Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PENGKURAN LINGKUNGAN KERJA

GETARAN

Oleh :

NAMA : Alliya Anggun Syafika


KELAS : K3-2A
NRP : 0519040015
KELOMPOK :3

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari dari energi mekanis yang
dihasilkan oleh mesin atau alat-alat mekanis yang digerakan oleh motor dan
getaran mekanis adalah merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja
yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan. Getaran
yang ditimbulkan oleh mesin apabila menghantar ke tubuh manusia melalui
tangan, lengan, kaki, atau anggota tubuh lainnya yang akan menimbulkan
gangguan kenyamanan sampai gangguan kesehatan. Sehingga perlu dilakukan
pengukuran intensitas getaran untuk mengetahui sampai sejauh mana
mengganggu kenyamanan atau kesehatan pelaku kerja. Seperti telah diketahui
bersama peralatan atau mesin pada saat dioperasikan akan menimbulkan
getaran, disamping timbulnya kebisingan. Getaran tidak hanya ditimbulkan
peralatan atau mesin yang tidak bergerak seperti dalam suatu industri, tetapi
terjadi juga pada peralatan berat. Ergonomi merupakan salah satu segi dari
padanya, yang juga memuat aspek-aspek perlindungan tenaga kerja. Satu
diantaranya adalah adanya norma-norma yang mengatur kesesuaian ukuran
alat kerja dengan manusianya. Dalam meningkatkan produksi digunakan mesin
mesin dan alat kerja modern. Penggunaan alat kerja modern selain
meningkatkan juga mempunyai efek samping dapat menyebabkan timbulnya
gangguan kesehatan tenaga kerja untuk menghindarinya maka diperlukan
teknologi pengendaliannya. Oleh sebab itu, kami akan mempraktekkan
pengukuran lingkungan kerja mengenai getaran agar pekerja/orang yang
berada pada area PPNS tepatnya pada Laboratorium Boiler agar pekerja
merasa lebih aman dan nyaman, sekaligus memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan lingkungan yang menyegarkan.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
1) Apakah yang dimaksud dengan getaran?
2) Apa pengaruh Getaran terhadap Kesehatan?
3) Apa saja alat pengukur getaran?
4) Bagaimana cara mengukur getaran?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan daripraktikum ini adalah:
1) Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi definisi dari getaran.
2) Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi penyakit akibat kerja apa saja yang
mungkin dapat terjadi akibat getaran.
3) Agar mahasiswa dapat menentukan alat-alat ukur apa saja yang dapat
digunakan sebagai pengukur getaran.
4) Agar mahasiswa dapat menentukan bagaimana cara pengukuran getaran.
1.4 Ruang Lingkup
1. Ruangan : ….
2. Hari, Tanggal : Senin, 23 Maret 2020
3. Waktu : 08.00-11.25 WIB
4. Tim : 1. Alliya Anggun Syafika
2.M. Naufal Abhitah putra
3.Adit
4.Mila
5.Insani
6.Mahen
5. Peraturan Terkait : 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
Kerja.
2. SNI 16-7062-2004
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Getaran.

Getaran adalah derakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang
boalk balik dari kedudukan kesetimbangannya (RI, 2018). Setiap benda yang
memiliki massa dan elastisitas dapat mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan
struktur rekayasa mengalami getaran smapai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya merlukan pertimbangan sifat osilasi nya (Widowati, 2015). Getaran atau
vibrasi adalah suatu faktor yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan
sampai ke seluruh tubuh akibat getaran peralatan mekanis yang digunakan dalam
tempat kerja (mardhatilla, 2016). Pajjan vibrasi pada seluruh tubuh dapat dibagi
menjadi :

A. Vibrasi frekuensi rendah contohnya peralatan transportasi darat (bus, truk,


kereta api)
B. Vibrasi frekuensi tinggi, contohnya mesin industri alat berat (forklift, traktor,
derek) peralatan transportasi udara atau laut (helikopter dan kapal laut)
C. Vibrasi tidak beraturan, peralatan transportasi darat yang berjalan di jalanan
yang tidak rata atau berlubang

Getaran dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu getaran mekanis dan getaran
mekanis. Getaran mekanis adalah getaran suatu benda yang mengalami pergeseran
linear atau pergeseran sudut. Contoh dari getaran mekanis adalah pegas, getaran
pada bandul, getaran senar gitar, getaran zat atom pada zat padat titik sedangkan
getaran mekanis adalah suatu getaran yang melibatkan adanya perubahan pada
besaran fisika. Contoh dari getaran mekanis adalah medan listrik dan medan
magnet.

Getaran mekanis adalah salah satu faktor fisika berbahaya yang disebabkan
oleh peralatan ataupun mesin yang sedang beroperasi di tempat kerja (Chandra,
2015) getaran mekanis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

1. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)

getaran seluruh tubuh adalah pemaparan seluruh tubuh terhadap getaran pada saat
bekerja sedang berdiri atau getaran yang dirasakan saat bekerja duduk titik getaran
mekanis biasanya mempunyai frekuensi sebesar 5 sampai 20 HZ.

2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (partial body vibration)

getaran pada bagian tubuh tertentu adalah getaran yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu seperti tangan atau kaki yang berkontak dengan permukaan yang
sedang bergetar. contoh getaran mekanis yang termasuk getaran pada bagian tubuh
tertentu adalah pekerja yang sedang memakai gergaji listrik (getaran pada tangan)

2.2 Pengaruh Getaran terhadap Kesehatan.

Faktor-faktor getaran yang dapat terjadi yaitu:

1. Getaran Umum  (Whole Body Vibration)

Sesuai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :


- Mengganggu kenyamanan kerja
- Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
- Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja

Penentuan ke 3 macam tersebut berdasarkan 2 faktor yaitu, tingkat accelerasi


dan frekuensi getaran. Untuk mengetahui apakah pada suatu tempat yang
menghasilkan getaran mekanis dapat menyebabkan gangguan kesehatan ataupun
penyakit akibat kerja maka nilai ambang batas harus diketahui titik permenaker
nomor 5 tahun 2018 memuat tentang nilai ambang batas getaran mekanis antara
lain:

Sumber: Permenaker No 05, 2018


Sumber: Permenaker No 05, 2018

Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki
kesemutan. Mesin-mesin yang menghasilkan Whole Body Vibration biasanya
berkisar antara 1 20 Hz. Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka
panjang. Pada stadium I Terjadi gangguan perut: kembung, mual, kolik usus. Terjadi
gangguan penglihatan: mata berkunang -kunang. Terjadi gangguan syaraf:
insomnia, gangguan keseimbangan. Pada stadium II Terjadi gangguan: pada otot /
sendi.

2. Getaran Setempat (Hand Arm Vibration)

Gangguan yang dapat terjadi karena Hand Arm Vibration, dapat berupa
penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer, gangguan tulang sendi dan
otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari pucat dan kaku, mati rasa terhdap
suhu/sentuhan. Salah salah satu penyakit akibat kerja adalah hand arm vibration
syndrome. PAKini memiliki gejala:

 vaskular: ditandai dengan pemecatan jari menjadi dingin dan berubah


menjadi kebiruan akibat kurangnya suplai oksigen kemudian jari tersebut
memerah.
 Sensorineural: timbul rasa baal dan atau kesemutan pada jari apabila lebih
dari 1 jam.

Siapa sajakah yang beresiko terkena HVAS:

 Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau jalur kereta api.


 Konstruksi dan pembongkaran bangunan.
 Kehutanan
 Pengecoran logam
 Manufaktur
 Pertambangan
 Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
 Sarana public misalnya (air, gas, listrik, telekomunikasi)
 Pembuatan dan perbaikan kapal

Resiko HAVS juga bisa dialami pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau
mengoperasikan alat-alat bergetar atau mesin bergetar seperti alat penghancur
beton, gergaji mesin, mesin box mesin gerinda, impact wrench palu atau pahat
listrik, dan peralatan. Perlu diketahui, pekerja semakin beresiko tinggi terkena HAVS
secara rutin mengoperasikan:

 Palu atau pahat listrik atau bor listrik dengan penggunaan lebih dari 15 menit
per hari.
 Mesin berputar atau penggunaan peralatan mesin yang bergetar lainnya
selama lebih dari 1 jam perhari.

Mengapa HAVS bisa berbahaya?

Frekuensi getaran yang merambat melalui tangan dan lengan akibat


penggunaan peralatan yang bergetar biasanya berkisar antara 20 sampai 500 hz.
Frekuensi paling berbahaya adalah pada 128 hz.meski begitu frekuensi getaran
antara 5 sampai 20 HZ juga sebetulnya sudah membahayakan pekerja jika
penggunaan alat kerja dilakukan secara rutin dalam jangka waktu yang rentan lama.
Paparan getaran pada tangan yang disebabkan peralatan atau mesin yang bergetar
dalam waktu singkat memang tidak akan berpengaruh namun dalam jangka waktu
yang lama akan menimbulkan gangguan atau kelainan berupa:

 kelainan pada peredaran darah dan saraf. Kerusakan saraf akan


mengakibatkan berkurangnya kepekaan pada motorik dan gangguan
pada ketangkasan.
 Angioneurosis jari-jari tangan titik biasanya terjadi didaerah dingin,
penderita akan merasakan kebal pada jari-jari tangan saat bekerja atau
sesaat setelah melakukan pekerjaan.
 Gangguan tulang, sendi dan otot.

Jika dibiarkan, HAVS bisa membahayakan hidup pekerja. Efek HAVS ini, bisa
menyebabkan menurunnya kualitas hidup pekerja karena penderita menjadi sulit
berkonsentrasi, cepat lelah, sensibilitas nya jadi kurang, otot menjadi lemah,
kehilangan koordinasi dari tangan.

2.3 Alat Pengukur Getaran.

2.3.1.  Vibration meter


Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada
suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan
meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch
selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa
memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini
cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam
bidang getaran.

2.3.2.   Vibration Analyzer.


Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi
getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari
satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut
akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya
dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga
menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai
data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya,
data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin.

2.3.3.  Shock Pulse Meter.


Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring kondisi
antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran
yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur
gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas gelombang
kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads
sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat
sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan
menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran
terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena
gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari rumah
bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada
saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai
sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah :

1.   Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.


2.    Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban dari bearing.
3.    Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan
rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover
sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi ini.

2.3.4. Osciloskop.

Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data
getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah
informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa
kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran
yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment
akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi
kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti
friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk mengevaluasi
data yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data ini dapat
memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap
rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin yang besar dan
menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur)
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan fasilitas
pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact
pada posisi vertikal dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu
mesin ditinjau dari bentuk "orbit"nya.

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa
dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu
mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter
untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector
untuk memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini hanya
membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi
mengenai frekuensi dari getaran tersebut.

2.4 Cara Mengukur Getaran.


2.4.1 Hal yang harus kita lakukan saat mengukur getaran yaitu:

1.Periksa Alat
  - Sensor Getaran 
- Kabel Sensor 
- Power ON/OFF
  - Tombol 
- Battery Componen 
- Display/LCD
2. Hidupkan Alat dgn menekan tombol Power ON/OFF
3. Tempelkan sensor ke sumber getaran
4. Catat angka yang muncul di display
5. Pastikan Tingkat getaran dengan cara:
  - Modus (Nilai yg sering muncul)
  - Median (Nilai Tengah) Angka terendah + Angka Tertinggi : 2)
   - Nilai Rata-rata (Jumlah keseluruhan sampel dibagi jumlah sampel)
Gambar 1. Vibration Meter

getaran kerja adalah getaran mekanis ditempat kerja yang berpengaruh terhadap
kerja yang meliputi:

11. getaran yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh (whole body vibration /
WBV)
2. getaran yang berpengaruh pada sebagian tubuh (hard arm vibartion)
standar WHV berdasarkan ISO 2631 dimana untuk pemaparan selama kurang lebih
8jam sehari maka WBV dengan percepatan (accelerasi)

- Lebih kurang dari 0.15 m/ det2-0.30m/det2 = getaran yang mengganggu


kenyamanan.
- Lebih Kurang 0,30 m/det2 – 0,75 m/det2 = Getaran yg mempercepat 
  kelelahan
- Diatas 0,75 m/det2 = Getaran yg mengganngu kesehatan (mual, pusing,
  gangguan keseimbangan, konsentrasi, gangguan saraf motorik)

NAB getaran HAV berdasarkan Kepmenaker No. 5 Tahun 1999, dimana utk
pemaparan maksimal selama 8 jam sehari maka percepatan HAV tdk boleh melebihi
4 m/det2n.

2.4.2 Teknik Pengukuran Getaran Mesin 

1) Posisi dan Arah Pengukuran


Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing dari
mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin
ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin
tersebut: Disamping karakteristik getaran seperti: Amplitudo, frekuensi dan phase,
ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting
yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari
berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang
sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial. Arah horizontal dan vertikal
bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada
posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga
sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran.
menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal,
vertikal, dan axial. Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial.
Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap
sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa
suatu getaran.

2) Standar
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui Batasan-batasan level
getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik
(layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah
sehingga memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa macam
standard mengenai batasan-batasan level getaran yang umum digunakan. 
Gambar.2 Tabel ISO 1806 Vibration Severity

Class I : Production electrical motors of up to 15 kW

Class II : Electrical motors with 15 kW to 75 kW

Class III : Large prime movers with rotating masses mounted on rigid and
heavy foundation

Class IV: Large prime movers with rotating masses mounted on foundation
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Alat
Alat yang digunakan untuk mengukur getaran pada praktikum kali ini adalah
Vibration meter. Vibration meter memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

Gambar 3. Vibration meter

1. Tombol navigasi panah: menggerakkan kursor dan memilih pilihan fungsi dan
menu.
2. Tombol checklist (ok): konfirmasi pilihan menu dan fungsi yang dipilih.
3. Tombol on/off: menyalakan dan mematikan alat.
4. Tombol Setup: masuk ke menu pengaturan untuk mengatur berbagai fungsi
dan fitur alat.
5. Tombol store: menyimpan data pengukuran dan menyimpan pengaturan
dalam menu setup.
6. Tombol history: melihat kembali data yang sudah tersimpan.
7. Tombol data: melihat keseluruhan data pengukuran.
8. Tombol run: menjalankan pengukuran.
9. Tombol recall: membuka data, pengaturan, hasil pengukuran yang
tersimpan.
10. Tombol print: menjalankan fungsi cetak.
11. Tombol reset: menghapus data atau pengaturan.
12. Tombol range: mengatur sinyal input pengukuran.
13. Tombol tools: mengatur berbagai fungsi lainnya.
3.2 Diagram Alir

Mulai

Menentukan lokasi, waktu, dan informasi lokasi


pengukuran

Menggambar denah ruang, denah titik pengukuran, dan


denah

Melakukan pengukuran getarandengan menggunakan


Vibration meter

Mencatat seluruh data yang dibutuhkan, seperti: hasil


pengukuran 1-3, jenis alat kerja dan lain-lain

Menghitung jumlah paparan getaran membandingkan


hasilnya dengan peraturan/standar yang berlaku
(Permen 5/2018)

Menulis hasil analisa berupa laporan resmi

Selesai
3.3 Prosedur Penggunaan Alat

1. Ubahlah power on/off pada posisi on.


2. Tekan tombol setup untuk masuk ke menu pengaturan.
3. Pilih menu operating mode.
4. Pilih model yang sesuai dengan aplikasi pengukuran.
5. Sambungkan sensor vibration pada alat di bagian input connector. Pastikan
arah dan pin-nya sesuai dengan konektor. Pasang perlahan lahan.
6. Pasangkan sensor pada subjek yang ingin diukur dampak getarannya,
misalnya pekerja yang menggunakan alat berat.
7. Tekan tombol run untuk menjalankan pengukuran, layar akan menampilkan
nilai pengukuran getaran yang dibaca oleh sensor.
8. Dalam sesi pengukuran akan terdapat beberapa simbol yang muncul pada
layar.

Simbol Pada Layar Keterangan


■ Indikator pengukuran sedang
berlangsung, juga menajdi indicator
sinyal yang dibaca oleh alat.
? Indikator Under Range menadakan
nilai pengukuran berada dibawah
rentang ukur.
| Indikator Stop, menandakan bahwa
pengukuran sedang tidak berjalan.
* Indikator Over Range, menandakan
nilai pengukuran berada melebihi
rentang ukur.
! Indikator ketika terdapat masalah
atau error pada pengukuran.

9. Lihat hasil pengukurannya


10. Gunakan tombol navigasi panah untuk melihat data history pengukuran
lainnya
11. Tombol data digunakan untuk melihat secara keseluruhan data yang direkam
oleh alat.

3.4 Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang harus diperhatikan


sebelum memulai praktikum penerangan adalah:
1. Memastikan surat izin pengambilan data telah dibawa sebelum menuju ke
laboratorium/bengkel yang akan dilakukan pengukuran.
2. Memastikan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang telah disyaratkan.
3. Memeriksa kelengkapan serta kondisi alat terlebih dahulu sebelum
digunakan.
4. Jika alat/instrumen tidak digunakan dalam waktu yang lama, baterai
dianjurkan untuk dikeluarkan dari dalam alat/instrumen karena dapat
menyebabkan korosi dan masalah teknis lainnya.
5. Menghindarkan instrumen kontak dengan benturan/cairan/listrik tekanan
tinggi/medan magnet yang dapat mempengaruhi instrumen elektronik.
6. Menghindari penggunaan instrumen dalam suhu dan kondisi yang ekstrem.
7. Tidak memodifikasi/membuka casing/melakukan reparasi tanpa seizin
teknisi.
BAB IV
Analisa Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisa Data


A. Gambaran Umum
Nama Ruang : Bengkel Boiler PPNS
Tanggal : 23/03/2020
Team Pengukur : Kelompok 3
Alat yang dipakai : Vibration Meter
Nama pekerja/mahasisiwa yang diukur
1. Alliya Anggun Syafika
2. Cahya Kamila
3. Farah Dzihni Insani
4. M. Naufal Abhitah Putra
5. Mahendra Dwi Dharma
6. Rizky Adityatama
B. Karakteristik Kegiatan Kerja
1. Identifikasi Mahasiswa/Pekerja
Nama : Alliya Anggun Syafika
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 18
Berat Badan : 52
2. Gambaran Kegiatan Kerja
No Kegiatan Kerja Peralatan Yang Durasi Kerja
Digunakan (menit)

C. Informasi Penting Lainnya


1. Apakah alat dalam keadan baik/rusak?
2. Apakah paparan getaran yang diterima oleh tubuh hanya
meliputi tangan/lengan/seluruh tubuh?
3. Apakah Mahasiswa/Pekerja yang diukur telah makan sebelumnya?
D. Tabel Data Hasil Pengukuran
No Subjek Pengukura Pengukuran Pengukura Rata-
Pengukuran n 1 (m/s2) 2 (m/s2) n 3 (m/s2) Rata
(m/s2)

E. Gambar Layout Ruangan


F. Pembahasan Hasil kerja.
Laporan resmi yang telah dikumpulkan harus memuat tentang perhitungan
serta analisis dan pembahasan tentang :
1. Menganalisa pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing
pekerja/mahasiwa beserta alat yang digunakan
2. Menentukan apakah kondisi tersebut aman sesuai dengan peraturan
yang berlaku
3. Menentukan rekomendasi perbaikan jika kondisi ersebut tidak aman
sesuai dengan hirarki pengendalian bahaya
K. Assigment

Anda mungkin juga menyukai