Dosen Pembimbing:
Oleh:
201710301050
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB.1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper teknik tata cara kerja adalah:
1. Mengetahui sistem kerja pada suatu proses industri dengan pendekatan
ergonomi.
Untuk tahap awal yang dilakukan untuk merancang sistem kerja secara
ergonomis yaitu dengan melakukan proses pengolahan data menggunakan data
antropometri yang bertujuan untuk menetapkan dimensi ukuran-ukuran tubuh para
pekerja. Dan selanjutnya data pada proses yang bertujuan untuk mengetahui
perbandingan waktu proses pengemasan sebelum perancangan dan sesudah
perancangan, dan data para pekerja juga.
Berikut ini data yang telah diketahui hasil persentase keluhan pekerja:
2. alat yang digunakan setelah perancangan sudah bisa melekat dalam satu
kali kerja,
Kondisi Keterangan
No Data
Awal Akhir Peningkatan Penurunan
3.1 Kesimpulan
3. Produksi emping melinjo dapat lebih cepat dan banyak karena terjadi
penurunan waktu dalam produksi.
3.2 Saran
Dosen Pembimbing:
Oleh:
201710301050
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper teknik tata cara kerja adalah:
1. Mengetahui sistem kerja pada suatu proses industri dengan pendekatan
antropometri.
2. Mengetahui penyelesaian dari permasalahan yang ada dengan pendekatan
antropometri.
BAB 2. PEMBAHASAN
Para petani madu di wilayah Tapung Kabupaten Kampar Riau masih banyak
mengunakan metode pemotongan sarang madu dengan cara manual, dalam arti
masih diperas mengunakan tangan. Petani lebah di Wilayah Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar Riau belum mengunakan alat pemeras madu, untuk itu
mereka masih banyak menggunakan pemerasan madu dengan cara dipotong-
potong atau secara manual. Padahal alat pemeras madu di wilayah lain seperti
halnya petani lebah yang berada di wilayah jawa khususnya daerah Malang, sudah
menggunakan alat pemeras madu dengan alat pemeras dengan sistem putaran atau
disebut dengan ekstraktor lebah. Alat ektraktor lebah sebagai alat bantu proses
pemerasan yang digunakan peternak lebah yang modern (Hernowo, 2013).
Sehingga petani madu pada wilayah Tapung Kabupaten Kampar Riau mengeluh
rasa lelah yang mereka alami. Para pekerja mengeluh rasa sakit pada bagian leher,
punggung, kaki dan kedua tangan mereka. Hal ini disebabkan mereka melakukan
pekerajaan secara manual dan tempat kerja dan alat kerja yang tidak ergonomi.
Dapat dilihat pada gambar pekerja sebagai berikut.
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa posisi pekerja dalam keadaan
membungkuk sehingga menyebabkan rasa sakit dibagian leher, punggung,dan
kaki yang tertekuk. Sehingga diperlukan perbaikan sikap pekerja dengan membuat
alat rancangan proses pemeras madu untuk menghindarkan dari risiko kecelakaan
pekerja. Adapun alat rancangan kerja dibuat berdasarkan dengan pengukuran yang
telah dilakukan kepada beberapa anggota mahasiswa sebagai acuan untuk ukuran
alat rancangan kerja. Berikut merupakan data hasil pengamatan.
Sebelum
No Dimensi Alat Rancangan Persentil (cm)
(cm)
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan pada tinggi sandaran kursi dapat dicari
dengan menggunakan data tinggi punggung pekerja, sehingga menggunakan
persentil 50 th dengan tujuan agar pekerja dengan rata-rata dapat menggunakan
dengan baik, serta pekerja paling panjang dan pendek dapat menggunakannya
juga. Pada lebar alas kursi dapat dicari dengan menggunakan data ukuran lebar
pinggul pekerja, sehingga menggunakan persentil 95th dengan tujuan agar seluruh
pekerja dimulai dari yang besar hingga kecil dapat menggunakannya. Pada lebar
sandaran kursi dapat dicari dengan menggunakan data ukuran lebar bahu pekerja,
sehingga menggunakan persentil 95th dengan tujuan agar seluruh pekerja dimulai
dari yang besar hingga kecil dapat menggunakannya. Pada jarak alat pemeras
madu dapat dicari dengan menggunakan data jangkauan tangan pekerja kedepan,
sehingga menggunakan persentil 50 th dengan tujuan agar pekerja dengan rata-
rata dapat menggunakan dengan baik, serta pekerja paling panjang dan pendek
dapat menggunakannya juga. Pada lebar alat bantu penekan kursi dapat dicari
dengan menggunakan data ukuran lebar telapak tangan pekerja, sehingga
menggunakan persentil 95th dengan tujuan agar seluruh pekerja dimulai dari yang
besar hingga kecil telapak tangannya dapat menggunakannya. Dan pada jarak
kursi dengan tiang alat rancangan dapat dicari dengan menggunakan data ukuran
panjang telapak kaki pekerja, sehingga menggunakan persentil 95th dengan tujuan
agar seluruh pekerja dimulai dari yang besar hingga kecil telapak kakinya dapat
menggunakannya. Sehingga berdasarkan perhitungan persentil diatas, didapatkan
hasil dimensi alat rancangan yang akan dibuat untuk mengurangi
ketidaknyamanan pekerja. Setelah itu, dilakukan pembuatan alat rancangan
pemeras madu seperti pada gambar dibawah ini.
3. Dapat mengurangi keluhan rasa sakit dibagian tangan, pungung dan kaki.
Selain beberapa keunggulan, alat rancangan yang baru juga berpengaruh pada
produktivitas pemerasan. Berikut ini adalah tabel perubahan produktivitas dari
proses pemerasan madu setelah menggunakan alat pemerasan.
3.1 Kesimpulan
3.2 saran