MUSCULOSKELETAL DISORDERS
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Bekerja tidak hanya dilakukan oleh pria, tapi juga oleh wanita. Alasan
yang mendasari wanita bekerja antara lain pendidikan dan keadaan ekonomi.
Wanita lebih rentan untuk sakit saat bekerja jika dibandingkan pria. Sekitar 42
persen wanita memiliki risiko sakit saat bekerja yang disebabkan banyak hal,
seperti wanita yang mengasuh anaknya, atau yang mengurus rumah tangganya
juga. Sakit yang keluhkan wanita pekerja adalah stres, kecemasan dan depresi,
serta kondisi muskuloskeletal seperti nyeri punggung dan leher, diikuti oleh batuk
dan pilek. Prevalensi nyeri muskuloskeletal pada pekerja berkisar antara 6-76 %
selama satu tahun. Prevalensi nyeri muskuloskeletal lebih tinggi terjadi pada
wanita dibandingkan pada pria (Samara, 2007).
1.2 Tujuan
a. Diketahuinya definisi Musculoskeletal Disorders (MSDs).
b. Diketahuinya gejala Musculoskeletal Disorders.
c. Diketahuinya faktor penyebab MSDs.
d. Diketahuinya gangguan kesehatan ada Musculoskeletal tiap bagian tubuh.
e. Diagnosa dan Pengobatan Musculoskeletal Disorders.
f. Pengendalian gangguan Musculoskeletal Disorders.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat
otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera
hilang apabila pembebanan dihentikan;
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.
a. Faktor Primer
1. Peregangan Otor yang Berlebihan
Peregangan otot yang ebrlebihan (Over Exertion) pada umumnya
sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut
pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat,
mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot
yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan
melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering
dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot,
bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.
2. Aktivits Berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus
menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-
angkat beban pada perusahaan perakitan (industri). Keluhan otot
terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus
menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3. Sikap Kerja Tidak Alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya
pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala
terangkat. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh,
maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
b. Faktor Sekunder
1. Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot
tangan yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan
alat dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri
otot yang menetap.
2. Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak
lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa
nyeri otot.
3. Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi
lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan
otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu
lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan
sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh
untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak
diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi
kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran darah
kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme
karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat
menimbulkan rasa nyeri otot.
c. Penyebab Kombinasi
Penyakit ini biasanya diderita oleh orang yang berumu 40- 60tahun,
namun lebih sering pada orang yang berumur di atas 60 tahun. Osteoartritis
bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya usia, obesitas, dan
trauma. Osteoartritis dibagi 2 yaitu osteoartritis primer dan osteoartritis
sekunder. Gambaran klinik pada osteoartritis primer biasanya terjadi pada
lansia yang berumur lebih dari 50 tahun, rasa tidak nyaman pada sendi, kerja
sendi memburuk ketika banyak gerak, tiak ada kekakuan pada pagi hari,
pembengkakan tulang atau jaringan lemak. Kriteria diagnosis dari
osteoartritis adalah sebagai berikut:
a. Bagian Lutut : Nyeri lutut, kekakuan pada pagi hari sekitar 30 menit,
pembesaran tulang.
b. Bagian pinggul : Nyeri pinggul dan kekakuan pada pagi hari kurang lebih
selama 60 menit.
c. Bagian tangan : Nyeri tangan, sakit dan kekakuan, pembesaran jaringan
keras dari sendi tangan tertentu.
2. PMR (polymyalgia rheumatic)
3. Pseudogout
4. Artriris Rematoid
Setelah itu, pengujian sendi dan otot pun juga diperlukan oleh pasien
di mana hal ini diperlukan dengan melihat pada gejala kemerahan dan
pembengkakan, setiap kedutan yang terjadi sebagai tanda saraf rusak, serta
degenerasi atau kelemahan. Tergantung pada kondisi tertentu, biasanya tes
pencitraan juga akan dianjurkan supaya diagnosa dapat lebih terkonfirmasi.
Selain dari tes-tes tersebut, rontgen pun kemungkinan bakal dilakukan jika
memang dokter lebih ingin memastikan lagi bahwa tidak ada kondisi penyakit
lain. Rontgen ini tujuannya adalah untuk melihat keadaan tulang. Sementara
itu, tes darah juga penting untuk yang mengidap rematik dan tentunya sesuai
yang disarankan oleh dokter juga.
a. Obat pereda nyeri – Obat jenis ini biasanya dijual secara bebas dan dapat
bisa sekaligus digunakan agar nyeri yang mengganggu dapat hilang
secara sementara. Paracetamol dan ibuprofen adalah yang paling
dianjurkan.
b. NSAID – Obat anti-inflamasi juga sangat berguna dalam membantu
menurunkan peradangan berikut juga menghilangkan rasa nyeri dan sakit
yang menghambat kegiatan kita. Tapi untuk obat penghilang rasa sakit
dengan efek yang lebih kuat demi menyembuhkan sakit yang lebih parah,
biasanya ini harus dengan resep dokter.
c. Teknik relaksasi – Otot terkena gangguan karena terjadi ketegangan,
kekakuan dan keterbatasan ruang gerak. Dengan relaksasi yang tepat,
akan mampu membuat otot menjadi jauh lebih baik dan otomatis
peredaran darah juga lebih lancar.
d. Terapi pijat
e. Chiropractic
f. Peregangan dan melatih otot
g. Suntikan anestesi atau antiradang
a. Rekayasa Teknik