Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI KUNJUNGAN

POTENSI BAHAYA FAKTOR FISIK DAN KIMIA


LINGKUNGAN KERJA DI PT BALAI YASA
YOGYAKARTA

Disusun oleh kelompok 3 :

Anggi Indah S Mahendra Jaka D


Silvia Wulan Sari Arif Praetyo P
Uswatun Khasanah Yeni Erlinda
Nur Halimah Fauzi Alfiyasin
Mei Siregar Suardi
Rindy Puri Aschadul Choliq
Ani Nurohmawati Ali Mustaqim
Anggi Indah

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

BAGI PARAMEDIS PERUSAHAAN / INSTANSI

YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan dunia industri di Indonesia dapat mendatangkan manfaat positif

dari sisi perekonomian, namun disisi lain dapat menimbulkan dampak negatif atau risiko bagi

tenaga kerja maupun masyarakat sekitar industri. Adapun dampak yang dapat terjadi pada

tenaga kerja yaitu penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang dapat menurunkan

produktivitas kerja. Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menyebabkan cidera,

kerusakan properti bahkan menyebabkan kematian.

Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, setiap tenaga

kerja berhak umtuk selamat karena itu setiap tenaga kerja harus dilindungi dari potensi bahaya

yang ada di tempat kerja. Potensi bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja diantaranya faktor

fisik meliputi kebisingan, getaran, iklim kerja, pencahayaan, dan radiasi, serta faktor kimia.

Agar tenaga kerja dapat bekerja dengan selamat, maka perlu diterapkan aspek hygiene industry.

Hygiene industry adalah ilmu dan seni beserta penerapannya dalam mengenali, menilai

dan mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan terhadap

kesehatan tenaga kerja atau penyakit akibat kerja. Menurut Suma’mur, hygiene perusahaan

adalah spesialis dalam ilmu hygiene berserta praktiknya yang melakukan penilaian pada faktor

penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif dilingkungan kerja perusahaan yang hasilnya

digunakan untuk dasar tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar berkerja dan

masyarakat di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.


Berdasarkan uraian di atas, pemerintah melalui departemen tenaga kerja dan transmigrasi

melakukan upaya pembinaan dalam rangka menciptakan tenaga kerja sehat dan mampu bekerja

secara produktif. Hal ini dilaksanakan oleh balai Hiperkes dan kesehatan kerja, dimana salah satu

program kegiatannya adalah pelatihan Hiperkes dan kesehatan kerja bagi paramedis

perusahaan.. Dalam rangka penerapan kegiatan pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi

paramedis perusahaan tahun 2019, kami kelompok 3 mengambil topik mengenai hygiene

