TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan adalah mas mulai dari terjadinya konsepsi hingga lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi menjadi tiga, yakni trimester
pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai bulan ke 3, trimester kedua dimulai dari
bulan keempat sampai bulan ke 6, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan
ke 9 (Saifuddin, 2008).
ovum yang kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12
minggu, yang terbagi menjadi trimester pertama, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-28), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-29 hingga ke-40).
2. Diagnosis Kehamilan
adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Usia kehamilan 28 minggu dengan berat janin 1000 gram yang apabila kehamilan
prematuritas.
c. Usia kehamilan 37-42 minggu disebut aterm.
d. Usia kehamilan >42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau serotinus.
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester I (0-12 minggu), trimester II
(13-28 minggu), dan trimester III (29-42 minggu). Untuk dapat menegakan kehamilan
3. Proses kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh hormon yang
kompleks.
Ovum yang telah dilepaskan kemudian ditangkap oleh fimbrae, setelah itu ovum
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai
tuba. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita hidup selama tiga
hari.
Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot.
Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari
e. Pembentukan plasenta
Pada Blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian
4. Tanda-tanda Kehamilan
kehamilan.
kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat
ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus dari
Naegele. Kadang- kadang amenorhea disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit
berat seperti TBC, Thypus, Anemia atau karena pengaruh fisikis misalnya karena
perubahan lingkungan (dari desa ke asrama) juga dalam masa perang sering timbul
triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu
keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang seiring dengan makin
tuanya kehamilan.
merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga glandula Montglomery tampak
lebih jelas.
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul
lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang’’,
6. Sering kencing
oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang
oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan
7. Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
8. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi, kadang-
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum
(topeng kehamilan). Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi
karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna,
fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada
kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-
pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Makin banyak
diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
2. Tanda hegar
ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus
uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan
lebih lunak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut di atas simfisis maka ismus ini tidak teraba seolah-olah
3. Tanda chadwick
agak kebiru-biruan (livide). Warna porposium tampak livide. Hal ini disebabkan oleh
4. Tanda piscaseck
daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke
Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan
dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas
6. Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita merasa ujung
hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan
Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh pemeriksaan yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk tanda
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18
berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan IV dan V janin itu kecil jika
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau
digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim. Ballotement ini dapat ditentukan
dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan:
Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong
janin, panjang janin, dan diameter biparetalis hingga dapat diperkirakan tuanya
kehamilan.
5. Konsep Paritas
a. Pengertian paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita
Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.
b. Klasifikasi Paritas
1. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
2. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu
wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).
3. Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
a. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat
akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi
lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
b. Ovarium
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya
peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan
otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick
yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia,
serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi
d. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), pada awal kehamilan
perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Setelah bulan kedua
payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan
lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
e. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
f. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5 % dengan adanya elevasi diafragma.
g. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), seiring dengan makin
membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata
terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi
akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan
lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis
selama kehamilan akan muncul. Hemoroid juga merupakan suatu hal yang sering
terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena
pembesaran uterus.
h. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua,
(Manuaba, 2010).
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah
j. Metabolisme
Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester
ketiga.
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi darah dan kebutuhan
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
janin.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah
antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/
minggu.
a) Trimester I
Trimester pertama ini sering dijadikan sebagai masa penentuan hamil atau
Kebingungan itu secara normal akan berakhir spontan ketika ibu hamil tersebut
seksual. Dalam trimester I ini, adalah biasanya terjadi penurunan libido. Libido
normal pada TM I.
b) Trimester II
c) Trimester III
bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
8. Antenatal Care
1) Kunjungan ANC
bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan
c) Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28–36 dan sesudah
minggu ke 36).
2) Tujuan ANC
ekslusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
3) Kebijakan program
Menurut Pantikawati (2010), pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi 7T dan
sekarang 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan malaria menjadi 14T, yaitu:
1) Ukur TB dan BB
Tinggi badan diukur sekali pada saat ibu datang pertama untuk mendeteksi
resiko bila hasil pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan normal ibu
normal, tinggi, atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik
Pengukuran TFU dengan menggukan pita sentimeter diukur dari tepi atas
umbilikus
20 20 cm (+2 cm) Pada umbilikus
22 – 27 UK(minggu)=cm (+2 cm) -
28 28 cm (+2 cm) Pertengahan umbilikus dan prosesus
sifoideus
29-35 UK(minggu)=cm (+2 cm) -
36 36 cm (+2 cm) Pada prosesus sifoideus
(Saifuddin, 2008)
4) Pemberian imunisasi TT
TT 3 TT 1 95% 5 tahun
1 tahun setelah TT
1 tahun setelah TT
5) Pemberian tablet Fe
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk ibu hamil dan nifas, karena pada
Pemberian tablet sesegera mungkin setelah mual hilang, satu tablet per hari
selama 90 hari.
6) Tes PMS
Pemeriksaan kepada ibu hamil, diambil spesimen darah vena, apabila tes
7) Temu Wicara/konseling
asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan
8) Tes Hb
preeklamsia.
Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemik
malaria ataupun pendatang baru berasal dari daerah malaria. Dampak dari
malaria terhadap ibu hamil adalah dapat terjadi abortus, partus prematurus,
dan anemia.
4) Pemeriksaan kehamilan
a) Anamnesa
c) Pemeriksaan khusus
1) Leopold I
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi tundus
Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang,
kepala bulat, keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan
teraba bokong pada fundus: tidak keras, tak melenting, dan tidak bulat;
pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian bagian janin.
2) Leopold II
dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci. Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala
janin.
3) Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis. Kepala akan
teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak
4) Leopold IV
d) Pemeriksaan tambahan
memerlukan kalori + 285 dan protein lebih tinggi dari biasanya menjadi 1,5
g/kg BB.
Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil biasanya akan banyak keringat
yang keluar, terutama di daerah lipatan kulit. Mandi dua-tiga kali sehari
membersihkan badan dan mengurangi infeksi. Puting susu perlu mendapat perhatian
khusus, membersihkan puting susu sambil menarik keluar sebagai persiapan laktasi.
Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan selalu
c) Eliminasi
kelamin menjadi lembab. Situasi lembab ini dapat menyebabkan timbul jamur
sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal
biasanya akan terasa mengganggu, sehingga ibu hamil menggaruk daerah tersebut, hal
inilah yang menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
terjadi sembelit. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat, bila dirasa perlu dapat dibantu
d) Perawatan payudara
dalam (bra) yang longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu
penting diperhatikan agar tetap bersih. Puting susu perlu ditarik-tarik sehingga
menonjol dan memudahkan untuk memberikan ASI. Perinatal breast care bertujuan
e) Hubungan seksual
f) Obat – obatan
Pengobatan penyakit pada saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat
perkembangan janin dan dapat menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah
Menurut Manuaba (2010), keadaan darurat saat hamil yang mengharuskan ibu
perdarahan.
epigastrum, pembengkakan tangan, muka, kelopak mata, dan kaki, air seni
berkurang.
i) Persiapan persalinan
langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan mempersiapkan keadaan payudara
Menurut Direktorat Bina Kesehatan Ibu (2009), faktor resiko pada ibu hamil
adalah:
d) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
f) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan keganasan.
i) Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa, KPD, bayi
cacat kongenital.
vacum/forcep.
k) Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan post partum, infeksi masa nifas,
kongenital.
o) Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada UK >32 minggu.
B. OLIGOHIDRAMNION
1. Pengertian Oligohidramnion
Kebutuhan air ibu hamil dipengaruhi banyak faktor seperti misalnya aktifitas ibu
hamil, suhu lingkungan, tempat tinggal, dan sebagainya, menyebabkan tidak ada suatu
rumusan khusus yang berlaku bagi semua ibu hamil. Kebutuhan cairan sangat tergantung
terhadap asupun energi dari makanan, yaitu 1-1.5 ml cairan untuk setiap kilogram kalori
asupan energi. Kebutuhan energi saat kehamilan rata-rata meningkat 300 kkal/hari, oleh
karena itu ibu hamil memerlukan setidaknya 300 ml asupan air tambahan. Pada umumnya ibu
hamil dianjurkan untuk minum minimal 8-10 gelas air setiap harinya (Montgomery, 2002;
Cairan Amnion adalah komponen dinamik yang sangat berhubungan dengan ibu dan
janin, merupakan elemen dasar yang sangat penting untuk janin. Volume cairan amnion yang
adekuat adalah syarat untuk perkembangan janin intra uteri dan keluaran neonatus yang baik
(Patrelli dkk, 2012). Oleh karena itu janin yang memiliki asupan cairan amnion yang kurang
akan berdampak kehamilan patologis bagi ibu dan janin, yakni yang disebut oligohidramnion.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc (Manuaba, 2007), atau juga didefinisikan dengan indeks cairan amnion 5
cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih.
Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan
mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola berbentuk lingkaran
atau siklus yang berulang. Cairan amnion biasanya diproduksi oleh janin maupun ibu, dan
keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan
amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. Dengan bertambahnya
usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi
membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal
janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan
aterm, sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal
dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran
sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion pada kondisi terdapat gangguan
minggu sampai 400 ml pada pertengahan gestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada
kehamilan post term jumlah cairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang.
Menurut Lehn, jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter,
pada multigravida sebanyak 1,5 liter, dan sebanyak – banyaknya yang masih dalam batas
2. Etiologi
Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis
janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya
dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini ( premature rupture of the
b. Penurunan fungsi ginjal atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin sehingga
produksi urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu sumber
e. Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan
yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah
terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang
mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami
oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah
tekanan darah tinggi, diabetes, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang
dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama
dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki
penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu
tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman
3. Patofisiologi
karena cairan ketuban terutama adalah urine janin di paruh kedua kehamilan , tidak adanya
produksi urin janin atau penyumbatan pada saluran kemih janin dapat juga menyebabkan
oligohidramnion. Janin yang menelan cairan amnion , yang terjadi secara fisiologis , juga
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. Pada
perokok dan saat terjadi infeksi terjadi perlemahan pada ketahanan selaput hingga pecah.
Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada saat kelahiran leukosit akan masuk
ke dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap peradangan. Hal ini berkaitan dengan
terjadinya infeksi.
Pada insufisiensi plasenta dapat terjadi hipoksia janin. Hipoksia janin yang
berlangsung kronis akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah
terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin berkurang, dan terjadilah
oligohidramnion.
Tanda dan gejala klinis oligohidramnion adalah, pada saat inspeksi uterus terlihat
lebih kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya. Ibu yang sebelumnya
pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan adanya penurunan gerakan janin. Saat
dilakukan palpasi abdomen, uterus akan teraba lebih kecil dari ukuran normal dan bagian-
bagian janin mudah diraba. Presentasi bokong dapat terjadi. Pemeriksaan auskultasi normal,
denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas, ibu merasa nyeri di perut pada
setiap gerakan anak, persalinan lebih lama dari biasanya, sewaktu his/mules akan terasa sakit
sekali, bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
5. Penyebab Oligohidraminon
mengalami kebocoran dan dapat meningkatkan infeksi pada ibu dan janin. Meskipun
dapat sembuh dengan sendirinya akan tetapi kebocoran akan berhenti dan akan kembali
b) Kelainan janin
Cairan ketuban yang berkurang dapat pula dipengaruhi oleh janin yang tidak
berkembang sehingga ginjalnya tidak berkembang dengan baik hingga saluran kemih
c) Kelainan plasenta
Masalah plasenta seperti absupsi parsial akan membuat kulit terkelupas pada
Berisiko memiliki tingkat cairan ketuban rendah bagi ibu yang sedang hamil
yang menyebabkan cairan ketuban berjumlah sedikit dan mencakup tekanan darah
yang kronis bahkan hingga mengalami gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes,
6. Akibat Oligohidramnion
a) Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan,
keguguran, janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa
terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami
b) Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh
kembang janin.
c) Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti
club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery
appereance).
d) Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi
selama kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam
rahim yang tidak seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau
malah “berhenti”.
7. Pemeriksan Penunjang
a) USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
8. Tindakan Konversatif
b) Hidrasi.
c) Perbaikan nutrisi.
f) Amnion infusion.
Hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
1. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
2. Banyak istirahat
Tindakan Dokter
Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda tidak
sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya dokter
akan memutuskan segera melahirkan janin. Apalagi jika ditemukan pada kehamilan cukup
bulan.
9. Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat
amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh
a) Hipoplasia paru
e) Kematian janin
5. Kelainan ginjal.
C. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir (Sarwono, 2006). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Saifuddin, 2009 : 100). Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
2. Bentuk Persalinan
untuk persalinan.
c) Persalinan anjuran. Yang paling ideal sudah tentu persalinan spontan karena tidak
3. Etiologi Persalinan
a) Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
dimulai. Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu, karena terjadi
d) Teori prostaglandin
4. Tanda-tanda Persalinan
1) Terjadi lightening
karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada primigravida, tanda ini tidak begitu kelihatan.
Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang
persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman;
selain napas pendek pada trimester 3, ketidaknyaman disebabkan karena adanya tekanan
bagian terbawah pada struktur daerah pelvis, secara spesifik akan mengalami hal berikut.
sebagian besar bagian janin pada saraf yang melewati foramen obturator yang menuju
kaki, menyebabkan sering terjadi kram kaki. Meningkatkan tekanan pada pembuluh darah
vena menyebabkan terjadinya udema karena bagian terbesar dari janin menghambat
Durasi pendek.
4) Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
bawah janin.
menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan kemungkinan sedikit
dilatasi.
perubahan pada serviks (membuka dan menipis), berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Pada ibu yang belum inpartu, kontraksi uterus tidak mengakibatkan
c) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
darah).
pembukaan serviks).
a) Power (His/Kontraksi)
Menurut Yeyeh (2009), his/kontraksi uterus adalah kontraksi otot – otot uterus
dalam persalinan. Kontraksi uterus tidak sama kuat, yang terkuat di fundus dan terlemah
di segmen bawah rahim. Lamanya his dalam persalinan berkisar antara 45 – 75 detik,
1. His pembukaan, adalah his yang menimbulkan pembukaan pada serviks. His ini
terjadi sampai pembukaan seviks lengkap 10 cm, his mulai kuat, teratur dan sakit.
2. His pengeluaran (his mengedan/his kala II), his sangat kuat teratur, simetris,
Terjadi koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma, dan
ligament.
3. His pelepasan uri (kala III), kontraksi mulai turun, berfungsi melepaskan dan
mengeluarkan plasenta.
4. His pengiring (kala IV), kontraksi bersifat lemah, masih sedikit nyeri, menyebabkan
pengecilan rahim.
Setelah seviks terbuka lengkap, kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi janin
adalah yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intra-abdomen yang diciptakan oleh
kontraksi otot – otot abdomen. Dalam bahasa obstetric biasanya disebut mengejan.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila kala I pembukaan sudah lengkap dan
menyebabkan terjadinya pembukaan secara pasif mulut rahim, mendorong bagian janin
terendah menuju jalan lahir, sehingga ikut aktif membuka mulut rahim (Manuaba; 2009).
Menurut Yeyeh (2009), bentuk rongga panggul pada dasarnya menyerupai tabling, tetapi
90o sehingga digambarkan sebagai saluran berbentuk J atau L bila dipandang dari bidang
sagital. Bentuk dan dimensi tulang panggul ditentukan oleh sejumlah faktor lingkungan,
hormon, dan genetik. Ada empat tipe utama yang dikenali: ginekoid, android, antropoid,
dan platipelloid. Bentuk dan stuktur dasar panggul memiliki peran penting dalam
mengarahkan kepala janin yang sedang menuruni bagian bawah rongga panggul yang
melengkung ke depan. Peran obstetrik utama dasar panggul yang berbentuk selokan ini
pada pelahiran adalah untuk menyegariskan sutura sagitalis kepala yang sedang turun
dengan diameter antero-posterior pintu bawah panggul. Bagian terendah kepala janin
menyentuh dasar panggul dan bergeser ke depan. Bagian ini adalah oksiput pada posisi
fleksi yang benar, atau sinsiput pada kepala dalam keadaan defleksi dengan posisi
oksipitoposterior.
sumbu janin, biasanya dengan tulang punggungnya. Sikap janin bervariasi tergantung
presentasinya. Letak janin adalah hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu
panjang ibu, kemungkinan pada letak janin yaitu letak memanjang, letak membujur, dan
oblique. Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
rahim. Sedangkan untuk bagian terbawah janin, hampir sama dengan presentasi hanya
diperjelas istilahnya. Sikap fleksi menyeluruh pada janin dan terutama fleksi pada kepala,
bersama kontraksi uterus yang efisien akan menghasilkan hubungan mekanis yang lebih
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus
ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat
pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus yaitu arah sumbu kepala janin miring
Akibat sumbu kepala janin yang tidak simetris dengan sumbu lebih mendekati
ruang panggul yang paling kecil. Sampai dasar panggul kepala janin berada dalam
keadaan fleksi maksimal. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
Rotasi ubun – ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga pada dasar
panggul ubun – ubun kecil dibawah simfisis, maka sub oksiput sebagai hipomoklion,
segera mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar untuk menyesuaikan kepala
a. Tahapan Persalinan
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm). Persalinan kala I dibagi menjadi
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam
3 sub fase.
menjadi 9 cm.
lengkap.
1) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata naik) 10-20
mmHg, diastol naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
2) Metabolisme
angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai
dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung, pernapasan, dan
kehilangan cairan.
3) Suhu tubuh
4) Detak jantung
5) Pernapasan
6) Ginjal
7) Gastrointestinal
Motalitas lambung dan absorpsi makanan padat secara subtansi berkurang sangat
8) Hematologi
postpartum.
pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak
stabil.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primigravida berlangsung selama 2 jam.
Pada kala II hal terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama; kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ingin meneran karena
tekanan rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada
waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh
badan janin.
Manajemen Aktif Kala Tiga adalah mengupayakan kontraksi yang adekuat dari
uterus dan mempersingkat waktu kala tiga, mengurangi jumlah kehilangan darah,
Manajemen Aktif Kala Tiga bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif dan efisien sehingga dapat memperpendek waktu kala tiga persalinan dan
mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Hati –
hati :
Tujuan manajemen aktif kala Tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu keluarnya plasenta, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan
retensio plasenta dan mengurangi penggunaan transfusi darah dan terapi oksitosin.
Berdasarkan penelitian ini, WHO telah merekomendasikan agar semua dokter dan bidan
melaksanakan manajemen aktif kala Tiga. Hal ini membedakan dari asuhan kebidanan
kala tiga hanya satu cara : pemberian oksitosin segera setelah bayi baru lahir untuk
merangsang kontraksi uterus dan mempercepat pelepasan plasenta. Dalam semua hal
lainnya, langkah-langkah manajemen aktif adalah sama dengan langkah – langkah yang
Postpartum.
a. Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan di perut
bawah ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang
bayi tersebut.
b. Melakukan pemeriksaan :
1. Uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain (Undiagnosed twin) didalam
2. Hati-hati jangan menekan kuat (ekspresi) dinding pada korpus uteri karena
akan disuntik. Alasan : Hali ini merupakan bagian dari asuhan sayang ibu,
pasien.
4. Segera ( dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir ) suntikan oksitosin 10 I.U
IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis). Alasan : Paha
akan lebih mudah untuk dilihat dibandigkan bokong ketika ibu pasien sedang
dengan kuat dan efektif sehingga akan mempercepat pelepasan plasenta dan
5. Letakkan kembali alat suntik pada tempatnya, ganti kain alas dan penutup
tubuh bayi dengan kain bersih dan kering yang baru kemudian lakukan
penjepitan (2-3 menit setelah bayi lahir) dan pemotongan tali pusat sehingga
dari langkah 4 dan 5 ini akan tersedia cukup waktu bagi bayi untuk
memperoleh sejumlah darah kaya zat besi dari ibunya. Alasan : Penjepitan tali
pada bayi.
6. Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk Inisiasi Menyusui
7. Tutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih Alasan : Kain akan
sarung tangan dan mencegah kontaminasi oleh darah pada perut ibu.
Pada saat melakukan penegangan tali pusat terkendali terlebih dahulu melihat
tiga tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali
pusat memanjang dan semburan darah mendadak dan singkat (Depkes RI,
2007). Penegangan tali pusat terkendali adalah melakukan tarikan kearah sejajar
dengan sumbu rahim saat uterus berkontraksi, dan secara stimulant dan melakukan
tahanan pada daerah supra pubik. Tujuan melakukan ini adalah melepaskan plasenta
tali pusat ini harus dihentikan segera bila dalam 30-40 detik tidak terdapat penurunan
plasenta, dan dapat diteruskan lagi pada kontraksi uterus selanjutnya. Potensi
komplikasi yang terjadi adalah inverse uterus, dan retensi sebagian dari plasenta,
Namun kunci utama untuk melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan aman
adalah prosedur pelaksanaan dan petugas kesehatan yang sudah terlatih dengan baik
( Hall, 2013 ).
Anjurkan ibu untuk menarik napas dalam dan perlahan serta rileks.
c. Segera setelah plasenta dan membran lahir, dengan penahan yang kokoh
digerakkan dengan arah memutar pada fundus uteri agar uterus berkontraksi.
masase uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak
berkontraksi baik.
(Sondakh, 2013).
e) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir.
Pada kala III persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga
uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
Perubahan Psikologis :
b) Merasa gembira, lega, dan bahagia akan dirinya, juga merasa sangat lelah.
4. Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses
a) Tingkat kesadaran.
c) Kontraksi uterus.
d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlah tidak melebihi
1) Pengertian
Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan
i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
skrotum dan penis yang berlubang. Pada perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uetra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
Tahapan I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi
dan ibu.
Nilai APGAR
Appearance seluruhnya biru warna kulit tubuh normal warna kulit tubuh ,
(warna kulit) atau pucat merah muda , tangan , dan kaki
tetapi kepala dan normal merah muda ,
ekstermitas kebiruan tidak ada sianosis
(akrosianosis)
Pulse tidak teraba <100 kali/menit >100 kali/menit
(denyut jantung)
jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku. Tahap III disebut tahap periodik,
pengkajian dilakukan setalah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh badan.
pusat ke arah ibu dan memasangkan klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem.
2) Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari
tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem.
3) Mengikat tali pusat dengan jarak kurang lebih 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Lepaskan
klem pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5%
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara
dengan kain kering kemudian diletakkan telungkup diatas dada ibu untuk
Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan
menangis kuat bida dimandikan ±24 jam setelah kelahiran dengan tetap
(a) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
(c) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas
karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
(d) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi.
Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering
tidak spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru
lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk.
b) Kejang
detik)
f) Merintih
h) Sianosis sentral.
diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih), memberikan nutrisi
Tabel 2.2 Lima urutan perilaku bayi saat menyusu pertama kali
lengan dan badannya ke arah dada ibu dengan menerus tanpa terputus
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi I mg IM di paha kiri
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagaian bayi baru lahir. ½ jam setelah lahir di
injeksi vitamin K.
Beri salep mata antibiotika pada kedua mata untuk merawat mata bayi. Tetes mata
untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu dan keluarga
memomong dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata
jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan
Hepatitis B, jadwal pertama imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali, yaitu pada usia
sebanyak 4 kali yaitu pada usia 0 dan DPT + Hepatitis B pada 2,3 dan 4 bulan usia
bayi.
lahir)
2. Usia 1 bulan
3. Usia 6 bulan
Regimen kombinasi 4 kali 1. Usia 0 bulan (segera
setelah lahir)
2. Usia 2 bulan
3. Usia 3 bulan DPT +
Hep B
4. Usia 4 bulan
(APN, 2007)
f. Identifikasi BBL
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda
yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas ) yang
dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal berisi identitas nama ibu dan ayah,
tanggal, jam lahir dan jenis kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan juga
dilakukan cap telapak kaki bayi dan jari ibu pada rekam medis kelahiran.
Alat pengenal yang efektif harus diberika kepada setiap bayi baru lahir dan harus
diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identitas. Tenaga
digunakan orang tua dalam memperoleh akte kelahiran bayi, lembar keterangan
g. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi pada
bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar
rahim.
kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
5) Macam-macam Refleks
a) Refleks Laktasi
Menurut JNPK-KR, (2008), dimasa laktasi, terdapat 2 mekanisme reflex pada ibu
yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI
dan involusi uterus (khususnya pada masa nifas). Pada bayi terdapat 3 jenis
refleks yaitu:
Bayi akan menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan
menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan putting susu ibu tertekan
gusi, lidah dan langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan
Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah mulut dan
lambung bayi
Bila jari kita menyentuh telapak tangan, maka jari-jarinya akan menggenggam
dengan kuat.
c) Babinski reflek (pada anggota bawah telapak kaki, bila jari-jari yang lain
mendekatnya. Hentakan dan gerakan seperti mengenjang pada lengan dan tangan
Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi ditengkurapkan ia akan
E. NIFAS
1. Definisi Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira – kira 6 minggu (Saifuddin, 2010). Masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
Menurut Ambarwati (2010), masa nifas dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Puerpurium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam
agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerpurium intermedial
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
Paling sedikit 4 kali kunjugan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir, dan untuk mencegah, men-deteksi, dan menangani masalah – masalah yang
ibu.
Attachment).
- ASI eksklusif.
II 6 hari setelah - Memastikan involusi uterus
mamperlihatkan tanda–tanda
penyulit.
III 2 minggu setelah - Memastikan involusi uterus
mamperlihatkan tanda–tanda
penyulit.
IV 6 minggu setelah - Menanyakan pada ibu
yang ia alami.
dan bayi.
a) Uterus
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot – otot polos uterus (Ambarwati,
2010).
uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/Lunak
7 hari Pertengahan 500 gr 7,5 cm 2 cm
pusat-simpisis
14 hari Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm menyempit
(Ambarwati, 2010)
b) Lochea
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina
1. Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari ke 1-4 masa post partum. Cairan yang keluar
2. Lochea Sanguinolenta.
3. Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit
partum.
4. Lochea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati. Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu post
c) Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti
ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan
Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama kehamilan,
kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum (Varney, 2007). Kandung
kemih dalam puerperium sangat kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga
kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual
(Ambarwati, 2010)
3) Perubahan Gastrointestinal
makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita
mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia
kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan
4) Perubahan musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna
5) Perubahan endokrin
a) Hormon plasenta
dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum
dan sebagai onset pemenuhan mamae pasca hari ke-3 post partum.
e) Hormon pituitary
Prolaktin darah akan mengikat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusi,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada
fase konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi
terjadi.
g) Kadar esterogen
Seleteh persalinan, terjadi penurunan kadar esterogen yang bermakna sehingga
(Sulistyawati, 2009)
a. Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
b. Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah beberapa
jam pertama pascapartum. Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerpurium, hal
c. Tekanan darah
Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan. Penurunan
hemorhagi uterus. Peningkatan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg yang disertai
dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami
d. Pernafasan
Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil pada bulan ke enam
Pada waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan perlin-dungan dan
perawatan.
Pada waktu ini, ibu menunjukan kebahagiaan yang sangat dan sangat
kelelahan.
Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan agar ibu cepat
pulih.
2) Taking hold
Pada fase taking hold, secara bergantian timbul kebutuhan ibu untuk
Pada fase ini, ibu sudah mulai menunjukan kepuasan (terfokus pada
bayinya).
Ibu mulai terbuka untuk menerima pendidikan bagi dirinya dan juga
bayinya.
kesempatan belajar dan berlatih tetang cara pera-watan bayi dan ibu
Fase ini sangat tepat bagi bidan untuk memberikan pendidikan kesehatan
3) Leting go
Fase ini merupakan fase penerima tanggung jawab akan peran barunya,
Keinginan ibu untuk merawat diri dan bayinya sangat meningkat pada
fase ini.
bayi.
(Maryunani, 2009)