Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ERGONOMI

“RULA (Rapid Upper Limb Assesment)”

Dosen Pengampu : Suprapto, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:
1. Ni’matul Khoiriyah (1750200047)
2. Fajar Muhammad Arifin (1750200043)
3. Cahyo Nugroho Jati (1750200016)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Ergonomi mengenai “RULA (Rapid Upper Limb Assesment)”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Ergonomi mengenai “RULA (Rapid
Upper Limb Assesment” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Sukoharjo, 7 Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian RULA……………………………………………………………. 2
B. Prosedur Rapid Upper Limb Assessment (RULA)……………………………..5
C. APLIKASI ............................................................................................................ 7
D. Tujuan RULA Dikembangkan……………………………………………….8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri tidak terlepas dari kajian ergonomi, selain untuk mempermudah
pekerjaan kajian ergonomi juga digunakan untuk efisiensi waktu kerja. Dalam
melakukan aktifitas kerja, manusia sebagai pekerja mempunyai batas - batas tertentu.
Oleh karena itu perlu mengetahui keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki setiap
individu untuk meminimalisir cidera dan hal-hal buruk yang akan menimpa pekerja
dengan cara mempehitungkan proses kerja dengan mempertimbangkan dengan rapid
upper limb assesment (RULA)
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode survey yang
dikembangkan untuk penyelidikan ergonomic tentang tempat kerja dimana ada
kaitannya dengan gangguan anggota tubuh bagian atas. Metode ini tidak
membutuhkan suatu peralatan untuk menentukan postur dari leher, punggung, dan
anggota gerak bagian atas selama menggunakan fungsi dari otot, dan pembebanan
eksternal yang mempengaruhi tubuh (McAtamney And Corlett, 1993).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
2. Untuk Mengetahui Proses RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
3. Untuk mengetahui Aplikasi RULA (Rapid Upper Limb Assessment)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

Rapid Upper Limb Assissment (RULA) dikembangkan oleh Dr.Lynn Mc Atamney


dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergonomi dari universitas di Nottingham
(University of Nottingham’s Institute of Osecupational Ergonomics). Pertama kali
dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993. RULA adalah
metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasi dan
menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Metode ini tidak
membutuhkan piranti khusus dalam memberikan penilaian dalam postur leher,
punggung dan tubuh bagian atas (Meliana, 2009). Sejalan dengan fungsi otot dan
beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Teknologi ergonomic tersebut
mengevaluasi postur, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cedera akibat
aktivitas berulang.RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko
dan melakukan perbaikan sesegera mungkin (Mc Atamney dan Corlett, 2004).
Penilaian menggunakan metode ini adalah metode yang telah dilakukan oleh
McAtamey dan Corlett (1993).

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai postur,
gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota
tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko
kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja
yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb) (Andrian, 2013).

2
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-
faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh
McPhee’ sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi :

 Jumlah gerakan
 Kerja otot statis
 Gaya
 Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
 Waktu kerja tanpa istirahat

Dalam menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah
gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk :

1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk


penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan
anggota tubuh bagian atas;
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan
melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat
menyebabkan kelelahan otot;
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang
lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan
organisasional; dan biasanya digunakan untuk melengkapi persyaratan
penilaian dari UK Guidelines on the prevention of work-related upper limb
disorder (Panduan dalam pencegahan cidera kerja yang berkaitan dengan
anggota tubuh bagian atas di neg ara Inggris)

3
Tabel Analisis Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

4
B. PROSEDUR
Prosedur Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama
adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah
pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan
dari skala tingkat tindakan yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan
kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.

TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur kerja

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi
dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B.
Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara
grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh
postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki,
punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian
atas dapat tercakup dalam penilaian.

Grup A Lengan bagian Atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan:

Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan diberi skor
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al,
Schuldt et al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt. Skornya sebagai berikut:

 1 untuk ekstensi 20° dan fleksi 20°


 2 untuk ekstensi lebih dari 20° atau fleksi antara 20-45°;
 3 untuk fleksi antara 45-90°;
 4 untuk fleksi lebih dari 90°.

Grup B Leher, punggung dan kaki :

5
Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada studi yang dilakukan oleh
Chaffin dan Kilbom et al. Skor dan jangkauannya sebagai berikut

 1 untuk fleksi 0-10°;


 2 untuk fleksi 10-20°;
 3 untuk fleksi lebih dari 20°;
 4 bila dalam posisi ekstensi.

TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh.

Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat
pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur
bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force)
dengan Skor Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor
Postur B menghasilkan Skor D.

TAHAP 3 : Pengembangan Grand Score dan Action List

Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand
score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan /
investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah
diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko
cidera yang berkaitan dengan pembebanan muskuloskeletal.

Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat
dibedakan menjadi 4 action level berikut :

 Action Level 1: Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama
tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama.
 Action Level 2: Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh
dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukan.
 Action Level 3: Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan segera.

6
 Action Level 4: Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak).

C. APLIKASI

1. Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko
pekerja untuk terpengaruh oleh factor-faktor penyebab cedera,yaitu:

 Postur
 Kontraksi otot statis
 Gerakan repetitive
 Gaya

2. Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini dilakukan
dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang dievaluasi
menggunakan RULA.

3. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki risiko
relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap suatu
pekerjaan secara keseluruhan dengancara melalui nilai tiap faktor risiko.

4. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan. Perbaikan


secara kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan penilaian sebelum dan
sesudah modifikasi diterapkan.

7
D. TUJUAN

RULA dikembangkan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:

 Memberikan suatu metode pemeriksaan populasi pekerja secaracepat,


terutama pemeriksaan paparan (exposure) terhadap resiko gangguan tubuh
bagian atas yang disebabkan karena bekerja.

 Menentukan penilaian gerakan-gerakan otot yang dikaitkan denganpostur


kerja, mengeluarkan tenaga, dan melakukan kerja statis danrepetitve yang
mengakibatkan kelelahan otot.

 Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan ataupengukuran


ergonomi yang mencakup faktor-faktor fisik,epidomiologis, mental,
lingkungan dan faktor organisional dankhususnya mencegah terjadinya
gangguan pada tubuh atas akibat kerja

8
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan tujuan makalah diatas merujuk pada pembahasan makadapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Aplikasi RULA, selama periode RULA sedang diuji validasi, metode ini
telah digunakan di system kerja indusrti maupun perkantoran oleh para ahli
Ergonomi dari Instute for Ocupational Ergonomics dan oleh fisioterapis yang
menghadiri kursus pengenalan Ergonomi. Operasi– operasi spesipik dimana
RULA dilaporkan sebagai piranti pengukuran yang berguna. Antara lain sejumlah
operasi pengepakan manual dengan mesin, pekerjaan berbasis komputer, operasi
pembuatan garmen, operasi pengecekan supermarket, pekerjaan mikroskopik dan
pekerjaan indusrti manufaktur mobil. Sekali pengguna merasa familiar dengan
RULA, mereka melaporkan bahwa RULA cepat dan mudah digunakan. RULA
sering kali dilaporkan sangat berguna dalam mempersentasikan konsep
pembebanan musculoskeletal akibat kerja dalam pertemuan dengan manajemen.
Para manajemen cepat menyadari dan mengingat skor final dan level tindakan
yang terkait. Hal ini sangat membantu dalam mengkomunikasikan masalah,
memutuskan prioritas investigasi dan perubahan yang dilakukan pada tempat
kerja. Sebagai tambahan, RULA ditemukan secara khusus berharga dalam
pengukuran kembali perubahan dalam pembebanan musculoskeletal setelah
modifikasi telah diperkenalkan pada pekerjaan dan stasiun kerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://namakudikky.blogspot.com/2016/12/metode-rula-dan-reba.html

Masitoh, D. (2016). Analisis Postur Tubuh dengan Metode Rula Pada Pekerja
Welding di Area Sub Assy PT. Fuji Technica Indonesia Karawang. Tugas Akhir
Universitas Sebelas Maret.

https://www.kajianpustaka.com/2014/06/analisis-metode-rapid-upper-limb.html

https://www.coursehero.com/file/28175820/Ergonomi-RULApptx/

https://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/03/25/rula-rapid-upper-limb-assessment/

10

Anda mungkin juga menyukai