YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
dari sisi perekonomian, namun disisi lain dapat menimbulkan dampak negatif atau risiko bagi
tenaga kerja maupun masyarakat sekitar industri. Adapun dampak yang dapat terjadi pada
tenaga kerja yaitu penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang dapat menurunkan
produktivitas kerja. Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menyebabkan cidera,
Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, setiap tenaga
kerja berhak umtuk selamat karena itu setiap tenaga kerja harus dilindungi dari potensi bahaya
yang ada di tempat kerja. Potensi bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja diantaranya faktor
fisik meliputi kebisingan, getaran, iklim kerja, pencahayaan, dan radiasi, serta faktor kimia.
Agar tenaga kerja dapat bekerja dengan selamat, maka perlu diterapkan aspek hygiene industry.
Hygiene industry adalah ilmu dan seni beserta penerapannya dalam mengenali, menilai
dan mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan terhadap
kesehatan tenaga kerja atau penyakit akibat kerja. Menurut Suma’mur, hygiene perusahaan
adalah spesialis dalam ilmu hygiene berserta praktiknya yang melakukan penilaian pada faktor
penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif dilingkungan kerja perusahaan yang hasilnya
digunakan untuk dasar tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar berkerja dan
masyarakat di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
melakukan upaya pembinaan dalam rangka menciptakan tenaga kerja sehat dan mampu bekerja
secara produktif. Hal ini dilaksanakan oleh balai Hiperkes dan kesehatan kerja, dimana salah satu
program kegiatannya adalah pelatihan Hiperkes dan kesehatan kerja bagi paramedis
perusahaan.. Dalam rangka penerapan kegiatan pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi
paramedis perusahaan tahun 2019, kami kelompok 3 mengambil topik mengenai hygiene
TINJAUAN PUSTAKA
A. Higiene Industri
1. Pengertian
Higiene Industri adalah ilmu dan seni beserta penerapannya dalam mengenali,
menilai dan mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja atau penyakit akibat kerja. Menurut
Suma’mur hiegene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu hiegene beserta
praktiknya yang melakukan penilaian pada faktor penyebab, penyakit secara kualitatif
dan kuantitatif dilingkungan kerja perusahaan yang hasilnya digunakan untuk dasar
tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerjaan dan masyarakat
disekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Penerapan Hiegene Industri
Ada 3 aspek utama dalam penerapan hiegene indudtri, yaitu: pengenalan, penilaian,
dan pengendalian lingkungan kerja. Tekhnik identifikasi atau pengenalan lingkungan
kerja dapat dilakukan dengan “Walk Through Survey” atau survey pendahuluan
berupa observasi secara umum, pencatatan data tentang lokasi atau bagian, jumlah
pekerjan, idiagaram alur produksi, pengamata potensi bahaya, jenis mesin atau
peralatan, tanda peringatan, ketatarumahtanggaan, tanggap darurat, tekhnologi
pengendalian, dll. Pengenalana lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengetahui
secara kualitatif potensi bahaya ditempat kerja
Pada tahap evaluasi atau penilaian dilakukan pengukuran, dengan cara pengambilan
sample dan analisi laboratorium. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif. Tahap pengendalian merupakan metode
tekhnik untuk menurunkan atau mereduksi tingkat faktor bahaya, lingkungan sampai
batas aman bagi tenaga kerja.
B. Faktor Bahaya Kimia
1. Faktor Bahaya Kimia di Industri
Faktor bahaya kimia sering kali dijumpai dalam berbagai macam industri, karena
hampir semua jenis industri dapat dipastikan menggunakan bahan kimia. Sampai saat
ini sudah ditemukan jutaan jenis bahan kimia secara global dan digunkaan untuk
berbagai keperluan proses produksi. Bahan kimia tersebut disamping memberikan
manfaat positif dalam kehidupan , juga mempunyai efek negatif baik terhadap tenaga
kerja maupun lingkungan sekitar tempat kerja. Banyak diantara bahan kima tersebut
yang selama ini dianggap aman tenyata mempunyai potensi penyebab terjadinya
penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti penyakit kulit sampai penyakit kronis dan
kanker yang menyebabkan kematian.
Secara umum bahaya yang dapat ditimbulkan karena bahan kimia tergantung pada
sifat fisik, kimia, dan racun dari setiap bahan kimia yang bersangkutan karena itu
sebagai upaya perlindungan tenaga kerja, upaya pengendalian di industri perlu
diketahui dan dipahami sifat-sifat bahan kimia yang dipakai dalam seluruh kegiatan
produksi.
2. Kontaminan kimia dapat masuk kedalam tubuh melalui 3 jalur yaitu:
a. Saluran Pernafasan
Kontaminan seperti debu, uap, gas, aerosol dapat dengan mudah masuk kedalam
tubuh lewat jalur pernafasan.
b. Kulit
Kontaminan organik yang mudah larut dalam lemak dapat dengan mudah masuk
kedalam tubuh lewat kulit.
c. Melalui Mulut
Biasanya kontaminan masuk kedalam tubuh lewat jalur mulut apabila seorang
tenaga kerja makan, merokok sementara tangannya terkontaminasi oleh bahan
kimia atau mereka makan di tempat yang makanannya telah terkontaminasi oleh
uap dari udara.
3. Faktor Bahaya fisik
a. Kebisingan
Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tdiak dikehendaki. Pengertian
ini sifatnya subyektif, karena kebisingan ini tergantung dari persepsi masing-
masing individu dan keadaan,. Kebisingan bisa menjadi suara yang dikehendaki
bagi orang tertentu(suara music di diskotik).
Bunyi atau suara adalah sesuatu yang dapat didengar. Bunyi merupakan
energy yang merambat melalui media(padat, cair, gas) yang kemudian diterima
oleh telinga.Kualitas bunyi ditentukan oleh intensitas suara,frekwensi dan
kecepatan. Nilai ambang batas kebisingan adalah besarnya level suara dimana
tenaga kerja masih berada dalam batas aman untuk bekerja 8 jam / hari atau 40
jam / minggu. Nilai ambang dengar adalah suara yang paling lemah yang masih
dapat di dengar ditelinga.
b. Getaran (vibraasi)
Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linie (atas bawah, maju mundur,
kanan kiri) yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap suatu titik.
Getaran dapat terjadi adanya efek dinamis berupa gesekan antar bagian mesin
atau getaran mesin, sumber pemaparan biasanya berasal dari peralatan kerja,
mesin kendaraan (forklift), mesin gergaji, mesin bor gerinda dan lain-lain.
Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan dan mesin yang bergetar dapat
memapari tubuh tenaga kerja. Getaran ini akan menjalar pada bagian tubuh yang
terpapar, sehingga bagian tubuh yang terpapar getaran dapat ikut bergetar.
c. Iklim kerja
d. Pencahayaan
Istilah yang sering digunakan didalam desain dan evaluasi pada tempat
atau ruangan yang diberikan pencahayaan antaranya adalah intensitas illuminasi,
lumen, level, illuminasi, luminance dan reflectance. Jenis pencahataan pada
umumnya dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami yang berasal dari sinar
matahari dan pencahayaan buatan berupa lampu dan lain-lain.
e. Radiasi
Radiasi UV merupakan salah satu faktor bahaya fisika, oleh karena itu
peraturan yang mengatur tentang pemaparan radiasi dimuat dalam peraturan
mentri tenaga kerja dan transmigrasi No 13/Men/X/2011 tentang nilai ambang
batas faktor fisika dan kimia ditempat kerja. Sumber radiasi adalah sinar matahari
bagi para pekerja, disektor pertanian, perkebunan dan proses pengelasan proses
pengecoran logam alat shafety alat kualiti control pada pemintalan benang,
percikan bunga api dari listrik tegangan tinbggi, alat pembunuh seranga.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama perusahaan : PT Balai Yasa Yogyakarta
2. Jenis perusahaan : Perawatan dan Perbaikan Lokomotif
3. Alamat perusahaan : Jl. Kusbini Demangan Gondomanan Yogyakarta
4. Jumlah tenaga kerja : 490 orang
5. Tanggal kunjungan : 18 Oktober 2019
B. PROSES PRODUKSI
1. Bahan yang diperlukan
a. Bahan baku : Besi dan berbagai komponen lokomotif
b. Bahan tambahan : bahan bakar, oli, cat
2. Mesin/peralatan kerja yan digunakan : mesin las, mesin bor, mesin bubut, krain, alat
bengkel
3. Prosses produksi : perawatan dan perbaikan lokomotif
4. Barang yang dihasilkan :
a. Produk Utama : lokomotif siap operasi
b. Produk Sampingan : modifikasi genset dan lokomotif
5. Limbah : kimia cair dan kimia padat
C. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
1. Faktor Fisik
Potensi bahaya Sumber poensi bahaya Pengendalian yang sudah dilakukan
Kebisingan Alat perawatan lokomotif Menggunakan ear plug dan ear muff
(gerinda)
Getaran Proses start lokomotif, Bekerja tidak terus menerus
Mekanik proses produksi
perawatan bor
Radiasi Sinar pengelasan Menggunakan topeng las
2. Faktor Kimia
Potensi bahaya Sumber poensi bahaya Pengendalian yang sudah dilakukan
Debu Las gerinda Penggunaan masker
Gas / Uap / Pengelasan lokomotif Masker kain, topeng las, sarung tangan
Asap kain
Kimia Cair Oli, Pengolahan limbah
Kimia padat Partikel hasil produksi Pengolahan limbah
D. HASIL PENGUJIAN
1. Pencahayaan
No Lokasi Tingkat Jenis Tingkat Keterangan
Pencahayaan Kerja Pencahayaan
Lokal yang
diperlukan
1. Pengelasan 165 lux teliti 100/200/300 Sudah
lokomotif mencukupi
2. Pembuatan 400 lux teliti 100/200/300 Sudah
kabin mencukupi
2. Kebisingan
No Lokasi Tingkat Jenis Sumber NAB Keterangan
Kebisingan Bising Bising
1. Tempat 90,4 dB kontinu Mesin 85 dB Diatas NAB
produksi
perawatan
KAI
2. Pemotongan 80,1 dB kontinu gerinda 85 dB Dibawah
bahan baku NAB
BAB IV
PENUTUP