

karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray, 2003). Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan

berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat

mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa. ( Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004). Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam

mempertahankan

keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu dan rendah, menandakan terjadinya gangguan tenaga analis (

homeostatis kesehatan

sudah

semestinya

mendorong mencari

melakukan

pemeriksaan

untuk

etiologinya.

Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004 ).

C. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit / menyumbat pembuluh darah. (Sutejo A.Y.,2006). Kolesterol adalah bahan yang biasanya terdapat bersama-sama lemak. Bahan ini dapat berasal dari sintesis dalam tubuh dan juga diperoleh dari dalam makanan. Kolesterol terdapat di dalam makanan hewani (jaringan tubuh hewan) dan sumber utamanya adalah kuning telur (Mary, 2011). Kolesterol ditemukan sebagai bagian yang penting dalam sel, jaringan tubuh: otak, saraf, ginjal, limpa, hati, dan kulit atau yang lazim disebut kolesterol endogen, yang berperan penting dalam produksi asam empedu, beberapa hormon tertentu serta vitamin D. Selain ditemukan kolesterol endogen (endogenous cholesterol) ditemukan juga kolesterol eksogen (exogenous cholesterol) yang berasal dari bahan makanan sehingga tidak jarang kolesterol ini disebut juga dietary cholesterol, yang bersumber antara lain dari kuning telur, ikan, otak, hati, organ kelenjar dari kerbau dan sejumlah kecil didapatkan pula dari daging berlemak, lemak susu, lemak butter, keju. Dehydro cholesterol merupakan permulaan dari vitamin D, yaitu bagian-bagian kolesterol yang berubah dalam mukosa usus dan kulit tubuh. Ada 7 dehidro kolesterol yang bilamana terpengaruh oleh sinar matahari berubah menjadi vitamin D3, kolesterol juga menunjang dan bahkan menjadi pemula terbentuknya hormon kelamin, hormon adrenocortio. Dapat ditambahkan bahwa konsentrasi total kolesterol dalam plasma darah yaitu sekitar 180-250 miligram per 100 mililiter (Kartasapoetra, 2008). Kolesterol diekskresikan keluar dari dalam tubuh melalui getah empedu dengan mempertahankan kolesterol dalam bentuk larutan lewat

penggabungan dengan garam-garam empedu. Jika kolesterol mengendap dari larutan tersebut, endapan ini akan berbentuk padat yang dikenal sebagai batu empedu (Mary, 2011). Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70 % kolesterol di esterifikasikan ( dikombinasikan dengan asam lemak ) dan 30 % dalam bentuk bebas. (Keerlefever Joyce, 2007). Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai pada

hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia

biasanya

terdapat

penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol (Hardjono, dkk. 2003) Kolesterol merupakan golongan lemak yang tidak dapat nilai lihat dengan kasat mata, ia dibentuk kedalam tubuh kita sendiri dalam jumlah yang tidak terbatas, selain itu kolesterol juga dapat makanan diluar tubuh kita yang berasal dari hewani (cholestrol eksogen). Sebagaian besar lemak didalam tubuh dan makanan terdapat dalam bentuk trigliserida, yang dapat berbentuk lemak jenuh (saturated fat ) dan lemak tak jenuh (unsaturated fat ) (Setiati, 2007). Asupan aman bagi orang dengan kadar kolesterol normal adalah kurang dari 300 mg/ hari. Ada pula yang berpendapat batas amannya 200-220 mg/hari. Yang perlu diingat, meki pun tidak mengandung kolesterol, bahan makanan dan makanan sumber kalori didalam tubuh tetap akan menghasilkan kolesterol. Karena itu, kita perlu bersikap kritis terhadap pesan-pesan dalam iklan produk makanan dan bahan makanan. Asupan lemak dibatasi sampai sebesar 30% dari total energi; sementara sisanya diupayakan dari karbohidrat. RDA untuk asam lemak esensial minimal sebanyak 2-3%. Pembatasan lemak kurang dari 20% akan memengaruhi mutu makanan, karena kandungan asam lemak esensial berkurang (Setiati, 2007).

Kelebihan dan kekurangan lemak yang diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah, berdampak sama buruknya: angka kematian tertinggi bertengger di kedua titik ekstrim ini. Peningkatan kadar kolesterol dapat mempertinggi risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK). Namun demikian, hubungan antara kadar kolesterol dan PJK tidak bersifat linear, karena bukan hanya kolesterol yang ikut menyebabkan PJK; dan sayangnya, sampai kini belum ditemukan cara untuk memperkirakan siapa saja yang peka terhadap kolesterol diet. (Setiati, 2007) D. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaannya bias normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolism protein makanan yang mengandung purin juga menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah kadar asam urat didalam darah bias meningkat bila seseorang terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi (seperti ekstrak daging, kerang, dan jeroan seperti hati ginjal, limpa, paru dan otak) (Misdaniarly, 2007). Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Stefanus, 2006). Kadar rata-rata Asam urat didalam darah dan serum tergantung usia dan jenis kelamin. Asam urat tergolong normal bila: a. Pria di bawah 7 mg/dl dan wanita di bawah 6 mg/dl b. Sebelum pubertas sekitar 3,5 mg/dl. c. Setelah pubertas, pada pria kadarnya meningkat secara bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dl.

Pada perempuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pra monopause kadarnya meningkat mendekati kadar laki-laki, bisa mencapai 4,7 mg/dl (Misdaniarly, 2007). Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin (Soekirman, 2005). Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden) (Almatsier, 2005) . Asam urat atau gout artritis lebih sering menyerang laki-laki terutama yang berumur di atas usia 30 tahun, karena umumnya laki-laki sudah mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya. Sedangkan kadar asam urat pada wanita umumnya rendah dan baru meningkat setelah menopause. Penyebab gout adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah 1) Adanya produksi asam urat berlebihan karena meningkatnya pembentukan zat purin dalam tubuh. Peningkatan tersebut berasal dari asupan makanan yang mengandung purin tinggi. 2) Gangguan pada ginjal. Produk buangan termasuk asam urat dan garamgaram anorganik dibuang melalui saluran ginjal, kandung kemih dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat menimbulkan komplikasi lain yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat (Soekirman, 2005). Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat
9

kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar bendabenda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Bendabenda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi (Soekirman, 2005). Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin (Soekirman, 2005).

E. Tinjauan Umum Tentang Protein Total Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma, yang terdiri atas albumin, globulin dan lain fraksi yang (protein yang kadarnya sangat rendah). Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan. Kadar protein total meningkat pada keadaan dehidrasi, multiple myeloma dan penyakit hati menahun, merendah pada penyakit ginjal dan stadium akhir gagal hati (Sirajuddin, 2010). Protein merupakan konstituen penting pada semua sel. Jenis nutrien ini berupa struktur kompleks yang terbuat dari asam-asam amino. Semua makanan yang berasal dari hewan maupun tanaman mengandung protein. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik untuk melepaskan asam amino yang kemudian diserap lewat usus. Masukan segala jenis asam amino dalam jumlah yang memadai diperlukan bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Sebagian asam amino

10

sebenarnya dapat disintesis oleh tubuh harus tersedia dalam makanan. Jenis asam amino ini disebut asam amino esensial (Beck, 2011). Protein tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Pada beberapa jenis protein, unsur-unsur mineral seperti sulfur, fosfor, iodium, dan besi juga terdapat. Protein dalam makanan merupakan satusatunya sumber nitrogen bagi tubuh. Molekul protein yang teramat besar mengandung ribuan molekul asam amino, sedangkan protein kecil seperti insulin mengandung kurang dari seratus asam amino. Dari strukturnya, protein terbagi menjadi dua tipe menurut bentuk molekul protein tersebut: fibrous kalau rantainya tetap dalam bentuk memanjang, dan globuler, kalau rantainya berlipat-lipat sehingga terbentuk massa molekul yang bentuknya tidak teratur (Beck, 2011). Protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan tubuh (Beck, 2011) yaitu: 1) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal. Protein akan hilang dalam pembentukan rambut serta kuku, dan sebagai sel-sel mati yang lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan dalam sekresi pencernaan. 2) Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cedera, kehamilan, dan laktasi. 3) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang dengan fungsi khusus di dalam tubuh, yaitu enzim, hormon, dan hemoglobin. 4) Protein dapat dipakai sebagai sumber energi. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan sumber energi. Namun demikian biomolekul daripada

apabila organisme sedang

kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain

11

mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe (Sudarmadji, 1989). Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992) F. Tinjauan Umum Tentang Albumin Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid. (Anonim, 2010) Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia dibuat oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna.Kalau Anda sulit membayangkan rupa albumin, bayangkanlah putih telur. (Anonim, 2011) Pada manusia, albumin diproduksi oleh retikulum

endoplasma di dalam hati dalam bentuk proalbumin, kemudian diiris oleh badan Golgi untuk disekresi memenuhi sekitar 60% jumlah serum darah dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L dengan waktu paruh sekitar 20

12

hari. Albumin memiliki berat molekul sekitar 65 kD dan terdiri dari 584 asam amino tanpa karbohidrat. Gen untuk albumin terletak pada kromosom 4, dengan panjang sekitar 16.961 nukleotida dengan 15 ekson yang terbagi ke dalam 3 domain simetris, sehingga diperkirakan merupakan triplikasi dari domain primordial yang tunggal. Mutasi pada gen ini dapat mengakibatkan berbagai macam protein dengan fungsi yang tidak beraturan (Anonim, 2008). Albumin memiliki sejumlah fungsi. Pertama, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolisme asam lemak bebas dan bilirubuin dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi. Fungsi kedua yakni memberi tekanan osmotik di dalam kapiler (Hartono, 2006). G. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin (Hb) Secara harfiah, anemia berarti kurang darah . ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi darah . oleh karena fungsi sel darah merah sebenarnya di jalankan oleh hemoglobin dan akibat yang di timbulkan oleh anemia sebeenarnya adalah konsekuensi dari kurangnya hemoglobin untuk mengikat dan mengangkut oksigen ke berbagai jaringan , maka anemia diartikan sebagai keadaan dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari nilai normal (Sadikin, 1997). Anemia adalah penyakit yang banyak di jumpai dan di sebabkan oleh berbagai hal. Akan tetapi , meskipun penyebab anemia bermacam-macam sehingga jenis anemia beraneka ragam pula, ada gejala umum yang sama yang menimbulkan dugaan seseorang menderita penyakit ini. Gejala yang paling umum yaitu pucat, yang mudah di lihat pada wajah penderita. Gejala ini akan tampak lebih jelas lagi pada selaput lendir , yang mudah di lihat pada mulut dan bagian dalam kelopak mata . selain itu, gejala umum yang selalu di temukan pada berbagai jenis anemia ialah mudah lelah (Sadikin, 1997).

13

Kebanyakan dari anemia dapat di obati, bahkan di cegah . penanggulangan yang dini perlu segera di lakukan , karena bila tidak teratasi dalam jangka waktu yang lama , keadaan ini akan menggangu kinerja berbagai organ, termasuk berbagai fungsi yang rumit dari susunan syaraf pusat , antara lain tampak jelas dalam kemampuan intelegensi . pada anak-anak , anemia juga akan menggangu proses tumbuh kembang (Sadikin, 1997). H. Tinjauan Umum Tentang ZINK (Zn) Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut (Pangkalan, 2008). Seng (zing) merupakan mineral antioksidan yang penting. Seng akan membantu mencegah oksidasi lemak dan diperlukan tubuh untuk memproduksi antioksidan superoksidase dismutase. Keberadaan seng dibutuhkan pula untuk menjaga kadar vitamin E dalam darah sehingga membrane sel darah merah bias terlindungi dari efek oksidasi mineral lain (Pangkalan, 2008). Zink (Zn) berperan dalam molekul penerima rasa pada lidah. Tingkat ketajaman rasa dapat menggambarkan apakah seseorang mengalami defenisi seng atau tidak. Seng sulfat akan merangsang molekul penerima rasa pada lidah sehingga ketajaman rasa dapat diukur. (Yuniastuti, 2000) Pada akhir-akhir ini, riset menunjukkan bahwa kemerosotan fungsi kelenjar timus dapat diatasi dengan mineral seng. Mineral seng akan meremajakan kelenjar dan membuat kelenjar itu berfungsi sebagaimana ketika usia seseorang masih muda. Percobaan pada tikus

14

yang sudah mengalami penurunan fungsi kelenja bahwa mineral seng mampu memulihkan 80% fungsi timus. Dengan pemulihn itu, kekebalan tubuh tikus dapat ditingkatkan karena kelenjar timus lebih aktif memproduksi sel T (Anwar, 2009). Tampaknya, dosis harian 15-30 mg mineral seng cukup untuk mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh kita. Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan jika kita sudah menginjak usia manula, tetapi jangan lebih dari 50 mg/hari (Anwar, 2009). Peranan terpenting seng bagi makhluk hidup adalah untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, sebab seng berperan pada sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan pembentukan embrio. Dalam hal ini, seng dibutuhkan untuk proses percepatan pertumbuhan, menstabilkan struktur membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan. Seng juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada defisiensi seng ditemukan limfopeni, menurunnya konsentrasi dan fungsi limfosit T dan B (Linder, 1992). Selain itu, seng juga berperan dalam berbagai fungsi organ. Misalnya, keutuhan penglihatan yang merupakan interaksi metabolisme antara seng dan vitamin A. Gejala rabun senja pada defisiensi seng berkaitan pula dengan deplesi dehidrogenase retinal dan retional, akibat gangguan keutuhan retina yang dipengaruhi oleh mineral seng (Komandoko, 2010) Sebenarnya kekurangan sumber karotin tidak perlu terjadi karena sayur daun berwarna hijau di Indonesia terdapat banyak sepanjang tahun dengan harga cukup terjangkau oleh rakyat pada umumnya , atau dapat diproduksi sendiri di halaman atau di kebun sekitar rumah bagi sebagian besar dari masyarakat kita di pedesaan . Hambatan absorpsi vitamin A dan karotin terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indonesia mengandung rendah lemak dan protein , yang diperlukan dalam metabolism vitamin A (Yuniastuti,2010).

15

BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 ALAT A. Pengambilan Spesimen (Flebetomi) Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: a) Spoit 3-5 ml b) Torniqued/Pengikat Karet Lengan c) Tabung Sentrifus d) Sentrifus e) Botol vial f) Mikropipet 100-1000 l g) Rak Tabung

B. Glukosa Darah Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: pipet 0.50 mL dan 1.0 mL, Mikropipet 10 l, 50 l, dan 100 l, Tabung Reaksi, Semi Chemistry Photometer Analyzer C. Kolesterol Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung Reaksi + Rak, Makropipet/Dispenser 1.0 mL, Micropipet 0.01 mL (10 l), Semi Chemistry Photometer Analyzer D. Asam Urat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung Reaksi + Rak, Makropipet/Dispenser 1.0 mL, Micropipet 20 l dengan panjang gelombang 520-546 nm E. Protein Total Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung Reaksi, Mikropipet 20 l, Makropipet/dispenser 1.0 mL, Semi Chemistry Photometer Analyzer

16

F. Albumin Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Tabung Reaksi, Micropipet 10 l, Semi Chemistry Photometer Analyzer G. Hemoglobin (Hb) Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Hemocue, Microcuvet, Lancet, Softlick. H. Zink (Zn) Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Spoit 3 ml tanpa jarum, Beaker Glass 3.2 BAHAN A. Pengambilan Spesimen (Flebotomi) Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alkohol 70%, Kapas B. Glukosa Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum, Reagen Glucose C. Kolesterol Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum, Reagen Cholesterol D. Asam Urat Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum, Reagen Urid Acid E. Protein Total Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum, Reagen Total Protein F. Albumin Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Serum, Reagen Albumin G. Hemoglobin (Hb) Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alkohol H. Zink (Zn)

17

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Larutan ZnSO4 3.3 PROSEDUR KERJA A. Pengambilan Spesimen (Flebotomi) a) Siapkan Alat-alat yang dibutuhkan b) Jika darah diambil pada bagian vena fossa cubiti. Pasang torniqued (ikatan pembendung) pada lengan bagian atas mintahlah pada orang yang diambil darahnya untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat c) Tegakkanlah kulit di bagian lengan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak-gerak pada saat tusukan d) Bersihkan bagian yang akan diambil dengan alcohol 70% e) Tusuklah bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Tarik penghisap spoit perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat f) Lepaskan torniqued (karet bendungan) g) Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah spoit h) Bukahlah jarum spoit dan alirkan perlahan-lahan dalam tabung sentrifus secukupnya ( 3 ml) untuk dipisahkan serumnya, diamkan 5-10 menit sebelum disentrifus i) Darah yang sudah didiamkan disentrifus dengan kecepatan 15003000 rpm selama 5-10 menit B. Glukosa a) Siapkan peralatan dan bahan b) Pipet reagen glucose dengan menggunakan micropipet 1000 l dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati menggunakan micropipet 10 l dan pindahkan ke tabung reaksi yang berisi reagen glucose melewati dinding tabung reaksi

18

d) Homogenkan serum dan reagen glucose dengan menggoyanggoyangkan tabung reaksi e) Diamkan selama 10 menit dan amati perbahan warna f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer g) Atur alat ke angka nol dengan aquades h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis i) Hasilnya akan keluar pada layar C. Kolesterol a) Siapkan peralatan dan bahan b) Pipet reagen cholesterol dengan menggunakan micropipet 1000 l dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati menggunakan micropipet 10 l dan pindahkan ke tabung reaksi yang berisi reagen cholesterol melewati dinding tabung reaksi d) Homogenkan serum dan reagen cholesterol dengan menggoyanggoyangkan tabung reaksi e) Diamkan selama 10 menit dan amati perbahan warna f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer g) Atur alat ke angka nol dengan aquades h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis i) Hasilnya akan keluar pada layar D. Asam Urat a) Siapkan peralatan dan bahan b) Pipet reagen urid acid dengan menggunakan micropipet 500 l dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi

19

c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati menggunakan micropipet 10 l dan pindahkan ke tabung reaksi yang berisi reagen urid acid melewati dinding tabung reaksi d) Homogenkan serum dan reagen urid acid dengan menggoyanggoyangkan tabung reaksi e) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer g) Atur alat ke angka nol dengan aquades h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis i) Hasilnya akan keluar pada layar E. Protein Total a) Siapkan peralatan dan bahan b) Pipet reagen protein total dengan menggunakan micropipet 500 l dan pindahkan ke tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi c) Pipet bagian yang atas dari darah (serum) dengan hati-hati menggunakan micropipet 10 l dan pindahkan ke tabung reaksi yang berisi reagen protein total melewati dinding tabung reaksi d) Homogenkan serum dan reagen protein total dengan menggoyanggoyangkan tabung reaksi e) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna f) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer g) Atur alat ke angka nol dengan aquades h) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis i) Hasilnya akan keluar pada layar F. Albumin a) Diambil 3 buah tabung reaksi dan diberi tanda: Tabung I untuk blank Tabung II untuk standard

20

Tabung III untuk test b) Diambil standar albumin dengan menggunakan mikro pipet 10 l, dimasukkan dalam tabung II. Ganti pipet. c) Diambil serum/plasma 10 l dengan menggunakan pipet 10 l, secara perlahan-lahan agar darah yang menggumpal dibawahnya tidak ikut terambil, kemudian dimasukkan dalam tabung III. d) Tabung I diisi dengan aquades 10 l e) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml dan diisi dalam Tabung I. Ganti pipet. f) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml dan diisi dalam Tabung II. Ganti pipet g) Diambil reagensia warna 1 ml dengan menggunakan Pipet 2 ml dan diisi dalam Tabung III. Ganti pipet. h) Diamkan selama 5 menit dan amati perbahan warna i) Nyalakan alat Semi Chemistry Photometer Analyzer j) Atur alat ke angka nol dengan aquades k) Masukkan selang penghisap pada tabung reaksi yang berisi sampel kemudian sampel akan diserap kedalam selang hingga habis l) Hasilnya akan keluar pada layar G. Hemoglobin (Hb) a) Siapkan peralatan b) Bersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan kapas yang mengandung alcohol c) Gunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah diolesi alcohol d) Buang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah kedua diambil dengan menggunakan microcuvet e) Lakukan pemeriksaan pada alat hemocue H. Zink (Zn) a) Siapakan alat dan bahan

21

b) Ambil 3 ml larutan ZnSO4 0,1% dengan menggunakan spoit tanpa jarum c) Semprotkan larutan ZnSO4 kedalam mulut responden dan biarkan dalam mulut selama 10 detik d) Buang cairan tersebut dan kepada responden ditanyakan tentang apa yang dirasakan

22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL A. TABEL 1. Pemeriksaan Glukosa NAMA Rizky Wahyuni GLUKOSA 76,29 mg/dl KETERANGAN Normal

Nilai Normal : 140 250 mg/dL 2. Pemeriksaan Kolesterol NAMA Rizky Wahyuni Nilai Normal : < 180 mg/dL 3. Pemeriksaan Asam Urat NAMA Rizky Wahyuni ASAM URAT 8,58 mg/dl KETERANGAN Tinggi KOLESTEROL 764,55 mg/dl KETERANGAN Tinggi

Nilai Normal Laki-laki : 3,5 7,2 mg/dL Perempuan : 2.5 6,2 mg/dL 4. Pemeriksaan Protein Total NAMA Rizky Wahyuni Nilai Normal : 6 8,3 g/dL 5. Pemeriksaan Albumin NAMA Rizky Wahyuni Nilai Normal : 3,2 5,8 g/dL ALBUMIN 3,2 g/dl KETERANGAN Normal PROTEIN TOTAL 15,5 g/dl KETERANGAN Tinggi

22

6. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Tabel hasil pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Kelompok IV No 1 2 Nama Fenny Yunita Izzatul Yasida Jenis Kelamin P P Kadar Hb Keterangan 13,8 g/dl 10,6 g/dl Normal Tidak Normal 3 4 5 Masriana K Arfina Masyta Almardi P P P 12,8 g/dl 13,9 g/dl 12,9 g/dl Normal Normal Normal

Nilai Normal Laki-laki : 13-16 g/dl 7. Pemeriksaan Zink

perempuan : 12-14 g/dl

Tabel hasil pemeriksaan Zink Kelompok IV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Tirza Manda Masriana K Izzatul Yasida Mutmainnah Riski Wahyuni Masyta Almardi Hermayanti Arfina Fenny Yunita Kategori 1 3 2 2 3 1 2 1 1 Keterangan Defisiensi Zink Normal Defisiensi Zink Defisiensi Zink Normal Defisiensi Zink Defisiensi Zink Defisiensi Zink Defisiensi Zink

Kategori 1 : Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun telah ditunggu 10 detik Kategori 2 : Mula-mula tidak merasakan, sesuatu dengan pasti tetap didalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis Kategori 3 : Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai menyakitkan atau menganggu, rasa tersebut makin lama makin kuat Kategori 4 : Segera timbul rasa yang kuat dan menggangu sehingga responden langsung meringis

23

B. PERHITUNGAN 1. Pemeriksaan Glukosa ( )

2. Pemeriksaan Kolesterol ( )

3. Pemeriksaan Asam Urat ( )

4. Pemeriksaan Protein Total ( )

5. Pemeriksaan Albumin ( 4.2 PEMBAHASAN A. Glukosa Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu )

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di manamana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi)

24

mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein. Dari hasil pemeriksaan glukosa yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar glukosa 76,29 mg/dL, artinya glukosa responden dalam kategori Normal

B. Kolesterol Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon. Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen, dan testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari pengubahan molekul yang lebih mudah, para ilmuwan menyebutnya sintesis. Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam darah. Kolesterol dapat dibuat secara sintetik. Kolesterol sintetik saat ini mulai diterapkan dalam teknologi layar lebar (billboard) sebagai alternatif LCD. Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dL. artinya kolesterol responden dalam kategori tinggi Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dL. artinya kolesterol responden dalam kategori tinggi. Adapun penyebab dari hasil

25

C. Asam Urat Asam urat (bahasa Inggris: uric acid, urate) adalah senyawa turunan purina dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma antara 3,6 mg/dL (~214mol/L) dan 8,3 mg/dL (~494mol/L) (1 mg/dL = 59,48 mol/L). Kelebihan (hiperurisemia, hyperuricemia) atau kekurangan (hipourisemia, hyporuricemia) kadar asam urat dalam plasma darah ini sering menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh manusia. Pada manusia, asam urat adalah produk terakhir lintasan katabolisme nukleotida purina, sebab tiadanya enzim urikase yang mengkonversi asam urat menjadi alantoin. Kadar asam urat yang berlebih dapat menimbulkan batu ginjal dan/atau pirai di persendian. Penyakit asam urat disebabkan antara lain karena produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Meningkatnya produksi asam urat juga dapat disebabkan karena obat-obatan, obesitas (kegemukan), hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus. Dari hasil pemeriksaan asam urat yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar asam urat 8,58 mg/dL. artinya asam urat responden dalam kategori tinggi

D. Protein Total Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur

26

serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Dari hasil pemeriksaan protein total yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar protein total 15,9 g/dL. artinya protein total responden dalam kategori tinggi

E. Albumin Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60%. Nilai normal albumin didalam darah sekitar 3,2-5,8 g/dl. Fungsi dari albumin adalah,pertama mengangkut molekulmolekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolisme-asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkut melalui darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi. Fungsi kedua adalah memberi tekanan osmotik di dalam

kapiler sehingga albumin dapat menjaga keberadaan air dalam plasma darah dengan demikian volume darah akan tetap stabil. Bila jumlah albumin turun maka akan terjadi penimbunan cairan dalam jaringan

(edema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut asites.

27

Albumin

bermanfaat

dalam

pembentukan

jaringan

sel

baru.pembentukan jaringan tubuh yang baru dibutuhkan pada saat pertumbuhan (bayi,kanak-kanak,remaja dan ibu hamil) dan mempercepat penyembuhan jaringan tubuh misalnya sesudah operasi,luka bakar dan saat sakit. Dari hasil pemeriksaan albumin yang dilakukan pada Rizky Wahyuni didapatkan kadar albumin 3,2 g/dL. artinya albumin responden dalam kategori normal

F. Hemoglobin (Hb) Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh kadar hemoglobim 14.5 gr/dl. Jika dibandingkan dengan nilai normal yaitu 1316 gr/dL maka tergolong normal. Kekurangan HB bisa terjadi karena kekurangan bahan baku penyusun hemoglobin. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan asupan makanan yang memiliki kandungan unsur zat besi seperti hati, daging , telur serta bahan nabati. Faktor lainnya bisa karena pendarahan akibat luka yang berat seperti ambeyan, menstruasi dan lain-lain. Penderita penyakit kronis seperti malaria ata TBC, biasanya juga mengalami anemia. Untuk mengatasi bisa dengan menambah suplemen besi Kadar kekurangan hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan. Kadar hemoglobin yang tinggi dapat menyebabkan polisithemiavera, dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok.

28

Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin Untuk mencegah terjadinya anemia, akibat kadar Hb yang rendah, sebaiknya mengkonsumsi makanan-makanan yang tinggi

kandungan zat besinya, diantaranya: daging, ayam, ikan, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Selain itu, disamping jumlah besi perlu diperhatikan kualitas besi di dalam makanan tersebut (ketersediaan biologic). Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologic tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersedian biologic sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersedian biologik rendah Dari hasil pemeriksaan kadar Hb yang dilakukan terhadap 5 responden yaitu fenny yunita dengan hasil 13,8 g/dL, Izzatul Yasida dengan hasil 10,6 g/dL, Masriana K dengan hasil 12,8 g/dL, arfina dengan hasil 13,9 g/dL, dan Masyta Almardi dengan hasil 12,9 g/dL, artinya bahwa dari ke-5 sampel 4 dalam kategori Normal dan 1 sampel dalam kategori tidak normal.

G. Zink (Zn) Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anakanak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga Dalam percobaan praktikum pemeriksaan status seng ini, metode yang digunakan adalah metode kecap Smith, dimana larutan

29

ZnSO4 0,1% dimasukkan dalam mulut kemudian dibiarkan selama 10 detik. Jika tidak merasakan apa-apa atau seperti merasakan air biasa walaupun telah ditunggu 10 detik ataukah mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis. Hal ini berarti kekurangan atau defisiensi seng. Tetapi bila segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai menyakitkan atau mengganggu, rasa tersebut makin lama makin kuat. Ataukah segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga responden langsung meringis, berarti kadar sengnya normal Ketika larutan ZnSO4 0,1% tersebut sudah masuk ke dalam mulut saya selama 10 detik, saya tidak dapat merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa tetapi pada akhir terasa sepat-sepat pekat. Sehingga percobaan pemeriksaan status seng kali ini, saya berada dalam kategori defisiensi zeng kategori 2. Hal ini mungkin disebakan karena pemasukan seng yang kurang, absorbsi seng berkurang, pengeluaran seng yang berlebihan, utilisasi seng ber-kurang, kebutuhan seng yang meningkat. Dari hasil pemeriksaan Status Zink (Zn) yang dilakukan terhadap responden termasuk dalam kategori 1.2 yang artinya menderita defisiensi Zink di dalam tubuh

30

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Glukosa Dari hasil pemeriksaan glukosa yang dilakukan pada Rizki Wahyuni didapatkan kadar glukosa 76,29 mg/dl artinya termasuk dalam dalam kategori normal 2. Pemeriksaan Kolesterol Dari hasil pemeriksaan kolesterol yang dilakukan Rizki Wahyuni didapatkan kadar kolesterol 764,55 mg/dl artinya termasuk dalam kategori tinggi 3. Pemeriksaan Asam Urat Dari hasil pemeriksaan asam urat yang dilakukan pada Rizki Wahyuni didapatkan kadar asam urat 8,58 mg/dl artinya termasuk dalam kategori tinggi 4. Pemeriksaan Protein Total Dari hasil pemeriksaan protein total yang dilakukan pada Rizki Wahyuni didapatkan kadar protein total 15,9 mg/dl artinya termasuk dalam kategori tinggi 5. Pemeriksaan Albumin Dari hasil pemeriksaan albumin yang dilakukan pada Rizki Wahyuni didapatkan hasil 3,2 mg/dl artinya termasuk dalam kategori normal. 6. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Dari hasil pemeriksaan kadar Hb yang dilakukan terhadap 5 responden 4 responden dalam kategori normal dan 1 responden dalam kategori tidak normal. 7. Pemeriksaan Status Zink (Zn)

31

8. Dari hasil pemeriksaan Status Zink (Zn) yang dilakukan terhadap responden 6 responden termasuk dalam kategori 1.2 yang artinya menderita defisiensi Zink di dalam tubuh dan 3 responden termasuk dalam kategori 3 yang artinya tidak menderita defisiensi atau Normal. 5.2 SARAN Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebagai berikut: 1. Untuk Laboratorium Sebagai Laboratorium terpadu di kawasan indonesia timur yang menerima mahasiswa dari berbagai universitas di kawasan indonesia timur, fasilitas yang ada sudah sangat memadai akan tetapi ruangan yang disediakan sangatlah terbatas sehingga ruang gerak pratikan sangat tidak leluasa. 2. Kepada Asisten Supaya bisa menciptakan kondisi yang nyaman selama pratikum sehingga apa yang dipraktekkan dapat dipahami dan dimengerti dengan baik oleh praktikan. 3. Laboratorium Mohon agar laboratoriumnya untuk lebih diperbanyak kursinya agar sistem praktikum berjalan lebih maksimal dan efektif.

32

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Barasi, Mary E. 2007. At A Glance Imu Gizi. Jakarta: Erlangga Corwin, E. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Gibson, Rosalind S. 2005. Principles Nutritional Assesment. Oxford: University Press Hartono, Andry. 2007. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Murray, K Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nuraini, Heny.2007. Memilih dan Membuat jajanan Anak yang sehat dan Halal. Jakarta: Qultum Media. Poedjiadi, dkk. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. UI-Press. Yogyakarta. Sandjaja, dkk. 2010. Kamus Gizi. Jakarta: Kompas Schlenker, E dan D. Long S. 2007. Essentials Of Nutrition & Diet Therapy. Canada: Mosby Elsevier. Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2006. Ilmu gizi jilid 1. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Soekirman. 2005. Kecenderungan Masalah dan Program Gizi dalam PJP. Semarang: Kongres Nasional Persagi IX dan KPIG. Silman, Erwin. 2009. Diagnosa Laboratorium Kelainan Lemak Darah. Jakarta: Bagian patologi klinik fakultas kedokteran universitas indonesia/RSCM. Sirajuddin, Saifuddin. 2013. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Syafiq, Ahmad. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: FKM UI Tirtawinata, Tien Ch. 2006. Makanan dalam perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta: FK UI Hartono. 2006. Asuhan Gizi Rumah sakit. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai