Anda di halaman 1dari 32

Kelompok 4

Pengukuran RULA dan REBA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
RULA

RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode


survey yang dikembangkan untuk penyelidikan ergonomic
tentang tempat kerja dimana ada kaitannya dengan gangguan
anggota tubuh bagian atas. Metode ini tidak membutuhkan
suatu peralatan untuk menentukan postur dari leher, punggung,
dan anggota gerak bagian atas selama menggunakan fungsi
dari otot, dan pembebanan eksternal yang mempengaruhi tubuh
Faktor-faktor resiko selama investigasi
dideskripsikan sebagai faktor pembebanan
eksternal yang terdiri dari :
a. Urutan gerakan
b. Kerja otot statik
c. Gaya
d. Postur kerja yang ditentukan oleh peralatan
dan furnitur
e. Waktu kerja tanpa istirahat
Pengembangan dari rapid upper limb assessment
Pengembangan dari rapid upper limb assessment melalui 3
buah tahapan, yaitu pertama adalah merekam posisi kerja,
kedua adalah penggunaan dari sistem skor, yang ketiga
adalah penentuan level untuk mengetahui tingkat resiko yang
ada bagi tubuh dan menentukan perbaikan apa yang
disarankan .
Pengembangan untuk pencatatan postur tubuh
Untuk menghasilkan suatu metode yang mudah digunakan maka tubuh
dibagi ke dalam 2 segmen yaitu group A dan group B. Group A terdiri
dari lengan bagian atas dan bawah termasuk wrist. Sedangkan group
B terdiri dari leher, punggung, dan kaki, semua bagian tubuh dari group
B digunakan untuk memastikan bahwa ada kemungkinan bagian tubuh
tersebut mempengaruhi postur tubuh saat bekerja.
Group A
Posisi lengan atas
Untuk skor setiap gerakan posisi lengan Posisi lengan bawah
atas dapat di lihat pada Tabel dibawah, Untuk skor setiap gerakan posisi lengan
Jika bahu terangkat dan lengan bawah bawah dapat dilihat pada Tabel dibawah
mendapat tekanan maka skor ditambah 1, Jika lengan bawah bekerja menyilang di
dan bila posisi operator bersandar dan depan tubuh atau berada di samping
lengan ditopang maka skor dikurangi 1. tubuh maka skor ditambah 1.

Skor Gerakan Skor Gerakan

1 Lengan atas membentuk sudut 20o 1 Lengan atas membentuk sudut 60o-100o
2 Lengan atas membentuk sudut 20o-45o
2 Lengan atas membentuk sudut kurang dari 60o atau
3 Lengan atas membentuk sudut 45o-90o lebih dari 100o
4 Lengan atas membentuk sudut >90o
Posisi tekukan telapak tangan dan Posisi Telapak Tangan yang Mengalami
Tekukan dan Putaran
Penentuan posisi wrist atau tekukan telapak tangan berdasarkan issu kesehatan
dan keselamatan dapat di lihat pada Tabel dibawah. Jika telapak tangan mengal
ami tekukan pada deviasi ulnar dan radial maka skor ditambah 1 Posisi untuk tel
apak tangan yang mengalami tekukan dan perputaran.
Skor Gerakan
1 Jika telapak tangan berada posisi netral
2 Jika telapak tangan membentuk sudut 0o-15o
3 Jika telapak tangan tertekuk membentuk sudut lebih dari 15o

Skor Gerakan
1 Bila telapak yang tertekuk berputar di posisi tengah
2 Bila telapak tangan tertekuk didekat atau diakhiri dari putaran
Group B
Posisi dari leher Posisi punggung
Untuk skor setiap gerakan posisi leher Untuk skor setiap gerakan posisi
dapat di lihat pada Tabel dibawah Jika lehe punggung dapat di lihat pada Tabel
r operator banyak menoleh kesamping kiri dibawah
atau kanan dan tertekuk kesamping kiri
dan kanan maka skor ditambah 1
Skor Gerakan Skor Gerakan
1 Jika operator duduk atau disangga dengan baik oleh
1 Jika leher membentuk sudut 0o-10o pinggul punggung yang membentuk sudut 90o atau
2 Jika leher membentuk sudut 10o-20o lebih
3 Jika leher membentuk sudut >20o 2 Jika punggung membentuk sudut 0o-20o
4 Jika leher melakukan posisi mendengak atau menunduk 3 Jika punggung membentuk sudut 20o-60o
4 Jika punggung membentuk sudut 60o
Posisi kaki
Untuk skor setiap gerakan posisi kaki dapat di lihat pada Tabel.

Skor Gerakan
1 Jika paha dan kaki disangga dengan baik pada saat duduk dan tubuh selalu dalam ke
adaan seimbang
2 Jika dalam posisi berdiri dimana berat tubuh didistribusikan merata ke kedua kaki
3 Jika paha dan kaki tidak sangga dan titik berat tubuh tidak seimbang

Pengembangan sistem skor untuk penggolongan bagian tubuh


Sebuah nilai tunggal dibutuhkan dari grup A dan grup B yang mana
mewakili tingkatan atau pembobotan postur dari sistem musculoskeleta
l yang terdapat dalam kombinasi postur bagian tubuh.
Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan skor penggunaan otot (muscle use score)
dan skor untuk gaya atau pembebanan (force/load score), dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk muscle use score ketentuan adalah bila postur tubuh tetap dalam jangka waktu yang
lama (memegang dalam waktu lebih dari 1 menit) atau melakukan pengulangan gerakan kira-
kira 4 kali dalam waktu 1 menit maka skor bertambah menjadi 1.
2. Untuk force/load score dapat dilihat pada Tabel berikut. Untuk force atau load score selain
menggunakan tabel di atas juga ditentukan dari lamanya bekerja. Untuk waktu kerja 4-6 jam
maka skor menjadi 1, sedangkan untuk waktu kerja lebih dari 6 jam skor menjadi 2.

Skor Gerakan

0 Bila beban kurang dari 2kg

1 Bila beban antara 2kg-10kg

2 Bila beban antara 2kg-10kg (perulangan)

3 Bila beban lebih dari 10kg atau perulangan atau beban kejut
Setelah hal di atas dilakukan maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel untuk postur tubuh
baik dari grup A dan grup B yang nantinya bersama dengan force/load score dan muscle use score di
gunakan untuk menemukan skor akhir dan daftar aksi perbaikan. Untuk menentukan nilai grup A
menggunakan Tabel score force load. Cara peggunaannya adalah setelah kita menemukan skor
untuk upper arm dan lainnya kita masukkan ke dalam tabel sesuai dengan skor dari tabel sebelumnya
sampai kita menemukan nilai akhir dari Tabel A ini. Untuk grup B menggunakan tabel setelah force
load, cara memperoleh sama seperti yang dilakukan padaforce load.
Pengembangan skor akhir dan daftar langkah perbaikan
Setelah tadi melakukan pencarian nilai untuk grup A dan grup B maka langkah terakhir yang dilakukan
adalah melakukan pencarian skor akhir untuk mengetahui apakah postur tubuh dari operator tersebut
mengandung tingkat bahaya atau tidak, dengan penggabungan dari muscle use score dan force/load
score. Dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Score A + muscle use score dan force / load score grup A = Score C
Score B + muscle use score dan force / load score grup B = Score D

Setelah didapatkan nilai dari score C dan score D maka kemudian dimasukkan kedalam Tabel Grand
Score yang kemudian didapatkan skor yang ada di dalam table tersebut. Kemudian untuk
menterjemaahkan nilai dari Tabel, maka dibuatlah suatu daftar perbaikan yang bias dilihat berikut ini :
Level 1, skor akhir menunjukkan nilai 1-2 yang mengindikasikan bahwa postur tersebut
dapat diterima dan tidak memerlukan perbaikan untuk jangka waktu yang lama .

Level 2, skor akhi rmenunjukkan nilai 3-4 mengindikasikan membutuhkan investigasi


dan perubahan terhadap postur kerja mungkin dapat dilakukan.

Level 3, skor akhir menunjukkan nilai 5-6 yang berarti investigasi dan perubahan
postur kerja harus dilakukan secepatnya

Level 4, skor akhir menunjukkan nilai akhir 7 yang mengindikasikan dan perubahan
harus dilakukan dengan segera.
REBA
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan
dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai
posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan
kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling,
beban eksternal yang ditopang olehtubuh serta aktifitas pekerja. Metode
ergonomic tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan faktor
coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang–ulang.
Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko
antara satu sampai lima belas, yang mana skor yang tertinggi menandakan
level yang mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk dilakukan
dalam bekerja.
Pengembangan dari REBA
REBA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus. Hal ini memudahkan peneliti
untuk dapat dilatih dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran tanpa biaya peralatan
tambahan. Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa
menggangu pekerja. Pengembangan REBA terjadi dalam empat tahap, yaitu:

Tahap ketiga adalah


Tahap pertama adalah
penentuan berat benda
pengambilan data postur
yang diangkat, penentuan
pekerja dengan menggunaka
coupling, dan penentuan
n bantuan video atau foto
aktivitas pekerja.

Tahap kedua adalah penentuan Tahap keempat adalah perhitungan


nilai REBA untuk postur yang bersan
sudut–sudut dari bagian tubuh
gkutan. Dengan didapatnya nilai
pekerja.
REBA tersebut dapat diketahui level
resiko dan kebutuhan akan tindakan
yang perlu dilakukan untuk perbaikan
kerja.
Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA
melalui tahapan– tahapan sebagai berikut

Penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh


pekerja. Setelah didapatkan hasil rekaman dan
foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitu
ngan besar sudut dari masing – masing
Pengambilan data postur pekerja dengan segmen tubuh yang meliputi punggung (batang
menggunakan bantuan video atau foto. tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, per
Untuk mendapatkan gambaran sikap gelangan tangan dan kaki. Pada metode
(postur) pekerja dari leher, punggung, leng REBA segmen – segmen tubuh tersebut dibagi
an,pergelangan tangan hingga kaki secara menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B.
terperinci dilakukan dengan merekam atau Grup A meliputi punggung (batang tubuh),
memotret postur tubuh pekerja. leher dan kaki. Sementara grup B meliputi
lengan atas, lengan bawah dan pergelangan
tangan.
Pergerakan Kaki Gerakan Tubuh
Pergerakan Skor Perubahan skor Pergerakan Skor PerubahanSkor
Kaki tertopang, bobot tersebar 1 +1 jika lutut flexion antara Tegak / alamiah 1
merata, jalan atau duduk 30odan 60o
Kaki tidak tertopang, bobot tida 2 00-200 flexion
k tersebar merata postur tidak +2 jika lutut >60o(tidak ketika 2 + 1 Jika memutar
stabil duduk) 00-200 extension /
200-600 flexion miring kesamping
Pergerakan Lengan Atas 3
>200 extension
>600 flexion 4
Pergerakan Skor Penambahan skor
20o extension 1 +1 jika posisi bertingkat:adducted & rotated
20o flexion +1 jika bahu terangkat Pergerakan Leher
-1 lengan atas digunakan untuk menyangga
>20o flexion atau extensi 2
berat Pergerakan Skor Perubahan Skor
on 20o-45o
00-200 flexion 1 +1 Jika memutar / miring
45o – 90o flexion 3 /
>90o flexion 4 >200 flexion atauexte
nsion 2 menekuk kesamping
Pergerakan Lengan Bawah Skor Aktivitas

Pergerakan Skor
Aktivitas Skor
60 - 100 flexion 1
Satu atau lebih bagian tubuh yang statis. Misalnya memega
< 60 flexion atau >100 ng alat dalam jangka waktu lebih dari 1 menit +1
flexion 2 Gerakan yang sering dilakukan berulang-ulang tidak termas
uk kegiatan berjalan. Misalnya gerakan yang dilakukan 4 kali
dalam 1 menit +1
Kegiataan yang menyebabkan perubahan yang besar dan ce
Pergerakan Pergelangan Tangan pat pada postur dan dasar yang tidak stabil +1

Level Resiko dan tindakan


Pergerakan Skor Perubahan skor
00 - 150 flexion / Tindakan Perbai
extention 1 +1 jika pergelangan
Action level Score REBA Level Resiko kan
tangan
0 1 Bisa diabaikan Tidak Perlu
>150 flexion / exte menyimpang / berpu
1 2-3 Rendah Mungkin Perlu
ntion 2 tar
2 4-7 Sedang Perlu
3 8-10 Tinggi Perlu segera
Perlu saat ini jug
4 11-15 Sangat Tinggi a
Contoh perhitungan RULA
Operator mesin bubut
Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 4

Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 3

nilai akhir = 3 (change maybe needed), perubahan posisi tubuh


mungkin dibutuhkan terutama pada leher dan punggung, secara
garis besar posisi kerja operator mesin bubut tidak memiliki
resiko sakit otot yang besar, posisi tegak punggung harus
dipertahankan.
Operator mesin bor

Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 4
Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 4

nilai akhir = 4 (change maybe needed), perubahan


posisi tubuh mungkin dibutuhkan terutama pada
siku kanan, lutut dan pergelangan kaki, secara
garis besar posisi kerja operator mesin bor tidak
memiliki resiko sakit otot yang besar, posisi lutut
harus diperbaiki.
Operator gerinda
Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 6
Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 7
nilai akhir = 7 (implement change),
posisi tubuh operator harus diubah,
terutama pada posisi punggung, leher
dan lutut, secara garis besar posisi
kerja operator mesin gerinda memiliki
resiko sakit otot yang besar, operator
harus memperbaiki posisi punggung.
Operator mesin bor
Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 5

Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 3
nilai akhir = 4 (change maybe needed)
, perubahan posisi tubuh mungkin dibu
tuhkan terutama pada siku kanan, lutut
dan pergelangan kaki, secara garis be
sar posisi kerja operator mesin bor tida
k memiliki resiko sakit otot yang besar.
Operator pemeriksaan Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 4

Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 5
nilai akhir = 5 (change soon), posisi tu
buh operator akan diubah untuk beriku
tnya, terutama pada leher, punggung
dan lutut, operator mesin penghalus ini
memiliki resiko sakit otot yang tinggi.
Operator finishing

Perhitungan RULA pada gambar

Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 4

Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 5
nilai akhir = 5 (change soon),), posisi tubuh
operator harus diubah, terutama pada
posisi leher, punggung dan lutut, secara
garis besar posisi kerja operator finishing
memiliki resiko sakit otot yang besar.
Contoh perhitungan REBA
Contoh perhitungan REBA
Langkah 1
Contoh :
kita sudah dapat skor postur lehe
r (1 atau 2 atau 3), kita lingkari di
di tabel bagian leher tersebut sko
rnya, lalu lingkari juga skor pungg
ung (range 1 – 5) dan yang terak
hir skor kaki (range 1 -4). Setelah
kletemu masing-masing tarik gari
s lurus untuk nemuin ketiga skor t
ersebut, dapet lah skor grup A.
Langkah 2
Nah total skor grup A tadi ditambahkan dengan beban dan gaya.
Jika beban yang didapatkan oleh pekerja kurang dari 5kg maka t
idak perlu ada penambahan, jika beban diantara 5 – 10 kg, mak
a skor ditambahkan +1, dan jika beban lebih dari 10 kg maka sk
or ditambahkan +2. Jika ada gaya yang terjadi (secara cepat ata
u tiba-tiba) skor ditambahkan +1.

Contoh :

Kita sudah dapat skor untuk total postur grup A adalah 5, lalu pa
da observasi pekerja mengangkat beban sebesar 6 kg, dan tidak
ada penambahan beban yang secara cepat atau tiba-tiba. Maka
skor A adalah 5 + 1 = 6
Langkah 3
Selanjutnya adalah kalkulasi Total Postur
Bahu + Siku + Pergelangan tangan deng
an menggunakan tabel B

Contoh : Jika didapatkan rata-rata skor L


engan Bagian atas kanan & kiri = 3, Skor
rata-rata Pergelangan tangan kanan dan
kiri = 2 dan skor rata-rata Lengan Bagian
Bawah (siku) kanan dan kiri = 2, maka di
dapatkan hasil sebagai berikut :
Langkah 4
Setelah skor didapatkan, maka langkah selanjutnya ada
lah mencari skor coupling (pegangan/handle)

Postur Skor Total: Kiri & Kanan


Kana
Pegangan (Coupling) Kiri
n
Pegangan pas dan tepat d
Baik 0
itengah, genggaman kuat
Pegangan tangan bisa dite
rima tapi tidak ideal/coupin
Fair 1
g lebih sesuai digunakan o
leh bagian lain dari tubuh
Berikut detail masing-masing mengenai coupling
(pegangan/handle)
Pegangan tangan tidak bis
Buruk 2 a diterima walaupun mem
Skor dilihat postur kanan dan kiri, selanjutnya dapat
ungkinkan dicari rata-rata dari kedua coupling kanan dan kiri.
Dipaksakan genggaman y Setelah didapatkan skor coupling, tambahkan dengan
ang tidak aman, tanpa peg skor pada tabel B.
Tidak Layak 3 angan couplingtidak sesua
i digunakan oleh bagian lai Contoh : Skor Tabel B = 5, Skor Coupling = 1, maka
n dari tubuh 5+1 = 6, skor ini akan digunakan untuk mencari skor
pada tabel C.
Langkah 5
Total Skor A dan Skor B dengan
menggunakan Tabel C untuk men
dapatkan Skor C

diketahui bahwa skor A adalah 6,


Skor B adalah 6, maka akan dida
patkan Skor C dengan mengguna
kan tabel C.

Contoh :

Langkah 6
Skor dari tabel C, ditambah deng
an skor aktivitas
Contoh Final Score : Skor C = 8+
1+0+0 = 9
Skor Akhir dari contoh ini adal
ah 9,
Langkah 7
Membandingkan dengan Tabel Action Level, maka di
dapatkan sebagai berikut:

REBA Sco Risk Level Action


re
1 Diabaikan Tidak Diperlukan
2–3 Rendah Mungkin Diperlukan
4–7 Sedang Diperlukan
8 – 10 Tinggi Necessary Soon
11 – 15 Sangat Tinggi Immediately Necessary

Contoh : skor final REBA adalah 9, Risk Level sesuai


dengan tabel adalah Tinggi, action yang harus segera
dilaksanakan adalah perlu perbaikan secepatnya (Nec
essary Soon).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai