Anda di halaman 1dari 12

ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID

UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PROSES


PEMBUATAN PROTOTYPE CASE MICTECT DI PT. SODARA
ABADI

1. Latar Belakang
Dalam dunia industri, kondisi kerja yang baik merupakan suatu hak bagi
pekerja yang harus didapatkan. Perusahaan atau pelaku industri harus mampu
menyediakan lingkungan dan kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi para
pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kondisi kerja perlu diperhatikan karena
sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja untuk semua pekerja.
Apabila ditunjang dengan kondisi kerja yang baik, manusia akan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal.
Kondisi kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman (Sedarmayanti, 2000).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat terutama
dalam bidang industri manufaktur, maka dibutuhkan satu ikatan yang kuat antara
sumber daya manusia dengan teknologi yang digunakan. Proses integrasi yang baik
antara sumber daya manusia dengan teknologi yang ada diharapkan akan
berdampak pada maksimalnya output yang dihasilkan. Sumber daya yang ada
dituntut tidak hanya sekedar terampil secara teoritis tetapi juga dapat
mengimplementasikannya secara nyata dalam lingkungan kerja.
Ergonomi adalah studi mengenai interaksi antara manusia dengan objek atau
peralatan yang digunakan dan lingkungan tempat mereka berada. Ergonomi juga
dapat didefinisikan secara praktis sebagai perancangan untuk digunakan oleh
manusia (Pulat, 1992). Perkembangan teknologi saat ini tumbuh dengan sangat
pesat, hal itu membuat banyak perusahaan yang menggunakan mesin dalam proses
produksinya dapat meningkatkan kecepatan kerja. Akan tetapi hal itu justru
menjadikan pekerjaan bersifat monoton. Di sisi lain, banyak pula pekerjaan yang
harus dilakukan secara manual yang menuntut tekanan secara fisik lebih besar.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 1 -
Tuntutan kerja fisik tersebut dapat berakibat meningkatnya terjadinya keluhan
maupun kelelahan pada pekerja (Tarwaka, 2011). Produktivitas dan kondisi kerja
mempunyai ketergantungan satu sama lain, Produktivitas tidak akan baik Jika
kondisi kerja tidak efektif. Keluhan dan kecelakaan kerja akan terjadi jika pekerja
melakukan pekerjaan dengan kondisi kerja yang tidak ergonomi atau kurang efektif,
jika dalam suatu proses kerja terjadi kecelakaan kerja dapat berakibat produksi
menjadi terhenti. Jika ingin mendapatkan produktivitas yang baik, meminimalisir
gangguan pada sistem otot dan kecelakaan dalam kerja, maka harus menggunakan
konsep ergonomi dalam lingkungan pekerjaan. Perancangan fasilitas dan penerapan
prosedur kerja yang kurang diperhatikan dapat menyebabkan timbulnya masalah
dalam ergonomi.
Postur yang kurang baik saat bekerja dapat menimbulkan terjadinya gangguan
pada rangka tubuh dan sistem otot, yang disebut dengan musculoskeletal disorders
(MSDs) merupakan cidera yang meliputi kerusakan pada otot, saraf, tendon,
ligamen dan pembuluh darah. MSDs seringkali melibatkan keseleo dan tegangan
pada punggung bagian bawah, bahu dan tubuh bagian atas. Gangguan ini
menyebabkan rasa sakit dan kelelahan jangkapanjang (NIOSH, 2007).
Salah satu gejala umum yang timbul akibat kerja yang tidak ergonomi adalah
gangguan musculoskeletal. Gangguan musculoskeletal adalah keluhan dari bagian-
bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan
sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang-ulang dan
dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
sendi, tendon, dan ligamen. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya
diistilahkan dengan gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) (Tawarka, 2004).
Keluhan pada sistem musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot
rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan dalam
waktu yang lama. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam
waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan statis berupa kerusakan pada
sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya
diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cidera pada
sistem musculoskeletal (Granjean, 1993).

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 2 -
Penelitian yang dilakukan oleh penulis berhubungan dengan pembuatan
Prototype Case Mictect yang ada pada PT. SODARA ABADI. PT. SODARA
ABADI merupakan perusahaan yang berpusat di Jl. Cigondewahkaler No. 12 Kota
Cimahi, Jawa Barat. PT. SODARA ABADI memproduksi Case inovatif yang
dikenal dengan nama Case Mictect. Berdasarkan studi pendahuluan melalui
observasi dan wawancara dengan kuisioner Nordic Body Map dan perhitungan
postur kerja menggunakan metode RULA terhadap pekerja pada saat melakukan
proses pengukuran dan pemolaan, didapatkan adanya keluhan nyeri punggung,
pinggang, dan kaki, hal ini tentu mengganggu aktifitas kerja para pekerjanya. Oleh
karena itu, penulis melakukan upaya perbaikan postur tubuh dengan menggunakan
metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment).
Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja misalnya
menggunakan RULA (Rapid Upper Limb Assesment). Menurut (Andrian, 2013),
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai
postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan
anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk
menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper
limb). Pada Penelitian ini akan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb
Assesment). RULA merupakan suatu metode penelitian postur untuk
menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada proses pembuatan
Prototype Case Mictect, maka dapat disimpulkan perumusan masalahnya sebagai
berikut:
a. Apa penyebab keluhan nyeri yang dialami oleh pekerja dalam pembuatan
Prototype?
b. Bagaimana cara mengatasi postur kerja yang salah dalam pembuatan
Prototype?

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 3 -
3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang tersedia, maka tujuan pemecahan
masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan gambaran mangenai penyebab nyeri yang dialami pekerja
dalam pembuatan Prototype.
b. Memberikan upaya pencegahan postur kerja yang salah dalam pembuatan
Prototype.

4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Bagi Perusahaan
a. Memberikan masukan dan rekomendasi terhadap postur kerja sehingga
dapat ditindak lanjuti sebagai tahap perbaikan.
4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang efektivitas dalam bekerja.
b. Memahami dasar-dasar ilmu ergonomi khususnya dalam menggunakan
metode RULA.

5. Landasan Teori
5.1 Postur Kerja
Postur kerja adalah suatu tindakan yang diambil pekerja dalam melakukan
pekerjaannya. Postur kerja sangat erat kaitannya dengan keilmuan ergonomi,
dimana ilmu ergonomi mempelajari bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan
fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera akibat postur kerja yang salah
dan penyakit akibat kerja serta menurunkan beban kerja fisik maupun mental.
Postur kerja yang baik harus dilakukan penelitian-penelitian serta memiliki
pengetahuan di bidang keilmuan ergonomi, supaya dapat menganalisis dan
mengevaluasi postur kerja yang salah. Jika dilihat dari sudut pandang ergonomi,
setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap
kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut
(Tarwaka, 2004). Beban kerja diartikan sebagai kemampuan tubuh pekerja dalam
menerima pekerjaan (Manuaba, 2000).

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 4 -
Ketika bekerja hal yang sangat penting untuk selalu diperhatikan adalah postur
tubuh. Dalam melakukan setiap pekerjaan ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi postur. (Bridger, 2009) menyatakan bahwa postur bekerja seorang
pekerja dipengaruhi oleh kebutuhan tugas atau pekerjaan, desain dari tempat kerja
dan faktor personal. Para pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan postur
kerja yang tidak ergonomis dan tidak memperhatikan faktor-faktor keselamatan
kerja pada saat bekerja, maka akan menurunkan konsentrasi dan tingkat
ketelitiannya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja di perusahaan tersebut.

5.2 Ergonomi
Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo
yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi
dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer digunakan oleh
beberapa negara Eropa Barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai Human
Factors Engineering atau Human Engineering (Hardianto, 2014). Konsep
ergonomi saat ini, memfokuskan pendekatan “fitting the task to the man”, yang
artinya penyesuaian desain kerja dengan karakteristik pekerja, bukan pekerja yang
harus menyesuaikan dengan desain tempat kerja.
Adapun definisi ergonomi dari beberapa instansi keilmuan terkait diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, Menurut International Ergonomics
Association (IEA), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang
mengaplikasikan teori, prinsip data dan metode untuk merancang suatu sistem
yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Praktisi ergonomi
berkontribusi dalam perancangan dan penilaian tugas, pekerjaan, produk,
lingkungan dan sistem untuk membuatnya sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan keterbatasan manusia.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 5 -
b. Ergonomi adalah aplikasi dari prinsip-prinsip ilmiah, metode, dan data yang
didapat dari beragam disiplin yang ditujukan dalam pengembangan suatu sistem
rekayasa, dimana manusia memiliki peran yang sangat signifikan (Nurmianto,
2004).
c. Ergonomi yaitu kajian interaksi antara manusia dengan mesin, serta faktorfaktor
yang dapat mempengaruhinya. Tujuannya adalah untuk dapat meningkatkan
kinerja sistem secara keseluruhan (Bridger, 2000).
Tujuan dari penerapan ergonomi dapat pula dibuat dalam suatu hierarki,
dengan tujuan yang paling rendah adalah sistem kerja yang masih dapat diterima
dalam batas–batas tertentu, asalkan sistem ini tidak memiliki potensi bahaya
terhadap kesehatan dan nyawa manusia. Tujuan yang lebih tinggi adalah suatu
keadaan ketika pekerja dapat menerima kondisi kerja yang ada, dengan mengingat
keterbatasan yang bersifat teknis maupun organisatoris. Pada tingkat yang paling
tinggi, ergonomi bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang optimal, yaitu
beban dan karakteristik pekerjaan telah sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
individu pengguna sistem kerja (Kroemer, 2004).
Menurut (Tarwaka, Ergonomi untuk Keselamatan, kesehatan kerja dan
produktivitas, 2004) secara tujuan dari ergonomi:
1. Increase Productivity, yaitu membuat biaya yang rendah dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia secara efisien, bukan dengan memanfaatkan modal.
2. Eliminate waste, secara berkelanjutan mencari cara untuk mengeliminasi
kegiatan yang tidak perlu.
3. Involves team, berbagi pengalaman antara karyawan dan manajer yang sudah
pernah melakukan kegiatan improvement seperti kaizen.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek dan karakteristik
manusia (kemampuan, kelebihan, keterbatasan dan lain-lain) yang relevan dalam
konteks kerja, serta dapat memanfaatkan informasi yang diperoleh dalam upaya
merancang produk, mesin, alat, lingkungan, serta sistem kerja yang terbaik. Tujuan
utama yang hendak dicapai adalah tercapainya sistem kerja yang produktif dan
kualitas kerja terbaik, disertai dengan kemudahan, kenyamanan, dan efisiensi kerja
tanpa mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerja.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 6 -
5.3 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
RULA dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang
merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University’s Nottingham
Institute of Occupational Ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal
aplikasi ergonomi pada tahun 1993. RULA diperuntukkan dan dipakai pada bidang
ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtemney, 1993).
Teknologi ergonomi mengevaluasi postur atau sikap, kekuatan dan aktivitas
otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang (repetitive starain injuries).
Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa score
resiko antara satu sampai tujuh, score tertinggi menandakan level yang
mengakibatkan resiko yang besar atau berbahaya untuk dilakukan dalam bekerja.
Hal ini bukan berarti bahwa score terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti
bebas dari ergonomic hazard. Metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi
postur kerja yang beresiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Leuder,
1996).
Metode ini menggunakan diagram body postures dan empat tabel penilaian
yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus
pekerjaan tersebut. Sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang
oleh tubuh. Teknologi ergonomic tersebut mengevaluasi postur, kekuatan dan
aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang. Penggunaan
metode ini akan didapatkan nilai batasan maksimum dan berbagai postur pekerja,
nilai batasan tersebut berkisar antara nilai 1-7 (McAtemney, 1993).
RULA adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang
menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan piranti khusus dalam memberikan penilaian dalam
postur leher, punggung dan tubuh bagian atas (Meliana, 2009).

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 7 -
5.4 Prototype
Prototype ditujukan untuk menghasilkan purwarupa sebagai tahapan hilirisasi
hasil-hasil penelitian sebelum menjadi produk komersial. Prototype merupakan
gambaran awal produk sebelum dilakukannya proses operasi. Model prototype
memberikan kesempatan untuk pengembang program dan objek penelitian untuk
saling berinteraksi selama proses perancangan sistem (Sukamto & Shalahuddin,
2015). Sedangkan menurut (Yurindra, 2017) model prototype adalah “suatu proses
yang memungkinkan developer membuat sebuah model software, metode ini baik
digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal
mengenai kebutuhan yang diinginkannya”.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa model prototype merupakan salah satu
model pengembangan perangkat lunak dimana pengembang program dan objek
penelitian dapat saling berkomunikasi dan memberikan informasi yang terdiri dari
mendengarkan pelanggan atau analisa kebutuhan, membuat rancangan (mockup)
dan pengujian rancangan.
Model prototype ini memiliki beberapa tahapan (Sukamto & Shalahuddin,
2015), yaitu:
1) Mendengarkan Pelanggan
Pengembang program dan objek penelitian bertemu dan menentukan tujuan
umum dan kebutuhan dasar. Detail kebutuhan mungkin pada awal pengumpulan
kebutuhan.
2) Membangun atau Memperbaiki Mock-Up
Perancangan sistem dapat dikerjaan apabila data-data yang berkaitan telah
dikumpulkan selama pengumpulan kebutuhan. Rancangan ini menjadi dasar
pembuatan prototype. Pembuatan prototype ini merupakan tahapan perealisasian
rancangan prototype.
3) Pelanggan Melihat dan Menguji Mock-Up
Objek penelitian mengevaluasi prototype yang dibuat dan dipergunakan
untuk memperjelas kebutuhan software.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 8 -
6. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Penulis melakukan pengumpulan data dengan observasi secara langsung dan
wawancara kepada pekerja. Pengamatan langsung pada objek studi yang sesuai
dengan lingkup penelitian dan teori sebagai pendukung penelitian berdasarkan
lingkup pembahasan. Setelah data lapangan dan literatur didapat sesuai fokus
penelitian, maka proses analisis dilakukan untuk mendapatkan upaya perbaikan
pada pembuatan Prototype Case Mictect.