industry faktor fisika dan kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Higiene Industri
1. Pengertian
Higiene Industri adalah ilmu dan seni beserta penerapannya dalam mengenali,
menilai dan mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja atau penyakit akibat kerja. Menurut
Suma’mur hiegene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu hiegene beserta
praktiknya yang melakukan penilaian pada faktor penyebab, penyakit secara kualitatif
dan kuantitatif dilingkungan kerja perusahaan yang hasilnya digunakan untuk dasar
tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerjaan dan masyarakat
disekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Penerapan Hiegene Industri
Ada 3 aspek utama dalam penerapan hiegene indudtri, yaitu: pengenalan, penilaian,
dan pengendalian lingkungan kerja. Tekhnik identifikasi atau pengenalan lingkungan
kerja dapat dilakukan dengan “Walk Through Survey” atau survey pendahuluan
berupa observasi secara umum, pencatatan data tentang lokasi atau bagian, jumlah
pekerjan, idiagaram alur produksi, pengamata potensi bahaya, jenis mesin atau
peralatan, tanda peringatan, ketatarumahtanggaan, tanggap darurat, tekhnologi
pengendalian, dll. Pengenalana lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengetahui
secara kualitatif potensi bahaya ditempat kerja
Pada tahap evaluasi atau penilaian dilakukan pengukuran, dengan cara pengambilan
sample dan analisi laboratorium. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif. Tahap pengendalian merupakan metode
tekhnik untuk menurunkan atau mereduksi tingkat faktor bahaya, lingkungan sampai
batas aman bagi tenaga kerja.
B. Faktor Bahaya Kimia
1. Faktor Bahaya Kimia di Industri
Faktor bahaya kimia sering kali dijumpai dalam berbagai macam industri, karena
hampir semua jenis industri dapat dipastikan menggunakan bahan kimia. Sampai saat
ini sudah ditemukan jutaan jenis bahan kimia secara global dan digunkaan untuk
berbagai keperluan proses produksi. Bahan kimia tersebut disamping memberikan
manfaat positif dalam kehidupan , juga mempunyai efek negatif baik terhadap tenaga
kerja maupun lingkungan sekitar tempat kerja. Banyak diantara bahan kima tersebut
yang selama ini dianggap aman tenyata mempunyai potensi penyebab terjadinya
penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti penyakit kulit sampai penyakit kronis dan
kanker yang menyebabkan kematian.
Secara umum bahaya yang dapat ditimbulkan karena bahan kimia tergantung pada
sifat fisik, kimia, dan racun dari setiap bahan kimia yang bersangkutan karena itu
sebagai upaya perlindungan tenaga kerja, upaya pengendalian di industri perlu
diketahui dan dipahami sifat-sifat bahan kimia yang dipakai dalam seluruh kegiatan
produksi.
2. Kontaminan kimia dapat masuk kedalam tubuh melalui 3 jalur yaitu:
a. Saluran Pernafasan
Kontaminan seperti debu, uap, gas, aerosol dapat dengan mudah masuk kedalam
tubuh lewat jalur pernafasan.
b. Kulit
Kontaminan organik yang mudah larut dalam lemak dapat dengan mudah masuk
kedalam tubuh lewat kulit.
c. Melalui Mulut
Biasanya kontaminan masuk kedalam tubuh lewat jalur mulut apabila seorang
tenaga kerja makan, merokok sementara tangannya terkontaminasi oleh bahan
kimia atau mereka makan di tempat yang makanannya telah terkontaminasi oleh
uap dari udara.
3. Faktor Bahaya fisik
a. Kebisingan
Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tdiak dikehendaki. Pengertian
ini sifatnya subyektif, karena kebisingan ini tergantung dari persepsi masing-
masing individu dan keadaan,. Kebisingan bisa menjadi suara yang dikehendaki
bagi orang tertentu(suara music di diskotik).
Bunyi atau suara adalah sesuatu yang dapat didengar. Bunyi merupakan
energy yang merambat melalui media(padat, cair, gas) yang kemudian diterima
oleh telinga.Kualitas bunyi ditentukan oleh intensitas suara,frekwensi dan
kecepatan. Nilai ambang batas kebisingan adalah besarnya level suara dimana
tenaga kerja masih berada dalam batas aman untuk bekerja 8 jam / hari atau 40
jam / minggu. Nilai ambang dengar adalah suara yang paling lemah yang masih
dapat di dengar ditelinga.
b. Getaran (vibraasi)
Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linie (atas bawah, maju mundur,
kanan kiri) yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap suatu titik.
Getaran dapat terjadi adanya efek dinamis berupa gesekan antar bagian mesin
atau getaran mesin, sumber pemaparan biasanya berasal dari peralatan kerja,
mesin kendaraan (forklift), mesin gergaji, mesin bor gerinda dan lain-lain.
Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan dan mesin yang bergetar dapat
memapari tubuh tenaga kerja. Getaran ini akan menjalar pada bagian tubuh yang
terpapar, sehingga bagian tubuh yang terpapar getaran dapat ikut bergetar.
c. Iklim kerja

Penggunaan teknologi mesin, perawatan dalam proses produksi, dapat


menimbulkan suata lingkungan kerja mempunyai iklim / cuaca kerja tertentu,
seperti lingkungan kerja panas atau dingin. Contoh tempat kerja yang memiliki
iklim kerja panas yaitu

a. Bagian peleburan logam


b. Bagian pengeringan atau pemanasan
c. Bagian tempat kerja dengan ventilasi udara kurang baik (buruk)

Iklim kerja panas adalah perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan


gerak udara dan panas radiasi. Suhu panas alami adalah (natural wet bulb
tempereture) adalah suhu penguapan air dimana pada suhu yang sama
menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air diudara, suhu ini diukur dengan
thermometer basah, alami, dan suhu nya yang lebih rendah dari suhu erring.
Suhu kering (dry bulb temperature) adalah suhu udara yang diukur dengan
thermometer suhu kering. Suhu bola (bulb temperature) adalah suhu yang diukur
dengan menggunakan thermometer suhu bola. Tekanan panas adalah efek
fisiologi terhadap tubuh yang disebabkan oleh pemaparan panas yang berlebihan.

