Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN ERGONOMI METODE ROSA PADA PEKERJAAN


APOTEKER INSTALASI FARMASI KLINIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lanjutan

Dosen Pengampu:
Ekawati Wasis Wijayati, S.KM., M.Kes.

Disusun Oleh:

Eka Faisal Abianto


70121003

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin pesat, kebutuhan akan teknologi informasi juga
semakin meningkat. Teknologi informasi tidak bisa lepas dalam kehidupan manusia. Pada
dunia kerja, perusahaan dituntut untuk menerapkan teknologi informasi dalam berbagai
proses bisnisnya agar dapat bersaing dengan kompetitornya. Salah satu tempat yang
membutuhkan teknologi informasi yaitu pada Klinik kesehatan (Khairul & Anggarini, 2023).
Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
(Permenkes RI, 2014 dalam Sofica dkk, 2019). Pada klinik kesehatan tentunya terdapat suatu
bagian yang memiliki peran yang penting, salah satunya adalah bagian Farmasi Klinik. Pada
Farmasi klinik terdapat beberapa orang apoteker yang sesekali melakukan pekerjaannya di
depan monitor. Perlu diketahui bahwa kegiatan menatap layar computer atau laptop dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini juga berpengaruh pada postur tubuh pekerja. Posisi tubuh
yang salah dapat menyebabkan suatu keluhan pada bagian tubuh yang disebut sebagai
penyakit akibat kerja. Penyakit Akibat Kerja dapat didefinisikan sebagai suatu penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Salawati, 2015). Salah satu penyakit akibat
kerja yang sering dialami oleh tenaga kerja yaitu Musculosceletal disorder (MSDs) (Rahman,
2017).
Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala atau gangguan
yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem syaraf, struktur
tulang, dan pembuluh darah. Salah satu factor penyebab MSDs yaitu factor postur tubuh.
Postur merupakan posisi ketika seseorang dapat menahan tubuh dengan baik dan benar saat
berdiri dan duduk. Postur kerja dapat diukur menggunakan metode Rapid Office Strain
Assessment (ROSA) (Hutabarat, 2017)..
Rapid Office Strain Assessment (ROSA) merupakan salah satu metode pada office
ergonomics, dimana penilaiannnya dirancang untuk mengukur risiko yang terkait dengan
penggunaan komputer serta untuk menetapkan tingkat tindakan perubahan berdasarkan
laporan dari ketidaknyamanan pekerja (Sonne dkk. dalam Damayanti, 2014). Faktor-faktor
risiko tersebut diberi nilai yang meningkat dari mulai 1 sampai 3. Pada nilai akhir ROSA
akan diperoleh nilai yang berkisar antara 1 sampai 10. Apabila nilai akhir yang diperoleh
lebih besar dari 5 maka dianggap berisiko tinggi dan harus dilakukan pengkajian lebih lanjut
ada tempat kerja yang bersangkutan (Sonne dkk. dalam Damayanti, 2014). Pada metode
ROSA ada 3 bagian yang diteliti. Beberapa bagian yang dihitung dalam metode ini adalah
sebagai berikut :

A. Bagian A

1. Tinggi Kursi dan Kedalaman Pan Kursi


 Skor 1 jika lutut membentuk sudut 90⁰
 Skor 2 jika lutut membentuk sudut < 90⁰, hal itu juga mengartikan bahwa kursi
terlalu rendah
 Skor 2 jika lutut membentuk sudut > 90⁰, yang mengartikan bahwa kursi terlalu
tinggi bagi pekerja tersebut
 Skor 3 jika kaki tidak menapak ke lantai
 Tambahkan 1 jika area duduk sempit atau tidak leluasa
 Tambahkan 1 jika kursi tidak dapat di sesuaikan tingginya
2. Lebar Dudukan
 Skor 1 jika jarak lutut dan ujung kursi 3 inch
 Skor 2 jika jarak lutut dan ujung kursi lebih atau kurang dari 3 inch
 Tambahkan 1 jika kursi tidak dapat disesuaikan kondisi tersebut
3. Sandaran Tangan
 Skor 1 jika siku dapat tersangga dengan baik dan sejajar dengan bahu
 Skor 2 jika siku terlalu tinggi atau terlalu turun atau tidak adanya penyangga
lengan
 Tambahkan 1 jika kondisi penyangga terlalu lebar
 Tambahkan 1 jika kondisi sandaran tidak dapat di adjust
 Tambahkan 1 jika kondisi sandaran keras dan mudah rusak
4. Sandaran Punggung
 Skor 1 jika sandaran punggung mampu menyangga seluruh punggung (sudut 95-
110⁰)
 Skor 2 jika tidak ada sandaran tulang punggung atau hanya menyangga sebagian
punggung saja
 Skor 2 jika ada sandaran punggung namun sudut yang dibentuk lebih dari 110⁰
atau kurang dari 95⁰
 Skor 2 jika Tidak ada sandaran punggung sama sekali
 Tambahkan 1 jika permukaan meja terlalu tinggi
 Tambahkan 1 jika sandaran tidak dapat di adjust

Gambar 1.1. Posisi penilaian metode ROSA untuk posisi duduk dan kursi

B. Bagian B

1. Posisi Monitor
 Skor 1 jika jarak pekerja 40-75 cm dengan monitor
 Skor 2 jika monitor terlalu rendah (membentuk sudut < 30⁰) & tambahkan 1 jika
terlalu jauh
 Skor 3 jika monitor posisinya terlalu tinggi sehingga kepala menghadap agak ke atas
(extension)
 Tambahkan 1 jika leher dipaksa memutar
 Tambahkan 1 jika ada pantulan cahaya ke layar (silau)
 Tambahkan 1 jika tidak ada dokumen holder
2. Posisi Telepon
 Skor 1 jika pekerja menelepon menggunakan headset atau jika pun mengangkat
telepon hanya dengan tangan satu tangan dan posisi leher netral
 Skor 2 jika jarak telepon dengan pekerja > 30 cm
 Tambahkan 2 jika telepon ditopangkan pada leher dan bahu saat menelepon
 Tambahkan 1 jika tangan tidak bebas menggenggam telepon

C. Bagian C

 Posisi Mouse
 Skor 1 jika posisi mouse sejajar dengan bahu
 Skor 2 jika letak mouse jauh sehingga perlu usaha untuk menjangkaunya
 Tambahkan 2 jika letak mouse dan keyboard tidak pada satu permukaan
 Tambahkan 1 jika posisi saat menggenggam mouse menekuk
 Tambahkan 1 jika ada sandaran mouse (palmrest)
 Posisi Keyboard
 Skor 1 jika pergelangan lurus dan bahu rileks
 Skor 2 jika pergelangan terangkat <15⁰ dan posisi keyboard miring
 Tambahkan 1 jika membentuk deviasi atau serong (miring)
 Tambahkan 1 jika keyboard terlalu tinggi sehingga bahu terangkat
 Tambahkan 1 jika posisi keyboard melebihi kepala
 Tambahkan 1 jika permukaan meja tidak adjustable
Gambar 1.2 : Penilaian metode ROSA untuk posisi monitor, telepon, mouse dan keyboard

 Untuk beberapa bagian (monitor, telepon, mouse dan keyboard) juga mempertimbangkan
durasi yang dirinci sebagai berikut
 Jika bekerja terus menerus > 1 jam atau 4 jam/ hari maka skor ditambah 1
 Jika bekerja terus menerus antara 30 menit – 1 jam atau 1-4 jam/ hari maka
ditambahkan 0
 Jika bekerja terus menerus < 30 menit atau < 1 jam/ hari maka skor dikurangi 1
Gambar 1.3 . Contoh perhitungan tabel metode ROSA
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pekerjaan yang akan di analisis yaitu seorang Apoteker Instalasi Farmasi Klinik yang
sedang melakukan pekerjaan di meja kerjanya dengan durasi 7 jam selama 6 hari kerja.

2.1 Metode ROSA

a. Bagian A (Posisi duduk/tinggi kursi, lebar dudukan, sandaran tangan, dan


sandaran punggung)

Posisi duduk/tinggi Sandaran tangan


Lebar dudukan Sandaran Punggung
kursi

Berdasarkan pengamatan pada bagian tubuh A didapatkan hasil pada gambar di atas,
pada posisi duduk/tinggi kursi atas memiliki skor 2 karena lutut membentuk sudut <90⁰
dan mendapatkan tambahan skor 1 karena kursi tidak dapat di sesuaikan tingginya maka
diperoleh skor 3. Pada lebar dudukan mendapatkan skor 1 karena jarak lutut dengan ujung
dudukan 3 Inch. Posisi sandaran tangan siku terlalu turun atau tidak adanya penyangga
lengan maka mendapat skor 2, sedangkan kondisi sandaran tidak dapat di adjust maka
mendapat tambahan skor 1 maka diperoleh skor 3. Terdapat sandaran punggung namun
sudut yang dibentuk kurang dari 95⁰ mendapat nilai skor 2.
b. Bagian B (Penggunaan Monitor dan Penggunaan Telepon)

Penggunaan Monitor Penggunaan Telepon

Berdasarkan pengamatan pada bagian tubuh B didapatkan hasil pada gambar di atas,
pada penggunaan monitor memiliki skor 1 karena jarak dengan monitor 45-70 cm. Pada
penggunaan telepon mendapatkan skor 1 karena pekerja mengangkat telepon dengan satu
tangan dan posisi leher netral .

c. Bagian C (Penggunaan Mouse dan Penggunaan Keyboard)

Penggunaan Mouse Penggunaan Keyboard

Berdasarkan pengamatan pada bagian tubuh C didapatkan hasil pada gambar di atas,
pada posisi penggunaan mouse memiliki skor 1 karena posisi mouse sejajar dengan bahu
dan mendapat tambahan skor 1 karena terdapat sandaran mouse (palmrest), maka dari itu
pada penggunaan mouse diperoleh skor 2. Pada penggunaan keyboard mendapatkan skor
1 karena pergelangan lurus dan bahu rileks.

Pada aspek penghitungan ROSA pada pekerjaan ini nilai durasi kerja mendapat skor
tambahan 1 karena dilakukan >1 jam atau 4 Jam/hari.

Perhitungan Grand Skor ROSA


1. Skor Bagian A

Arm Rest and Back Support


2 3 4 5 6 7 8 9
2 2 2 2 4 5 6 7 8
Seat Pan Height

3 2 2 2 4 5 6 7 8
4 3 3 3 4 5 6 7 8
/depth

5 4 4 4 4 5 6 7 8
6 5 5 5 5 6 7 8 9
7 6 6 6 7 7 8 8 9
8 7 7 7 8 8 9 9 9

Pada perhitungan bagian A menunjukaan skor 4. Pada bagian ini nantinya akan
ditambahkan aspek durasi pekerjaan seorang apoteker instalasi farmasi klinik
ditambah 1 point karena pekerjaan dilakukan >1 jam atau 4 Jam/hari. Maka nilai skor
bagian A untuk penghitungan akhir menjadi 5.

2. Skor Bagian B

Monitor
0 1 2 3 4 5 6 7
0 1 1 1 2 3 4 5 6
1 1 1 2 2 3 4 5 6
2 1 2 2 3 3 4 6 7
Phone

3 2 2 3 3 4 5 6 8
4 3 3 4 4 5 6 7 8
5 4 4 5 5 6 7 8 9
6 5 5 6 7 8 8 9 9

Pada perhitungan bagian B menunjukaan skor 1. Pada bagian ini berisi skor
penggunaan monitor dan penggunaan telepon dari apoteker instalasi farmasi klinik.
3. Skor Bagian C

Keyboard
0 1 2 3 4 5 6 7
0 1 1 1 2 3 4 5 6
1 1 1 2 3 4 5 6 7
2 1 2 2 3 4 5 6 7
Mouse

3 2 3 3 3 5 6 7 8
4 3 4 4 5 5 6 7 8
5 4 5 5 6 6 7 8 9
6 5 6 6 7 7 8 8 9
7 6 7 7 8 8 9 9 9

Pada perhitungan bagian C menunjukaan skor 2. Pada bagian ini berisi skor
penggunaan mouse dan penggunaan keyboard dari apoteker instalasi farmasi klinik

4. Skor Monitor And Periperals (Kombinasi Skor Bagian B dan C)

Mouse and Keyboard


1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Monitor & Telephone

2 2 2 3 4 5 6 7 8 9
3 3 3 3 4 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 7 8 9
5 5 5 5 5 5 6 7 8 9
6 6 6 6 6 6 6 7 8 9
7 7 7 7 7 7 7 7 8 9
8 8 8 8 8 8 8 8 8 9
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Pada perhitungan skor kombinasi bagian B dan bagian C diperoleh skor 2.


5. ROSA FINAL SCORE

Peripherals & Monitor


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 3 3 3 4 5 6 7 8 9 10
4 4 4 4 4 5 6 7 8 9 10
Chair

5 5 5 5 5 5 6 7 8 9 10
6 6 6 6 6 6 6 7 8 9 10
7 7 7 7 7 7 7 7 8 9 10
8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 10
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Penentuan Tingkat Aksi Berdasarkan Grand Skor


Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil skor ROSA sebesar 5, hal ini
berarti tempat seorang Apoteker instalasi farmasi klinik bekerja memiliki risiko yang
masih dapat diterima karena tidak lebih besar dari 5. Perubahan baik dari tempat
duduk/ tinggi kursi, lebak dudukan, sandaran tangan, sandaran punggung, jarak
monitor, telepon, mouse dan juga keyboard harus segera disesuaikan pada tempat
kerja seorang Apoteker instalasi farmasi klinik. Hal ini dikarenakan tingkat risiko
berada pada ambang batas penerimaan risiko yaitu pada skor 5.
Sikap atau postur tubuh yang dilakukan oleh pekerja ini jika dilakukan secara
terus-menerus dapat menyebabkan nyeri pada punggung dan lutut. Maka untuk postur
pekerja bisa diperbaiki dengan mengubah posisi menjadi duduk lebih tegak dengan
bersandar pada sandaran kursi agar tidak menyebabkan masalah punggung dan lutut
kaki (Tarwaka, 2015).
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat ditarik suatu


kesimpulan bahwa tempat kerja pada pekerjaan Apoteker Instalasi Unit Farmasi
Klinik ini masih mempunyai resiko yang bisa diterima. Hasil skor ROSA sebesar 5,
Akan tetapi, perubahan baik dari tempat duduk/ tinggi kursi, lebak dudukan, sandaran
tangan, sandaran punggung, jarak monitor, telepon, mouse dan juga keyboard harus
segera disesuaikan pada tempat kerja seorang Apoteker instalasi farmasi klinik. Hal
ini dikarenakan tingkat risiko berada pada ambang batas penerimaan risiko yaitu pada
skor 5.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, R. H., Iftadi, I., & Astuti, R. D. (2014). Analisis Postur Kerja pada PT. XYZ
menggunakan Metode ROSA (Rapid Office Strain Assessment).
Hutabarat, J. (2017). Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi.
Khairul, M., & Anggarini, T. (2023). Analisis Strategi Mempertahankan Loyalitas Dan
Semangat Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada
Wifi Indihome Medan). Media Bina Ilmiah, 17(7), 1605-1612.

Rahman, A. (2017). Analisis Postur Kerja dan Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan
Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada Pekerja Beton Sektor Informal di Kelurahan
Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2017. (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), 13(3), 1576–1580.

Sofica, V., Agista, S. T., Ningsih, R., & Septiani, M. (2019). Aplikasi Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan Online pada Klinik Mulya Medika menggunakan Waterfall. Bianglala
Informatika, 7(1), 43-49.
Tarwaka. 2004. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Manajemen dan Implmentasi K3 di
Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Anda mungkin juga menyukai