6.1 Tahapan Penelitian

Studi Lapangan

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan

Gambar 6. 1 Flowchart Tahapan Penelitian

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 9 -
a. Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu pengumpulan data dari perusahaan melakukan
observasi, wawancara, dan dokumentasi dari perusahaan.
b. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap pengumpulan referensi teori melalui teks
buku, penelitian terdahulu, peraturan-peraturan yang berlaku, dan sumber
informasi lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu mengumpulkan dan mengukur informasi
tentang variabel-variabel yang ditargetkan guna menunjang kebutuhan
dalam suatu penelitian. Dalam proses pengumpulan data terdapat beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, diantaranya
adalah dalam bentuk wawancara, observasi, dan dokumentasi.
d. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode pengukuran Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Pengolahan
data tersebut bertujuan memberikan informasi yang dapat digunakan oleh
berbagai pihak.
e. Analisis Data
Analisia yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari
penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam
mengambil kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan
disusun secara sistematis agar bisa menguraikan atau menggambarkan
bagaimana suatu proses terjadi atau berlangsung, tindakan apa yang terjadi,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
f. Kesimpulan
Kesimpulan dan saran merupakan tahap yang berisi tentang pokok-
pokok dari hasil pembahasan, solusi alternatif untuk masalah yang ada, dan
saran untuk memperbaiki masalah yang ada di wilayah penelitian.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 10 -
6.2 Data dan Sumber Data
Data yang alam diambil adalah postur tubuh pekerja yang sedang melakukan
aktivitas pembuatan Prototype Case Mictect.

6.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi,
dokumentasi, dan studi literatur.

6.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif,
serta teknik analisa RULA dan OPC.

6.5 Langkah-Langkah Analisis Data


Langkah-langkah analisis data melalui 3 tahap persiapan:
1. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan sebelum dilakukannya penelitian.
Tahapan persiapan ini diawali dengan perumusan masalah, studi literatur, dan
penentuan metode atau desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan
instrumen penelitian.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk
mengumpulkan data dari perusahaan.
3. Pengolahan data atau penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan pengumpulan data yaitu
mengolah data. Data yang sudah dikumpulkan dilanjutkan dengan proses
pengolahan data untuk kemudian di analisis guna membantu peneliti dalam
menarik kesimpulan.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 11 -
7. Daftar Pustaka
Andrian. 2013. Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Secara Biomekanika
Pada Pekerja Pengangkutan Semen (Studi Kasus: PT. Semen Baturaja).
Palembang: Fakultas Teknik Universitas Binadarma.
Bridger. 2000. Introduction to Human Factors and Ergonomics - 4th Edition,
New York: Routledge.
Hardianto. 2014. Ergonomi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kroemer. 2004. Engineering Physiology: Bases of Human Factors
Engineering/Ergonomics - Fourth Edition. New York: Springer
Leuder. 1996. A Proposed RULA for Computer Users: In Proceedings of
the Ergonomics Summer Workshop (pp.8-9). San Francisco.
Manuaba. 2000. Ergonomi Untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
McAtemney. 1993. RULA: A Survey Method for the Investigation of
Work - Related Upper Limb Disorders. Applied Ergonomics, 24(2), 91-
99.
Meliana. 2009. Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA Pada Pegawai
Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Medan: USU Medan
NIOSH. 2007. Ergonomic Guildelines for Manual Handling. California:
Department of Industrial Relations.
Nurmianto. 2004. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
Teknik Industri-ITS.
Pulat. 1992. Pengantar Ergonomi Industri. Padang: Andalas University Press.
Sedarmayanti. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk
Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. Bandung: Masdar Maju.
Sukamto & Shalahuddin. 2015. Kolaborasi Rekayasa Perangkat Lunak
Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri, Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tawarka. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
Yurindra. (2017). Software Engineering. Yogyakarta: Deeppublish.

Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Proses
Pembuatan Prototype Case Mictect di PT. SODARA ABADI - 12 -

Anda mungkin juga menyukai