Anda di halaman 1dari 16

Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment)

Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode yang dikembangkan
dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau
postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu
metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta
aktifitas pekerja. Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode analisa
lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis adalah seluruh bagian tubuh
pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruhan postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi
potensi terjadinya muskuloskeletal disorders pada tubuh perkerja.

Kelompok A: Penilaian Anggota Tubuh Bagian Leher, Badan, dan Kaki.

Metode REBA ini dimulai dengan melakukan penilaian dan pemberian skor individu
untuk kelompok A (leher, badan, dan kaki).

a. Skoring pada leher


Metode REBA mempertimbangakan kemungkinan dua posisi leher. Pertama, posisi
leher menekuk fleksi antara 0o 20o dan yang kedua posisi leher menekuk fleksi atau
ekstensi > 20o.
Tabel Ilustrasi Posisi Leher dan Skoring

Skor Posisi
1 posisi leher fleksi antara 0o 20o
2 posisi leher fleksi atau ekstensi > 20o
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

Skor hasil perhitungan tersebut kemungkinan dapat ditambah (+1) jika posisi leher
pekerja membungkuk atau memuntir secara lateral.
b. Skoring pada badan
Pekerjaan dengan posisi badan tegak atau tidak, dan kemudian menentukan besar
kecilnya sudut fleksi atau ekstensi dari badan yang diamati, dan memberikan skor
berdasarkan posisi badan, seperti diilustrasikan dengan piktogram pada Tabel berikut:
Tabel Ilustrasi Posisi Badan dan Skoring
Skor Posisi
1 Posisi badan tegak lurus
2 Posisi badan fleksi dan ekstensi: antara 0o 20o
3 Posisi badan fleksi: antara 20o-60o dan ekstensi >20o
4 Posisi badan membungkuk fleksi >60o
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

Skor pada badan ini akan meningkat (+1), jika terdapat posisi badan membungkuk
atau memuntir secara lateral.
c. Skor pada Kaki
Untuk melengkapi skor pada kelompok A, maka selanjutnya adalah mengevaluasi
posisi kaki. Berdasrkan ilustrasi piktogram pada Tabel di bawah ini akan
memungkinkan untuk melakukan penilaian awal pada kaki berdasarkan distribusi
berat badan.

Tabel Ilustrasi Posisi Kaki dan Skoring

Add +2
Skor Posisi
1 Posisi kedua kaki tertopang dengan baik di lantai dalam
keadaan berdiri atau berjalan
2 Salah satu kaki tidak tertopang di lantai dengan baik
atau terangkat
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

Skor pada kaki akan meningkat jika salah satu atau kedua lutut fleksi atau ditekuk.
Kenaikan tersebut mungkin sampai dengan 2 (+2) jika lutut menekuk >60o.

Kelompok B: Penilaian Anggota Tubuh Bagian Atas (Lengan, Lengan Bawah,


dan Pergelangan Tangan)
a. Skoring pada Lengan
Untuk menentukan skor yang dilakukan pada lengan atas, maka harus diukur sudut
antara lengan dan badan. Piktogram pada Tabel di bawah menunjukkan posisi lengan
yang dianggap berbeda, yang bertujuan untuk memberikan pedoman pada saat
melakukan pengukuran.
Tabel Ilustrasi Posisi Lengan dan Skoring

Skor Posisi
1 Posisi lengan fleksi atau ekstensi antara 0o 20o
2 Posisi lengan fleksi antara 21o-45o dan ekstensi >20o
3 Posisi lengan fleksi antara 46o-90o
4 Posisi lengan fleksi >90o
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

Skor untuk lengan harus dimodifikasi, yaitu ditambah (+1) atau dikurangi (-1) jika
bahu pekerja terangkat, jika lengan ditopang selama bekerja.
b. Skoring pada Lengan Bawah
Berikut yang harus dianalisis adalah posisi lengan bawah, skor postur untuk lengan
bawah juga tergantung pada kisaran sudut yang dibentuk oleh lengan bawah selama
melakukan pekerjaan. Piktogram pada Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan
kisaran sudut yang mungkin terjadi.
Tabel Ilustrasi pada Lengan Bawah dan Kisaran Sudut serta Skoring
Skor Posisi
1 Posisi lengan bawah fleksi antara 60o 100o
2 Posisi lengan bawah fleksi <60 atau >100o
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

c. Skoring pada Pergelangan Tangan


Terakhir dari pengukuran pada kelompok B adalah menilai posisi pergelangan tangan.
Piktogram pada Tabel dibawah ini menunjukkan dua posisi yang perlu
dipertimbangkan dalam metode ini.
Tabel Ilustrasi Posisi dan Kisaran Sudut Pergelangan Tangan serta Skoring

Skor Posisi
1 Posisi pergelangan tangan fleksi antara 0o 15o
2 Posisi pergelangan fleksi atau ekstensi >15o
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja.

Skor untuk pergelangan tangan ini akan ditambah dengan 1 (+1), jika pergelangan
tangan saat bekerja mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial (menekuk
ke atas maupun ke bawah).

Skoring Kelompok A dan B


Skor individu yang diperoleh dari posisi leher, badan, dan kaki (kelompok A), akan
memberikan skor pertama berdasarkan Tabel A.

Tabel Skor Awal Untuk Kelompok A


Sumber: REBA Employee Assessment Worksheet

Selanjutnya, skor awal untuk kelompok B berasal dari skor posisi lengan, lengan
bawah dan pergelangan tangan berdasarkan Tabel B.

Tabel Skor Awal Untuk Kelompok B

Sumber: REBA Employee Assessment Worksheet

Skoring Untuk Pembebanan atau Force


Besar kecilnya skor untuk pembebanan atau force akan sangat tergantung dari berat
ringannya beban yang dikerjakan oleh pekerja, penentuan skor didasarkan pada Tabel di
bawah ini yang selanjutnya disebut Skor A.

Tabel Skor untuk Pembebanan atau Force

Skor Posisi
+0 Beban atau force < 5 kg
+1 Beban atau force 5 10 kg
+2 Beban atau force > 10 kg
+1 Pembeban atau force secara tiba-tiba atau mendadak
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja.

Skoring untuk Jenis Pegangan


Jenis pegangan akan dapat meningkatkan skor pada Kelompok B (lengan, lengan
bawah, dan pergelangan tangan), kecuali dipertimbangkan bahwa jenis pegangan pada
kontainer adalah baik. Tabel di bawah menunjukkan kenaikan penerapan pada jenis
pegangan. Setelah itu, skor Kelompok B dapat dimodifikasi berdasarkan jenis pegangan yang
selanjutnya disebut Skor B.

Tabel Skoring untuk Jenis Pegangan Kontainer

Skor Posisi
Pegangan Bagus.
+0 Pegangan kontainer baik dan kekuatan pegangan berada pada posisi
tengah.
Pegangan Sedang.
Pegangan tangan dapat diterima, tetapi tidak ideal atau pegangan
+1
optimum yang dapat diterima untuk menggunakan bagian tubuh
lainnya.
Pegangan Kurang Baik.
+2
Pegangan ini dapat digunakan tetapi tidak diterima.
Pegangan Jelek.
Pegangan ini terlalu dipaksakan, atau tidak ada pegangan atau
+3
genggaman tangan, bahkan tidak dapat diterima untuk menggunakan
tubuh lainnya.
Sumber: Tarwaka (2011), Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja.

Penentuan dan Perhitungan Skor C


Tabel C di bawah ini menunjukkan nilai untuk Skor C yang didasarkan pada hasil
perhitungan dari Skor A dan Skor B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Skor C Terhadap Skor A dan Skor B


Sumber: REBA Employee Assessment Worksheet

Penentuan dan Perhitungan Terakhir Skor REBA


Skor terakhir dari metode REBA ini adalah merupakan hasil penambahan antara
Skor Tabel C dengan peningkatan Aktivitas Otot. Berikut adalah tabel Aktivitas Otot.

Tabel Skoring untuk Jenis Aktivitas Otot

Skor Aktivitas
Satu atau lebih bagian tubuh dalam keadaan statis, misalnya
+1
ditopang untuk lebih dari 1 menit.
Gerakan berulang-ulang terjadi, misalnya repetisi lebih dari 4 kali
+1
per menit (tidak termasuk berjalan)
Terjadi perubahan yang signifikan pada postur tubuh atau postur
+1
tubuh tidak stabil saat bekerja.
Di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah aplikasi metode REBA dan penilaian
pada masing-masing anggota tubuh pada beberapa pekerja di PT.Lembah Karet.
Gambar 1 Pekerja mengangkat karet untuk diseleksi
1. Grup A
a. Skoring pada leher
Posisi leher dengan fleksi >200 dengan skor 2. Ditambah +1 karena posisi
leher pekerja memuntir. Sehingga 2+1= 3
b. Skoring pada badan
Posisi badan pekerja sangat membungkuk dengan fleksi >600 dengan skor 4
c. Skoring pada kaki
Skor pada kaki akan meningkat karena kedua lutut fleksi. Lutut fleksi >600
dengan skor 2(+2) = 4
Jadi, skor grup A = 9

2. Grup B
a. Skoring pada lengan
Posisi lengan fleksi antara 210 450 dengan skor 2, posisi bahu terangkat
dengan nilai (+1), sehingga skor pada lengan menjadi 3
b. Skoring pada lengan bawah
Posisi lengan fleksi antara 600 - 1000 dengan skor 1
c. Skoring pada pergelangan tangan
Posisi tangan fleksi antara 00 - 150 dengan skor 1
Jadi, skor untuk grup B adalah = 3

3. Skoring untuk beban/force


Beban berkisar 5-10 kg dengan nilai +1. Jadi skor untuk beban adalah skor tabel A
+ Skor beban = 9+1 = 10
4. Skoring untuk pegangan
Pekerjaan tidak menggunakan pegangan, jadi skor tabel B + skor pegangan = 3+0
=3

5. Grup C

Skor yang diperoleh dari grup C adalah dengan skor 10. Skor terakhir dari metode
REBA ini adalah merupakan hasil penambahan antara Skor Tabel C dengan
peningkatan Aktivitas Otot. Skor untuk aktifitas otot adalah +1, Terjadi perubahan
yang signifikan pada postur tubuh atau postur tubuh tidak stabil saat bekerja..
Dengan nilai akhir 10 + 1 = 11.
Jadi, skor akhir dalam pekerjaan ini adalah 11, dengan tingkat aksi 4, tingkat
risiko sangat tinggi dan diperlukan tindakan sesegera mungkin
Gambar 2 Pekerja melakukan proses penggilingan karet

6. Grup A
a. Skoring pada leher
Posisi leher dengan fleksi 00-200 dengan skor 1. Posisi leher juga memuntir
dengan skor +1 sehingga skor pada leher menjadi 2
b. Skoring pada badan
Posisi badan pekerja sangat membungkuk dengan fleksi 20 0 - 600 dengan skor
3, posisi badan juga memuntir dengan skor +1. Sehingga skoring pada badan
menjadi 4
c. Skoring pada kaki
Salah satu kaki tidak tertopang di lantai dengan baik/terangkat dengan skor 2
Jadi, skor grup A = 6
7. Grup B
a. Skoring pada lengan
Posisi lengan fleksi antara 460 900 dengan skor 3, lengan di angkat menjauh
dari badan sehingga skor +1, skoring pada lengan menjadi 4
b. Skoring pada lengan bawah
Posisi lengan fleksi antara <600 dengan skor 2
c. Skoring pada pergelangan tangan
Posisi tangan fleksi antara 00 - 150 dengan skor 1
Jadi, skor untuk grup B adalah = 5

8. Skoring untuk beban/force


Beban berkisar 5-10 kg dengan nilai +1. Jadi skor untuk beban adalah skor tabel A
+ Skor beban = 6+1 = 7
9. Skoring untuk pegangan
Pekerjaan tidak menggunakan pegangan, jadi skor tabel B + skor pegangan = 5+0
=5

10. Grup C
Skor yang diperoleh dari grup C adalah dengan skor 9. Skor terakhir dari metode
REBA ini adalah merupakan hasil penambahan antara Skor Tabel C dengan
peningkatan Aktivitas Otot. Skor untuk aktifitas otot adalah +1 terjadi gerakan
berulang lebih dari 4 kali saat memindahkan karet yang sudah digiling dalam 1
menit. Dengan nilai akhir 9 + 1 = 10.
Jadi, skor akhir dalam pekerjaan ini adalah 10, dengan tingkat aksi 3, tingkat
risiko tinggi dan diperlukan tindakan segera.
Gambar 3. Pekerja memindahkan gulungan karet basah untuk dijemur

11. Grup A
a. Skoring pada leher
Posisi leher dengan fleksi 00-200 dengan skor 1.
b. Skoring pada badan
Posisi badan pekerja fleksi 00-200 dengan skor 2.
c. Skoring pada kaki
Posisi kedua kaki tertopang dengan baik di lantai dalam keadaan berjalan
dengan skor 1
Jadi, skor grup A = 2
12. Grup B
a. Skoring pada lengan
Posisi lengan ekstension >200 dengan skor 2
b. Skoring pada lengan bawah
Posisi lengan fleksi antara <600 dengan skor 2
c. Skoring pada pergelangan tangan
Posisi tangan fleksi antara 00 - 150 dengan skor 1
Jadi, skor untuk grup B adalah = 2

13. Skoring untuk beban/force


Beban berkisar >10 kg dengan nilai +2. Jadi skor untuk beban adalah skor tabel A
+ Skor beban = 1+2 = 3
14. Skoring untuk pegangan
Pekerjaan dalam memindahkan karet menggunakan alat dengan kondisi pegangan
yang baik, kekuatan pegangan berada pada posisi tengah dengan skor +0, jadi skor
tabel B + skor pegangan = 2+0 = 2

15. Grup C
Skor yang diperoleh dari grup C adalah dengan skor 3. Skor terakhir dari metode
REBA ini adalah merupakan hasil penambahan antara Skor Tabel C dengan
peningkatan Aktivitas Otot. Skor untuk aktifitas otot +1 dengan aktifitas tangan
statis lebih dari 1 menit. Dengan nilai akhir 3 + 1 = 4.
Jadi, skor akhir dalam pekerjaan ini adalah 4, dengan tingkat aksi 2, tingkat risiko
sedang dan diperlukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai