Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS POSTUR KERJA

MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)


PADA PEKERJA KULI ANGKUT BARANG VS PEKERJA KANTORAN

Shelly Ronaa Syafitri


Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
shellyronaa.2020@student.uny.ac.id

ABSTRAK

Musculoskeletal Disorders (MSD) merupakan masalah ergonomi yang sering


dijumpai di tempat kerja, terutama yang berkaitan dengan daya tahan dan kekuatan selama
bekerja (Dwismara Tungga et al., 2022) . Sampel yang digunakan dalam analisis postur kerja
ini dilakukan terhadap pekerja dengan risiko aktivitas tubuh bagian atas, contohnya yaitu
seperti pekerja kuli angkut barang, serta pekerja kantoran yang bekerja dengan posisi duduk
dengan aktivitas komputer, sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan metode RULA.
Terdapat risiko gangguan MSD saat memindahkan barang secara manual dengan tangan saat
melakukan angkut barang dengan beban yang besar. Begitu pula dengan pekerjaan kantoran
yang biasanya bersifat statis dan berlangsung cukup lama dalam posisi yang tidak nyaman
sehingga menimbulkan kelelahan dan cedera. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk
menilai posisi pekerja guna menemukan kemungkinan masalah pada posisi kerja yang
digunakan (Widiyawati et al., 2020).

Kata Kunci : Musculoskeletal Disorders (MSD), RULA

PENDAHULUAN

Di Indonesia mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh yang semakin meningkat


dari tahun ke tahun. WHO (2002) melaporkan bahwa risiko pekerjaan merupakan penyebab
kesepuluh kematian dan kesakitan. Faktor risiko global dalam berbagai kematian meliputi
37% nyeri, 16% kehilangan pendengaran, 13% penyakit paru paru kronis, 11% asma, 10%
cedera, 9% kanker paru-paru, dan 2% leukemia. Berdasarkan laporan Pusat Statistik Tenaga
Kerja Finlandia, hampir 20% dari semua penyakit akibat kerja disebabkan oleh nyeri
punggung. Sementara itu, National Safety Council melaporkan bahwa penyebab nyeri yang
paling banyak adalah nyeri punggung yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Maghfiroh N, 2020).
Ergonomi sebagai bagian dari ilmu keselamatan kerja sangat berguna bagi manusia
untuk bekerja dimanapun dan kapanpun. Ergonomi adalah suatu pendekatan yang
memungkinkan orang bekerja secara optimal dan efisien. Dalam banyak pekerjaan, sulit
untuk menghindari tekanan berat pada punggung (misalnya mengangkat dan memindahkan
bahan bangunan atau semen). Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perhatian difokuskan
pada optimalisasi teknik mengangkat benda untuk mencegah sakit punggung dan cedera.
Pekerja terampil harus lebih mampu mengatasi kondisi ergonomis yang merugikan,
mengurangi ketegangan punggung, sakit punggung, dan konsekuensi terkait kecacatan yang
diakibatkannya (Abdillah, 2020).

Umumnya pekerja kantoran menganggap keluhan sebagai hal yang wajar karena lelah
setelah bekerja, berdiri dan membungkuk dalam waktu yang lama, dan semua pekerjaan yang
dilakukan secara fisik (manual). Dengan model kerja seperti ini banyak terjadi situasi yang
tidak memenuhi prinsip ergonomi, jika meja kerja terlalu tinggi maka pekerja akan
mengangkat bahunya untuk menyesuaikan ketinggian permukaan meja kerja, yang
menyebabkan nyeri pada bahu dan leher, pada Sebaliknya, jika mejanya terlalu rendah,
punggung akan bengkok sehingga menyebabkan nyeri punggung (Restiyani et al., 2020).

Berbagai metode penilaian ergonomi telah dikembangkan hingga saat ini, yang paling
umum digunakan termasuk Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Rapid Entire Body
Assessment (REBA), Ovako Working Posture Analyzing System (OWAS), Strain Index,
Occupational repetitive actions (OCRA) (Joshi & Deshpande, 2021) . Penelitian ini
menggunakan metode RULA. RULA adalah metode penilaian kerja untuk mempelajari
gangguan pada anggota gerak atas. Metode ini menggunakan diagram postur dan tiga tabel
skor untuk menilai faktor risiko. Faktor risiko beban eksternal diantaranya adalah volume
gerakan, kerja otot statis, kekuatan, penentuan posisi kerja berdasarkan kondisi kerja yang
sehat, yaitu kondisi di mana karyawan dapat bekerja dengan nyaman, aman dan efisien
(Maghfiroh N, 2020).
METODE

Rancangan penelitian yang dilakukan terhadap analisis postur kerja ini adalah
kualitatif dengan analisis deskriptif dan pendekatan observasional di tempat kerja kuli angkut
barang dan pekerja kantoran. Hasil dari metode RULA dapat diklasifikasikan menjadi 4
kategori, dimana kategori 1 adalah posisi kerja yang ergonomis dan kategori 2, 3 dan 4
adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Dengan mengevaluasi dan menganalisa perbaikan
posisi kerja diharapkan dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko cedera
muskuloskeletal yang dialami pekerja (Ramdhani et al., 2020).

Menurut (Susihono & Rubiati, 2020) , Proses pengolahan data postur kerja dapat
dilakukan menggunakaan metode RULA dengan cara membuat 2 buah grup, yaitu A dan B.

a) Meliputi upper arm (lengan atas), lower arm (lengan bawah), wrist (pergelangan
tangan) dan wrist twist (putaran pergelangan tangan) untuk Skor Grup A.
b) Meliputi neck (leher), trunk (batang tubuh), dan legs (kaki) untuk Skor Grup B
c) Penilaian skor akhir setelah dilakukan penilaian postur tubuh Grup A dan penilaian
postur tubuh Grup B untuk Grand Skor

PEMBAHASAN

Postur kerja merupakan sikap atau posisi tubuh saat melakukan suatu pekerjaaan.
Postur tubuh saat bekerja ini dirancang agar terjadi secara alamiyah, sehingga dapat
mengurangi timbulnya cedera muscoluskeletal. Kenyamanan terwujud apabila pekerja
melakukan postur kerja yang sesuai dan nyaman (Optimasi et al., 2018).

Pada Artikel (Hamdy, 2019), pengolahan data dengan metode RULA dilakukan dengan
memberikan penilaian pada 3 segmen, yaitu

1. Grup A
Mengukur derajat rotasi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran
pada pergelangan tangan. Setelah itu nilai posisi dimasukkan ke dalam table Grup A.
2. Grup B
Seperti pada grup A, poin diukur pertama kali pada leher, badan dan kaki. Skor posisi
leher, badan dan kaki kemudian dimasukkan pada tabel untuk menentukan skor
kelompok B.
3. Penilaian Grand Score
Merupakan skor akhir setelah mengevaluasi postur Grup A dan Grup B. Dilakukan
dengan memasukkan hasil Skor Grup A dan B pada Tabel yang disediakan

Berikut adalah hasil analisis postur kerja kuli angkut barang menurut (Hamdy, 2019)

(Gambar Sudut Pengukuran postur kerja kuli angkut dengan Metode RULA)
1. Grup A
Evaluasi postur tubuh grup A terdiri dari :
a) Lengan bagian atas (Upper arm)
Selama pekerjaan, lengan atas pekerja membentuk sudut 60° terhadap tubuh
pekerja dan menerima skor 3. Karena pekerjaan ini dilakukan dengan
memberikan tekanan pada lengan bawah, maka poin ditambah 1 sehingga
menjadi 4.
b) Lengan bagian bawah (Lower arm)
Saat melakukan pekerjaan, lengan pekerja membentuk sudut 50°, maka diberi
poin 2.
c) Pergelangan tangan (Wrist)
Bagian pergelangan tangan membentuk sudut 20°, sehingga mendapat skor 3.
d) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan ditekuk di dekat pergelangan sehingga skor putar pergelangan
tangan adalah 2

Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Tabel Posisi Tubuh Grup


A sesuai dengan tabel berikut:

(Tabel Skor Grup A kuli angkut)

Berdasarkan tabel tersebut, skor posisi Grup A adalah = 5. Karena aktivitas


karyawan dilakukan berulang kali dalam waktu 4 menit, maka skor A ditambah 1.
Selain itu, bobot beban yang diangkut adalah 3 kg, sehingga skor juga ditambah 1.
Dengan demikian, Skor Total Kelompok A adalah 7.

2. Grup B
a) Leher (neck) berada di posisi menunduk sehingga nilai untuk leher adalah 4.
b) Batang Tubuh (trunk) membuat sudut >60°, sehingga nilainya 4.
c) Kaki (legs) membentuk posisi normal dan seimbang sehingga nilainya 1.
Penilaian posisi grup B dapat terlihat pada tabel dibawah ini :

(Tabel Skor Grup B kuli angkut)

Karena tindakan pekerja dilakukan berulang kali dalam waktu 4 menit, skor
B ditambahkan 1. Selain itu, berat muatan yang diangkut adalah 3 kg, sehingga
skornya bertambah 1. Jadi skor total kelompok B adalah 9.

3. Penilaian Grand Score


Grand score atau skor akhir ini dapat dilihat hasilnya pada table dibawah ini, Skor
akhir yang didapat yaitu = 7.

(Tabel Nilai Akhir Postur Tubuh kuli angkut)


Berikut adalah hasil analisis postur kerja pegawai kantoran menurut
(Widiyawati et al., 2020)

(Gambar Sudut Pengukuran postur kerja pekerja kantoran dengan Metode RULA)

1. Grup A
Evaluasi postur tubuh grup A terdiri dari :
a) Lengan bagian atas (Upper arm)
Berdasarkan posisi kerja terlihat bahwa lengan atas membentuk sudut 61,54°.
Pada sudut 61,54°, lengan atas terlihat memiliki skor 3. Karena proses
penyelarasan yang sesuai dengan servis, menempatkan lengan yang terbuka
ke samping maka skornya adalah 1. Lalu lengan ditempatkan di atas
meja/laptop maka diberikan skor -1. Oleh karena itu jumlah nilai lengan atas
adalah 3+1-1 = 3
b) Lengan bagian bawah (Lower arm)
Berdasarkan posisi kerja ini, lengan bawah membentuk sudut 90°. Dengan
nilai sudut 90°, terlihat nilai lengan bawah adalah 1. Karena lengan sering
keluar dari samping tubuh saat diluruskan, nilainya diberikan sebagai 1.
lengan bawah adalah 1+1 = 2 .
c) Pergelangan tangan (Wrist)
sudut dan rotasi pergelangan tangan berdasarkan posisi kerja ini membentuk
sudut 15°sehingga bernilai 2. Pergelangan tangan mengalami deviasi radial
dan ulnaris dan kemudian menerima skor 1. Nilai posisi pergelangan tangan
adalah 2+1 = 3.
d) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan tidak ditekuk, sehingga skor putaran pergelangan tangan
(Wrist twist) adalah 1.

Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel posisi Grup A sesuai


dengan table dibawah ini. Skor postur tubuh grup A berdasarkan tabel adalah = 4.

(Tabel Skor Grup A pekerja kantoran)

2. Grup B
a) Leher (neck) Berdasarkan posisi kerja ini terlihat posisi leher membungkuk
16,80° dengan nilai 2. Dengan demikian nilai posisi leher adalah 2.
b) Batang Tubuh (trunk) Berdasarkan posisi kerja ini , diketahui posisi punggung
membentuk sudut 8,85° terhadap sumbu vertikal, sehingga mendapat nilai 2
c) Kaki (legs) Pada posisi ini kaki ditopang oleh beban yang merata, sehingga
diberikan nilai +1.

Penilaian postur atau posisi grup B dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(Tabel Skor Grup B pekerja kantoran)

Nilai tabel B dengan demikian adalah 2. Selain itu nilai penggunaan otot pada
kaki pekerja kantoran adalah 1, karena kaki dalam posisi diam lebih dari 10 menit.
Karena tidak ada gaya atau beban yang diterapkan pada kaki, gaya/beban diberikan
sebagai 0. Dalam hal ini, nilai total posisi kerja Kelas B adalah 2+1+0 = 3.

3. Penilaian Grand Score


Untuk grand score dapat diketahui menggunakan tabel berikut ini. Skor akhir yang
didapat yaitu = 4.

(Tabel Nilai Akhir Postur Tubuh pekerja kantoran)


Maka diperoleh perbandingan antara postur kerja dari kuli angkut dengan pekerja kantoran,
yaitu sebagai berikut :

Postur Kerja Grand Score Action Level Keterangan


Postur Kerja Kuli 7 4 Kondisi atau
Angkut aktivitas ini
berbahaya, oleh
karena itu
memerlukan
pemeriksaan dan
perubahan posisi
kerja (saat itu juga)
Postur Kerja pekerja 4 2 Kondisi atau
kantoran aktivitas ini
membutuhkan
pemeriksaan lebih
lanjut dan juga
diperlukan
perubahan
(Tabel Perbandingan Kuli angkut VS pekerja kantoran)

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam analisis yang dilakukan pada postur
kerja kuli angkut yaitu didapat action level 4 dengan hasil akhir yaitu 7, yang menandakan
bahwa kondisi ini berbahaya, oleh karena itu memerlukan pemeriksaan dan perubahan posisi
kerja (saat itu juga). Hal ini terjadi dikarenakan postur kerja tersebut dilakukan dalam waktu
berulang sehingga dapat membahayakan pekerjanya.

Berbeda halnya dengan pekerja kantoran, postur kerja yang didapat memperoleh skor
akhir sebesar 4, sehingga termasuk dalam kategori action level 2 atau tidak begitu berbahaya
bagi pekerjanya. Namun tetap akan berbahaya jika dilakukan secara terus-menerus, apabila
semakin cepat dilakukan perbaikan dalam postur kerja yang dilakukan, maka akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA)
PADA PEKERJA KULI ANGKUT BUAH DI “AGEN RIDHO ILLAHI” PASAR JOHAR KOTA SEMARANG.

Dwismara Tungga, R., Herwanto, D., Nugraha, A. E., Prodi, ), & Industri, T. (2022). ANALISIS
POSTUR KERJA AKTIVITAS PEMINDAHAN BARANG DENGAN METODE RAPID
UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI UKM SEMBAKO ASRI KARAWANG.

Hamdy, I. (2019). Analisa Postur Kerja Manual Material Handling (MMH) pada Karyawan
Bagian Pembuatan Block Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
(Studi Kasus: PT Asia Forestama Raya). In Jurnal Teknik Industri (Vol. 5, Issue 1).

Joshi, M., & Deshpande, V. (2021). Identification of indifferent posture zones in RULA by
sensitivity analysis. International Journal of Industrial Ergonomics, 83.
https://doi.org/10.1016/j.ergon.2021.103123

Maghfiroh N, T. M. (2020). ANALISIS TINGKAT RISIKO MUSKULOSKELETAL DISORDERS


(MSDs) DENGAN THE RAPID UPPER LIMBS ASSESSMENT (RULA) DAN
KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KELUHAN MSDs.

Optimasi, O.-J., Industri, S., Syah, I., Wijaya, A., & Muhsin, A. (2018). ANALISA POSTUR
KERJA DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA
OPARATOR MESIN EXTRUDER DI STASIUN KERJA EXTRUDING PADA PT XYZ (Vol.
11, Issue 1). http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsiTelp.

Ramdhani, D., Putri, I. R., & Zalynda, M. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA PENGRAJIN
HANDYCRAFT MENGGUNAKAN NORDIC BODY MAP DAN METODE RAPID UPPER
LIMB ASSESSMENT (RULA).

Restiyani, R., Sundari, S., Tulang Bawang Lampung Jl Gajah Mada No, U., Bandar Lampung, K.,
& Korespondensi, P. (2020). ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE
RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI UMKM KERUPUK KEMPLANG 32
KECAMATAN BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG.

Susihono, W., & Rubiati, E. (2020). PERBAIKAN METODE KERJA BERDASAR RAPID UPPER
LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DAN FABRIKASI.

Widiyawati, S., Lukodono, R. P., Lustyana, A. T., & Pradana, I. A. (2020). Investigation of the
risk of daily officer work posture based on rapid upper limb assessment (rula) method.
International Journal of Human Movement and Sports Sciences, 8(1), 24–31.
https://doi.org/10.13189/saj.2020.080103

Anda mungkin juga menyukai