Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS POSTUR KERJA

Disusun oleh :

Mhd Imam Prakasa 160403006


Reza Agustian 160403032
Agung Triono 160403039

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2018
1. Latar Belakang
Dalam dunia industri, peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih
dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat
manual (mayoritas berupa manual material handling). Aktivitas manusia seperti
ini dapat menyebabkan problem ergonomi yang sering dijumpai di tempat kerja
khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam
melakukan pekerjaannya atau biomekanika yang disebut gangguan
muskuloskeletal yang sering disebut Muskuloskeletal Disorder (MSD) atau
penegangan otot bagi pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang
secara terus-menerus.
Keluhan MSD yang sering timbul pada pekerja industri antara lain nyeri
pada punggung, nyeri pada leher, nyeri pada pergelangan tangan, nyeri pada siku,
dannyeri pada kaki.
Ada empat faktor yang dapat meningkatkan timbulnya MSD, yaitu:
a. postur yang tidak alamiah;
b. tenaga yang berlebihan;
c. pengulangan berkali-kali; dan
d. lamanya waktu kerja.
Level MSD dari yang paling ringan hingga yang berat akan menggangu
konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas. Untuk itu diperlukan suatu upaya pencegahan dan
minimalisasi timbulnya MSD di lingkungan kerja.Upaya ini dapat diwujudkan
melalui analisis postur kerja.Ada berbagai macam metode analisis postu kerja
seperti RULA, REBA, OWA, Strain Index, MANTRA, OCRA, dan QEC. Dari
hasil analisis postur kerja ini selanjutnya akan diperoleh rekomendasi perbaikan
yang perlu dilakukan.
Dengan upaya pencegahan terhadap MSD melalui analisa postur kerja ini
diharapkan diperoleh manfaat berupa penghematan biaya, peningkatan
produktivitas dan kualitas kerja serta peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan
kepuasan kerja karyawan.
2. Analisis Postur Kerja : RULA
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode survey yang
dikembangkan untuk penyelidikan ergonomic tentang tempat kerja dimana ada
kaitannya dengan gangguan anggota tubuh bagian atas.Metode ini tidak
membutuhkan suatu peralatan untuk menentukan postur dari leher, punggung, dan
anggota gerak bagian atas selama menggunakan fungsi dari otot, dan pembebanan
eksternal yang mempengaruhi tubuh.
RULA(Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan
kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling,
beban eksternal yang ditopang olehtubuh serta aktifitas pekerja
Faktor-faktor resiko selama investigasi dideskripsikan sebagai faktor
pembebanan eksternal yang terdiri dari :
a. Urutan gerakan
b. Kerja otot statik
c. Gaya
d. Postur kerja yang ditentukan oleh peralatan dan furnitur
e. Waktu kerja tanpa istirahat

2.1. Prosedur
Pengembangan dari rapid upper limb assessment melalui 3 buah tahapan,
yaitu pertama adalah merekam posisi kerja, kedua adalah penggunaan dari sistem
skor, yang ketiga adalah penentuan level untuk mengetahui tingkat resiko yang
ada bagi tubuh dan menentukan perbaikan apa yang disarankan.

2.1.1. Pengembangan untuk pencatatan postur tubuh


Untuk menghasilkan suatu metode yang mudah digunakan maka tubuh
dibagi ke dalam 2 segmen yaitu group A dan group B. Group A terdiri dari lengan
bagian atas dan bawah termasuk wrist. Sedangkan group B terdiri dari leher,
punggung, dan kaki, semua bagian tubuh dari group B digunakan untuk
memastikan bahwa ada kemungkinan bagian tubuh tersebut mempengaruhi postur
tubuh saat bekerja.
Pemberian nilai untuk posisi tubuh dari masing-masing group adalah sebagai
berikut :
Grup A terdiri dari beberapa posisi yaitu sebagai berikut :
a. Posisi lengan atas
Untuk skor setiap gerakan posisi lengan atas dapat di lihat pada Tabel 2.1
Jika bahu terangkat dan lengan bawah mendapat tekanan maka skor ditambah 1,
dan bila posisi operator bersandar dan lengan ditopang maka skor dikurangi 1.

Tabel 2.1 Posisi Lengan Atas


Skor Gerakan
1 Lengan atas membentuk sudut 20o
2 Lengan atas membentuk sudut 20o-45o
3 Lengan atas membentuk sudut 45o-90o
4 Lengan atas membentuk sudut >90o

Gambar 2.1. Pergerakan legan atas (a) postur alamiah (b) Ppostur extension
den fexion (c) postur lengan atas fexion
b. Posisi lengan bawah
Untuk skor setiap gerakan posisi lengan bawah dapat dilihat pada Tabel 2.2
Jika lengan bawah bekerja menyilang di depan tubuh atau berada di samping
tubuh maka skor ditambah 1.

