Anda di halaman 1dari 35

TUGAS PATOFISIOLOGI

PROSES INFEKSI

MAGHHFIRAH DJALIHU
NIM : PO0220218046

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
T.A 2018/2019
I. Tinjauan Mata Kuliah
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
yang menguraikan struktur, komponen tubuh manusia dan
perkembangannya serta fungsi sistem tubuh manusia dan mekanisme
fisiologisnya. Prinsip fisika dan biokimia digunakan sebagai dasar
dalam memahami fisiologi tubuh manusia. Pembelajaran dirancang
untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menyelesaikan capaian pembelajaran melalui kegiatan ceramah,
diskusi, dan praktika.

B. Kegunaan Mata Kuliah


Mata kuliah ini berguna untuk :
1. Menguasai anatomi dan fisiologi tubuh manusia, patofisiologi
2. Menguasai prinsip fisika dan biokimia
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga, dan kelompok baik sehat maupun sakit dengan
memperhatikan aspek bio, psiko, sosialkultural, dan spritual yang
menjamin keselamatan klien sesuai standard asuhan
keperawatan.

C. Sasaran Belajar
Sasaran belajar adalah mahasiswa D III Keperawatan Semester II

D. Urutan Penyajian
1. Pendahuluan
A. Sasaran Pembelajaran yang ingin dicapai
B. Ruang lingkup bahan modul
C. Manfaat mempelajari modul
D. Urutan Pembahasan
E. Petunjuk Khusus
2. Materi Pembelajaran
3. Latihan
4. Rangkuman
5. Tes Formatif
6. Umpan balik atau tindak lanjut
7. Kunci Tes Formatif
8. Daftar Pustaka

E. Petunjuk Belajar Bagi Mahasiswa dalam Mempelajari Modul


1. Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari keseluruhan modul ini
dengan cara yang berurutan.
2. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian
demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling
berkaitan.
3. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan dan tes Formatif.
Latihan ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan anda setelah
mempelajari materi dalam modul ini. Jika anda belum menguasai
75% dari setiap kegiatan belajar, maka anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang tersedia dalam modul ini. Apabila
anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam
modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau guru/dosen anda.

II. Pendahuluan
A. Sasaran Pembelajaran yang ingin dicapai
1. Menguasai anatomi dan fisiologi tubuh manusia, patofisiologi
2. Menguasai prinsip fisika dan biokimia
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga, dan kelompok baik sehat maupun sakit dengan
memperhatikan aspek bio, psiko, sosialkultural, dan spritual yang
menjamin keselamatan klien sesuai standard asuhan keperawatan.

B. Ruang lingkup bahan modul


Proses Infeksi :
1. Patogenesis penyakit infeksi
2. Jenis-jenis penyakit infeksi
3. Respon tubuh terhadap agen menular
C. Manfaat mempelajari modul
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya

D. Urutan Pembahasan
Proses Infeksi :
1. Patogenesis penyakit infeksi
2. Jenis-jenis penyakit infeksi
3. Respon tubuh terhadap agen menular

E. Petunjuk Khusus
1. Bacalah secara cermat modul ini secara berurutan
2. Kerjakan setiap latihan dan tes formatif pada setiap materi
pembelajaran dalam modul ini untuk memperlancar pemahaman
anda.
III. Materi Pembelajaran

A. PATOGENESIS PENYAKIT INFEKSI

1. Konsep infeksi

Manusia seperti halnya binatang, merupakan pejamu bagi sejumlah besar


mikroorganisme. Mikroorganisme ini disebut organisme komensal atau flora normal,
tubuh yang menguntungkan bagi pejamu manusia. Mikroorganisme membantu tubuh
memetabolisme makanan, memproduksi vitamin (vitamin K), memberi fungsi
perlindungan terhadap infeksi dan merangsang respon imun. Mikroorganisme di
temukan pada bagian tubuh yang terpajan, atau berhubungan, dengan lingkungan.
Bagian tubuh tersebut meliputi kulit, hidung dan mulut, saluran cerna, saluran
genitalia wanita. Organisme ini berasal dari sumber, seperti saluran genitalia ibu pada
saat melahirkan, kontak yang dekat, lingkungan, dan makanan. Organ internal dan
jaringan tubuh, seperti otak, medulla spinallis, dan sistem faskular, normalnya berada
dalam keadaan steril, yaitu tidak terdapat organisme komensal.

Istilah kolonisasi digunakan untuk menjelaskan keberadaan mikroorganisme


komensal tanpa mengganggu pada fungsi tubuh yang norma. Kolonisasi dapat
bersifat sementara atau permanan. Sebaliknya, mikroorganisme yang mampu
mengimpasi tubuh dan menyebabkan penyakit disebut organisme patogen. Infeksi
merupakan proses penyakit yang disebabkan oleh organisme pathogen dan terjadi
ketika interaksi antara organismepathogen dan pejamu mengakibatkan proses
pathologis dan kerusakan pada jaringan yang terdapat di dalam tubuh pejamu.
Kerusakan jaringan akibat infeksi dapat terjadi karena factor dan aktifitas mikroba,
misalnya karena proliferasi mikroorganisme dan produksi toksin, atau karena efek
respons imun dalam tubuh perjamu terhadap organisme.

Sebagai mikroorganisme selalu menyebabkan penyakit pada manusia dan disebut


stirict patogens (organisme yang pasti bersifat phatogen). Contoh meliputi
salmonella, shigella dan virus rabies. Namun banyak infeksi disebabkan oleh
organisme phatogen oportunis, yaitu organisme yang biasanya tidak menyebabakan
penyakit, walaupun jika terdapat pada lokasi yang secara khas bukan tempat tinggal
organisme ini, atau jika kerentanan pejamu berubah, dapat menyebakan penyakit.
Bakteri E.coli merupakan contoh mikroorganisme yang dalam keadaan normal hidup
disaluran cerna tetapi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, terutama jika
terpasang kateter urin menetap.
Istilah patogenisitas berarti kemampuan organisme untuk menimbulkan penyakit
infeksi pada penjamu yang rentan, sedangkan istilah virulensi mengacu pada
peningkatan kemampuan organisme untuk mengakibatkan penyakit infeksi yang lebih
berat.

CONTOH FLORA NORMAL PADA MANUSIA


Bagian Tubuh Organisme Komensal
Mulut dan gigi B Bakteri :
 Stafilokokus
 Streptoccus mutans
Jamur :
 Candida

Tenggorokan Bakteri :
 Spesies neisseria
 Streptoccus pneumonia
 Haemophilus influenza

Kulit Bakteri :
 Stafilokokus
 Streptokokus
 Corynebacterium

Usus Bakteri :
 Escherichia coli
 Enterobacteriacea
 Enterokokus
 Spesiesclostridium

Vagina (Dewasa) Bakteri :


 Laktobasilus
 Streptokokus
J Jamur :
 Candida
2. Tanda dan gejala infeksi
Tanda dan gejala penyakit infeksi sangat beragam, bergantung pada organisme
penyebab dan lokasi infeksi. Salah satu manifestasi infeksi yang paling sering terjadi
adalah demam yang diyakini bermanfaat untuk melawan proses infeksi.
Mikroorganisme pathogen,yang menyebabkan penyakit pada manusia, paling efektif
melakukan replikasi pada suhu 370C atau kurang. Suhu yang lebih tinggi yang terjadi
pada demam dapat menghambat replikasi organisme dan meningkatkan fagositosis
produksi antibodi dan interferon, sehingga membantu respon imun.
Sebagian besar organisme juga menyebabkan beberapa derajat inflamsi dengan
timbulnya respon local berupa panas, bengkak, kemerahan dan nyeri pada lokasi
infeksi. Respon inflamasi ini merupakan kombinasi vasodilatasi, akumulasi sel darah
putih (neutrufil dan makrofat) ke area yang mengalami inflmasi dan pelepasan zat
kimia imun-aktif yang mengatur respon imun.
Ruam merupakan bentuk inflamasi yang berbeda dan lokasi asal, bentuk penyebaran
dan karakteristik jenis lesi kulit pada ruam dapat membantu penegakan diagnosis
infeksi yang spesifik. Sebagian ruam merupakan bukti adanya efek berbahaya yang
ditimbulkan oleh interaksi antara organisme phatogen dan sistem imun penjamu.
Tanda dan gejala lain akan bergantung pada organisme penyebab infeksi dan
penyakit yang ditimbulkan. Sebagian virus yang bersifat sitopatik dan menyebabkan
kerusakan selular secara langsung, misalnya poliovirus, HIV, dan rinovirus (virus
demam selesma). Plasmodium protozoa menyebabkan penyakit malaria,
mengakibatkan kerusakan eritrosit secara langsung sebagai bagian dari siklus
penyakit. Efek yang diperantarai toksin merupakan manifestasi infeksi bakteri.
Clostridium tetani melepaskan neurotoksin yang menimbulkan paralisis spastik pada
penyakit tetanus. staphylococus aureus dapat memproduksi sejumlah toksin,
termasuk toksin penyebab sindrom syok toksik yang sering berakibat serius.
3. Penularan infeksi dan prinsip pengendalian infeksi
Rantai infeksi merupakan konsep klasik pengendalian infeksi. Jika semua mata rantai
dijumpai, infeksi akan menyebar dari individu ke individu lainnya.
Pada manusia agen-agen yang menyebabkan infeksi atau penyakit adalah virus,
bakteri, ricketsia, jamur dan parasit.Reservoir adalah tempat dimana agen-agen
infeksius dapat hidup dan tumbuh, berkembangbiak dan menunggu pindah ke
hospes yang rentan.
Rantai infeksi di gambarkan oleh sebuah model sederhana, berdasarkan beberapa
langkah-lahkah yang diperlukan dalam penularan infeksi. Agar infeksi terjadi, setiap
keterkaitan dalam rantai harus ada dan berurutan infeksi. Banyak faktor
mempengaruhi kerentangan calon pejamu untuk mengidap infeksi dan hal lain
semakin bertambah didalam lingkungan pelayanan kesehatan.
Faktor ini meliputi :
1) Usia yang ekstrem
2) Gangguan integritas kulit
3) Proses penyakit yang mendasari (mis, diabetes)
4) Imunosupresi
5) Aspek penanganan atau prosedur tindakan (mis, pembedahan, kateterisasi urine)
6) Penggunaan antibiotic

Keenam rantai infeksi :

Agen
infeksius :

Bakteri
Jamur
Virus
Ricketsia
Parasit
Hospes rentang : Reservoir :
Gangguan imun Orang
luka bakar Air dan lautan
postoperatif Obat-obatan
penyakit kronik Peralatan
anak-anak & lansia

Pintu masuk : Pintu keluar :


Ekskresi
Membran mukosa
Sekresi
Kulit yang lecet
Droplet
Traktus gastrointestinal
Traktus respiratorius
Ekskresi
Sekresi
Droplet
Cara penularan :
Kontak (lansung dan tidak
langsung droplet)
Udara
Kendaraan
vektor
Cara Definisi dan Contoh Contoh Agen Infeksi

Transmisi orang ke orang HIV, hepatitis A dan B,


Contoh : bersentuhan, berciuman, gonorhea, cacar air, escherichia
Kontak
hubungan seksual coli, streptococcus
langsung

Muntahan mempertahankan hidup Hepatitis, staphylocuccus, E.coli


agen
Kontak tidak contoh : instrumen bedah, kantung
langsung kateter urin, jarum yang
terkontaminasi, sapu tangan, benda
yang di pindahkan dari mulut ke mulut
P Artikel droplet yang berat, dikeluarkan cacar air, influenza, TB, gondok,
dari hospes yang terinfeksi secara campak, meningitis
Droplet kuat karena droplet mencakup
hubungan yang dekat dengan hospes.
contoh : batuk, bersin, bernyanyi
terdapat bakteri dan virus yang kecil, campak, TB, aspergillus,
dan ringan terkandung dalam partikel- legionella
Melalui udara partikel debu yang di bawah oleh
angin dan dapat menetap di udara
selama periode lama.
Zat-zat yang mempertahankan Makanan : salmonella,
kehidupan agen sampai agen masuk staphyloccus aureus. Darah :
atau melakukan inokulasi ke dalam HIV, hepatitis B dan C, CMV.
Kendaraan
tubuh hospes yang rentan A Air : hepatitis A, kolera, E.coli,
N contoh : air, darah, serum, plasma, polio, tipoid
obat-obatan, makanan, feses
Antropoda atau intervertebrata lainnya
memindahkan agen dengan menggigit
Vektor hospes yang rentan atau dengan
meletakan agen dikulit atau makanan
contoh : nyamuk, lalat
4. Pengendalian infeksi
Pencegahan dan pengendalian infeksi berpusat pada praktik prosedur yang
bertujuan untuk memutus rantai infeksi. Sebagian praktik ini dapat bersifat preventif,
seperti peggunaan vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi. Praktik pengendalian
infeksi lain yang memutus rantai infeksi meliputi kewaspadaan standar dan
kewaspadaan terhadap penularan, dekontaminasi peralatan, sistem penatalaksanaan
alat tajam yang aman dan pelaksanaan praktik higiene makanan serta lingkungan.
Dalam bagian berikut, kelompok utama mikroorganisme dijelaskan, menjelaskan
karakteristik inti darivirus, bakteri, jamur dan parasit. Rentang penyakit yang di
sebabkan oleh mikroorganisme sangat beragam dan kompleks pada setiap kelompok
mikroorganisme.
a. Virus
Virus terdiri dari DNA maupun RNA (tidak pernah keduanya); genome tersebut
dikemas dalam selubung protein yang disebut kapsid. Selubung protein virus
terdiri dari unit berulang yang disebut kopsemer, dan sering memiliki bentuk
simetris yang khas seperti struktur ikhosahedral atau helical. Klasifikasi virus
dibuat berdasarkan tiga determinan yaitu: 1)jenis asam nukleat 2)struktur dan
bentuk simetris kapsid pada selubung protein dan 3)ada tidaknya selubung-
selubung. Virus tidak dapat melakukan replikasi secara mandiri dan mereka
bergantung pada mesin biokimia dalam sel pejamu agar dapat melakukan
replsebikasi, virus ini disebut parasit intrasel obligat. Nama aktual yang diberikan
pada virus dapat berasal dari ciri khas virus seperti ukuranya, atau berdasarkan
lokasi tempat virus tersebut berhasil diisolasi untuk pertama kalinya.
1) Inveksi virus
Jika virus masuk kedalam tubuh dengan merusak pertahanan alami melalui
beberapa jalur yang melliputi kontak langsung, injeksi, dan inhalasi, dan
ingesti. Jalur penularan tergantung pada sumber virus. Sebagai contoh, virus
selesma (rinovirus)ditularkan melalui droplet yang terhirup dan produk sekresi
yang langsung mengenai membrane mukosa. Jaringan yang menjadi target
virus (tropisme jaringan) akan menentukan manivestasi penyakit dan tanda
serta gejala yang menyertai. Karakteristik virus meningkatkan kemampuannya
untuk menginvasi penjamu, melumpuhkan pertahanan lokal, menyebar
didalam tubuh penjamu dan melakukan replikasi.
2) Patofisiologi inveksi virus
Penyakit cacar air atau varisela merupakan penyakit yang sangat menular,
sering terjadi,dan secara khas menyerang anak-anak. Penyakit ini disebabkan
oleh inveksi primer virus varizela-zoster (VZV;varicella-zoster virus).
VZV yang merupakan anggota famili virus herpes menyebabkan dua jenis
penyakit yang berbeda,yaitu:varisela (cacar air) dan zoster(herpes zoster
shingles). Herpes zoster terjadi karena reaktifasi virus varisella yang laten.
Varisella merupakan penyakit manusia yang terjadi diseluruh dunia. Umum
varisella dianggap sebagai penyakit ringan yang dapat sembuh sendiri pada
anak-anak yang sehat. Namun, komplikasi dapat terjadi pada anak-anak, dan
khususnya pada orang dewasa, neunatus dan individu disegala usia yang
menderita imunusupresi.
Virus herpes merupakan virus yang berukuran besar, memiliki DNA rantai
ganda dan mempunyai selubung. Infeksi virus herpes lazim terjadi, walaupun
relative sering disertai penyakit ringan,infeksi ini dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang signifikan, khususnya pada pasien
imunosupresi. Latesin merupakan ciri virus herpes dengan penderita berperan
sebagai karier virus pasca infeksi seumur hidup. Sebagaimana yang telah
dijelaskan VZV (sebagai family firus herpes) menimbulkan infeksi laten pada
neuron dan reaktifasi yang selanjutnya terjadi mengakibatkan infeksi sekunder
yang biasanya disebut herpes (zoster).
VZV ditularkan dari khasus yang aktif kepada pejamu yang rentan melalui
droplet atau udara yang menyebabkan sekresi dari saluran nafas pasien
varisella, dan melalui kontak langsung dengan sekresi yang terkontaminasi
atau cairan vesikel dari lesi kulit pada kasus varisella atau herpes zoster. VZV
memasuki tubuh melalui saluran nafas atau kunjungtifa. Infeksi primer VZV
pada awalnya dimulai dalam mukosa saluran nafas dan tanda penyakit yang
ditemukan. Virus menyebar melalui aliran darah (viremua primer) sistem
limfatik kedalam sel sistem retikuloendoter (RES) tempat terjadinya replikasi
virus. Sesudah 11 hingga 13 hari, viremia sekunder menyebabkan virus,
terutama ke kulit dan saluran nafas, konjungtiva, dan saluran urogenital
mungkin saja terjadi. VZV sangat menular dan manusia merupakan satu-
satunya reservoir.
Setelah infeksi primer VZV dan pulih, virus tersebut menunjukan latensi yang
berkaitan dengan family virus herpes dan tetap tinggal secara dorman (tidak
aktif) dalam ganglia radiksidorsalis. Reaktifasi sekunder virus ini
mengakibatkan eruksi lokal pada kulit-herpes zoster atau shingles. Ruam
pada herpes zoster merupakan ruam varisella sebagaimana sifat infeksi in,
lesi kulit yang terjadi mengikuti dermatom saraf dengan lesi kecil yang rapat
pada dasar eritematosa. Resiko herpes zoster yang terjadi terkait dengan
perubahan pada respons imun spesifik yang dimediasi oleh sel, seperti yang
terjadi pada proses penuaan dan pada pasien imunosupresi.
Ruam pada hospes zoster sering menimbulkan nyeri, dan neuralgia pasca-
herpes (yang diartikan sebagai nyeri persisten selam lebih dari 30 hari sejak
timbulnya ruam) merupakan komplikasi yang menonjol dan lebih umu terjadi
seiring bertambahnya usia.

KARAKTERISTIK VIRUS HERPES


Virus Singkatan Penyakit
Herpes simpleks HSV-1 Umumnya mengenai Menyebar melalui
tipe 1 bagian atas tubuh jalan napas dan
‘cold-sores’ (herpes saliva.
simpleks) Memerlukan
kontak yang
dekat (mis,
berciuman)
Herpes simpleks HSV-2 Umumnya mengenai Kontak yang
tipe 2 bagian bawah tubuh dekat (hubungan
(infeksi genitalia) seks)
Virus varisela- VZV Cacar air Lewat udara dan
zoster Herpes zoster kontak yang
dekat
Virus epstein-barr EBV Mononukleosis yang Lewat saliva.
menular (demam
kelenjar) juga berkaitan
dengan malignansi
tertentu mis, limfoma
burkett
Sitomegalovirus CMV Infeksi janin in utero Melalui plasenta
dapat menyebabkan dari ibu ke bayi,
morbiditas dan kontak yang
mortalitas dekat, transfusi
Sering berupa infeksi dan plantasi
asimtomatik pada bayi
dan anak kecil dapat
menyebabkan infeksu
pada pasien resepien
trans-plantasi
Human HHV 6 Roseola pada awal Melalui sekret
herpesvirus 6 dan HHV 7 masa kanak-kanak oral. Tidak ada
7 penyakit yang
berkaitan dengan
HHV 7
Virus yang HHV 8 Kofaktor pada sarkoma Ditularkan
berhubungan kaposi melalui hubungan
dengan sarkoma seksual,semen,
kaposi transplantasi
renal

3) Manifestasi
Masa inkubasi VZV berkisar dari 10 hingga 21 hari, sebelumnya
memungkinkan terdapat keadaan sakit yang bersifat protromal dan hal ini
lebih sering terlihat pada orang dewasa dengan gejala demam, sakit kepala,
dan nyeri otot. Ruam tampak khas dan pertama kali muncul pada bantang
tubuh, kemudian wajah, dan kulit kepala. Keberadaan ruam pada kulit kepala
membantu membedakan cacar air dari kedaan sakit lain. Lesi dimulai sebagai
makula yang rata dan dengan cepat menonjol keluar membentuk pakula bulat
berukuran kecil, pakula ini kemudian berubah menjadi fesikol yang berisi
cairan dan menyerupai lepuhan. Akhirnya, vesikel ini menjadi ustula,
kemudian pecah dan membentuk keropeng
4) Penangananya
Infeksi varisella tanpa disertai komplikasin pada anak yang imunitasnya baik
merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri. Tujuan penatalaksanaan
penyakit ini adalah mengatasi gejala dan mencegah komplikasi. Pengendalian
gejala meliputi pemberian preparat antipiretik jika terjadi demam dan
antipruritus untuk mengurangi rasa gatal. Perawatan kulit yang cermat harus
dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk mandi dan mengganti pakaian
serta seprai secara teratur.
Kuku jari tangan harus selalu bersih dan pendek, juga dianjurkan untuk tidak
menggaruk lesi yang gatal guna mengurangi resiko infeksi bakteri
sekunder.Pencegahan infeksi varisella dapat dilakukan dengan mengunakan
vaksin hidup dilemahkan yang penggunaanya pada anak berusia lebih dari 12
bulan telah disetujui. Penggunaan vaksin juga di anjurkan pada remaja dan
individu yang non-imun terhadap varisela dewasa khususnya bagi mereka
yang melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi, seperti tenaga kesehatan
dan guru. vaksin tidak dapat diberikan pada masa kehamilan.
b. Bakteri
Bakteri adalah organisme yang bersel tunggal yang diklarifikasi sebagai
organisme prokariotik karena DNA-nya tidak terbungkus didalam kompartemen
selular (nucleus). Bakteri diklasifikasikan menurut respons terhadap pewarnaan,
morfologi (ukuran dan bentuk),reproduksi pernapasan dan genus serta
spesiesnya. Bentuk dan ukuran bakteri sangat berfariasi dari 0,5 hingga 0,1
mikron dan panjangnya juga beragam. Bakteri terlihatseperti bentuk bola atau
bulat (kokus),bentuk batang (baksil) dan bentuk spiral (spirelum).
Infeksi berhubungan dengan penambahan jumlah sel, bukan peningkatan ukuran
sel. Bakteri biasanya melakukan reproduksi,melalui fisi biner (pembelahan sel
dan pembentukan dua sel anak yang indentik).
Reproduksi bakteri memerlukan faktor lingkungan atau fisik tertentu-suhu, PH,
tekanan osmotik, dan ada tidaknya oksigen.
1) Infeksi luka oleh bakteri
Setiap luka pada kulit, termasuk insisi bedah atau kerusakan kulit yang
menimbulkan perubahan integritas kulit. Ada empat tanda terjadinya infeksi
luka terhadap bakteri yaitu bengkak, nyeri, panas ,dan kemerahan pada
jaringan di sekitar luka.
2) Patofisiologi
Ada beberapa faktor umum yang dapat meningkatkan resiko individu terhadap
infeksi luka;
a) Sifat cedera, misalnya truma yang melibatkan debu/debris
b) Penurunan suplai darah sehingga mengurangi komponen system imun
yang diantarkan
c) Adanya jaringan mati/mikrotik
d) Kesehatan umum-adanya penyakit yang memengaruhi respon imun,
malnutrisi, luluh imun
e) Adanya organisme yamg mungkin menjadi pathogen pada kulit
f) Obat yang mempengaruhi respon imun (steroid dan antibiotic) dapat
mempengaruhi keseimbangan bakteri
Pengidap diabetes memiliki insiden penyakit paskular periver 4 kali lebih tinggi
dibandingkan individu yang tidak mengidap diabetes. Keadaan ini turut
menyebabkan ulserasi kaki yang selanjutnya menggangu pengantaran
oksigen, nutrient, dan antibiotik sehingga mengaruhi pemulihan dan
kemampuan melawan infeksi. Pengendalian kadar glukosa yang buruk
menjadi predisposisi terjadinya infeksi, terutama dengan gangguan fagositosis
dan fungsi imunitas yang dimediasi oleh sel. Selain itu, penderita diabetes
dapat mengalami neuropati parifer yang signifikan suatu faktor penyumbang
utama terhadap terjadinya ulserasi. Kombinasi stres berulang, tekanan yang
kontinu pada kaki, dan trauma ringan menambah kemungkinan terjadinya
ulkus kaki.
Setelah terbentuk area ulserasi gangguan integritas kulit menungkinkan
kolonisasi awal oleh bakteri dan infeksi dapat terjadi dengan mudah.
Penyebaran seluritis sering mngindikasikan infeksi bakteri dan dapat
dipengaruhi oleh sifat organisme penyebab staphylococcus aureus memiliki
banyak faktor virulensi yang memfasilitasi kemampuanya sebagai bakteri
patohogen, contoh kuman ini menghasilkan enzim hialuronidase yang
menghidrolosis asam hialuronat dan meningkatkan penyebaran melalui
jaringan ikat.
Sumber bakteri yanmg menyebabkan infeksi luka bersifat endogen atau
eksogen,tanda dan gejala klini sangat penting untuk menentukan adanya
infeksi dan keparahanya.
Semakin meningkatnya jumlah bakteri rasisten terhadap anti biotik merupakan
ciri infeksi yang diperoleh dari pelayan kesehatan dan dapat berasa dari
dalam masarakat. Staphylococus aureus rasisten-metisilin (MRSA) adalah
salah satu bakteri rasisten yang banyak terdapat diseluruh dunia.MRSA
merupakan staphylococus aureus yang rasisten tehadap anti biotik dan dapat
menjadi bagian dari flora komensal normal. Staphylococus menyebabkan
berbagai infeksi mulai dari furunkel dan abses hingga infeksi luka,
pneumonia,dan septikimia penggunaan anti biotik berspektrum luas yang
umum,kemajuan pelayanan kesehatan yang memfasilitasi pelaksanaan
prosedur yang komplek dan beresiko tinggi, penggunaan alat yang dibiarkan
berada didalam tubuh,hospitalisasi pasien imunosupresi dan kepatuhan yang
kurang optimal terhadap praktik terhadap pengendalian infeksi dianggap
sebagai faktor yang signifikan dalam proses timbulnya strain bakteri yang
rasisten terhadap anti biotik. Kolonisasi MRSA dapat terjadi pada nares
anterior,lipat paha,aksila dan membran mukosa khusunya tenggorok. MRSA
dapat menyebar secara endogen atau kontak langsung.
1) Manifestasi
Apabila infeksi terjadi pada luka, berbagai proses phatofisiologi yang melatari
akan menentukan dirinya dalam bentuk serangkaian tanda dan gejala yang
dapat digali secara klinis. Cidera jaringan, termasuk infasi oleh mikro
organisme, mengakibat respons inflamasi yang memiliki dua komponen
utama: vasoldilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler, infiltrasi leukosit
sebagai respon terhadap pembentukan faktor kemoktaktik setempat.
Beberapa mediator imun menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
vasopermeabilitas. Peningkatan vasodilatasi diikuti infiltrasi cairan ini
meninbulkan tanda utama: panas kemerahan bengkak dan nyeri efek
langsung yang ditimbulkan oleh sebagian mediator inflamnasi dapat pula
menimbulkan nyeri pada lokasi cidera.
2) Penangananya
Tujuan yang lebih penting dalam penatalaksanaan luka yang terinfeksi Adalah
mengembalika keseimbangan pejamu bakteri. Penatalaksanaan ini meliputi
debridemen luka dan pengendalian muatan bakteri serta inflamsi. Tindakan
debridemen bedah dapat dipertimbangkan ketika menangani luka yang
terinfeksi, khususnya jika terdapat banyak jaringan nikrotik.
Prinsip debridemen adalah menyingkirkan jaringan nikrotik dan jaringan yang
terinfeksi untuk menghasilkan luka terbuka yang bersih dan penurunan
muatan bakteri sehingga lingkungan dalam luka menjadi kundusif bagi
pemulihan. Penggunaan terapi enzim tropikal, balutan lembab, dan terapi
fakum merupakan tindakan alternatif untuk debridemen bedah. Pada sebagian
kasus, factor yang turut berperan menjadi predisposisi infeksi dapat
dieliminasi atau dimodifikasi. Iskemia dapat diatasi melalui bedah vaskuler
untuk memperbaiki aliran darah, perfusi jaringan, dan pengantaran antibioti
serta nutrien untuk pemulihan luka.
Terapi yang lebih baru meliputi penggunaan terapi oksigen hiperbarik dan
penggantian kulit yang telah direkayasa. Terapi oksigen hiperbarik
meningkatkan kadar oksigen dalam jaringan, meningkatkan sintesis kolagen,
membantu proses penghancuran bakteri oleh leukosit dan kadar oksigen yang
tinggi bersifat toksik bagi bakteri anaerob.
3) Farmakologi
Antibiotik awalnya sering digunakan dalam pelayanan kesehatan pada tahun
1940-an. Karena bakteri memiliki struktur sel prokariotik yang berbeda dari
struktur sel manusia, toksisitas, antibiotik, yang bersifat selektif sehingga
menjadikan bakteri sebagai target dan bukan sel pejamu. Ada berapa cara
kerja antibiotik : 1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri 2. Menghambat
sintesis protein 3. Menghambat asam nukleat 4. Menggagu alur 5. Mengubah
memrane sel.
c. Jamur(mikosis)
Jamur merupakan organisme yang umumnya digolongngkan dalam kedua
kelompok utama yeast(ragi) dan moult(kapang). Hanya terdapat sekitar 50 jenis
jamur yang menyebabkan penyakit pada manusia meskipun jamur memiliki
marfologi dan penampakan yang beragam, sel jamur dikelilingi oleh dinding sel
dan mempunyai sebuah nucleus serta membrane nucleus. Kendati, Jamur
berbeda dengan tumbuhan yaitu jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak
terlibat dalam fotosintesis. Jamur dianggap lebih kiat dari pada bakteri. Infeksi
jamur umumnya bersifat oportunis dan dianggap sebagai suatu gangguan yang
tidak mengancam jiwa, kecuali pada individu imun berat.
Jenis jamur yang berukuran lebih besar dari pada bakteri,uniseluler, dan
berbentuk bulat atau ovoit serta mengandung organel
subselular,reprodksi,terutama terjadi secara aseksual,dengan membentuk
tunas.Klasifikasi penyakit jamur ditentukan berdasarkan lokasi primer infeksi
yaitu mikosis superfisial (lapisan luar kulit dan rambut), mikosis kutaneus
(epidermis dan penyakit kuku serta rambut yang infasis),
mikosis subkutan neus (dermis, jaringan subkutan, otot, dan fasia),dan mikosis
sistematik (yang sering berasal dari dalam paru, tetapi menyebar kebanyak
sistem organ).
1) Patofisilogi
Kandidiasis merupakan infeksi ragi yang bersifat oportunis dan terjadi ketika
mekanisme tubuh normal mengendalikan pertumbuhan jamur ini terganggu
dan rusak sehingga memungkinkan organisme ini melakukan penetrasi,
kolonisasi, dan reproduksi dalam tubuh pejamu.Sebagai bagian dari flora
normal tubuh, candida dalam keadaan normal dikendalikan oleh sawarkulit
atau membran mukosa yang utuh,pertukaran sel membrane mukosa dan kulit
yang cepat,floranormal yang bersaing denganya,dan sistem imun yang
kompoten.
Infeksi kulit lebih sering terjadi pada lingkungan yang lembab dan hangat
seperti daerah lipatan kulit, lipat paha, atau aksila. Kemungkinan infeksi
vagina biasanya dikendalikan oleh varietas dan kompetisi flora normal vagina.
Faktor paling signifikan yang menghambat infeksi ragi didaerah vagina adalah
asam laktat yang dihasilkan oleh laktobasilus. Asam laktat ini
mempertahankan pH vagian pada nilai kurang dari 4,5. Lingkungan yang
asam menghambat pertumbuhan mikroorganisme oportunistis seperti candida
albicans. Perubahan lingkungan dan ploriferasi sel ragi (jamur) yang
kemudian terjadi dapat disebabkan oleh faktor, seperti sistem imun yang
terdepresi atau imatur, kehamilan, penggunaan pil KB, pemakian antibiotik
atau preparat steroid sistemik atau topikal yang lama, dan adanya DM yang
terjadi bersamaan.
Individu yang mengalami luluh imun atau memiliki sistem imun imatur menjadi
rentan terhadap infeksi mukokutaneus dan sistemik. Infeksi sistemik (mis
kandidemia) sering berhubungan dengan penyakit berat yang sudah ada
sebelumnya, sperti kangker atau leukimia, atau ketika pasien menjalani terapi
yang menekan sistem imun, seperti resipien transplantasi. Prosedur infasi
yang memberi pintu masuk tambahan, misalnya, pemberian terapi
intavena/nutrisi parenteral total (IV/TPM). Tindakan kontinuous ambulatori
peritoneal dialisis (CAPD), dapat menjadi predis posisi timbulnya infeksi
sistemik. Penularan biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan jamur
(spora) atau inhalasi. Kandidiasis vagina tidak digolongkan sebagai penyakit
menular seksual, tetapi dapat tertular dari pasangan yang terinfeksi
2) Manifestasi
Kandidiasis vagina dialami oleh hampir 75% wanita dan remaja putri. Gejala
yang sering ditemukan berupa prurituspulpa dan vagina.
Disertai dengan rabas vagina yang kental dan berwarna putih (menyerupai
keju cair) infeksi ini sering disertai rasa nyeri atau terbakar ketika berkemih
dan mungkin terdapat ketidaknyamanan saat sanggama yang disebabkan
oleh ekskoriasi dan inflamasi di daerah vagina vulva. Laki-laki yang tertular
infeksi ini dapat mengeluhkan iritasi disekitar glans penis.
3) Penanganananya
Agensi anti jamur biasanya diberikan dalam bentuk preparat oral (mis,
flukonazol) atau topikal (mis,tatin dalam bentuk krim atau supositoria vagina).
Agens krim dan supositorial umumnya dapat dibeli bebas ditoko obat. Kedua
agens ini bekerja dengan menganggu membrane sel ragi sehingga
menghambat reproduksi ragi selanjautnya. Penanganan lain berupa tindakan
paliatif untuk mengurangi gejala dan resiko penularan. Perhatian terhadap
higiene umum sangat penting dengan kebiasaan mencuci tangan yang cermat
untuk mencegah menularan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Penggunaan
laruran natrium bikarbonat hangat untuk berendam dapat mengurangi
ketidaknyamanan dan meningkatkan pH vagina. Menghindari pemakian sabun
dan produk mandi yang wangi perlu dianjurkan karena hal ini dapat
memperparah iritasi.
d. Parasit
Parasit merupakan organisme yang mendapat sumber nutrient dari organisme
lain yang biasanya disebut pejamu. Parasit dapat hidup pada permukaan tubuh
pejamu atau organisme lain (ektoparasit) atau didalam tubuh pejamu
(endoparasit). Penularan umumnya terjadi melalui injeksi atau ingesti yang tidak
disengaja. Banyak parasit yang mampu membentuk kista yang menjadi barier
protektif dan memungkinkan parasit untuk sintas dalam kondisi lingkungan yang
merugikan dirinya dan bertahan terhadap perusakan. Parasit sering memerlukan
vektor mekanis atau biologis untuk penularan seperti nyamuk dan penyakit
malaria. Reproduksi umumnya terjadi secara aseksual (fisi biner) meskipun
sebagian spesies dapat melakukan reproduksi seksual (mis, cryptosporidium).
Infeksi parasit menjadi masalah diseluruh dunia kendati keparahannya di
australia tidak dianggap signifikan, cenderung rentan karena gaya hidup dan
kurangnya sumber daya atau karena mengalami luluh imun pasien AIDS. Ada 3
kategori utama parasit; protozoa, helmintes (cacing), dan artropoda.
Penyakit protozoa yang sering terjadi adalah amuba (disentri amuba), flagelata
(giardiasis), siliata (disentribalantidiasis), dan sporozoa (malaria dan
toksokplasmosis). Helmintes secara umum di sebut cacing. Umumnya helmintes
merupakan organisme berukuran besar kendati dapat juga berukuran kecil
selama stadium perkembangan.
Salah satu kelompok utama yang menginfeksi manusia adalah cacing pipih, yang
meliputi cacing pita (kestoda), misalnya penyakit hidatid, cacing daun (trematoda
atau dignea) menginfeksi manusia dengan cara penetrasi atau ingesti. Kelompok
cacing utama lainnya adalah nematoda atau cacing gelang yang menyebabkan
infestasi cacing gelang (askariasis), cacing tambang (ankilotomiasis), atau cacing
benang (threadworm). Antropoda merupakan serangga yang membentuk
hubungan ektoparasit dengan manusia sehingga menjadi fektor yang
menularkan organisme phatogen dari virus, bakteri, ricketsia, protozoa, dan
cacing.
1) Patofisiologi
Skabies merupakan keadaan yang di sebabkan oleh ektoparasit sarcoptes
scabiei; sarcoptes scabiei juga di kenal sebagai tungau gatal dan berkaitan
dengan tungau yang menyebabkan penyakit kudis pada binatang. Sarcoptes
scabiei berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Karena panjangnya kurang dari 0,5 mm. Sarcoptes scabiei betina dewasa
berukuran lebih besar dari pada sarcoptes scabiei jantan dan sesudah
pembuahan, tungau betina membuat terowongan pada lapisan atas epidermis
dan menempatkan 30 hingga 40 buah telur yang menetas dalam waktu 3
hingga 5 hari. Larva akan menggali dan membuat trowongan baru kemudian
mencapai dewasa dalam waktu sekitar 4 hari dan mengulang siklus tersebut.
Penyakit skabies biasanya ditularkan melalui kontak personal langsung
dengan individu yang terinveksi atau melalui pakaian atau seprai tempat tidur.
2) Manifestasi
Aspek manifestasi klinik yang paling signifikan berupa pruritus aku. Lokasi
gatal yang intens bergantung pada lokasi infestasi. Umunya lokasi ini terdapat
pada lipatan kulit cela jari kendati dapat pula timbul pada lipat paha, siku,
umbilikus, aksila, dibelakang lutut, dan dibawa payudara. Trowongan yang
dibuat oleh tungu skabies tampak sebagai garis halus menyerupai benang
dengan fesikel pada salah satu ujungnya yang sering sulit diidentifikasi
karena disertai penyakit kulit.
3) Penanganannya
Pengolesan losion topical yang tepat (premetrin,malation atau maldison,benzil
benzoat, krotamiton,gama benzene heksakklorida, dan senyawa sulfur,dan
disinfeksi linen tempat tidur serta pakaian merupakan agens penanganan
yang utama. Preparat losion harus dioleskan keseluruh permukaan kulit dari
ujung kepala sampai telapak dan jari kaki serta di biarkan selama 8-12 jam,
kemudian di cuci bersih. Pemberian diagnosis tunggal biasanya sudah
mencukupi jika disiapaka dan diberikan dengan benar.
Penanganan dapat diulang satu minggu jika terbukti masih adal tungau atau
telur. Efekpruritus dari kabies dapat bertahan selama beberapa minggu dan
harus ditangani dengan terapi paliaktif. Penting diingat bahwa semua individu
yang melakukan kontak personal yang dekat dengan pasien atau
lingkungannya juga memerlukan penanganan.
4) Farmakologi
Krim permentrin dianggap sebagai preperat skabisida yang paling efisien.
Larutannya yang mengandung air tidak terlalu mengiritasi kulit yang
mengalami inflamasi atau ekskoriasi dibandingkan preparat yang berbahan
dasar alkohol. Gama benzena heksaklorida (lindane) hanya digunakan secara
selektif karena efek sampingnya yang bersifat neurotoksik dan tidak
digunakan pada anak berusia kurang dari dua tahun atau wanita hamil.
Krotamiton cocok untuk anak berusia kurang dari 2 bulan, namun kurang
efektif jika dibandingkan dengan permentrin atau lindane. Preparat sulfur
merupakan preparat yang khasiatnya paling rendah dan mempunyai
beberapa kekurangan yaitu harus dioleskan lebih dari satu kali.
Menimbulakan bau tidak enak dan dapat meninggalkan noda pada pakaian
atau linen tempat tidur.

B. JENIS-JENIS PENYAKIT INFEKSI

1. Infeksi disebabkan oleh bakteri


a. Tuberculosis
TuberculosisParu atau TBC adalah penyakit yang di sebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosi dan Mycrobacterium bovis. Bakteri tersebut
mempunyai ukuran 0,5-4 Mikron x 0,3-0,6, micron dengan bentuk tipis, lurus atau
agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selabung, tetapi mempunyai
lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid.
Penyakit ini di tularkan melaului udara (droplet nuclei) saat seorang pasien TBC
batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang
lain saat bernafas.
b. Difteria
Difteria adalah penyakit yang jarang terjadi, biasayanya menyerang remaja dan
orang dewasa. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Corynebacterium
diphtheria. Penyakit ini mempunyai dua bentuk yaitu yang pertama Tipe Respirasi
yg disebabkan oleh strain bakteri yang memproduksi toksin (toksigenetik) yang
biasanya mengakibatkan gejala berat sampai meninggal, sedangkan bentuk yang
kedua yaitu Tipe Kutan yang disebabkan oleh strain toksigenetik maupun non-
toksigenetik umumnya gelalanya ringan dengan peradangan yang tidak khas.
Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet saat penderita (karier) batuk, bersin,
dan berbicara. Akan tetapi, debu atau muntahan si penderita juga bisa menjadi
media penularan.
c. Petrusis
Petrusis adalah penyakit infeksi saluran napas akut yang terutama menyerang
anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis (Haemophilus
pertusis). Bordetella pertusis termasuk kelompok kokobasilus Gram-negatif, tidak
bergerak dan tidak berspora.
Bakteri ini memerlukan media untuk tumbuh seperti media darah-gliserin-kentang
(Bordet-Gengou) yang di tambah penisilin untuk menghambat pertumbuhan
organisme lainnya. Bakteri ini berukuran panjang 0,5-1µm dan diameternya 0,2-
0,3µm. Penularan penyakit ini melalui droplet dan sebagian besar bayi tertular oleh
saudaranya dan kadang-kadang oleh orangtuanya.
d. Tetanus Neona Torum
Tetanus adalah penyakit kekakuan otot (spasme) yg disebabkan oleh eksotoksin
(tetanospasmin) dari organisme penyebab penyakit tetanus dan bukan oleh
organismenya sendiri. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Clostridium tatani yang
merupakan bakteri Gram-positif berbentuk batang dengan spora pada sisi
ujungnya sehingga mirip dengan pemukul genderang. Bakteri tetanus bersifat
obligat anaerob yaitu berbentuk vegetative pada lingkungan tanpa oksigen dan
rentan terhadap panas serta disinfektan. Penularannya itu dengan cara Tetanus
masuk kedalam tubuh manusia biasanya melalui luka yang dalam dengan
suasana anaerob (tanpa oksigen) sebagai akibat dari kecelakaan, luka tusuk, luka
oprasi, karies gigi, pemotong tali pusat, dll.
e. Demam Tifoid
Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang di sebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi.
Salmonella adalah bakteri Gram-negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella dan
tidak membentuk spora, Penularan Penyakit adalah melalui air dan makanan.
Bakteri salmonella dapat bertahan lama dalam makanan. Vektor berupa serangga
juga berperan dalam penularan penyakit.
f. Kusta
Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan
masalah yang sangat kompleks. Masalahnya yang ada bukan dari segi medisnya
tetapi juga masalah ekonomi, social, budaya, serta keamanan dan ketahanan
nasional. Penyakit kusta bila tidak di tangani dengan cermat dapat menyebabkan
cacat.
Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1-8 mikron, lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya
berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel, dan bersifat tahan
asam (BTA). Bakteri kusta banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga dan
mukosa hidung.
g. Pes
Pes memiliki nama lain plague, sampar, La peste dan penyakit ini sudah tertulis di
kitab injil. Penyebab penyakit pes adalah bakteri Yersinia pestis (Pasteurella
pestis).
Yersinia pestis adalah basil Gram-negatif, tidak bergerak, dan tidak membentuk
spora. Hewan reservoirnya adalah rodensia(hewan pengaret), antara lain tikus,
kelinci, sedangkan vector penular penyakitnya adalah pinjal(kutu), dll. Penularan
penyakit ini di tularkan melalui cara ini, tikus liar menggit manusia, penularan dari
manusia kemanusia lainnya terjadi melalui droplet dari pes paru.
h. Antraks
Antraks disebut juga malignant pustule, malignant edema, Charbon, Regpicker
disease, atau Woolsorter disease. Penyakit antraks adalah penyakit ysng
disebabkan oleh Bacillus anthracis pada bintang ternak dan bibatang buas yang
biasa di tularkan kemanusia. Bacillus anthracis adalah bakteri Gram-positif, tidak
biasa bergerak, berkapsul dan mampu membentuk spora. Pembentukan spora
terjadi pada keadaan aerob dan sedikit kalsium, yaitu dialam terbuka seperti di
tanah atau udara luar. Bakteri ini mempunyai ukuran 1-2 µm X 5-10 µm, berbentuk
batang, ujung batang berbatas tegas, tersusun berderet-deret yang membentuk
formasi seperti ruas bambu. Penularan antraks pada manusia biasanya melalui
cara, kontak langsung dengan kulit manusia yang lesi,dll.

2. Infeksi Disebabkan oleh Virus


a. Cacar Air
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut virus varicella-
zoster. Cacar hanya mengidap manusia sekali selama hidup. Disarankan untuk
menjaga kekebalan tubuh untuk menghindari virus ini.
Gejalanya adalah; demam, pilek, lemah, letih, lesu dan kemudian muncul ruam
kemerahan di tubuh berisi cairan. Cacar air ini akan sembuh dengan sendirinya,
jangan berusaha untuk memecah cacar air tersebut, karena akan meninggalkan
bekas luka. Penderita hendaknya dikarantina agar tidak menulari orang lain, dan
usahakan tetap mandi agar terhindar kuman dan bakteri yang berkembang biak
pada kulit.
b. Herpes
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Herpes
dapat menyerang kulit, mulut dan alat kelamin (herpes genetalis). Herpes dikenal
dengan penyakit radang pada kulit yang ditandai dengan ruam kemerahan dengan
gelembung-gelembung berisi air yang mengelompok. Herpes menular melalui
kontak langsung atau melalui bersin, batuk, pakaian yang terkena cairan dari
herpes. Cara menangani herpes adalah menjaga agar gelembung tersebut tidak
pecah agar tidak mejnadi jalan masuknya kuman atau bakteri.
c. Polio
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut polivirus. Polio
menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh, terutama pada kaki.
Virus ini masuk melalui mulut kemudian menginfeksi saluran usus, masuk
melalui aliran darah dan menyerang saraf pusat hingga menyebabkan
kelumpuhan permanen dalam hitungan jam. Balita berusia 3 hingga 5 tahun rawan
terserang polia, karena sistem imunitas balita belum sekuat orang dewasa. Polio
menular melalui kontak antar manusia, feces yang terkontaminasi virus.
d. Influenza
Influenza atau biasa disebut flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang
disebut virus influenza. Virus influenza sangat mudah menular dan ditularkan oleh
si penderita melalui udara. Virus ini menyerang saluran pernafasan sehingga si
penderita mengalami kesulitan bernafas. Gejala yang timbul akibat influenza
adalah pilek, demam, pusing, batuk kering hingga batuk berdahak, kerongkongan
gatal, hidung mampet, meler, bersin-bersin hingga hidung memerah, dan badan
terasa pegal-pegal.
e. Ebola
Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus ebola. Penyakit ini sangat
mengerikan karena tubuh si penderita akan mengalami pendarahan di seluruh
tubuh pasien. Gejala yang lain adalah; demam, muntah, diare dan badan terasa
sakit. Penyakit ebola adalah penyakit paling mematikan dengan kesempatan hidup
bagi pasien adalah 0%, penderita ebola tidak dapat diselamatkan dan bisa
langsung meninggal dalam jangka waktu siklus 6 hingga 20 hari. Penularan
penyakit ini melalui kontak langsung antara kulit dengan kulit. Belum ditemukan
obat atau vaksin untuk penyakit ebola.
f. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis a, b, non a dan non
b. hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena virus ini menyerang
hati.
Penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi virus, adanya gangguan
metabolisme tubuh, mengkonsumsi alkohol, autoimun, komplikasi karena penyakit
lain, terlalu banyak dan sering mengkonsumsi obat-obatan, dll.
g. Rubeola
Rubeola, yang disebut campak 10 hari atau campak merah, adalah suatu infeksi
saluran nafas atas yang disebabkan oleh paramiksovovirus. Campak biasanya
dijumpai pada anak dan ditularkan dari orang melalui percikan liur (droplet) yang
terhirup. Masa inkubasi asimtomatiknya adalah 7 sampai 12 hari sebelum penyakit
muncul. Penyakit ini sangat menular. Penyakit aktif ditandai oleh gejala-gejala
awal (prodmoral) yang di ikuti oleh ruam.
h. Gondong
Gondong/beguk dikenal dalam istilah medis sebagai parotitis epidemik atau juga
mumps.
Merupakan penyakit menular yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja di
antara umur lima hingga lima belas tahun, namun jarang terjadi pada bayi.
kebanyakan orang terjangkiti oleh gondong hanya sekali dalam seumur hidupnya,
namun kemungkinan tetap ada, yaitu sekitar 10 persen. Gondong disebabkan oleh
virus mumps yang menyerang kelenjar-kelanjar air liur di mulut.
Utamanya menyerang kelenjar-kelenjar parotis yang terletak pada tiap-tiap sisi
wajah bawah dan di depan telinga. Masa inkubasinya sekitar dua minggu. Artinya
ketika seseorang sehat tertular (kontak) dengan penderita gondong, baru pada
dua minggu kemudian penyakit itu muncul/terjadi. Penularan gondong sering
terjadi karena tetesan/percikan cairan dari mulut, hidung dan tenggorokan ketika
mereka yang dijangkiti gondong mengalami batuk atau bersin, lalu selanjutnya
terhirup oleh orang lain.
i. Demam Kuning
Demam kuning: penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh virus yang disebut
flavivirus. Pada kasus-kasus yang parah, infeksi virus menyebabkan demam yang
tinggi, perdarahan kedalam kulit, dan necrosis (kematian) dari sel-sel dalam ginjal
dan hati. Kerusakan yang dilakukan pada hati dari virus berakibat pada jaundice
yang parah yang menguningkan kulit. Makanya, "kuning" dalam "demam kuning“.
Demam kuning dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin demam kuning adalah
vaksin virus hidup yang dilemahkan. Ia direkomendasikan untuk orang-orang yang
berpergian ke atau hidup di area-area tropis di amerika dan afrika dimana demam
kuning terjadi. Karena ia adalah vaksin hidup, ia harus tidak diberikan pada bayi-
bayi atau orang-orang dengan pelemahan sistim imun.
j. Lymphocytic Choriomeningitis
Lymphocytic choriomeningitis (LCM) adalah infeksi arenavirus pada membran
yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dan dari cairan
cerebrospinal. Lymphocytic choriomeningitis merupakan virus RNA. Gejala LCM
terjadi dalam dua tahap . Yang pertama (prodrome) tahap dapat menghasilkan
demam, menggigil , nyeri otot , batuk , dan muntah . Pada tahap kedua , gejala
meningitis karakteristik sakit kepala, leher kaku , kelesuan , dan mual dan muntah
dapat terjadi. Pada orang dewasa, komplikasi jarang terjadi dan pemulihan bahkan
mungkin terjadi sebelum tahap kedua.

3. Infeksi Disebabkan oleh Jamur


a. Panu
Penyakit jamur panu mempunyai nama lain yakni tinea vesicolor. Merupakan
infeksi jamur yang dapat merusak jaringan luar kulit, penyakit panu ini sering
banyak menyerang pada anak-anak dan remaja.
Gejala penyakit jamur panu atau tanda-tanda penyakit jamur panu adalah terdapat
bintik-bintik putih yang terinfeksi oleh jamur dalam yang banyak serta
terpisah.Cara mengatasi penyakit jamur panu di wajah atau di tubuh adalah
dengan cara mengoleskan salep atau cream anti jamur yang dapat anda temukan
di apotik terdekat sehingga jamur akan dapat diatasi dengan cepat dan tidak
menyebar ke area kulit yang lain.
b. Kurap
Penyakit jamur kurap mempunyai nama ilmiah yakni tinea corposis. Merupakan
sejenis penyakit jamur lainnya. Pada umumnya infeksi ini tertular dari sentuhan
atau kontak langsung, ataupun tidak secara langsung dengan orang yang telah
terinfeksi, pakaian, furniture yang terdapat jamur ini atau hewan. Gejala penyakit
atau tand-tanda penyakit jamur kurap yaitu terlihat pada area terinfeksi yang
berbentuk melingkar yang berwarna merah seperti cincin. Cara mengatasi
penyakit jamur kurap di kulit atau di tubuh adalah dengan cara mengoleskan salep
anti jamur pada area yang terinfeksi jamur tersebut, apabila kasus ini sudah berat
maka akan diperlukan pengobatan dari dalam seperti mengkonsumsi obat untuk
menaikan daya tahan tubuh anda.
c. Tinea Capitis
Infeksi Tinea Capitis ialah penyakit jamur yang menyerang pada bagian kulit
kepala saja. Penyakit jamur ini sering sekali menyerang pada hewan, dan juga
dapat menyerang pada manusia. Gejala penyakit jamur Tinea Capitis atau tanda-
tanda penyakit jamur tinea capitis ialah rambut menjadi rontok ddi beberapa
daerah dan juga disertai dengan ruam bersisik, apabila sudah parah ruam bersisik
akan berbentuk besar, dan rasa sakit yang ditimbulkan.
Dan apabila jika tidak segera ditangani secepatnya maka akan menyebabkan
rambut rontok dan botak secara permanen. Cara mengatasi penyakit jamur tinea
capitis di kulit kepala, Cara mengatasi penyakit jamur tinea capitis berbeda dengan
penyakit jamur lainnya, karena cara mengatasi penyakit jamur ini diperlukannya
pengobatan secara teratur hingga selama 3 bulan dengan mengkonsumsi obat
yang diresepkan oleh dokter.
d. Meningitis Jamur
Penyakit Meningitis jamur ialah infeksi jamur yang disebabkan oleh kriptokokus
yang mengarah pada peradangan di selaput tipis, yang dapat menutupi sumsum
tulang belakang serta otak. Penyakit ini dapat mengancam jiwa seorang,
meningitis jamur umum yang mempengaruhi banyak pasien terkena HIV. Infeksi
ini biasanya dapat diperoleh melalui inhalasi sel-sel jamur di udara. Dan
organisme ini berkembang di dalam tubuh dengan sistem kekebalan lemah.
Gejala penyakit meningitis jamur atau tanda-tanda penyakit meningitis jamur
adalah sakit kepala, kebingungan, mengantuk. Cara mengatasi penyakit
meningitis jamur adalah dengan cara pengobatan anti-jamur yang umumnya
diberikan secara intravena yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu
lebih. Serta obat yang diberikan untuk mencegahnya kekambuhan.
e. Jamur Kuku
Jenis penyakit kulit seperti infeksi jamur kuku (fungal nail infection) disebabkan
oleh infeksi jamur. Penyakit kulit tersebut sering menyerang kuku, infeksi ini mapu
berkembang sering berjalannya waktu apabila tidak segera ditangani, ada terdapat
macam infeksi jamur, maka setiap macam jamur dibutuhkan perawatan berbeda.
Infeksi jamur pada kuku terjadi karena: sistem kekebalan turun memakaianya kuku
palsu, memiliki jempol atau jari lembab jangka waktu yang lama, wanita telah
lanjut usianya, memakai sepatu terlalu kecil, penyakit diabetes melitus, serta
berenang dikolam renang umum. Cara mengatasi infeksi jamur kuku ialah dapat
memakai tablet anti jamur yakni Itraconazole serta terbinafine sesuai dari resep
dokter.
f. Jamur Candida
Keputihan yang diakibatkan oleh jamur ini akan berwarna seperti putih susu,
kental, dan berbau dan di sertai dengan rasa gatal pada Ms. V yang berakibat
mulut Vagina akan menjadi kemerahan serta meradang. Keputihan ini dapat
memicu oleh kehamilan, daya tahan tubuh lemah, penyakit kencing manis, atau
pemakaian pil KB. Bayi yang baru saja lahir dapat saja tertular keputihan yang di
sebabkan oleh jamur candida ini, sebab tanpa sengaja tertelan cairan oleh ibunya
merupakan penderita saat melakukan persalinan.

4. Infeksi Disebabkan oleh Parasit


a. Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa (Plasmodium) yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina infektif.

b. Filariasis
Filariasis adalah penyakit akut yang menyerang sistem syaraf perifer karena virus
polio (enterovirus). Ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal, sekret faring.

C. RESPON TUBUH TERHADAP AGEN MENULAR

Pasien-Pasien dalam lingkungan perawatan kesehatan beresiko mengalami infeksi


dari sumber-sumber endogen dan eksogen. Pasien-pasien rumah sakit dan fasilitas
perawatan jangka pangjang hampir merupakan hospes yang rentan.
Selain itu, gangguan-gangguan medis yang mendasari (mis, kehamilan, diabetes,
gagal ginjal, human immunodeficience virus (HIV), sirosis) menurunkan fungsi imun
selular sel B dan sel T.
Pada manusia, pertahanan melawan agen-agen infeksi (virus, bakteri, jamur,
protozoa, helmintes (cacing), antropoda (parasit)) meliputi tiga komponen, mekanikal,
biologik dan kimiawi. Mekanisme pertahanan mekanik bekerja untuk mengeluarkan
mikroorganisme dari tubuh, dengan mencegah mereka memasuki atau dengan
mengeliminasi melalui orifisum tubuh ketika mereka masuk. Mekanisme biologik
mengisolasi, melumpuhkan atau menelan mikroorganisme yang menginvasi ketika
mereka mencapai pintu masuk kedalam jaringan. Pertahanan kimiawi melibatkan
sekresi tubuh endogen, lisozim, imunoglobulin yang melawan agen-agen penginvasi
dan profilaksis kimiawi eksogen sebagai imunisasi dan antibiotik. Bekerja secara
bersama-sama, ketiga komponen tersebut memberikan kesehatan kepada hospes.
Jika komponen tersebut tidak bekerja dengan baik maka hospes menjadi rentan
terhadap infeksi.

1. Mekanisme pertahanan mekanik


Pertahanan ini sangat efektif dan terdiri atas pertahanan primer tubuh melawan
invasi. Jika pertahanan ini rusak, masuknya mikroorganisme patologik dapat
menyebabkan infeksi atau penyakit. Kulit adalah organ tubuh paling luas yang
merupakan lini pertama dari pertahanan mekanikal dan melindungi tubuh dari
serangan organisme patogenik dan nonpatogenik yang terus menerus, kotoran, debu
yang melekat. Ketika kulit di tembus oleh alat deperti kateter intravena, terbakat atau
luka bedah, pasien menjadi hospes yang rentan. Organisme endogen dan eksogen
menemukan ini jalur yang resisten dan masuk ke dalam tubuh yang menyebabkan
infeksi.
Endogenus mengacu pada flora normal tubuh, dan eksogenus mengacu pada
organisme dari luar tubuh. Contoh eksogen adalah tidak mencuci tangan. Flora
normal memberikan perlindungan dengan menghasilkan bahan antibiotik, jika flora
normal terganggu maka kontaminasi dari organisme patogen dapat mengarah pada
infeksi.
Perahanan mekanik lainnya merupakan aksi tubuh melakukan pembersihan sendiri
dari iritan mikroorganisme, kotoran, debu. Contoh dari tindakan ini adalah batuk,
bersin, mengeluarkan air mata, berkeringat, mengelupas kulit yang mati,
mengekskresikan urin dan feses.
2. Mekanisme pertahanan bilogis
Respon imun normal tubuh berperan dalam mengubah kemampuan mikroorganisme
untuk menyebabkan infeksi. Dalam berespon terhadap invasi mikroorganisme, sel-sel
yang menghasilkan antigen dari sistem imun mengenali antigen spesifik dari
mikroorganisme. Antigen tersebut kemudian di serang oleh limfosit yang diprogram
untuk mengenali mereka.
Dua jenis limfosit di dalam prose ini : limfosit B (sel-sel plasma), yang menghasilkan
antibodi spesifik yang mengikat mikroorgsanisme dan limfosit T sitotoksik, yang
membunuh mikroorganisme.
Limfosit T sitotoksik berhadapan dengan mikroorganisme, terjadi respon imun
kekuatan penuh terjadi menggunakan komplemen cascade dan sel-sel imun
tambahan dari nodus limfe dan sumsum tulang. Fungsi dari komplemen protein yang
diaktivasi dari beberapa tingkat cascade adalah untuk membantu sel-sel imun
dengan melapisi mikroorganisme sehingga mereka dapat lebih mudah difagositosis
dan untuk berpartisipasi dalam lisis sel-sel bakteri.
3. Mekanisme pertahanan kimiawi
Zat-zat kimia endogen dan eksogen membantu tubuh dalam melawan infeksi. Sekresi
yang ditemukan dipermukaan tubuh mengandung zat-zat kimiayang menghancurkan
patogen-patogen yang tidak diinginkan. Asam hidroklorida didalam lambung
menghancurkan makanan yang mengandung patogen dan mukus yang di telan dari
saluran pernapasan. Lisozim adalah enzim yang menghancurkan bakteri dengan
melepaskan dinding sel ; enzim ini ditemukan disekresi tubuh seperti air mata,
mukus, dan saliva. Zat-zat kimia eksogen termasuk terapi antibiotika dan imunisasi.
Semua zat kimia ini bekerja secara bersam-sama untuk memberikan perlindungan
melawan atau untuk menghentikan infeksi dan penyakit pada tubuh.

Mekanisme dan aksi pertahanan tubuh mekanik :

Mekanisme pertahanan Aksi


Saliva dan keasaman lambung menghancurkan
organisme anterik
Mengekskresikan produk sisa
Sistem gastrointestinal Menghasilkan dan mensekresi imunoglobin
(antibodi)
Mensekresi enzimenzim dan empedu
Mukosa menghadang bakteri melekat di kandung
Sistem ganitourinari kemih
Mengekskersi produk sisa
Mencegah penetrasi
Mengandung sekresi dengan aksi anti bakteri
Sitem integumen (kulit)
Flora kulit normal memberikan aktivitas antibakteri
Merontokan sel-sel kulit yang mati yang
mengandung bakteri
Air mata memberikan aksi antibakteri dan secara
Sistem limfatik mekanik membuang organisme yang terjebak
Keringat menyingkirkan iritan kulit
Ekspulasi oleh bersin dan batuk
Mengsekresi lisozim dan imunoglobin
Traktus bagian atas :mukus menangkap organisme
dan mencegah perlekatan pada mukosa, silia
Sistem pernapasan mendorong organisme dan bulu hidung menyaring
organisme
Traktus bagian bawah : sekresi dan memakan
organisme yang masuk dan membawa mereka ke
nodus limfe untuk ekskresi

IV. Latihan
1. Jelaskan proses infeksi!
2. Sebutkan faktor mempengaruhi kerentangan calon pejamu yang mengidap
infeksi didalam lingkungan pelayanan kesehatan!
3. Sebutkan penyakit yang rentang disebabkan oleh mikroorganisme!
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri!
5. Sebutkan apa jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur!
6. Sebutkan dan jelaskan 3 komponen pertahanan melawan infeksi!

V. Rangkuman

Konsep infeksi

Manusia seperti halnya binatang, merupakan pejamu bagi sejumlah besar


mikroorganisme. Mikroorganisme ini disebut organisme komensal atau flora normal,
tubuh yang menguntungkan bagi pejamu manusia. Mikroorganisme membantu tubuh
memetabolisme makanan, memproduksi vitamin (vitamin K), memberi fungsi
perlindungan terhadap infeksi dan merangsang respon imun. Mikroorganisme di
temukan pada bagian tubuh yang terpajan, atau berhubungan, dengan lingkungan.
Bagian tubuh tersebut meliputi kulit, hidung dan mulut, saluran cerna, saluran
genitalia wanita. Organisme ini berasal dari sumber, seperti saluran genitalia ibu pada
saat melahirkan, kontak yang dekat, lingkungan, dan makanan. Organ internal dan
jaringan tubuh, seperti otak, medulla spinallis, dan sistem faskular, normalnya berada
dalam keadaan steril, yaitu tidak terdapat organisme komensal.

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri :

 Tuberculosis
 Difteria
 Petrusis
 Tetanus Neona Torum
 Demam tifoid
 Kusta
 Pes
 Antraks

Penyakit infeksi yang disebabkan virus :


 Cacar air
 Herpes
 Polio
 Ebola
 Rubeola
 Influenza
 Demam kuning

VI. Tes Formatif (pilihan ganda)


1. Berikut ini yang termasuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
kecuali….
a. Demam tiroid
b. Tuberculosis
c. Difteria
d. Tetanus neona torum
e. Cacar air

2. Penyakit yang sangat mengerikan karena tubuh si penderita akan


mengalami pendarahan di seluruh tubuh pasien disebut….
a. Ebola
b. Hepatitis
c. Rubeola
d. Gondong
e. Herpes
3. Penyakit dibawah ini yang disebabkan oleh jamur adalah.…
a. Kurap
b. Malaria
c. Polio
d. Antraks
e. Pes
4. Penyakit dibawah ini yang disebabkan oleh parasit adalah….
a. Malaria dan Filariasis
b. Panu dan Kurap
c. Ebola dan Rubeola
d. Difteria dan Tuberculosis
e. Hepatitis dan Influenza
5. Bakteri Escherichia coli adalah contoh flora normal pada manusia yang
terdapat dibagian tubuh….
a. Tenggorokan
b. Usus

c. Vagina

d. Kulit

e. Mulut dan Gigi

VII. Umpan balik atau tindak lanjut

1. Lapisan usus halus yang banyak terdapat lipatan-lipatan flika sirkularis dan vili
intestinal (jongot-jongot) yang selalu bergerak karena pengaruh hormone vili
kinin disebut ….
a. Jawaban (A) salah karena TUNIKA PROPIA adalah bagian dalam dari
tunika mukosa terdapat jaringan limfoid nodulus limfatikum dalam bentuk
sendiri-sendiri dan berkelompok.
b. Jawaban (B) benar karena TUNIKA MUKOSA adalah bagian banyak
terdapat lipatan lipatan membentuk flika sirkularis dan vili intestinal (jongot-
jongot) yang selalu bergerak karena pengaruh hormone vili kinin.
c. Jawaban (C) salah karena TUNIKA SUBMUKOSA adalah bagian terdapat
anyaman pembuluh darah dan saraf simpatis.
d. Jawaban (D) salah karena TUNIKA MUSKULARIS adalah bagian yang
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan otot sirkuler dan otot
longitudinal diantara keduanya terdapat anyaman serabut saraf.
e. Jawaban (E) salah karena bagian itu meliputi seluruh jejunum dan ileum.

2. Proses penyerapan bahan makanan terjadi di bagian ....


a. Jawaban (A) salah karena DUODENUM DAN JEJENUM adalah
merupakan bagian terpendek dari usus halus karena duodenum Mencerna
makanan secara kimiawi dan berasal dari pankreas.
b. Jawaban (B) salah karena JEJENUM bagian kedua dari usus halus ya g
berbatasa dengan dua belas jari

c. Jawaban (C) salah karena DUODENUM DAN ILEUM merupakan


penyerapan secara kimiawi sedangkan ileum dindingnya lebih tipis
penyerapan ini sangat bertolak belakang.
d. Jawaban (D) salah ILEUM karena Penyerapan bagi ketiga dari usus halus
merantang hingga katup ileosekal.
e. Jawaban (E) benar karena JEJENUM DAN ILEUM Melakukan dan
menyelesaikan hampir 90% proses pencernaan dan dibantu oleh ileum
karena ileum mengandung penyerapan vitamin B12. Maka dari itu jejenum
dan ileum sangat berkaitan dalam proses pencernaan

3. Urutan sistem pencernaan pada manusia adalah ......


a. Jawaban (A) benar karena MULUT – KERONGKONGAN –LAMBUNG –
USUS – HALUS - USUS BESAR - ANUS merupakan urutan yang yang
sesuai dengan sistem pencernaan.
b. Jawaban (B) salah karena MULUT-KERONGKONGAN-USUS HALUS-
LAMBUNG-USUS BESAR-LAMBUNG. Proses pencernaan pada manusia
seharusnya lambung dulu baru usus halus.
c. Jawaban (C) salah karena MULUT-KERONGKONGAN-USUS HALUS-
LAMBUNG-USUS BESAR-LAMBUNG. Proses pencernaan pada manusia
seharusnya lambung dulu baru usus halus.
d. Jawaban (E) salah karena MULUT-TENGGOROKAN-LAMBUNG-USUS
HALUS-USUS BESAR-ANUS.
e. Pada obsen (E) susunanya sudah betul akan tetapi teggorokan diganti
dengan kerongkongan
4. Saluran dari pankreas dan kantong empedu bermuara di.....
a. Jawaban (A) salah karena ESOFAGUS merupakan organ yang membantu
pencernaan makanan dengan cara melakukan gerakan peristaltik usus
kearah lambung.
b. Jawaban (B) salah karena FARING Merupakan perilangan antara saluran
makanan dan dan saluran udara
c. Jawaban (C) benar karena Saluran pankreas adalah saluran yang
menghubungkan antara pankreas dan duodenum. Saluran ini berfungsi
untuk membawa produk enzim yang diproduksi oleh pankreas menuju
duodenum. Saluran pankreas akan bergabung dengan saluran empedu
kemudian memasuki duodenum. Saluran pankreas aksesoris, yaitu saluran
pankreas yang lebih kecil daripada saluran pankreas utama akan
mengosongkan isinya langsung pada duodenum yang terletak pada sisi
proksimal saluran utama.
d. Jawaban (D) salah karena LAMBUNG merupakan Merupakan salah satu
tempat pencernaan makanan.
e. Jawaban (E) salah karena USUS HALUS adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
5. Lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi disebut...
a. Jawaban (A) salah karena RADIKS adalah bagian gigi yang tertananam di
dalam rahang
b. Jawaban (B) benar Karena email adalah lapisan luar gigi yang bisa terlihat
pada igi kita yang berwarna putih dan lapisan ini mengandung 5% dan
95% zat inorganik hidroksi apalit (senyawa kalsium folfat) dan zat organik.
c. Jawaban (C) salah karena GUSI merupakan mukosa yang melindungi gigi
d. Jawaban (D) salah karena KORONA adalah mahkota gigi
e. Jawaban (E) salah karena DENTIN adalah zat antara email (zat
dimahkota) atau semen (zat diakar) dari gigi

VIII. Kunci Jawaban Tes Formatif

IX. Daftar Pustaka

Buku : Chang Esther, Daly John, Elliott Doug, 2009. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik
Keperawatan, Jakarta. Buku Kedokteran.

Schaffer, Garzon, Heroux, Korniewicz, 2000. Pencegahan Infeksi & Praktik Yang Aman,
Jakarta. Buku kedokteran.

Online : http://www.blogkesehatandian.com/22-macam-jenis-penyakit-yang-disebabkan-
oleh-virus/

https://www.slideshare.net/SilkyTanaffasya/jenis-jenis-penyakit-infeksi

Anda mungkin juga menyukai