Anda di halaman 1dari 24

RESUME

NEUROFISIOLOGI MOTORIK DAN INTEGRATIF

NAMA : ENY MARSITA DEWI


NIM : 1402105008
PRODI : ILMU KEPERAWATAN

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
SISTEM SARAF NEUROFISIOLOGI MOTORIK DAN INTEGRATIF

Fungsi Motorik Medula Spinalis ; Refleks –Refleks Medula

Susunan Medula Spinalis untuk Fungsi Motorik

Substansia grisea medulla merupakan area integrase (daerah penyatu) bagi reflek-refleks
medula.Sinyal-sinyal sensorik hamper seluruhnya memasuki medula melalui radiks sensorik
(posterior).Sesudah memasuki medulla,setiap sinyal sensorik akan menjalar menuju dua tempat
tujuan yang terpisah.Satu cabang saraf sensorik akan berakhir berdekatan dengan substansi
grisea medula dan akan mengeluarkan reflex medula segmen lokal dan efek-efek lokal
lainnya.Dua cabang yang lain akan menjalarkan sinyal ke tingkat system saraf yang lebih tinggi
,ke batang otak,atau bahkan korteks serebri.Setiap segmen medula spinalis (pada tingkat setiap
saraf spinal) mempunyai beberapa juta neuron dalam substansia griseanya.

Neuron Motorik Anterior

Pada setiap segmen radiks anterior substansia grisea medulla terdapat beberapa ribu
neuron yang berukuran 50 sampai 100 persen lebih besar daripada neuron-neuron lainnya dan
disebut sebagai neuron motoric anterior.Neuron ini menjulurkan serabut-serabut saraf yang
melalui radiks anterior akan meninggalkan medula dan langsung menginervasi serabut-serabut
otot lurik.Neuron terdapat dalam dua tipe ,yakni neuron motorik alfa dan neuron motorik
gamma.

Neuron Motorik Alfa

Neuron motorik alfa menjulurkan serabut saraf motorik tipe A alfa yang
besar,berdiameter 14 mikrometer ; serabut saraf tersebut bercabang beberapa kali setelah
memasuki otot dan mempersarafi serabut-serabut otot lurik yang besar.Perangsangan pada
serabut saraf tunggal alfa akan merangsang kemana pun ,mulai dari tiga sampai beberapa ratus
serabut otot lurik ,yang secara kolektif disebut sebagai unit motorik.Penjalaran impuls saraf yang
menuju otot lurik dan perangsangannya pada unit motorik otot.

Neuron Motorik Gamma

Bersama dengan neuron motorik alfa, yang menyebabkan kontraksi serabut otot
lurik,terdapat neuron motorik gamma yang berukuran sekitar satu setengah kali lebih kecil di
radiks anterior medulla spinalis.Neuron motorik gamma ini menjalarkan impuls melalui serabut
saraf motorik tipe A gamma yang lebih kecil , yang diameternya rata-rata 5 mikrometer,yang
sampai ke serabut otot lurik khusus yang kecil,yakni serabut intrafusal.Serabut ini membentuk
bagian tengah kumparan otot ,yang membantu mengatur “tonus” otot dasar.

Interneuron

Interneuron dapat dijumpai di semua daerah substansia grisea medula dalam kornu
dorsalis,kornu anterior ,dan area intermediet yang terletak di antara keduanya.Jumlah sel ini kira-
kira 30 kali jumlah neuron motorik anterior. Neuron ini kecil dan sangat mudah
dirangsang.Seringkali mengeluarkan aktivitas spontan dan mampu menjalarkan impuls dengan
kecepatan sampai 1500 kali per detik. Neuron ini saling berhubungan satu sama lain, dan
sebagian besar secara langsung mempersarafi neuron motorik anterior.Pada dasarnya seluruh
tipe sirkuit dapat dijumpai dalam kumpulan sel interneuron medulla spinalis,meliputi sirkuit
divergen,konvergen,sirkuit yang mengeluarkan rangsang secara berulang ,dan sirkuit jenis
lain.Hanya beberapa sinyal sensorik yang masuk dari saraf-saraf spinal atau sinyal dari otak yang
langsung berakhir di neuron motorik anterior. Justru ,hamper seluruh sinyal tersebut mula-mula
akan dijalarkan melalui interneuron,,tempat sinyal tersebut diolah secara sesuai.Traktus
latikospinalis dari otak diperlihatkan hamper seluruhnya berakhir di interneuron spinalis,tempat-
tempat sinyal dari traktus tersebut digabungkan dengan traktus spinalis lain atau saraf-saraf
spinal sebelum akhirnya bersinggungan dengan neuron motorik anterior untuk mengatur fungsi
otot.

Hubungan Multisegmental dari Satu Tingkat Medula Spinalis ke Tingkat Lainny ; Serabut –
Serabut Propriospinal

Lebih dari separuh serabut saraf asenden dan desenden pada medulla spinalis merupakan
serabut propriospinal.Serabut-serabut ini berjalan dari satu segmen medulla menuju segmen
lainnya.Selain itu,sperti serabut sensorik sewaktu memasuki medulla dari radiks posterior
medulla,serabut tersebut akan terbagi dua dan bercabang.

Reseptor-Reseptor Sensorik Otot---Kumparan Otot dan Organ Tanda Golgi—Serta Perannya


dalam Pengaturan Otot

Pengaturan fungsi otot yang tepat tidak hanya membutuhkan eksitasi otot oleh neuron-
neuron motorik anterior medulla spinalis,namun juga membutuhkan informasi umpan balik
(feedback) yang dikirimkan secara terus-menerus dari setiap otot ke medulla
spinalis,menunjukkan keadaan fungsional setiap otot pada setiap saat.Untuk menyediakan
informasi ini ,otot dan tendonnya dipasok secara berlebihan oleh dua macam reseptor sensorik
yang khusus ; (1) kumparan otot yang tersebar di seluruh bagian perut (belly) otot dan
mengirimkan informasi mengenai panjang otot menuju system saraf dari (2) organ tendon Golgi
yang terletak di tendon otot dan menjalarkan informasi mengenai tegangan atau kecepatan
perubahan tegangan.Sebagian atau seluruh sinyal yang berasal dari kedua reseptor digunakan
untuk pengaturan otot instrisik itu sendiri.Reseptor tersebut hamper seluruhnya bekerja secara
tak sadar.Walaupun begitu,reseptor-reseptor ini menjalarkan banyak sekali informasi tidak hanya
ke medulla spinalis tetapi juga ke serebelum dan bahkan ke korteks serebri,membantu fungsi
setiap bagian system saraf untuk mengatur kontraksi otot.

Fungsi Reseptor Kumparan Otot

Struktur dan inervasi motorik kumparan otot memperlihatkan fisiologi kumparan


otot.Setiap kumparan panjangnya 3 sampai 10 milimeter , dibangun oleh 3 sampai 12 serabut
otot intrafusal yang sangat kecil yang ujungnya melingkar dan melekat pada glikokalika struktur
ekstrafusal besar yang mengelilingi serabut otot lurik. Setiap serabut otot intrafusal merupakan
serabut otot lurik yang sangat kecil.Biarpun begitu,daerah pusat dari setiap serabut ini
yakni,daerah pertengahan antara kedua ujungnya sama sekali tidak mempunyai atau mempunyai
sedikit filament aktin dan myosin.Oleh karena itu,bagian tengah ini tidak akan berkontraksi
sewaktu ujung-ujungnya berkontraksi.

Persarafan Sensorik Kumparan Otot

Bagian reseptor dari kumparan otot adalah bagian tengahnya.Pada daerah ini,bagian
intrafusi serabut otot tidak mempunyai kontraktil aktin dan miosin.Serabut-serabut sensorik
dimulai disini.Bagian ini akan terangsang bila ada regangan di bagian tengah kumparan otot.Kita
dapat melihat bahwa reseptor-reseptor yang terdapat dalam kumparan otot dapat dirangsang
melalui dua acara :

1.Pemanjangan seluruh otot meregangkan bagian tengah kumparan sehingga akan


merangsang reseptor.

2.Meskipun panjang seluruh otot tak berubah , kontraksi di bagian ujung kumparan dari
serabut intrafusal akan meregangkan bagian tengah serabut sehingga akan merangsang reseptor.
Kedua macam ujung sensorik dapat dijumpai pada daerah reseptor tengah kumparan otot.Daerah
itu adalah ujung primer dan ujung sekunder.

Ujung Primer : Di bagian daerah tengareseptor terdapat serabut saraf sensorik besar yang
melingkari bagian tengah setiap serabut intrafusal,membentuk yang disebut ujung primer atau
ujung anulospiral.Serabut saraf ini merupakan serabut tipe Ia yang diameternya kira-kira 17
mikrometer dan serabut ini menjalarkan sinyal sensorik dengan kecepatan antara 70 sampai 120
m/detik ke medulla spinalis ,sesuai dengan kecepatan setiap macam serabut saraf di seluruh
tubuh.

Ujung Sekunder : Kadangkala ada dua serabut saraf sensorik yang lebih kecil serabut tipe II
yang berdiameter kira-kira 8 mikrometer mempersarafi daerah reseptor di salah satu atau kedua
sisi ujung primer.Ujung sensorik ini disebut ujung sekunder,serabut ini kadang melingkari
serabut intrafusal,sperti halnya serabut tipe Ia namun sering menyebar seperti cabang pada
semak-semak.

Respon Ujung Primer dan Ujung Sekunder terhadap Panjang Reseptor-Reseptor Respon
“Statik”

Bila bagian reseptor kumparan otot diregang secara lambat , jumlah impuls yang
dijalarkan baik dari ujung primer maupun ujung sekunder akan lebih banyak sesuai dengan
besarnya regangan , dan ujung-ujung tadi selama beberapa menit terus-menerus menjalarkan
impuls tersebut.Efek ini disebut respon statik dari reseptor kumparan , yang berarti bahwa baik
ujung primer maupun sekunder terus-menerus menjalarkan sinyal-sinyalnya selama sekurang-
kurangnya beberapa menit jika kumparan otot itu sendiri tetap teregang.

Respon Ujung Primer (tetapi Tidak Ujung Sekunder) terhadap Kecepatan Perubahan Panjang
Reseptor ---- Respon “Dinamik”

Bila panjang reseptor kumparan tiba-tiba meningkat ,ujung primer (tetapi tidak ujung
sekunder) akan terangsang jauh lebih kuat.Stimulus yang berlebihan dari ujung primer ini
disebut respon dinamik yang berarti bahwa ujung primer itu secara aktif dan ekstrem akan
berespon terhadap perubahan kecepatan panjang kumparan yang berlangsung cepat.Bahkan bila
panjang reseptor kumparan meningkat hanya sepersekian mikrometer , bila pemanjangan ini
berlangsung dalam waktu seperdetik , reseptor primer akan menjalarkan banyak sekali impuls
menuju serabut saraf sensoris 17 mikrometer yang besar,namun hal ini hanya terjadi sewaktu
panjang reseptor tadi benar-benar meningkat.

Refleks Regang Otot


Manifestasi paling sederhana fungsi kumparan otot adalah reflex regang otot.Kapanpun
otot diregang secara tiba-tiba ,eksitasi yang timbul pada kumparan menyebabkan reflek kontraksi
serabut otot rangka yang besar dari otot yang teregang dan otot-otot sinergisnya.

Sirkuit Neuron Refleks Regang

Sirkuit dasar reflex regang kumparan otot,tampak serabut saraf proprioseptor tipe Ia yang
bermula di kumparan otot dan memasuki radiks dorsalis medulla spinalis.Cabang serabut
tersebut kemudian berjalan langsung ,menuju radiks anterior substansia grisea medulla dari
bersinaps dengan neuron motorik anterior yang mengirimkan serabut-serabut saraf motoriknya
kembali ke otot yang sama tempat serabut-serabut kumparan otot bermula.

Peran Kumparan Otot pada Aktivitas Motorik Voluntar

Untuk menegaskan makna system eferen gamma,kita perlu mengetahui bahwa 31 persen
dari semua serabut saraf motorik yang menuju otot merupakan serabut eferen gamma tipe A
yang kecil dan bukan serabut motorik alfa yang besar.Bila sinyal dari korteks motorik atau setiap
daerah otak dijalarkan ke neuron motorik alfa ,kebanyakan neuron motorik gamma terangsang
secara bersamaan , efek ini disebut sebagai keadaan koaktivasi dari neuron motorik alfa dan
gamma .Keadaan ini menyebabkan serabut otot rangka ekstrafusal dan serabut otot intrafusi
kumparan otot berkontraksi secara bersamaan.Oleh karena itu koaktivasi mempertahankan reflek
kumparan otot melawan kontraksi otot.

Refleks Tendo Golgi

Organ tendo golgi yang diselubungi oleh reseptor-reseptor sensorik yang dilewati oleh
serabut tendon otot.Rata-rata ada 10 sampai 15 serabut otot yang biasanya berhubungan dengan
tiap organ tendo golgi dan organ ini dapat terangsang ketika berkas kecil serabut otot kecil
tersebut dirangsang oleh otot yang berkontraksi atau teregang.Organ tendo sperti halnya reseptor
primer yang terdapat dalam kumparan otot,mempunyai respon dinamik dan respon statik , yang
responnya sangat kuat sewaktu tegangan otot tiba-tiba meningkat (respon dinamik),namun
menjadi tenang dalam waktu seperdetik dan turun ke tingkat yang lebih rendah dari keadaan siap
meletup yang menetap sehingga hamper sesuai dengan besarnya tegangan otot (respon
statik).Jadi organ tendo golgi mengirimkan informasi cepat yang sesuai dengan tiap segmen yang
kecil dari setiap otot ke system saraf.

Refleks Fleksor dan Menari Diri


Dalam bentuk klasiknya , reflek fleksor dapat dicetuskan paling kuat dengan cara
merangsang ujung-ujung serabut nyeri,misalnya dengan tusukan jarum atau rasa panas atau suatu
luka yang dengan beberapa alasan seringkali disebut refleks nosiseptif atau secara lebih
sederhana dengan sebuah reflek nyeri.Perangsangan pada reseptor raba adakalanya dapat
menimbulkan refleks fleksor yang lebih lama dan lebih lemah.Bila beberapa bagian tubuh selain
salah satu anggota gerak dirangsang dengan rangsangan yang sangat menyakitkan,maka bagian
tersebut dengan pola yang serupa akan menarik diri dari stimulus tersebut.

Pengaturan Fungsi Motorik oleh Korteks dan Batang Otak

Area Premotorik
Area premotorik terletak 1 sampai 3 sentimeter di anterior korteks motorik primer, meluas
kearah inferior menuju fisura sylvius, dan kearah superior ke fisura longitudinalis, tempt daerah
ini berbatasan dengan area motorik suplementer yang mempunyai fungsi serupa dengan area
premotor. Secara kasar, susunan topografis korteks premotorik sama dengan yang terdapat pada
korteks mtorik primer, dengan area mulut dan wajah terletak di paling lateral dan kemudian kea
rah atas, dapat ditemui area tangan, lengan, batang tubuh, dan tungkai.
Area Motorik Suplementer
Area ini memiliki susunan topografis lain untuk mengatur fungsi motorik. Area ini terletak
terutama di fisura longituginalis tetai meluas beberapa sentimeter ke korteks frontalis superior.
Pada umumnya fungsi area ini berkaitan dengan premotorik untuk menghasilkan gerakan sikap
tubuh yang luas, fiksasi gerakan dari berbagai segmen tubuh, gerakan posisional tangan dan
mata, dan sebagainya, sebagai pendukung untuk mengatur gerakan motorik halus pada lengan
dan tangan oleh area premotorik dan korteks motorik primer.

Beberapa Area Khusus pada Pengatur Motorik Yang Ditemukan pada Korteks Motorik Manusia

Beberapa lokasi yang paling penting dari region ini adalah:


Area Broca dan Bicara.
Terletak tepat disebelah anterior korteks motorik primer dan tepat diatas sylvian. Kerusakan pda
daerah ini tidak menghalangi pasien untuk bervokalisasi atau mengeluarkan suara, namun
kerusakan diarea tersebut menyebabkan pasien tak mampu mengucapkan seluruh kalimat. Area
korteks yang erat kaitannya dengan daerah ini adalah area yang berfungsi untuk pernafasan,
sehingga sewaktu pasien bicara akan timbul aktivitas pita suara bersama-sama dengan gerakan
mulut dan lidah.
Lapang Gerakan Mata “Voluntar”.
Tepat diatas area Broca, terdapat daerah yang dipakai untuk mengatur gerakan mata. Bila
daerah ini rusak pasien secra voluntar tidak dapat menggerakkan matanya ke berbagai objek. Mta
pasien cenderung terfiksasi secara involuntar pada objek yang spesifik saja. Area ini juga
mengatur gerakan kelopak mata seperti berkedip.
Area Rotasi Kepala. Perangsangan listrik pada daerah agak sedikit diatas area asosiasi motorik
akan menimbulkan rotasi kepala.
Area Untuk Keterampilan Tangan.
Tepat di sebelah anterior korteks motorik primer yang dipakai untuk gerakan tangan dan
jari terdapat suatu area yang penting untuk keterampilan tangan. Bila area ini rusak akibat tumor
atau lesi lain, gerakan tangan akan menjadi tidak terkoordinasi dan tak bertujuan, suatu kondisi
yang disebut apraksia motorik.

Penjelasan Sinyal Dari Korteks Motorik ke Otot-otot


Sinyal motorik dijalarkan secara langsung dari korteks ke medulla spinalis melalui
traktus kortikospital, dan secara tidak langsung melalui jaras asesorius yang melibatkan gangli
bsalis, serebelum, dan banyak nuclei batang otak.
Traktus Kortikospinal (Piramidal)
Kir-kira 30% dari traktus kortikospinalis berasal dari korteks motorik primer, 30% area
premotorik dan area motorik suplementer, dan 40% dari area somatosensorik yang terletak
disebelah posterior sulkus sentralis. Yang sangat mengesankan dari serabut-serabut yang ada
dalam traktus pyramidal adalah banyaknya serabut besar bermielin dengan dimeter sekitar 16
mikrometer. Serabut ini berasal dari sel-sel pyramidal raksasa, yang disebut sel-sel Betz. Betz
kira-kira 60 mikrometer, dan serabut-serabutnya menjalarkan impuls saraf ke medulla spinalis
dengan kecepatan kira-kira 70 m/detik. Dalam setiap traktus ortikospinal kira-kira ada 34.000
seabut sel-sel Betz besar. 3% dari jumlah keseluruhan adalah serabut besar dan 93% serabut
kecil yang berdiameter 4 mikrometer.

Jaras Serabut yang Memasuki Korteks Motorik


 Serabut Subkortikal dari regio disekitar korteks serebri
 Serabut subkortikal yang datang melewati korpus kalosum dari hemisfer sisi yang
berlawanan
 Serabut subkortikal yang langsung tba dari kompleks ventrobasal thalamus
 Traktus yang asalnya dari nuclei ventrolateral dan ventroanterior thalamus
 Serabut dari nuclei intralaminal thalamus

Nucleus Rubra Berperan Sebagai Jaras Alternatif untuk Menjalarkan Sinyal-Sinyal Kortikal
Menuju Medula Spinalis
Nucleus Rubra, terletak di dalam mesensefalon dan fungsinya berhubungan erat dengan
traktus kortikospinalis. Nucleus ini menerima banyak sekali serabut-serabut langsung yang
berasal dari korteks motorik primer melalui traktus kortikorubral, seperti juga serabut yang
bercabang dari traktus kortikospinal ketika serabut ini berjalan melewati mesensefalon.
Fungsi Sistem Kortikorukospinal.
Jaras ini merpakan jalan tambahan untuk penjalaran sinyal yang relative khas dari korteks
motorik ke medulla spinalis: bila serabut piramida dirusk namun jaras kortikorubrospinal tetap
utuh, pergerakan yang khas masih tetap terjadi, kecuali gerakan untuk pengaturan halus jari dan
tangan akan sangat terganggu.

Eksitasi Area Pengaturan Motorik Medula Spinalis oleh Korteks Motorik Primer dan Nukleus
Ruba
Susunan Kolom Vertikal Neuron-Neuron dalam Korteks Motorik. Sel-sel didalam
korteks somatosensorikdan korteks visual tersusun dalam bentuk kolom vertical yang
mengandung sel-sel. Keadaan ini serupa dengan sel-sel korteks motorik yang juga tersusun
dalam kolom-kolom vertical dengan diameter sepersekian millimeter, mengandung ribuan
neuron dalam setiap kolomnya. Setiap kolom sel bekerja sebagai suatu unit, biasanya
menstimulasi otot dan juga sel ini memiliki enam lapisan yang berbatas jelas, serupa dengan
hampir semua korteks serebri. Sel-sel pyramidal yang mengeluarkan serabut kortikospinal semua
terletak pada lapisan kelima dari permukaan korteks.

Fungsi Setiap Kolom Neuron.


Neuron setiap kolom bekerja menentukan respons keluaran dari kolom itu dan juga
sebagai suatu system penguat untuk merangsang banyak sekali serabt pyramidal yang menuju
otot yang sama atau ke otot-otot yang sinergik secara bersamaan. Dibutuhkan perangsangan 50
sampai 100 sel pyramidal.
Umpan Balik Somatosensorik ke Korteks Motorik Membantu Mengatur Ketepatan Kontraksi
Otot
Sewaktu sinyal saraf dari korteks motorik menimbulkan kontraksi otot, sinyal
somatosensorik kembali sepanjang jalan dari daerah tubuh yang teraktivitas menuju neuron-
neuron dalam korteks motorik yang menimbulkan kerja. Kebanyakan sinyal somatosensorik ini
timbul dikumparan otot, organ tendo otot, atau reseptor taktik kulit yang menutupi otot. Sinyal
somatic sering menyebabkan timbulnya peningkatan umpan balik yang positif dari kontraksi
otot.

Perangsangan Neuron Motorik Spinal


Potongan melintang segmen medulla spinalis yan menunjukkan beragam trktus pengatur
motorik dan sensoris memasuki segmen medulla dan neuron motorik anterior yang sesuai di
tengah kornu anterior substansia grisea. Traktus kortikospital dan traktur rubrospinal terletak
dibagian dorsal kolumna alba lateralis. Pada peluasan medulla kea rah servikal dimana tampak
gambaran tangan dan jari, sebagian besar serabut kortikospinal dan rubrospinal juga langsung
berakhir di neuron motorik anterior, sehingga tersedia lintasan langsung dari otak guna
mengaktifkan kontraksi otot.

Efek Lesi dalam Korteks Motorik atau di Dalam Jaras Kortikospital “Stroke”
Kelainan ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah sehigga timbul pendarahan
dalam otak adanya thrombosis dari salah satu arteri utama yang menyuplai otak.
Peran Batang Otak dalam Mengatur Fungsi Motorik
Batang otak terdiri dari medulla, pons, dan mesensefalon. Fungsi kendali khusus batang otak
adalah:
 Mengatur pernafasan
 Mengatur system kardiovaskuler
 Mengatur sebagian fungsi gastrointestinal
 Mengatur banyak gerakan tubuh stereotipi
 Mengatur keseimbangan
 Mengatur gerakan mata
“Makula”-Organ Sensorik Utrikulus dan Sakulus untuk Mendeteksi Orientasi Kepala
Sehubungan dengan Gravitasi.

Macula adalah daerah sensorik kecil yang diametenya 2 milimeter. Macula pada sakulus
bidang horizontal permukaan inferior utrikulus berperan penting dalam menentukan orientasi
kepala ketika dalam posisi tegak. Dan yang terletak dalam bidang vertical memberikan sinyal
orientasi kepala saat seseorang berbaring.

Sensitivitas Arah Sel Rambut-Kinosilium.


Setiap sel rambut memiliki 50 sampai 70 silia kecil yang disebut stereasilia , ditambah
satu silium besar yaitu kinosilium. Pada setiap macula, setiap sel rambut diarahkan ke berbagai
jurusan, sehingga beberapa dari sel rambut terangsang ketika kepala menunduk, menengadah
atau ke sisi lainnya. Timbulh pola eksitasi diserabut saraf macula untuk setiap posisi kepala di
dalam lapangan gravitasi. Ini adalah pola yang menggambarkan pada otak posisi kepala.
Kontribusi Serebelum dan Ganglia Bangsalis pada Seluruh Pengaturan Motorik

Serebelum dan Fungsi Motoriknya


Serebelum terutama karena perangsangan listrik serebelum tak akan menimbulkan
sensasi sadar apa pun dan jarang menimbulkan gerakan motorik.Namun pembuangan serebelum
akan menyebabkan pergerakan tubuh menjadi sangat tidak normal.Serebelum terutama ketika
melakukan aktivitas otot yang cepat seperti berlari,mengetik,main piano,dan bahkan untuk
bicara.Hilangnya area otak ini dapat menimbulkan inkoordinasi dari hampir seluruh aktivitas ini
walaupun tidak ada kelumpuhan otot.
Serebelum ini terus-menerus menerima informasi terbaru mengenai urutan kontraksi otot
yang diinginkan dari area pengatur motorik otak,serebelum juga terus-menerus menerima
informasi sensorik dari bagian perifer tubuh, yang memberi tahu mengenai berbagai perubahan
setiap bagian tubuh , posisi , kecepatan gerak , kekuatan geraknya dan sebagainya.Serebelum
kemudian membandingkan keadaan setiap bagian tubuh pada saat sekarang yang ditimbulkan
oleh informasi sensorik yang bersifat umpan balik dari perifer,dengan gerakan yang diinginkan
oleh system motorik. Bila kedua-duanya tidak serasi maka dengan segera akan dikeluarkan
sinyal perbaikan bawah sadar yang dijalarkan kembali ke system motorik guna meningkatkan
atau mengurangi besarnya aktivitas otot yang spesifik.
Selain itu serebelum membantu korteks serebri untuk gerakan berikutnya dalam waktu
sepersekian detik sebelumnya, sementara gerakan awal masih berlangsung,jadi membantu orang
tersebut bergerak maju secara lancer dari satu gerakan ke gerakan berikutnya.Serebelum juga
mampu belajar dari kesalahan yang dibuat artinya, jika gerakan yang terjadi tidak tepat seperti
yang diinginkan, sirkuit serebelar belajar membuat gerakan yang lebih kuat atau lebih lemah
pada waktu selanjutnya.Untuk melakukan hal ini ,terjadi perubahan estabilitas neuron-neuron
serebelar yang sesuai,selanjutnya menghasilkan kontraksi otot yang lebih baik sehubungan
dengan gerakan yang diinginkan.

Fungsi Serebelum dalam Seluruh Pengatur Motorik


Sistem saraf menggunakan serebelum untuk mengkoordinasikan fungsi pengatur motorik
pada tiga tingkatan,sebagai berikut :
1.Vestibuloserebelum.
Bagian ini pada prinsipnya terdiri dari lobus flokulonodular serebelar kecil (yang terletak
di bawah serebelum posterior) dan bagian vermis yang berdekatan.Bagian ini menyediakan
sirkuit neuron untuk sebagian besar gerakan keseimbangan tubuh.

2.Spinoserebelum
Bagian ini sebagian besar terdiri dari vermis serebelum posterior dan anterior ditambah
zona intermedia yang berdekatan pada kedua sisi vermis.Bagian ini terutama merupakan sirkuit
untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan bagian distal anggota tubuh,khususnya tangan dan
jari.

3.Serebroserebelum
Bagian ini terdiri dari zona lateral besar hemisferium serebeli,di sebelah lateral zona
intermedia.Bagian ini sebenarnya menerima semua inputnya dari korteks serebri motorik dan
korteks premotorik serta korteks serebri somato sensorik yang berdekatan.Bagian ini
menjalarkan informasi outputnya ke arah atas,kembali ke otak , berfungso sebagai alat umpan
balik bersama dengan seluruh system sensorimotorik korteks serebri untuk merencakan gerakan
voluntary tubuh dan anggota tubuh yang berurutan , merencanakan semua ini secepat
sepersepuluh detik sebelum gerakan terjadi.Hal ini disebut “pembahasaan motorik” gerakan yang
akan dilakukan.

Ganglia Bangsalis Fungsi Motoriknya


Ganglia bangsalis,seperti serebelum membentuk system asesori motorik lain yang
biasanya berfungsi tidak melalui diri sendiri tetapi berkaitan erat dengan korteks serebri dan
system pengatur motorik kortikospinal.Pada kenyataannya,sebenarnya ganglia basalis menerima
sebagian besar sinyal input dari korteks serebri itu sendiri dan juga mengembalikan hampir
seluruh sinyal outputnya ke korteks juga.Pada setiap sisi otak,ganglia ini terdiri dari nucleus
kaudatus ,putamen, globus palidus , substansia nigra dan nucleus substalamikus.Semuanya ini
terutama terletak di sebelah lateral dan mengelilingi thalamus menempati daerah yang luas dari
regio interior pada kedua hemisferium serebri.Perhatikan juga bahwa hampir semua serabut saraf
motorik dan sensorik yang menghubungkan korteks serebri dan medulla spinalis berjalan melalui
ruang yang terletak di antara bagian utama ganglia basalis,yaitu nucleus kaudatus dan
putamen.Ruang ini disebut kapsula interna dari otak.

Sirkuit Neuroal Ganglia Basalis


Hubungan anatomis antara ganglia basalis dan elemen-elemen otak lain yang
menyediakan pengaturan motorik bersifat kompleks.Di sebelah kanan adalah sirkuit utama
system ganglia basalis,memperlihatkan antar hubungan yang luar biasa banyaknya di antara
ganglia basalis sendiri ditambah jaras input dan output yang luas antara region motorik lain pada
otak dan ganglia basalis.

Fungsi Ganglia Basalis dalam Melaksanakan Pola-Pola Aktivitas Motorik dan Sirkuit Putamen
Satu prinsip ganglia basalis dalam pengaturan motorik adalah kerjanya yang berkaitan
dengan system kortikospinal untuk mengatur pola-pola aktivitas motorik yang kompleks.Sebagai
contoh adalah pada waktu menulis huruf.Bila terjadi kerusakan yang serius terhadap ganglia
basalia , system kortikal dari pengantur motorik tidak dapat lagi menyediakan pola-pola
ini.Tentunya tulisan orang tersebut menjadi kasar, seperti jika seseorang baru pertama kali diajari
bagaimana menulis.

Pola lain yang memerlukan ganglia basalis adalah memotong kertas dengan
menggunakan gunting , memotong kuku , memasukkan bola basket dengan melompat
,menendang bola kaki , memukul bola kasti,gerakan mengakibatkan kotoran ,kebanyakan aspek
vokalisasi ,gerakan – gerakan mata yang terkendali, dan gerakan-gerakan terlatih lain yang
kebanyakan dilakukan di bawah sadar.

Korteks Serebri ,Fungsi Intelektual Otak ,Proses Belajar dan Mengingat

Anatomi Fisiologis Korteks Serebri


Bagian fungsional korteks serebri merupakan sebuah selaput tipis yang mengandung
neuron-neuron yang menutupi permukaan seluruh bagian serebrum yang berbelit.Selaput ini
hanya setebal 2 sampai 5 milimeter , dengan jumlah total daerah ini kira-kira seperempat meter
persegi .Seluruh korteks serebri mengandung kira-kira 100 miliar neuron.Neuron-neuron ini ada
tiga macam : (1) granular (disebut juga stelatta), (2) fusiformis ,(3) piramidalis, yang terakhir
dinamakan demikian karena bentuknya yang menyerupai pyramid.
Neuron granular pada umumnya memiliki akson-akson pendek sehingga ,terutama berfungsi
sebagai interneuron yang menjalarkan sinyal-sinyal neuron pada jarak pendek di dalam korteks
saja.Beberapa neuron bersifat eksitatorik,terutama melepaskan neurotransmitter eksitatorik
glutamate, yang lain bersifat inhibitorik dan terutama melepaskan neurotransmitter inhibitorik
asam gamma aminobutirat.Area sensorik pada korteks ,seperti juga area asosiasi antara area
motorik dan sensorik yang masuk ke dalam area sensorik dan asosiasi.
Sel pyramidal dan sel fusiformis ,sebaliknya menjulurkan hampir seluruh serabut output dari
korteks.Sel pyramidal ukurannya lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada sel
fusiformis.

Jumlah Neuron dan Sambungannya Sering Berubah Secara Bermakna Selama Proses Belajar
Selama beberapa minggu , beberapa bulan , bahkan pada tahun-tahun pertama kehidupan
atau waktu-waktu selanjutnya, banyak bagian otak menghasilkan neuron dalam jumlah yang
sangat banyak dan neuron-neuron ini menjulurkan sejumlah cabang akson untuk membentuk
sambungan dengan neuron-neuron lain.Jika akson yang baru gagal bersambungan dengan neuron
selanjutnya yang sesuai dengan sel-sel otot atau sel-sel kelenjar ,akson-akson yang baru itu
sendiri akan musnah dalam waktu beberapa minggu.Jadi jumlah sambungan neuron ditentukan
oleh faktor pertumbuhan saraf yang spesifik,yang dilepaskan secara retrograde oleh sel-sel yang
terangsang .Selanjutnya bila terjadi hubungan yang tidak cocok ,seluruh neuron yang
menjulurkan cabang-cabang akson akan lenyap.

Latihan Meningkatkan Pemindahan Ingatan Jangka Pendek Menjadi Jangka Panjang


Penelitian psikologi menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama
berkali-kali ke dalam pikiran, dapat mempercepat dan memperkuat tingkat pengalihan ingatan
jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang,dengan demikian mempercepat dan
meningkatkan konsolidasi.Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang
baru diterima ,terutama informasi yang menyita perhatian pikiran.Oleh karena itu,sesudah
melewati satu periode waktu,gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi
terfiksasi secara progresif dalam gudang ingatan.Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat
mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang hanya dipelajari secara superfisial.Keadaan
ini juga menjelaskan mengaoa orang yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan
ingatannya secara jauh lebih baik daripada dalam keadaan kelelahan mental.
Peran Bagian-Bagian Spesifik Otak dalam Proses Ingatan

Hipokampus merupakan bagian yang paling medial dari korteks lobus temporalis , yang
mula-mula melipat kearah medial di bawah otak dan selanjutnya naik ke permukaan dalam,di
bawah ventrikel lateral.Pada pengobatan beberapa pasien epilepsi ,kedua hipokampus tersebut
diangkat.Ternyata,tindakan ini tidak terlalu serius memengaruhi ingatan pasien terhadap
informasi yang disimpan di dalam otak sebelum pengangkatan hipokampus.Namun, sesudah
pengangkatan , pasien ini betul-betul tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan ingatan
tipe verbal dan simbolik (ingatan tipe deklaratif) dalam ingatan jangka panjangnya atau bahkan
dalam ingatan intermedia yang berlangsung lebih dari beberapa menit.Oleh karena itu,pasien ini
tak mampu menyusun ingatan jangka panjang yang baru dari tipe informasi tersebut yang
merupakan dasar intelegensi.Keadaan ini disebut amnesia anterograd.Hipokampus merupakan
salah satu dari sekian banyak jaras keluar yang penting yang berasal dari area “ganjaran”dan
“hukuman pada system limbik.Rangsangan sensorik atau pikiran yang menyebabkan rasa nyeri
atau antipati akan merangsang pusat hukuman limbik dan rangsangan yang menyebabkan rasa
senang,bahagia atau rasa ganjaran akan merangsang pusat ganjaran limbik.Semua ini bersama-
sama menimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang.Diantara motivasi-
motivasi ini terdapat dorongan dalam otak untuk mengingat pengalaman-pengalaman dan
pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.

Mekanisme Perilaku dan Motivasi pada Otak –Sistem Limbik dan Hipotalamus

Sistem Pendorong –Aktivitas Otak

Tanpa adanya penjalaran sinyal saraf yang terus-menerus dari otak rendah ke serebrum
,serebrum menjadi tidak bermanfaat.Pada kenyataannya,batang otak yang mengalami kompresi
berat pada sambungan antara mesenaefalon dan serebrum,yang kadang merupakan akibat dari
tumor kelenjar hipofisis , seringkali menyebabkan orang tersebut masuk dalam keadaan koma
yang tidak pulih kembali selama sisa hidupnya.Sinyal-sinyal saraf pada batang otak
mengaktifkan bagian serebral otak melalui du acara : (1) dengan merangsang aktivitas neuron
pada daerah otak yang yang luas secara langsung dan (2) dengan mengaktifkan system
neurohormonal yang melepaskan substansi neurotransmitter menyerupai hormon ,substansi ini
memberi pengaruh fasilitisasi atau inhibisi spesifik ke dalam daerah terpilih pada otak.

Pengaturan Neurohormonal pada Aktivitas Otak

Selain pengaturan aktivitas otak secara langsung oleh penjalaran sinyal saraf yang
spesifik dari area otak bagian bawah ke regio kortikal otak,masih terdapat mekanisme fisiologis
lain yang sering digunakan untuk mengatur aktivitas otak .Mekanisme ini adalah untuk
melepaskan bahan-bahan hormonal neurotransmitter inhibisi atau eksitasi ke dalam substansi
otak.Neurohormon ini seringkali menetap selama beberapa menit atau beberapa jam , dan dengan
demikian menghasilkan masa pengendalian yang panjang , tidak hanya aktivasi atau inhibisi
yang sekejap.

Sistem Limbik

Kata “limbik “ berarti “perbatasan”.Aslinya ,istilah “limbik” digunakan untuk


menjelaskan struktur tepi di sekeliling regio basal dari serebrum,tetapi seperti yang telah kita
pelajari lebih lanjut mengenai fungsi-fungsi system limbik,istilah system limbik telah diperluas
artinya ke seluruh lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan
motivasional.Bagian utama system limbik adalah hipotalamus ,dengan struktur-strukturnya yang
berkaitan.Selain perannya dalam mengatur perilaku ,area ini mengatur banyak kondisi internal
dari tubuh,seperti suhu tubuh ,osmolalitas cairan tubuh,dan dorongan untuk makan dan minum
serta pengaturan berat badan.Fungsi internal ini secara bersama-sama disebut fungsi vegetatif
otak,dan pengantarannya berkaitan erat dengan perilaku.

Anatomi Fungsional Sistem Limbik;Peran Kunci Hipotalamus

Anatomi system limbik ,menunjukkan bahwa struktur ini merupakan kompleks hubungan
dari elemen-elemen dasar otak.Di bagian tengah struktur-struktur ini terletak hipotalamus yang
sangat kecil,yang bila dipandang dari segi fisiologis ,merupakan salah satu elemen pusat system
limbik.Di sekeliling hipotalamus struktur subkortikal lain dari system limbik,yang meliputi
septum,area paraalfaktoria,epitalamus,nuclei anterior thalamus,bagian ganglia
basalis,hipokampus,dan amigdala.Banyak fungsi perilaku yang dicetuskan dari hipotalamus dan
struktur-struktur limbik lainnya juga dijalarkan melalui retikula di batang otak dan
nukleiasosiasinya.Jalur komunikasi yang penting antara system limbik dan batang otak adalah
berkas otak depan bagian medial(medial forebrain bundle),yang menyebar dari region septal dan
orbitofrontal korteks serebri ke bawah melalui bagian tengah hipotalamus ke formasio retikularis
batang otak.

Aktivitas Otak—Tidur,Gelombang Otak,Epilepsi ,Psikosis

Tidur

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.Tidur harus
dibedakan dengan koma,yang merupakan keadaan bawah sadar saat orang tersebut tidak dapat
dibangunkan.Terdapat berbagai tahap dalam tidur ,dari tidur yang sangat ringan sampai tidur
yang sangat dalam ;para peneliti tidur juga membagi tidur menjadi dua tipe yang secara
keseluruhan berbeda,yang memiliki kualitas yang berbeda pula,yakni sebagai berikut :

Setiap malam ,seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain.Tipe ini
disebut (1) tidur gelombang lambat,karena pada tipe ini gelombang otak sangat kuat dan
frekuensinya sangat rendah.dan (2)tidur dengan pergerakan mata yang cepat karena pada tipe ini
mata bergerak dengan cepat meskipun orang tetap tidur.Setiap malamnya,,sebagian besar masa
tidur terdiri atas gelombang lambat yang bervariasi : yakni tidur yang nyenyak dalam dan tenang
yang dialami seseorang pada jam-jam pertama tidur sesudah terjaga selama beberapa jam
sebelumnya.Di pihak lain , tidur REM timbul dalam episode-episode dan meliputi sekitar 25
persen dari seluruh masa tidur pada orang dewasa :setiap episode normalnya terjadi kembali
setiap 90 menit .Tipe tidur ini tidak begitu tenang,dan biasanya berhubungan dengan mimpi yang
hidup.

Epilepsi

Epilepsi (yang disebut juga “kejang ayan”) ditandai dengan aktivitas berlebihan yang
tidak terkendali dari sebagian atau seluruh system saraf pusat.Orang yang mempunyai faktor
predisposisi timbulnya epilepsy akan mendapat serangan bila nilai basal eksabilitas system
saraf.(atau bagian yang peka terhadap keadaan epilepsy) meningkat di atas nilai ambang
kritisnya.Selama besarnya eksitabilitas tetap dijaga di bawah nilai ambang ini,serangan epilepsy
tidak akan terjadi.Epilepsi dapat dibagi dalam tiga golongan utama : epilepsy grand mal,epilepsy
petit mal,dan epilepsy fokal.

Perilaku Psikosis dan Demensia—Peran Sistem Neurotransmitter yang Spesifik

Penelitian klinis terhadap berbagai pasien dengan gangguan psikosis atau pada beberapa
tipe demensia,telah menunjukkan bahwa kebanyakan kondisi ,tersebut disebabkan oleh
penurunan fungsi neuron yang mengatasi kurangnya transmitter yang bersangkutan ini telah
berhasil digunakan untuk mengobati beberapa pasien.Penyakit ini disebabkan hilangnya neuron-
neuron di substansia nigra yang di ujung sarafnya menyekresi dopamine di nucleus kaudatus dan
putamen.

Sistem Saraf Otonom dan Medula Adrenal

Susunan Umum Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak di medulla
spinalis,batang otak,dan hipotalamus.Juga,bagian korteks serebri ,khususnya korteks
limbik,dapat menghantarkan sinyal ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga dengan demikian
memengaruhi pengaturan otonom.Seringkali system saraf otonom juga bekerja sebagai refleks
viseral.jadi sinyal-sinyal sensorik bawah sadar dari organ viseral dapat memasuki ganglia
otonom,batang otak,atau hipotalamus dan kemudian mengembalikan respons refleks bawah
sadar langsung ke organ-organ viseral dan mengatur aktivitas organ-organ tersebut.Penjalaran
sinyal otonomik eferen ke berbagai organ di seluruh tubuh dapat dibagi dalam dua subdivisi
utama yang disebut system saraf simpatis dan system saraf parasimpatis,yang sifat-sifat dan
fungsinya.

Sifat-Sifat Dasar Fungsi Simpatis dan Parasimpatis

Serabut saraf simpatisdan parasimpatis terutama menyekresikan salah satu dari kedua
bahan transmitter sinpas ini,asetikolin atau norepinefrin.Serabut-serabut yang menyekresi
asetikolin disebut serabut kolinergik.Serabut-serabut yang menyekresi norepinefrin disebut
serabut adrenergik,suatu istilah yang berasal dari kata adrenalin ,nama lain bagi epinefrin.Di
dalam system saraf simpatis dan parasimpatis , semua neuron preganglion bersifat
kolinergik.Bila bahan asetikolin atau bahan seperti asetikolin diberikan pada ganglia,akan
merangsang neuron postganglion simpatis dan parasimpatis.Semua atau hampir semua neuron
postganglion dari system parasimpatis juga bersifat kolinergik.Sebaliknya,sebagian besar neuron
postganglion simpatis bersifat adrenergik.Namun,serabut-serabut saraf postganglion simpatis
yang ke kelenjar keringat,ke otot-otot piloerektor rambut ,dan ke sedikit pembuluh darah bersifat
kolinergik.

Fungsi Medula Adrenal

Perangsangan saraf simpatis yang menuju medulla adrenal menyebabkan pelepasan


sejumlah besar epinefrin dan nonrepinefrin ke dalam darah sirkulasi,dan kedua hormon ini
kemudian dibawa dalam darah ke semua jaringan tubuh.Rata-rata hampir 80 persen hormon yang
disekresikan adalah epinefrin dan 20 persennya adalah norepinefrin,walaupun dapat terjadi
perubahan proporsi yang relative bergantung pada bermacam-macam kondisi fisiologi.Seperti
halnya perangsangan serabut simpatis,epinefrin dan noneprinefrin yang beredar dalam darah
sirkulasi mempunyai efek yang sama terhadap berbagai organ kecuali,bahwa efek ini
berlangsung 5 sampai 10 menit karena hormon-hormon ini dipindahkan dari tubuh secara lambat
dalam waktu 2 sampai 4 menit.Ringkasnya,perangsangan medulla adrenal menyebabkan
pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin yang bersama-sama mempunyai efek hampir sama
ke seluruh tubuh seperti pada perangsangan langsung serabut simpatis,hanya saja efek yang
ditimbulkannya lebih lama,berlangsung 2 sampai 4 menit setelah perangsangan selesai.
Aliran Darah Serebral ,Cairan Serebrospinal,dan Metabolisme Otak

Aliran Darah Serebral

Kecepatan aliran darah serebral yang normal yang melalui otak pada orang dewasa,rata-
rata sekitar 50 sampai 65 milimeter per 100 gram jaringan otak per menit.Untuk keseluruhan
otak,berjumlah 750 sampai 900ml/menit,atau 15persen dari curah jantung keadaan isttirahat.

Pentingnya Pengaturan Darah Serebral oleh Karbondioksida dan Ion Hidrogen

Peningkatan konsentrasi ion hydrogen sangat menurunkan aktivitas neuron.Oleh karena


itu,ada manfaatnya bahwa peningkatan konsentrasi ion hydrogen juga menimbulkan peningkatan
aliran darah,yang kemudian membawa ion hydrogen,karbon dioksida dan substansi asam lainnya
menjauh dari jaringan otak.

Metabolisme Otak

Seperti jaringan lain,otak memerlukan oksigen dan zat nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolismenya.Namun,terdapat keunikan metabolism otak yang perlu
diperhatikan.Dalam keadaan istirahat namun sadar , metabolism otak kira-kira mencapai 15
persen dari seluruh metabolisme dalam tubuh,walaupun masa otak hanya 2 persen dari massa
tubuh total.Oleh karena itu,dalam keadaan istirahat metabolisme rata-rata jaringan selain system
saraf.

Sebagian besar kelebihan metabolisme otak terjadi di neuron,bukan di jaringan penyangga


glia.Kebutuhan utama untuk berlangsungnya metabolism di neuron adalah pemompaan ion
melalui membrane neuron,terutama untuk mengangkut ion natrium dan kalsium ke bagian luar
membrane neuron.Setiap kali neuron menghantarkan potensial aksi,ion-ion ini bergerak melalui
membrane yang meningkatkan kebutuhan transport membran untuk memulihkan konsentrasi ion
yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton AC and Hall JE..Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.Jakarta: EGC.

Dietz V.2003.Spinal Cord Pattern Generators for Locomation.Clin Neurophysial 114:1379

Helm AW , Jhonson JE.2003.Spesification of Dorsal Spinal Cord Interneurons.Curr Opin


Neurobial 13:42

Anda mungkin juga menyukai