Tabel 2.2. Posisi Lengan Bawah


Skor Gerakan
1 Lengan atas membentuk sudut 60o-100o
2 Lengan atas membentuk sudut kurang dari 60o atau lebih dari 100o

Gambar 2.2. Range pergerakan lengan bawah

c. Posisi tekukan telapak tangan dan Posisi Telapak Tangan yang


Mengalami Tekukan dan Putaran
Penentuan posisi wrist atau tekukan telapak tangan berdasarkan issu
kesehatan dan keselamatan dapat di lihat pada Tabel 2.3 dan 2.4.Jika telapak
tangan mengalami tekukan pada deviasi ulnar dan radial maka skor ditambah 1
Posisi untuk telapak tangan yang mengalami tekukan dan perputaran.
Tabel 2.3. Posisi tekukan telapak tangan
Skor Gerakan
1 Jika telapak tangan berada posisi netral
2 Jika telapak tangan membentuk sudut 0o-15o
3 Jika telapak tangan tertekuk membentuk sudut lebih dari
15o

Gambar 2.3. Range pergerakan telapak tangan

Tabel 2.4. Posisi telapak tangan yang mengalami tekukan dan putaran
Skor Gerakan
1 Bila telapak yang tertekuk berputar di posisi tengah
2 Bila telapak tangan tertekuk didekat atau diakhiri dari putaran

Gambar 2.4. Range pergerakan putaran pergelangan tangan


Grup B terdiri dari beberapa posisi yaitu sebagai berikut :
a. Posisi dari leher
Untuk skor setiap gerakan posisi leher dapat di lihat pada Tabel 2.5. Jika
leher operator banyak menoleh kesamping kiri atau kanan dan tertekuk kesamping
kiri dan kanan maka skor ditambah 1

Tabel 2.5. Posisi leher


Skor Gerakan
1 Jika leher membentuk sudut 0o-10o
2 Jika leher membentuk sudut 10o-20o
3 Jika leher membentuk sudut >20o
4 Jika leher melakukan posisi mendengak atau menunduk

Gambar 2.5. Range pergerakan leher

+1 jika leher di putar atau posisi miring, dibengkokan ke kanan atau kiri

Gambar 2.6. Range pergerakan leher jika di putar mirring atau di


bengkokkan kesamping
b. Posisi punggung
Untuk skor setiap gerakan posisi punggung dapat di lihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Posisi punggung
Skor Gerakan
1 Jika operator duduk atau disangga dengan baik oleh
pinggul punggung yang membentuk sudut 90o atau
lebih
2 Jika punggung membentuk sudut 0o-20o
3 Jika punggung membentuk sudut 20o-60o
4 Jika punggung membentuk sudut 60o

Gambar 2.7. Range pergerakan punggung

Gambar 2.8. Range pergerakan punggung yang diputar atau di bengkokkan


c. Posisi kaki
Untuk skor setiap gerakan posisi kaki dapat di lihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Posisi kaki


Skor Gerakan
1 Jika paha dan kaki disangga dengan baik pada saat duduk dan tubuh
selalu dalam keadaan seimbang
2 Jika dalam posisi berdiri dimana berat tubuh didistribusikan merata
ke kedua kaki
3 Jika paha dan kaki tidak sangga dan titik berat tubuh tidak seimbang

Gambar 2.9. Range pergerakan kaki

2.1.2. Pengembangan sistem skor untuk penggolongan bagian tubuh


Rekaman video yang dihasilan oleh kelompok A dan B diamati dan
ditentukan skor untuk masisng-masing postur. Kemudian skor tersebut
dimasukkan ke dalam tabel Antuk memperoleh skor A dan tabel B untuk
memporoleh skor B
Tabel 2.8. Skor postur kelompok A

Tabel 2.9. Skor postur kelompok B


Sistem penskoran dengan melibatkan otot dan tenaga yang digunakan.
Skor untuk penggunaan otot:
+1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit ) atau penggunaan
postur berulang sebanyak 4 kali dalam waktu 1 menit.

Skor untuk penggunaan tenaga (beban), yaitu sebagai berikut :


Tabel 2.10. Skor penggunaan beban
Skor Gerakan
0 Bila beban kurang dari 2kg
1 Bila beban antara 2kg-10kg (sesekali)
2 Bila beban antara 2kg-10kg (perulangan)
3 Bila beban lebih dari 10 kg (perulangan ataupun sesekali)
4 Bila beban lebih dari 10kg atau perulangan atau beban kejut

Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B
diukur dan dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan
dengan skor yang berasal dari tabel A dan B, yaitu :
Skor A + skor penggunaan otot + Skor tenaga = Skor C
Skor B + skor penggunaan otot + Skor tenaga = Skor D
Atau secara bagan dapat disajika sebagai berikut:

Gambar 2.10. Bagan penelitian RULA


Setelah didapatkan nilai dari score C dan score D maka kemudian
dimasukkan kedalam Tabel Grand Score yang kemudian didapatkan skor yang
ada di dalam table tersebut.
Tabel 2.11. Tabel Grand Score

Level 1, skor akhir menunjukkan nilai 1-2 yang mengindikasikan bahwa


posturtersebut dapat diterima dan tidak memerlukan perbaikan untuk
jangka waktu yang lama.
Level 2, skor akhi rmenunjukkan nilai 3-4 mengindikasikan
membutuhkaninvestigasi dan perubahan terhadap postur kerja mungkin
dapat dilakukan.
Level 3, skor akhir menunjukkan nilai 5-6 yang berarti investigasi dan
perubahan postur kerja harus dilakukan secepatnya.
Level 4, skor akhir menunjukkan nilai akhir 7 yang mengindikasikan dan
perubahan harus dilakukan dengan segera.

3. Studi Kasus
Studi kasus yang kami lakukan menggunakan UKM sebagai objek
penelitian.
3.1. Gambaran Umum UKM
UKM ini bernama Pabrik Opak Ubi. UKM ini terletak di Jalan Tuntungan I,
Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.UKM ini bergerak dalam
bidang produksi makanan.UKM ini didirikan oleh Bapak Ginting.
UKM ini memiliki ±20 orang karyawan yang memiliki tugasnya masing-
masing. Setiap harinya UKM ini mampu memproduksi 4 ton ubi/hari.UKM ini
buka mulai dari hari Senin s.d.Sabtu pukul 08.00 s.d. 17.00 WIB.UKM ini
memiliki 6 stasiun kerja antara lain stasiun pengupasan, stasiun perebusan ubi,
stasiun penggilingan, stasiun pencetakan, dan stasiun penjemuran, dan stasiun
pengemasan. Dalam hal ini kami menganalisis di stasiun pengupasan ubi.

3.2. Stasiun Pengupasan


Di dalam stasiun pengupasan terdapat 8 orang pekerja dengan waktu yang
sama.
Pekerja Pengupasan
Nama : Leli Anggraini
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jam Kerja : Pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB
Tabel 8. Proses Pengupasan Ubi
Elemen
No. Foto
Kegiatan
1. Mengambil ubi
dari tumpukan.

2. Memotong
ujung ubi.
Tabel 8. Proses Pengupasan Ubi (Lanjutan)
Elemen
No. Foto
Kegiatan
3. Mengupas kulit
ubi.

4. Meletakkan ubi
yang sudah siap
dikupas kedalam
wadah.
4. Titik Ekstrim
Titik ekstrim yang didapat dari proses pengupasan ubi adalah sebagai
berikut.

Gambar 12. Titik Ekstrim

Keterangan :
Bagian leher
Bagian punggung
Bagian kaki
Bagian lengan atas
Bagian lengan bawah
Bagian pergelangan tangan
5. Keluhan pada Bagian Tubuh
Berikut data hasil pengisian kuisioner keluhan pada bagian tubuh yang telah
kami berikan kepada pekerja .
Tabel 9. Keluhan pada Bagian Tubuh Pekerja
Tidak Agak Sangat
No. Jenis Keluhan Sakit Skor
Sakit Sakit Sakit
0 Sakit kaku di leher bagian atas 1
1 Sakit kaku di leher bagian bawah 2
2 Sakit di bahu kiri 1
3 Sakit dibahu kanan 3
4 Sakit lengan atas kiri 2
5 Sakit dipunggung 3
6 Sakit lengan atas kanan 3
7 Sakit pada pinggang 4
8 Sakit pada bokong 3
9 Sakit pada pantat 3

10 Sakit pada siku kiri 3

11 Sakit pada siku kanan 3

12 Sakit pada lengan bawah kiri 2


13 Sakit pada lengan bawah kanan 3
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 3
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 3

16 Sakit pada tangan kiri 3

17 Sakit pada tangan kanan 3

18 Sakit pada paha kiri 1


19 Sakit pada paha kanan 1
Tabel 9. Keluhan pada Bagian Tubuh Pekerja (Lanjutan)
Tidak Agak Sangat
No. Jenis Keluhan Sakit Skor
Sakit Sakit Sakit
20 Sakit pada lutut kiri 1

21 Sakit pada lutut kanan 1

22 Sakit pada betis kiri 1

23 Sakit pada betis kanan 1

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1

25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1

26 Sakit pada kaki kiri 1

27 Sakit pada kai kanan 1


6. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari analisis/penelitian yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut.

+2

+2
+2

+1

+3
+1

3 +2

+1
0

+1
+1

4 4 4
DAFTAR PUSTAKA

Pandanwangi.2009. Rapid Entire Body Assessment (REBA). http://nur

w.blogspot.co.id/2009/05/rapid-entire-body-assessment-reba.html, 29

November 2016.

Tulisan K3LH. 2011. Analisis Postur Kerja.http://ergonomi

fit.blogspot.co.id/2011/03/analisis-postur-kerja.html, 29 November 2016.

Tulisan K3LH. 2011.Analisis Postur Kerja : REBA. http://ergonomi

fit.blogspot.co.id/2011/03/analisis-postur-kerja-reba.html, 29 November

2016.

Anda mungkin juga menyukai