Anda di halaman 1dari 5

Analisis Situasi

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting, mengingat


manfaat nutrisi dalam tubuh dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit. Dalam
keadaan normal tubuh mengatur keseimbangan antara energi yang diperoleh dari
makanan dengan energi yang diperlukan tubuh, guna mempertahankan
kelangsungan fungsi tubuh. Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi
terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya
laki-laki lebih memerlukan energi ini disebabkan karena secara fisik laki-laki
lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga memerlukan energi banyak.
Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka kebutuhan energinya
juga perlu ditambahkan (Hidayat, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
terhadap ketersediaan nutrisi dengan tingkat aktivitas pada orang-orang yang
beraktivitas termasuk warga Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas
Jember.
Warga PSIK Universitas Jember baik mahasiswa, dosen ataupun karyawan
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk beraktivitas di kampus.
Sebagaimana kita ketahui bahwa aktivitas yang dilakukan tentu saja memerlukan
asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat terhindar dari berbagai masalah
kesehatan. Pada hasil pendataan yang dilakukan, didapatakan data jumlah staf dan
karyawan 31 orang, tenaga dosen 40 orang, mahasiswa angkatan 2015 368 orang,
mahasiswa angkatan 2014 154 orang, mahasiswa angkatan 2013 54 orang dan
mahasiswa angkatan 2012 72 orang.
Jika dilihat menurut rentang usia pada warga Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember yang terdiri dari usia dewasa, maka kebutuhan
nutrisi yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut:
Kebutuhan
Energi (kcal)
Protein (gr)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (mg)
Vitamin E (mg)
Vitamin B (mg)

Perempuan
(20 45tahun): 2200kkal
(20-45tahun) : 48gr
(20-45tahun) : 600mg
(20-45tahun) : 26 mg
(20-45tahun) : 500
(20-45tahun) : 8mg
(20-45tahun) : 1 mg

Laki laki
(20-45tahun) : 2800kkal
(20-45tahun) : 55gr
(20-45tahun) : 500mg
(20-45tahun) : 1,3 mg
(20-45tahun) : 700
(20-45tahun) : 10mg
(20-45tahun) : 1,2 mg

Vitamin C (mg)
(20-45tahun) : 60mg
(20-45tahun) : 60mg
Folat (mg)
(20-45tahun) : 150mg
(20-45tahun) : 70mg
Berdasarkan table kebutuhan nutrisi tersebut, diketahui bahwa banyak
warga PSIK yang belum memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh tiap harinya. Hal ini
mengakibatkan kondisi kekurangan nutrisi. Kekurang nutrisi dalam tubuh seperti
kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn),
defesiensi vitamin A, defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang
sering terjadi pada mahasiswa termasuk mahasiswa PSIK Universitas Jember
adalah anemia.
Anemia

merupakan

suatu

kondisi

dimana

terjadi

penurunan jumlah massa eritrosit (Red Cell Mass) sehingga tidak


dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen ke jaringan
tubuh. Anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit atau hitung eritrosit (Red Cell Count) (Bakta, 2009).
Dewasa ini, Anemia

utamanya anemia defisiensi zat besi

merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang


cukup menonjol pada usia remaja dan dewasa awal. Berdasarkan
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001
menunjukkan 26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia
0-5 tahun menderita anemia (Bambang Tri. S, 2007).
defisiensi

zat

besi

disebabkan

berbagai

faktor

Anemia
dapat

mempengaruhi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan


tentang anemia defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat
yang memicu dan menghambat absorpsi besi (vitamin C dan
teh), konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik, aspirin,
sulfonamide, obat malaria, kebiasaan merokok, kehilangan darah
keluar tubuh (pendarahan), luka bakar, diare, dan gangguan
fungsi ginjal (Bakta, 2006).
Pada remaja khususnya mahasiswa anemia ini disebabkan
kesibukan yang tinggi baik dalam aktivitas perkuliahan maupun

organisasi yang nanti akan mempengaruhi pola makan sehingga


tidak teratur. Selain itu seringnya kebiasaan mahasiswa dalam
mengonsumsi minuman yang dapat menghambat absorpsi zat
besi sehingga nantinya akan mempengaruhi kadar hemoglobin
seseorang (Hanafiah, 2009). Namun demikian, Remaja putri
beresiko lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini disebabkan
oleh berbagai hal diantaranya: Remaja putri mengalami siklus
haid (menstruasi) setiap bulannya di mana kehilangan zat besi
1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari
pada pria. Remaja putri juga lebih banyak mengkonsumsi
makanan

nabati

dengan

sedikit

kandungan

zat

besinya

dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan


tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Selain itu, banyak remaja
putri yang ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan sedangkan zat besi manusia sudah diekskresikan
sebanyak 0,6 mg yang melalui feses (tinja) tiap harinya (Tarwoto
dkk, 2010). Kadar hemoglobin yang berkurang mengakibatkan
gangguan

fungsi

hemoglobin

yaitu

sebagai

alat

transport

oksigen. Hal tersebut menyebabkan perasaan lesu, cepat lelah,


palpitasi, takikardi, sesak napas saat beraktivitas, sakit kepala,
pusing,

telinga

mendenging,

mata

berkunang-kunang,

kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada


ekstremitas Menurut Handayani dan Haribowo (2008). Jika gejala
tersebut terus diabaikan akan berdampak pada penurunan
produktivitas, perkembangan mental dan kecerdasan terhambat,
menurunnya sistem imunitas tubuh, dan morbiditas (Bakta,
2006).
Berdasarkan fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mahahasiswa memerlukan sumber nutrisi yang dapat menjaga
kadar hemoglobin normal dan menyediakan oksigen yang cukup

bagi jaringan tubuh. Beberapa bahan yang dapat digunakan


adalah

bayam

dan

santan

kelapa.

Bayam

banyak

mengandung antioksidan esensial dan fitokimia yang berfungsi


membantu melindungi tubuh terhadap berbagai jenis penyakit.
Selain itu, bayam juga mengandung zat besi tinggi yang dapat
mencegah terjadinya anemia. Dalam setiap 100 gram bayam
terdapat kandungan gizi berupa 3 gram besi; 81 gram kalsium;
3,2 gram karbohidrat dan 2,3 gram protein. Bayam juga kaya
akan berbagai macam vitamin dan mineral, yaitu vitamin A,
vitamin C, niasin, fosfor, kalium, riboflavin, natrium, thiamin, dan
magnesium.

Mengkonsumsi

bayam

dengan

teratur

dapat

menjauhkan kegemukan. Hal tersebut karena dalam satu porsi


bayam, terdapat 6 gram serat yang dapat mencukui 25% dari
keperuan serat tubuh tiap harinya. Sedangkan santan kelapa
mengandung beberapa zat seperti fosfor, antioksidan, zat besi,
dan vitamin C. Fosfor dapat
antioksidan

mencegah

membantu pertumbuhan tulang,

penuaan

dini,

zat

besi

mencegah

terjadinya anemia, dan vitamin C memperkuat imun. Mengetahui


seberapa pentingnya manfaat santan kelapa dan bayam untuk
mengatasi kejadian anemia, kelompok kami berinisiatif untuk
menciptakan suatu produk tinggi nutrisi yang dinamakan J-POP.
Produk J-POP merupakan sebuah produk berbentuk minuman jelly
yang dicampur dengan santan kelapa segar. Kepanjangan dari
nama J-POP sendiri adalah Jelly Popeye. Hal ini dikarenakan
bahan dasar yang kami gunakan untuk membuat jelly adalah
santan dan bayam yang selama ini dikenal sebagai sumber
energy tokoh kartun terkenal, Popeye. Diluncurkannya produk JPOP ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa dapat tetap

aktif

dalam

berbagai

kegiatan

baik

perkuliaan

maupun

organisasi.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai