GETARAN
Oleh :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan daripraktikum ini adalah:
1) Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi definisi dari getaran.
2) Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi penyakit akibat kerja apa saja yang
mungkin dapat terjadi akibat getaran.
3) Agar mahasiswa dapat menentukan alat-alat ukur apa saja yang dapat
digunakan sebagai pengukur getaran.
4) Agar mahasiswa dapat menentukan bagaimana cara pengukuran getaran.
1.4 Ruang Lingkup
1. Ruangan : ….
2. Hari, Tanggal : Senin, 23 Maret 2020
3. Waktu : 08.00-11.25 WIB
4. Tim : 1. Alliya Anggun Syafika
2.M. Naufal Abhitah putra
3.Adit
4.Mila
5.Insani
6.Mahen
5. Peraturan Terkait : 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
Kerja.
2. SNI 16-7062-2004
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Getaran.
Getaran adalah derakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang
boalk balik dari kedudukan kesetimbangannya (RI, 2018). Setiap benda yang
memiliki massa dan elastisitas dapat mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan
struktur rekayasa mengalami getaran smapai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya merlukan pertimbangan sifat osilasi nya (Widowati, 2015). Getaran atau
vibrasi adalah suatu faktor yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan
sampai ke seluruh tubuh akibat getaran peralatan mekanis yang digunakan dalam
tempat kerja (mardhatilla, 2016). Pajjan vibrasi pada seluruh tubuh dapat dibagi
menjadi :
Getaran dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu getaran mekanis dan getaran
mekanis. Getaran mekanis adalah getaran suatu benda yang mengalami pergeseran
linear atau pergeseran sudut. Contoh dari getaran mekanis adalah pegas, getaran
pada bandul, getaran senar gitar, getaran zat atom pada zat padat titik sedangkan
getaran mekanis adalah suatu getaran yang melibatkan adanya perubahan pada
besaran fisika. Contoh dari getaran mekanis adalah medan listrik dan medan
magnet.
Getaran mekanis adalah salah satu faktor fisika berbahaya yang disebabkan
oleh peralatan ataupun mesin yang sedang beroperasi di tempat kerja (Chandra,
2015) getaran mekanis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
getaran seluruh tubuh adalah pemaparan seluruh tubuh terhadap getaran pada saat
bekerja sedang berdiri atau getaran yang dirasakan saat bekerja duduk titik getaran
mekanis biasanya mempunyai frekuensi sebesar 5 sampai 20 HZ.
getaran pada bagian tubuh tertentu adalah getaran yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu seperti tangan atau kaki yang berkontak dengan permukaan yang
sedang bergetar. contoh getaran mekanis yang termasuk getaran pada bagian tubuh
tertentu adalah pekerja yang sedang memakai gergaji listrik (getaran pada tangan)
Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki
kesemutan. Mesin-mesin yang menghasilkan Whole Body Vibration biasanya
berkisar antara 1 20 Hz. Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka
panjang. Pada stadium I Terjadi gangguan perut: kembung, mual, kolik usus. Terjadi
gangguan penglihatan: mata berkunang -kunang. Terjadi gangguan syaraf:
insomnia, gangguan keseimbangan. Pada stadium II Terjadi gangguan: pada otot /
sendi.
Gangguan yang dapat terjadi karena Hand Arm Vibration, dapat berupa
penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer, gangguan tulang sendi dan
otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari pucat dan kaku, mati rasa terhdap
suhu/sentuhan. Salah salah satu penyakit akibat kerja adalah hand arm vibration
syndrome. PAKini memiliki gejala:
Resiko HAVS juga bisa dialami pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau
mengoperasikan alat-alat bergetar atau mesin bergetar seperti alat penghancur
beton, gergaji mesin, mesin box mesin gerinda, impact wrench palu atau pahat
listrik, dan peralatan. Perlu diketahui, pekerja semakin beresiko tinggi terkena HAVS
secara rutin mengoperasikan:
Palu atau pahat listrik atau bor listrik dengan penggunaan lebih dari 15 menit
per hari.
Mesin berputar atau penggunaan peralatan mesin yang bergetar lainnya
selama lebih dari 1 jam perhari.
Jika dibiarkan, HAVS bisa membahayakan hidup pekerja. Efek HAVS ini, bisa
menyebabkan menurunnya kualitas hidup pekerja karena penderita menjadi sulit
berkonsentrasi, cepat lelah, sensibilitas nya jadi kurang, otot menjadi lemah,
kehilangan koordinasi dari tangan.
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena
gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari rumah
bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada
saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai
sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah :
2.3.4. Osciloskop.
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data
getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah
informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa
kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran
yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment
akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi
kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti
friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk mengevaluasi
data yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data ini dapat
memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap
rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin yang besar dan
menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur)
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan fasilitas
pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact
pada posisi vertikal dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu
mesin ditinjau dari bentuk "orbit"nya.
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa
dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu
mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter
untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector
untuk memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini hanya
membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi
mengenai frekuensi dari getaran tersebut.
1.Periksa Alat
- Sensor Getaran
- Kabel Sensor
- Power ON/OFF
- Tombol
- Battery Componen
- Display/LCD
2. Hidupkan Alat dgn menekan tombol Power ON/OFF
3. Tempelkan sensor ke sumber getaran
4. Catat angka yang muncul di display
5. Pastikan Tingkat getaran dengan cara:
- Modus (Nilai yg sering muncul)
- Median (Nilai Tengah) Angka terendah + Angka Tertinggi : 2)
- Nilai Rata-rata (Jumlah keseluruhan sampel dibagi jumlah sampel)
Gambar 1. Vibration Meter
getaran kerja adalah getaran mekanis ditempat kerja yang berpengaruh terhadap
kerja yang meliputi:
11. getaran yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh (whole body vibration /
WBV)
2. getaran yang berpengaruh pada sebagian tubuh (hard arm vibartion)
standar WHV berdasarkan ISO 2631 dimana untuk pemaparan selama kurang lebih
8jam sehari maka WBV dengan percepatan (accelerasi)
NAB getaran HAV berdasarkan Kepmenaker No. 5 Tahun 1999, dimana utk
pemaparan maksimal selama 8 jam sehari maka percepatan HAV tdk boleh melebihi
4 m/det2n.
2) Standar
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui Batasan-batasan level
getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik
(layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah
sehingga memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa macam
standard mengenai batasan-batasan level getaran yang umum digunakan.
Gambar.2 Tabel ISO 1806 Vibration Severity
Class III : Large prime movers with rotating masses mounted on rigid and
heavy foundation
Class IV: Large prime movers with rotating masses mounted on foundation
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Alat
Alat yang digunakan untuk mengukur getaran pada praktikum kali ini adalah
Vibration meter. Vibration meter memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tombol navigasi panah: menggerakkan kursor dan memilih pilihan fungsi dan
menu.
2. Tombol checklist (ok): konfirmasi pilihan menu dan fungsi yang dipilih.
3. Tombol on/off: menyalakan dan mematikan alat.
4. Tombol Setup: masuk ke menu pengaturan untuk mengatur berbagai fungsi
dan fitur alat.
5. Tombol store: menyimpan data pengukuran dan menyimpan pengaturan
dalam menu setup.
6. Tombol history: melihat kembali data yang sudah tersimpan.
7. Tombol data: melihat keseluruhan data pengukuran.
8. Tombol run: menjalankan pengukuran.
9. Tombol recall: membuka data, pengaturan, hasil pengukuran yang
tersimpan.
10. Tombol print: menjalankan fungsi cetak.
11. Tombol reset: menghapus data atau pengaturan.
12. Tombol range: mengatur sinyal input pengukuran.
13. Tombol tools: mengatur berbagai fungsi lainnya.
3.2 Diagram Alir
Mulai
Selesai
3.3 Prosedur Penggunaan Alat