Panas konduksi adalah perpindahan panas tubuh dengan benda sekitar


melalui kontak Panas konveksi adalah perpindahan panas tubuh dengan udara
sekitar. Panas metaboliesme adalah panas (kalori) yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Besarnya panas metabolism tergantung aktifitas
fisik

d. Pencahayaan

Istilah yang sering digunakan didalam desain dan evaluasi pada tempat
atau ruangan yang diberikan pencahayaan antaranya adalah intensitas illuminasi,
lumen, level, illuminasi, luminance dan reflectance. Jenis pencahataan pada
umumnya dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami yang berasal dari sinar
matahari dan pencahayaan buatan berupa lampu dan lain-lain.

e. Radiasi
Radiasi UV merupakan salah satu faktor bahaya fisika, oleh karena itu
peraturan yang mengatur tentang pemaparan radiasi dimuat dalam peraturan
mentri tenaga kerja dan transmigrasi No 13/Men/X/2011 tentang nilai ambang
batas faktor fisika dan kimia ditempat kerja. Sumber radiasi adalah sinar matahari
bagi para pekerja, disektor pertanian, perkebunan dan proses pengelasan proses
pengecoran logam alat shafety alat kualiti control pada pemintalan benang,
percikan bunga api dari listrik tegangan tinbggi, alat pembunuh seranga.
BAB III

HASIL KUNJUNGAN

A. IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama perusahaan : PT Balai Yasa Yogyakarta
2. Jenis perusahaan : Perawatan dan Perbaikan Lokomotif
3. Alamat perusahaan : Jl. Kusbini Demangan Gondomanan Yogyakarta
4. Jumlah tenaga kerja : 490 orang
5. Tanggal kunjungan : 18 Oktober 2019

B. PROSES PRODUKSI
1. Bahan yang diperlukan
a. Bahan baku : Besi dan berbagai komponen lokomotif
b. Bahan tambahan : bahan bakar, oli, cat
2. Mesin/peralatan kerja yan digunakan : mesin las, mesin bor, mesin bubut, krain, alat
bengkel
3. Prosses produksi : perawatan dan perbaikan lokomotif
4. Barang yang dihasilkan :
a. Produk Utama : lokomotif siap operasi
b. Produk Sampingan : modifikasi genset dan lokomotif
5. Limbah : kimia cair dan kimia padat
C. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
1. Faktor Fisik
Potensi bahaya Sumber poensi bahaya Pengendalian yang sudah dilakukan
Kebisingan Alat perawatan lokomotif Menggunakan ear plug dan ear muff
(gerinda)
Getaran Proses start lokomotif, Bekerja tidak terus menerus
Mekanik proses produksi
perawatan bor
Radiasi Sinar pengelasan Menggunakan topeng las
2. Faktor Kimia
Potensi bahaya Sumber poensi bahaya Pengendalian yang sudah dilakukan
Debu Las gerinda Penggunaan masker
Gas / Uap / Pengelasan lokomotif Masker kain, topeng las, sarung tangan
Asap kain
Kimia Cair Oli, Pengolahan limbah
Kimia padat Partikel hasil produksi Pengolahan limbah

D. HASIL PENGUJIAN
1. Pencahayaan
No Lokasi Tingkat Jenis Tingkat Keterangan
Pencahayaan Kerja Pencahayaan
Lokal yang
diperlukan
1. Pengelasan 165 lux teliti 100/200/300 Sudah
lokomotif mencukupi
2. Pembuatan 400 lux teliti 100/200/300 Sudah
kabin mencukupi

2. Kebisingan
No Lokasi Tingkat Jenis Sumber NAB Keterangan
Kebisingan Bising Bising
1. Tempat 90,4 dB kontinu Mesin 85 dB Diatas NAB
produksi
perawatan
KAI
2. Pemotongan 80,1 dB kontinu gerinda 85 dB Dibawah
bahan baku NAB
BAB IV

PENUTUP

A. Hasil Pengujian Debu


Kesimpulan
- Hasil uji kebisingan yaitu 90,4 dB di tempat produksi dan 80,1 di tempat
pemotongan bahan baku.
- Hasil uji pencahayaan yaitu 165 lux dan 400 lux
- Alat penghisap debu belum bekerja optimal dan tidak diketahui tekanan/ daya
hisap mesin.
Saran
- Penggunaan masker oleh seluruh karyawan yang memasuki tempat produksi.
- Dilakukan pengujian ulang debu di ruangan untuk mengetahui efektifitas
pemakaian masker kain oleh pekerja.
- Diberikan reward kepada pekerja yang rajin menggunakan APD, untuk
meningkatkan kesadaran dalam menggunakan APD.
- Mensosialisasikan kepada pegawai untuk rajin membersihkan diri terutama cuci
tangan setelah melakukan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai