Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENGARUH DURASI LAMA BERKENDARA TERHADAP NYERI


PUNGGUNG BAGIAN BAWAH PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE di
PANGKALAN OJEK ONLINE RAWAMANGUN

Proposal Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melakukan


Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat
Disusun oleh:

Oktavian Reno Saputra


J410200144

Pembimbing: Dwi Astuti, S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2022

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan usaha dari perusahaan
atau individu untuk kemakmuran ketenagakerjaan supaya tidak terjadinya
kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketengakerjaan pasal 86 ayat 1 di sebutkan bahwa setiap pekerja
mempunyai hak untuk dilindungi atas keselamatan dan kesehatan kerja.
(Widayana & Wiratmaja, 2014).
Sarana transportasi merupakan hal penting dalam kehidupan
manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Berbagai jenis transportasi beredar dalam
masyarakat dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing
(Gunawan, 2015). Transportasi memiliki peran penting dalam
pembangunan perekonomian, karena berkaitan dengan distribusi barang,
jasa, dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari pergerakan ekonomi.
Kegiatan transportasi adalah memindahkan barang dan mengantar
penumpang dari satu tempat ke tempat lain (Wijianto, 2022).
Ojek merupakan salah satu moda trasnportasi yang sangat akrab
diberbagai kalangan masyarakat Indonesia. Kemampuan moda transpotasi
ini lebih dinamis, dan menjadi alasan moda yang sangat digemari oleh
masyarakat untuk menjangkau kawasan yang jauh dari halte, terminal,
stasiun kereta api atau transportasi publik lainnya. Sejak munculnya
aplikasi mobile seperti Gojek dan dalam kurun waktu yang singkat
masuklah Grab, Uber, dan yang saat ini yaitu shoope food, konsumen ojek
mejadi semakin meningkat. Ojek tidak hanya mengantarkan penumpang
tapi juga menjadi layanan pesan antar makanan, kirim barang, beli pulsa,
dan kebutuhan gaya hidup lainnya (Raharjo, 2021). Pengemudi ojek online
bekerja selama 8 sampai 12 jam perhari untuk mengantar, menjemput serta
menunggu penumpang dengan posisi yang sering kali kurang ergonomis
(Wijianto, 2022).
Berdasarkan data WHO (2012) penyebab terjadinya kesakitan dan
kematian urutan kesepuluh adalah faktor resiko pekerjaan. Faktor resiko
pekerjaan menjadi salah satunya penyebab gagngguan penyakit otot
rangka. Tahun 2012 memperkirakan prevalensi gangguan otot rangka
mecapai hingga 60% dari semua penyakit akibat kerja dan lokasi sakit
tersering itu pada bagian punggung bawah. Pada tahun 2012 World Health
Organization (WHO) memperkirakan angka nyeri punggung bagian
bawah sebesar 60% - 80%. Di Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan
prevalensi nyeri punggung 18,2% pada pria dan untuk wanita sebesar
13,6%.
Masalah nyeri punggung yang timbul akibat duduk lama menjadi
kejadian yang sering terjadi pada saat ini. Terdapat 60 % orang dewasa
merasakan nyeri punggung bawah karena masalah posisi duduk yang
terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak
dilakukan dengan duduk. Melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang
terus menerus selama 2 jam dalam sehari atau lebih, posisi duduk yang
lama saat bekerja dan berkendara dengan posisi yang salah dapat
menyebabkan gangguan pada otot punggung bawah menjadi tegang dan
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya (Back,
Jung, Jung, In, & Cho, 2021). Nyeri Punggung Bawah dapat menurunkan
produktivitas manusia. Kejadian NPB tidak mengakibatkan kecacatan tapi
menyebabkan gangguan aktivitas kerja. (Mohamed, 2016).
Fenomena duduk yang terus menerus juga terjadi pada pengendara
sepeda motor. Dimana pengemudi ojek online atau yang berkendara
dengan durasi yang sangat lama banyak menghabiskan waktu dengan
duduk. Pengendara sepeda motor duduk statis kurang lebih selama 7 jam
sehari, hal ini dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada
pengendara sepeda motor, salah satunya nyeri punggung bawah (BL,
2022).
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung. Bahwa setiap
driver ojek online mempunyai target yang banyak untuk memenuhi
keperluan atau kebutuhan masing-masing driver, jadi banyak driver ojek
online yang menghabiskan waktunya sehari-harinya untuk duduk
berkendara mengantar penumpang, makanan, barang, dan orderan lainnya.
Bahkan saya menemukan ada driver ojek online yang bekerja sampai
tengah malam untuk memenuhi kebutuhannya dan mengejar target.
Sehingga menimbulkan nyeri punggung bawah pada driver ojek online di
pangkalan ojek online rawamangun. Maka dari itu saya tertarik untuk
meneliti penelitian ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh durasi lama berkendara terhadap terjadinya
nyeri punggung bagian bawah pada pengemudi ojek online?
2. Apakah jenis kelamin mempengaruhi terjadinya nyeri punggung
bagian bawah pada pengemudi ojek online?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh durasi lama berkendara terhadap
terjadinya nyeri punggung bagian bawah pada pengemudi ojek
online.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adakah pengaruh durasi lama berkendara
terhadap terjadinya nyeri punggung nyeri punggung bagian
bawah pada pengemudi ojek online.
2. Mengetahui apakah jenis kelamin mempengaruhi terjadinya
nyeri punggung bagian bawah pada pengemudi ojek online.

D. Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan bagi
penulis.
2. Menjadi sumber referensi dan bahan perbandingan bagi penelitian
orang lain.
3. Meningkatkan pengetahuan para pengemudi ojek online tentang
pengaruh durasi lama berkendara terhadap nyeri punggung bagian
bawah.
4. Diharapkan penelitian ini menjadi sebuah nilai tambah khasanah
pengetahuan ilmiah dalam bidang Kesehatan & Keselamatan
Kerja.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

No Judul Tahun Penulis Hasil


.
1. Pengaruh Posisi Duduk 2022 Wijianto, Retno Nilai p-value untuk pengaruh
dan Lama Kerja Widiyas Tuti lama kerja terhadap nyeri
Terhadap Nyeri pungung bawah pada
Punggung Bawah Pada pengemudi ojek online adalah
Pengemudi Ojek sebesar 0,042<0,05. Sehingga
Online (GO-JEK) dalam penelitian ini didapatkan
hasil bahwa terdapat pengaruh
antara posisi dan lama kerja
dengan nyeri punggung bawah
pada pengemudi ojek online.
2. PENGARUH POSISI 2021 Divia Irsadioni, Karakteristik responden
DUDUK DAN LAMA Agus Yohanan, berdasarkan lama kerja, jumlah
KERJA TERHADAP Irfany responden yang bekerja dengan
NYERI PUNGGUNG Rupiwardani lama kerja diatas 8 jam
BAWAH PADA sebanyak 24 orang dengan
SUPIR TRAVEL X DI persentase 100%. Berdasarkan
KOTA MALANG pada hasil penelitian, pada
variabel lama kerja
menunjukkan bahwa dari 24
responden, seluruh supir
bekerja selama >5 jam yaitu 12
jam. Bekerja dengan durasi
yang lama dalam waktu lebih
dari 5 jam berpeluang 3 kali
lebih besar dalam terjadinya
nyeri punggung bawah
dibandingkan dengan bekerja
durasi <5 jam.

B. Tinjauan Teori
1. Low Back Pain (LBP)
a. Definisi
Nyeri punggung bawah merupakan fenomena yang
seringkali di jumpai pada setiap pekerjaan. Nyeri punggung
bawah adalah kondisi yang tidak meng-enakkan atau nyeri
kronik dan disertai keterbatasan gerak saat melakukan aktivitas
sehari-hari (Helmi, 2012). Low Back Pain (LBP) atau nyeri
punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yang umum
terjadi dimasyarakat. Hampir setiap orang pernah merasakan
LBP dalam hidupnya. LBP merupakan salah satu gangguan
muskuloskletal yang paling sering menyebabkan penurunan
produktivitas kerja dan disabilitas (Sari, 2015).
Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan salah satu
permasalahan kesehatan kerja yang paling umum dan menjadi
penyumbang terbesar angka disabilitas di dunia. Nyeri
punggung bawah (NPB) sebagai salah satu MSDs, masih tetap
menjadi penyebab utama disabilitas sejak tahun 1990 (James,
2018).
NPB (nyeri punggung bawah) seringkali menimbulkan
disabilitas akibat nyeri yang dirasakan terutama pada kalangan
pekerja, sopir seperti sopir bus, truk, taksi maupun orang-orang
pada umumnya. Saat ini, kota-kota besar Indonesia,
transportasi sudah berbasis online yang dikenal dengan istilah
ojek online. Ojek online menawarkan kemudahan, biaya yang
lebih murah, kenyamanan dan keamanan yang lebih terjamin
(Arma, 2019 & Wang, 2017). Peningkatan penggunaan layanan
ojek online akibat kebutuhan masyarakat perkotaan yang tinggi
diperkirakan dapat meningkatkan kejadian NPB (Wati et al.,
2021).
Faktor yang menjadi penyebab timbulnya nyeri pada
punggung bawah seperti posisi yang kurang nyaman atau posisi
yang tidak mendukung sehingga dapat menimbulkan
peregangan yang berlebih, posisi statis dalam waktu yang lama,
gerakan-gerakan seperti membungkuk dan memutar, serta
waktu istirahat yang kurang memadai (Patrianingrum, 2015).
Penyebab nyeri punggung bawah paling sering terjadi karena
duduk terlalu lama, sikap duduk, sikap duduk yang kurang
tepat, dan aktivitas yang melampaui batas (Safitri, 2010).
Durasi berkendara menjadi faktor selanjutnya yang
mempengaruhi kejadian Low Back Pain non spesifik. Sistem
dan manajemen durasi berkendara menjadi salah satu sumber
potensial dari tekanan di tempat kerja. Jika merujuk pada UU
No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pada
pasal 90 ayat (2) dijelaskan waktu kerja bagi pengemudi
kendaraan bermotor umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling lama 8 jam sehari. Sedangkan pada pasal 90 ayat (3)
disebutkan pengemudi kendaraan bermotor umum setelah
mengemudikan kendaraan selama 4 jam berturut-turut wajib
beristirahat paling singkat setengah jam (Satrio, 2020).
b. Faktor Resiko
1) Faktor individu
a) Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang, akan terjadi
degenerasi pada tulang, kepadatan tulang semakin
menurun, sehingga mudah mengalami keluhan
musculoskeletal, hingga menimbulkan nyeri. Pada usia
30 tahun, degenerasi terjadi pada kerusakan jaringan,
penggantian jaringan menjadi jaringan akut, serta
pengurangan cairan, sehingga stabilitas pada tulang dan
otot menjadi berkurang hingga mengalami penurunan
elastisitas pada tulang yang menyebabkan terjadinya
LBP. Kekuatan otot berkurang 25% pada usia 50-60
tahun (Andini, 2015).
b) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya LBP lebih banyak pada wanita
daripada laki-laki. Secara fisiologis, kemampuan otot
wanita lebih rendah daripada pria. Selain itu, wanita
dengan usia kisaran 41-50 yang mulai memasuki masa
menopause terjadi penurunan hormon estrogen yang
mengakibatkan kepadatan tulang berkurang sehingga
beresiko terjadinya LBP. (Alhalabi, 2015; Andini,
2015).
c) Indeks Masa Tubuh (IMT)
Seseorang yang memiliki IMT ≥ 30 akan lebih rentan
terkena LBP. IMT berkaitan erat dengan berat badan.
Semakin meningkat berat badan, maka beban tubuh
juga semakin bertambah. Tulang belakang akan
semakin tertekan sehingga mudah terjadi kerusakan
pada struktur tulang belakang, dan lebih berisiko untuk
terjadinya trauma dan rasa nyeri (Septadina, 2014;
Andini, 2015; Alhalabi, 2015).
d) Merokok
Kebiasaan merokok erat kaitannya dengan kondisi
kesegaran tubuh seseorang, dimana kebiasaan merokok
dapat menurunkan kapasitas paru-paru sehingga
kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun
dan akibatnya kesegaran tubuh juga akan menurun.
Kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran
karbohidrat terhambat dan mengakibatkan tumpukan
asam laktat sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri
pada punggung bagian bawah (Lionel, 2014; Septadina,
2014).
2) Faktor Pekerjaan
a) Beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh individu atau kelompok, selama
periode waktu tertentu dalam keadaan normal.
Pekerjaan yang menggunakan tenaga besar akan
memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot,
tenton, ligamen dan sendi.
b) Durasi atau lama kerja
Durasi atau lama kerja di Indonesia berkisar 6-8 jam per
hari, lamanya waktu kerja dapat mempengaruhi
menurunnya produktivitas karena kelelahan otot,
lamanya waktu kerja mempengaruhi perubahan posisi
kerja tanpa disadari secara perlahan, sehingga dapat
menimbulkan kelainan musculoskeletal berupa
perubahan postur sehingga mengakibatkan nyeri pada
punggung bawah karena perubahan titik tumpu tubuh.
c) Posisi kerja
Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan
jumlah energi yang dibutuhkan dalam bekerja, posisi
janggal adalah posisi yang tidak sesuai pada saat
melakukan pekerjaan sehingga menyebabkan kondisi
transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien
sehingga menimbulkan kelelahan. Yang termasuk posisi
janggal yaitu menggapai, berputar, memiringkan badan,
berlutut, jongkok, dan menjepit dengan tangan. Posisi
ini melibatkan beberapa area tubuh mengalami cedera.
c. Klasifikasi Low Back Pain (LBP)
Menurut Rahmawati., A (2021), klasifikasi LBP
berdasarkan perjalanan kliniknya terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1) Nyeri punggung bawah akut
Nyeri punggung bawah akut terjadi dalam waktu kurang
dari 12 minggu yang ditandai dengan rasa nyeri yang
menyerang secara tiba-tiba. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh.
2) Nyeri punggung bawah kronis
Nyeri punggung bawah kronis terjadi dalam waktu lebih
dari 3 bulan. Rasa nyeri dapat berulang atau kambuh
kembali.
2. Posisi Duduk
a. Definisi
Duduk merupakan suatu sikap tubuh menopang batang
badan pada bagian atas oleh pinggul dan sebagian paha yang
terbatas pergerakannya untuk mengubah posisinya lagi.
Lamanya duduk dan sikap duduk merupakan subtopik yang
erat kaitannya dengan Low Back Pain (LBP) (Harkian ddk,
2014). Posisi duduk merupakan posisi yang santai dan nyaman
bagi tubuh, tetapi ada efek yang di timbulkan apabila posisi
duduk tersebut salah dan berefek pada sistem muskuloskeletal
yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan
muskuloskeletal, karena itu posisi duduk yang ergonomis
sangat di anjurkan supaya tidak terjadi gangguan pada
muskuloskeletal (Sejati, 2019).
b. Macam-macam posisi duduk
Menurut (Sejati, 2019) posisi duduk dapat di bedakan
menjadi beberapa macam, meliputi:
1) Posisi duduk tegak
Posisi duduk tegak merupakan postur duduk dengan posisi
membentuk sudut 90°, dengan tulang punggung tegak tidak
menyandar pada sandaran tempat duduk. Posisi ini
membuat titik tumpu badan berpindah ke pantat atau area
lumbal, aktivitas otot-otot tulang belakang meningkat
karena berusaha supaya tulang belakang tetap tegak.
2) Posisi duduk menyandar
Posisi duduk menyandar merupakan postur duduk dengan
posisi menyandar kursi, posisi ini titik tumpuan berpindah
ke pantat atau area lumbal. Posisi duduk menyandar dapat
mengurangi tekanan discus 25% merupakan posisi duduk
yang paling nyaman, duduk dengan posisi menyandar
merupakan posisi duduk yang mengikuti proporsi duduk.
3) Posisi duduk condong k edepan
Posisi duduk condong ke depan merupakan postur duduk
dengan posisi tulang belakang mencondong ke depan
dengan membentuk sudut sekitar 70°. Posisi leher condong
ke depan dengan badan yang membungkuk dapat
mengakibatkan beban kerja otot berkurang dan
menimbulkan kelainan pada muskuloskeletal jika terus-
menerus dilakukan.
4) Posisi duduk lesehan
Lesehan adalah cara duduk di lantai tanpa alas. Lesehan
bisa
menciptakan suasana duduk yang nyaman dan santai.
banyak dukungan dari barang-barang yang membantu
postur duduk ini, diantaranya karpet, bantal, tikar, dan
kursi, Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk memberikan
kenyamanan bagi orang-orang duduk dengan posisi
lesehan.
Macam-macam posisi duduk lesehan, yaitu:
a) Duduk bersila
Duduk bersila adalah duduk dengan melipat kedua betis
kaki di depan sehingga posisi kaki menyilang.
b) Duduk bersimpuh
Duduk bersimpuh adalah duduk dengan meletakkan diri
ke lantai dan melipat kedua kaki ke belakang sehingga
kedua kaki tersebut sebagai tumpuan badan.
c) Duduk menukuk
Duduk menukuk adalah duduk dengan postur punggung
sampai bahu condong ke depan atau membungkuk dan
lutut di tekuk.
d) Duduk berlunjur (selonjor)
Duduk selonjor adalah duduk dengan posisi kaki di
luruskan ke depan.
Menurut (Khumaerah, 2011) bahwa standar posisi
duduk yang ergonomi adalah sebagai berikut:
a. Dagu ditarik ke dalam
b. Kepala tidak menunduk ke depan (fleksi 5-10 º)
c. Punggung tetap tegak dengan bantalan kursi menopang
punggung bawah
d. Posisi punggung santai dan tidak membungkuk (Lumbal
tetap lordosis)
e. Tibia (betis) tegak lurus dengan lantai
f. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai (85-100 º)
g. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti
posisi duduk anda terlalu tinggi
3. Ergonomi
a. Definisi
Ergonomi merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu
ergo (kerja) dan nomos (hukum) yang dapat diartikan sebagai
hukum atau ilmu tentang pekerjaan. Ergonomi adalah suatu
cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan
manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat
hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman, dan nyaman (Andriani, 2017).
Konsep ergonomi didasarkan pada kesadaran,
keterbatasan kemampuan dan kemampuan manusia. Oleh
karena itu, lingkungan kerja, pekerjaan dan orang-orang yang
terlibat dalam pekerjaan harus seimbang untuk mencegah
cedera dan meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
kenyamanan. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia yang berhubungan dengan pekerjaan. Ringkasnya,
ergonomi adalah adaptasi tugas kerja dengan tubuh manusia
untuk mengurangi stres (Hutabarat, 2017).
Ergonomi merancang sistem di mana metode kerja,
peralatan, mesin, dan lokasi lingkungan kerja sesuai dengan
keterbatasan fisik dan karakteristik pekerja. Semakin baik,
semakin aman dan efisien kerjanya. Prinsip utama ergonomi
adalah keselarasan kerja dengan pekerja, atau "fitting the job to
the worker". Ergonomi menyediakan desain tempat kerja yang
nyaman dan efisien, peralatan dan perlengkapan yang
memenuhi kebutuhan pekerja. Pada akhirnya, desain yang
efektif dapat mengendalikan atau menghilangkan potensi
bahaya, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang sehat
(Mayasari & Saftarina, 2016).
b. Ruang Lingkup Ergonomi
Ruang lingkup ergonomi tidak hanya terbatas pada
pengaturan posisi kerja yang tepat, tetapi juga mencakup
teknologi, antropometri dan desain. Menurut (Pusat Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Departemen Kesehatan RI, 2008)
dalam (Andriani, 2017), menyatakan bahwa ruang lingkup
ergonomi mencakup beberapa aspek keilmuan yaitu:
1) Teknik, yaitu bagaimana melakukan pekerjaan dengan baik
untuk mengurangi risiko cedera akibat ergonomi yang
buruk.
2) Fisik, yaitu penampilan seseorang mencerminkan
keseimbangan antara kemampuan fisik dengan tuntutan
tugas. Ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cedera,
rasa sakit, penyakit, dan hilangnya produktivitas terjadi
ketika tuntutan tugas melebihi kemampuan tubuh.
Sebaliknya, ketika tuntutan tugas kurang dari kemampuan
tubuh akan mengalami understress seperti kebosanan, lesu,
kinerja buruk, dan sakit.
3) Anatomi, yaitu berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian.
4) Antropometri, yaitu suatu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia yang
meliputi ukuran, bentuk dan kekuatan yang nantinya
berfungsi untuk mendesain tempat kerja seseorang.
5) Fisiologi, yaitu yang berkaitan dengan fungsi dan kerja
tubuh, seperti suhu tubuh, oksigen yang diperoleh selama
bekerja, aktivitas otot, dan lain-lain. Desain, yaitu
menciptakan tempat kerja yang cocok bagi karyawan agar
dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman.
c. Tujuan ergonomi
Menururt (Hutabarat, 2017) secara umum tujuan dari
penerapan ergonomi, antara lain:
1) Meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan
mencegah cedera dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan, mengurangi beban kerja fisik dan mental, dan
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan
kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara
tepat, untuk meningkatkan jaminan sosial selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3) Menciptakan keseimbangan yang rasional antara aspek
teknis, ekonomi dan antropologis dari setiap sistem kerja
yang diterapkan untuk menghasilkan pekerjaan dan
kehidupan yang berkualitas.
4. Ojek Online
a. Definisi
Menurut (Annor, 2016), definisi ojek menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sepeda motor
ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang yang
menyewa. Ojek adalah sarana transportasi darat yang
menggunakan kendaraan roda dua untuk mengangkut atau
mengantar penunmpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya.
Transportasi ojek online adalah sistem transportasi umum yang
menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi, seperti
halnya ojek pada umumnya. Ojek online tidak hanya bisa
mengantar orang, mereka juga bisa mengantar jemput barang
pesanan ataupun membeli makanan dan mengantarkannya ke
pelanggan ojek online (Fitriani, 2018). Ojek online adalah
transportasi dari pengembangan ojek konvensional. Pemesanan
pada ojek online bisa melewati aplikasi ojek online yang sudah
tersedia di smartphone (Tumuwe et al, 2018).
b. Perbedaan ojek konvensional dan online
Menurut (Tumuwe et al, 2018) perbedaan ojek
konvensional dan ojek online sebagai berikut:
1) Ojek konvensional
a) Penumpang harus mencari tukang ojek secara manual.
b) Tarifnya berdasarkan kesepakatan penumpang dan
tukang ojek.
c) Pembayaran secara langsung.
2) Ojek online
a) Penumpang dapat memesan melalu aplikasi ojek online
di smartphone.
b) Tarifnya sudah tertera di aplikasi ketika ingin
memesannya dan sesuai dengan jarak tempuh.
c) Pembayaran bisa secara langsung maupun online.
C. Kerangka Berpikir

Faktor resiko Ojek online

Faktor individu Posisi duduk Lama berkendara

Usia
Jenis kelamin
Indeks Massa Tubuh
(IMT) Nyeri Punggung
Merokok Bawah

D. Kerangka Konsep

Durasi lama Nyeri punggung bagian


berkendara bawah
E. Hipotesis
Hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah :
1. H0: Tidak adanya pengaruh durasi lama berkendara terhadap nyeri
punggung bagian bawah pada pengemudi ojek online di pangkalan
ojek online rawamangun.
2. Ha: Adanya pengaruh durasi lama berkendara terhadap nyeri
punggung bagian bawah pada pengemudi ojek online di pangkalan
ojek online rawamangun.

Anda mungkin juga menyukai