PENDAHULUAN
Agar praktikum ini tidak terlalu luas, sehinga dapat dikemukakan beberapa
pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :
Pengumpulan data antropometri yang dibutuhkan untuk
perancangan atau redesign meja kerja bagian administrasi
Evaluasi ergonomi yang dilakukan hanya berkaitan dengan
analisa antropometri.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari definisi dan tujuan ergonomi tersebut, maka dapat kita katakan
bahwa dimana ada manusia disitu ergonomi berperan. Dalam kehidupan
sehari-hari peran ergonomi dapat terbagi dalam tiga kelompok :
Peranan ergonomi dalam pendesainan produk.
Peran ergonomi dalam upaya meningkatkan keselamatan dan
hygiene kerja.
Peran ergonomi dalam upaya meningkatkan produktivitas
Kinerja suatu sistem kerja di dalam suatu perusahaan atau unit produksi
sangat tergantung pada interaksi antara elemen-elemen sistem kerjanya. Bila
interaksi antara elemen-elemen tersebut baik, maka kegiatan produksi berjalan
baik, sehingga dapat menghasilkan tingkat output yang diharapkan. Elemen-
elemen tersebut antara lain peralatan, lingkungan kerja, tempat kerja dan tenaga
kerja. Dari semua elemen ini yang terpenting adalah elemen manusia, karena
manusia merupakan pelaksana dari pekerjaan, sedangkan elemen yang lainya
merupakan elemen pendukung. Elemen-elemen pendukung perlu dirancang
sedemikian rupa untuk menjamin optimalitas manusia dalam melakukan
pekerjaanya. Prinsip ini disebut dengan Human Centered Design, atau
perancangan yang berpusat pada manusia.
Untuk menilai pengaruh kondisi kerja terhadap performansi kerja manusia
diperlukan kriteria yang jelas. Kriteria yang dapat digunakan dalam menguji
pengaruh kondisi kerja terhadap manusia adalah; kriteria fisiologi,kriteria
psikologi dan kriteria performansi kerja (Tiffin dalam Oesman, 2007). Adapun
penjelasanya sebagai berikut:
Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus)
dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif , maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Faktor-
faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
1. Umur
Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak lahir hingga kira-kira
berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Pada saat tersebut
ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut setelah kurang
lebih berumur 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin manusia yang bebeda akan mengakibatkan dimensi anggota
tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan fungsi yang
berbeda.
3. Suku bangsa
Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi tubuhnya.
4. Jenis pekerjaan atau latihan
Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot tersebut sering dipekerjakan
akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebuh besar. Misalnya : dimensi
seorang buruh pabrik. Dimensi seorang binaragawan dan sebagainya.
5. Posisi Tubuh
Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh. Oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survey
pengukuran.
Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu:
Pengukuran dimensi struktur tubuh (structure body dimension)
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan
tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh
dengan cara ini dikenal dengan static anthropometry.
Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat
badan, tinggi tubuh, dan posisi berdiri/duduk, panjang lengan, dan
sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu, seperti 5,
50, dan 95.
Pengukuran dimensi fungsional tubuh (fungtional bodydimensions)
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat
berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan
kegiatan yang harus diselasaikan. Hal ini pokok yang
ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah
mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan era dengan gerakan-
gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu. Berbeda dengan cara pengukuran pertama, structural body
dimensions, yang mengukur tubuh dalam posisi tetap/statis (fixed), maka cara
pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan-gerakan
kerja atau dalam posisi yang dimanis. Cara
pengukuran semacam ini akan menghasilkan data dynamicanthropometry.
Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya ataupun ruang
kerja.
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan
ditetapkan dengan cara :
a) Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar yaitu
seperti 90-th, 95-th, atau 99-th persentil.
b) Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai
persentil yang paling rendah (1-th, 5-th, atau 10-th persentil).
f. Menghitung datanya sesuai persentil yang dikehendaki pada poin e. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.1 di atas. Aplikasikan data tersebut dan
tambahkan faktor kelonggaran bila diperlukan , seperti misalnya :
tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian, penggunaan hak sepatu,
dll.
Data Antropometri yang Diperlukan untuk Perancangan Produk/Fasilitas Kerja
Keterangan :
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala).
12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis.
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar).
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping kiri-
kanan (Tidak ditunjukkan dalam gambar).
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas. (vertikal).
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).
26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan.
3.1. Alat
1. Kursi
2. Meteran
3. Lembar pengamatan
4. Kalkulator
5. Komputer/Laptop
3.2. Prosedur
Cara Pengukuran
Data Yang Diukur
Jangkauan tangan Ukur jarak horisontal dari punggung samapi ujung jari tengah,
(JT) subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung
merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horizontal ke
depan.
Rentang tangan Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri
(RT) sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri
tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping
sejauh mungkin.
Tebal badan (TB) Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian hulu hati)
samapai punggung secara horizontal.
a. Ketinggian Meja
Ketinggian meja kantor harus sesuai. Bila terlalu tinggi, akan menyebabkan
bahu akan sering terangkat pada saat melakukan pekerjaan atau meletakan
tangan diatas meja sedangkan bila terlalu rendah maka sikap tubuh akan
membungkuk pada saat bekerja. Sifst tubuh yang seperti ini dapat
menyebabkan sakit pada otot-otot pinggang atau punggung dan sakit pada
otot-otot leher dan bahu.
Meja kantor yang digunakan oleh karyawan dalam bekerja tidak seharusnya
menggunakan jarak jangkauan dan rentangan tangan maksimum yang bisa
dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak
jangkauan dan rentangan tangan minimum.
Ketinggian laci pada Meja kantor yang digunakan oleh karyawan dalam
bekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan tangan ke bawah
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan ketinggian laci dilakukan dalam
jarak jangkauan tangan ke bawah minimum. Disamping pengaturan ini bisa
memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-
aspek ekonomi gerakan. Selain itu dengan jangkauan tangan minimum
menyebabkan karyawan mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar
memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih nyaman.
Lebar laci meja harus memperhatikan lebar dari kursi kantor serta diberikan
kelonggaran agar karyawan mendapatkan keleluasaan pada saat melakukan
pekerjaannya.
3.3. Pengumpulan Data
Keterangan :
TJDP = Tinggi Jangkauan Depan
TJB = Tinggi Jangkauan Bawah
RT = Rentang Tangan
TB = Tebal Badan
TSD = Tinggi Siku Duduk
TP = Tinggi Politeal
3.3. Pengolahan Data