KELOMPOK 1 :
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Kerja
Menurut UU Kesehatan 1992 Passal 23 kesehatan kerja adalah upayapa
penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun orang
yang ada di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya baik fisik, mental dan sosial bagi pekerja dan orang yang berada di
lingkungan perusahaan.
Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative.
Promosi kesehatan adalah ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang
untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya
keseimbangan ksehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi
kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat
juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan yaitu, sebagai berikut :
1. Mengembangkan perilaku kerja sehat
2. Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
3. Menurunkan angka absensi sakit
4. Meningkatkan produktivitas kerja
5. Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat yang
disebabkan oleh alat / mesin dan orang yang berada disekitar lingkungan kerja
ataupun penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan
pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk
menunjang kesehatan optimal pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja
dan perusahaan sehingga menimbulkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat pelindung diri dan pemberian
gizi makanan bagi pekerja.
Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja
merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus
memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal. Penyakit
yang sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur
dalam mengambil langkah promosi dan pencegahan, sehingga tujuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal dilaksanakan.
B. Ergonomi
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor
Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada
prosesnya dibutuhkan kerjasama antara ingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia
(dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut
segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang
berkaitan erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara
efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya harus
memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses kerja.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja
tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan
meningkatkan kepuasan kerja,
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas
kerjasama sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan
menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,
ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan
akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi
berkurang, stress akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja
bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja
meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan
aktivitas otot.
8. Desain, dll
Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan
posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu
secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-
kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1. Pemeriksaan sebelum bekerja
Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala
Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN PERUSAHAAN
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Kesehatan Kerja
2. Ergonomi
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Data yang kami dapatkan pada hasil kunjungan industry menunjukan bahwa, PT.
Adi Satria Abadi masih memiliki banyak kekurangan dalam melakukan tugas
dan tanggung jawab sebuah perusahaan mengenai kesehatan kerja dan
ergonomis yang sesuai dengan U.U No.36 tahun 2009 tentang kesehatan kerja.
2. Saran