ABSTRAK
PENDAHULUAN
Umumnya pekerja kantoran menganggap keluhan sebagai hal yang wajar karena lelah
setelah bekerja, berdiri dan membungkuk dalam waktu yang lama, dan semua pekerjaan yang
dilakukan secara fisik (manual). Dengan model kerja seperti ini banyak terjadi situasi yang
tidak memenuhi prinsip ergonomi, jika meja kerja terlalu tinggi maka pekerja akan
mengangkat bahunya untuk menyesuaikan ketinggian permukaan meja kerja, yang
menyebabkan nyeri pada bahu dan leher, pada Sebaliknya, jika mejanya terlalu rendah,
punggung akan bengkok sehingga menyebabkan nyeri punggung (Restiyani et al., 2020).
Berbagai metode penilaian ergonomi telah dikembangkan hingga saat ini, yang paling
umum digunakan termasuk Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Entire Body
Assessment (REBA), Ovako Working Posture Analyzing System (OWAS), Strain Index,
Occupational repetitive actions (OCRA) (Joshi & Deshpande, 2021) . Penelitian ini
menggunakan metode RULA. RULA adalah metode penilaian kerja untuk mempelajari
gangguan pada anggota gerak atas. Metode ini menggunakan diagram postur dan tiga tabel
skor untuk menilai faktor risiko. Faktor risiko beban eksternal diantaranya adalah volume
gerakan, kerja otot statis, kekuatan, penentuan posisi kerja berdasarkan kondisi kerja yang
sehat, yaitu kondisi di mana karyawan dapat bekerja dengan nyaman, aman dan efisien
(Maghfiroh N, 2020).
METODE
Rancangan penelitian yang dilakukan terhadap analisis postur kerja ini adalah
kualitatif dengan analisis deskriptif dan pendekatan observasional di tempat kerja kuli angkut
barang dan pekerja kantoran. Hasil dari metode RULA dapat diklasifikasikan menjadi 4
kategori, dimana kategori 1 adalah posisi kerja yang ergonomis dan kategori 2, 3 dan 4
adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Dengan mengevaluasi dan menganalisa perbaikan
posisi kerja diharapkan dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko cedera
muskuloskeletal yang dialami pekerja (Ramdhani et al., 2020).
Menurut (Susihono & Rubiati, 2020) , Proses pengolahan data postur kerja dapat
dilakukan menggunakaan metode RULA dengan cara membuat 2 buah grup, yaitu A dan B.
a) Meliputi upper arm (lengan atas), lower arm (lengan bawah), wrist (pergelangan
tangan) dan wrist twist (putaran pergelangan tangan) untuk Skor Grup A.
b) Meliputi neck (leher), trunk (batang tubuh), dan legs (kaki) untuk Skor Grup B
c) Penilaian skor akhir setelah dilakukan penilaian postur tubuh Grup A dan penilaian
postur tubuh Grup B untuk Grand Skor
PEMBAHASAN
Postur kerja merupakan sikap atau posisi tubuh saat melakukan suatu pekerjaaan.
Postur tubuh saat bekerja ini dirancang agar terjadi secara alamiyah, sehingga dapat
mengurangi timbulnya cedera muscoluskeletal. Kenyamanan terwujud apabila pekerja
melakukan postur kerja yang sesuai dan nyaman (Optimasi et al., 2018).
Pada Artikel (Hamdy, 2019), pengolahan data dengan metode RULA dilakukan dengan
memberikan penilaian pada 3 segmen, yaitu
1. Grup A
Mengukur derajat rotasi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran
pada pergelangan tangan. Setelah itu nilai posisi dimasukkan ke dalam table Grup A.
2. Grup B
Seperti pada grup A, poin diukur pertama kali pada leher, badan dan kaki. Skor posisi
leher, badan dan kaki kemudian dimasukkan pada tabel untuk menentukan skor
kelompok B.
3. Penilaian Grand Score
Merupakan skor akhir setelah mengevaluasi postur Grup A dan Grup B. Dilakukan
dengan memasukkan hasil Skor Grup A dan B pada Tabel yang disediakan
Berikut adalah hasil analisis postur kerja kuli angkut barang menurut (Hamdy, 2019)
(Gambar Sudut Pengukuran postur kerja kuli angkut dengan Metode RULA)
1. Grup A
Evaluasi postur tubuh grup A terdiri dari :
a) Lengan bagian atas (Upper arm)
Selama pekerjaan, lengan atas pekerja membentuk sudut 60° terhadap tubuh
pekerja dan menerima skor 3. Karena pekerjaan ini dilakukan dengan
memberikan tekanan pada lengan bawah, maka poin ditambah 1 sehingga
menjadi 4.
b) Lengan bagian bawah (Lower arm)
Saat melakukan pekerjaan, lengan pekerja membentuk sudut 50°, maka diberi
poin 2.
c) Pergelangan tangan (Wrist)
Bagian pergelangan tangan membentuk sudut 20°, sehingga mendapat skor 3.
d) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan ditekuk di dekat pergelangan sehingga skor putar pergelangan
tangan adalah 2
2. Grup B
a) Leher (neck) berada di posisi menunduk sehingga nilai untuk leher adalah 4.
b) Batang Tubuh (trunk) membuat sudut >60°, sehingga nilainya 4.
c) Kaki (legs) membentuk posisi normal dan seimbang sehingga nilainya 1.
Penilaian posisi grup B dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Karena tindakan pekerja dilakukan berulang kali dalam waktu 4 menit, skor
B ditambahkan 1. Selain itu, berat muatan yang diangkut adalah 3 kg, sehingga
skornya bertambah 1. Jadi skor total kelompok B adalah 9.
(Gambar Sudut Pengukuran postur kerja pekerja kantoran dengan Metode RULA)
1. Grup A
Evaluasi postur tubuh grup A terdiri dari :
a) Lengan bagian atas (Upper arm)
Berdasarkan posisi kerja terlihat bahwa lengan atas membentuk sudut 61,54°.
Pada sudut 61,54°, lengan atas terlihat memiliki skor 3. Karena proses
penyelarasan yang sesuai dengan servis, menempatkan lengan yang terbuka
ke samping maka skornya adalah 1. Lalu lengan ditempatkan di atas
meja/laptop maka diberikan skor -1. Oleh karena itu jumlah nilai lengan atas
adalah 3+1-1 = 3
b) Lengan bagian bawah (Lower arm)
Berdasarkan posisi kerja ini, lengan bawah membentuk sudut 90°. Dengan
nilai sudut 90°, terlihat nilai lengan bawah adalah 1. Karena lengan sering
keluar dari samping tubuh saat diluruskan, nilainya diberikan sebagai 1.
lengan bawah adalah 1+1 = 2 .
c) Pergelangan tangan (Wrist)
sudut dan rotasi pergelangan tangan berdasarkan posisi kerja ini membentuk
sudut 15°sehingga bernilai 2. Pergelangan tangan mengalami deviasi radial
dan ulnaris dan kemudian menerima skor 1. Nilai posisi pergelangan tangan
adalah 2+1 = 3.
d) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan tidak ditekuk, sehingga skor putaran pergelangan tangan
(Wrist twist) adalah 1.
2. Grup B
a) Leher (neck) Berdasarkan posisi kerja ini terlihat posisi leher membungkuk
16,80° dengan nilai 2. Dengan demikian nilai posisi leher adalah 2.
b) Batang Tubuh (trunk) Berdasarkan posisi kerja ini , diketahui posisi punggung
membentuk sudut 8,85° terhadap sumbu vertikal, sehingga mendapat nilai 2
c) Kaki (legs) Pada posisi ini kaki ditopang oleh beban yang merata, sehingga
diberikan nilai +1.
Penilaian postur atau posisi grup B dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Nilai tabel B dengan demikian adalah 2. Selain itu nilai penggunaan otot pada
kaki pekerja kantoran adalah 1, karena kaki dalam posisi diam lebih dari 10 menit.
Karena tidak ada gaya atau beban yang diterapkan pada kaki, gaya/beban diberikan
sebagai 0. Dalam hal ini, nilai total posisi kerja Kelas B adalah 2+1+0 = 3.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam analisis yang dilakukan pada postur
kerja kuli angkut yaitu didapat action level 4 dengan hasil akhir yaitu 7, yang menandakan
bahwa kondisi ini berbahaya, oleh karena itu memerlukan pemeriksaan dan perubahan posisi
kerja (saat itu juga). Hal ini terjadi dikarenakan postur kerja tersebut dilakukan dalam waktu
berulang sehingga dapat membahayakan pekerjanya.
Berbeda halnya dengan pekerja kantoran, postur kerja yang didapat memperoleh skor
akhir sebesar 4, sehingga termasuk dalam kategori action level 2 atau tidak begitu berbahaya
bagi pekerjanya. Namun tetap akan berbahaya jika dilakukan secara terus-menerus, apabila
semakin cepat dilakukan perbaikan dalam postur kerja yang dilakukan, maka akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA)
PADA PEKERJA KULI ANGKUT BUAH DI “AGEN RIDHO ILLAHI” PASAR JOHAR KOTA SEMARANG.
Dwismara Tungga, R., Herwanto, D., Nugraha, A. E., Prodi, ), & Industri, T. (2022). ANALISIS
POSTUR KERJA AKTIVITAS PEMINDAHAN BARANG DENGAN METODE RAPID
UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI UKM SEMBAKO ASRI KARAWANG.
Hamdy, I. (2019). Analisa Postur Kerja Manual Material Handling (MMH) pada Karyawan
Bagian Pembuatan Block Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
(Studi Kasus: PT Asia Forestama Raya). In Jurnal Teknik Industri (Vol. 5, Issue 1).
Joshi, M., & Deshpande, V. (2021). Identification of indifferent posture zones in RULA by
sensitivity analysis. International Journal of Industrial Ergonomics, 83.
https://doi.org/10.1016/j.ergon.2021.103123
Optimasi, O.-J., Industri, S., Syah, I., Wijaya, A., & Muhsin, A. (2018). ANALISA POSTUR
KERJA DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA
OPARATOR MESIN EXTRUDER DI STASIUN KERJA EXTRUDING PADA PT XYZ (Vol.
11, Issue 1). http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsiTelp.
Ramdhani, D., Putri, I. R., & Zalynda, M. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA PENGRAJIN
HANDYCRAFT MENGGUNAKAN NORDIC BODY MAP DAN METODE RAPID UPPER
LIMB ASSESSMENT (RULA).
Restiyani, R., Sundari, S., Tulang Bawang Lampung Jl Gajah Mada No, U., Bandar Lampung, K.,
& Korespondensi, P. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE
RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI UMKM KERUPUK KEMPLANG 32
KECAMATAN BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG.
Susihono, W., & Rubiati, E. (2020). PERBAIKAN METODE KERJA BERDASAR RAPID UPPER
LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DAN FABRIKASI.
Widiyawati, S., Lukodono, R. P., Lustyana, A. T., & Pradana, I. A. (2020). Investigation of the
risk of daily officer work posture based on rapid upper limb assessment (rula) method.
International Journal of Human Movement and Sports Sciences, 8(1), 24–31.
https://doi.org/10.13189/saj.2020.080103