A. KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat menentukan organisasi dapur
untuk suatu unit usaha layanan boga dengan benar.
B. INDIKATOR
1. Setelah mempelajari bahan ajar tentang pengertian ergonomic, mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian ergonomic.
2. Setelah mempelajari bahan ajar tentang tujuan digunakannya pendekatan
ergonomic, mahasiswa dapat menjelaskan tujuan digunakannya pendekatan
ergonomic.
3. Setelah mempelajari bahan ajar tentang menciptakan keserasian dengan
pendekatan ergonomi, mahasiswa dapat menjelaskan cara-cara menciptakan
keserasian dengan pendekatan ergonomi
4. Setelah mempelari materi tentang prinsip-prinsip ergonomi dalam
perencanaan dapur, mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip ergonomi
dalam perencanaan dapur dengar benar.
5. pengertian lay-out
C. MATERI
PENDEKATAN ERGONOMI
1. Pengertian
APAKAH ERGONOMIC ITU? Menurut Santosa (2004) ergonomic
berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti work (kerja/gerak), yaitu
semua gerakan manusia dalam kerja, baik untuk tujuan upah maupun
bukan. Nomos berarti natural laws (hukum-hukum alami), maksudnya lebih
bersifat alamiah. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa ergonomic
adalah kerja atau gerakan tubuh dengan mempertimbangkan keadaan alami
dari anatomi tubuh manusia. Artinya setiap gerakan yang dilakukan
manusia dalam bekerja harus menimbulkan kondisi yang nyaman, aman,
tidak menimbulkan kelelahan dan kecelakaan sesuai kemampuan tubuh.
Tujuannya adalah agar para pekerja dapat bekerja secara efektif (tepat)
dan efisien, sehingga hasil yang optimal dapat dicapai. Dengan demikian,
secara ilmu, ergonomi dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang aspek-
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.
Suma’mur PK mengemukakan, bila ditinjau dari sudut pandang
produktifitas kerja, ergonomic adalah suatu ilmu serta penerapannya yang
berusaha untuk menyerasikan antara pekerjaan dan lingkungan terhadap
orang yang bekerja atau sebaliknya dengan tujuan untuk tercapainya
produktifitas dan efisiensi (P&E) yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimal mungkin.
Manusia selalu bersifat adaptif, dalam bekerja, oleh karenanya manusia akan
melakukan adaptasi kerja. Sifat adaptif ini seringkali membuat manusia tanpa
menyadari bahwa telah melakukan kegiatan yang tidak menguntungkan bagi
tubuh dan kenyamanan. Manusia cenderung hanya bekerja karena kebiasaan
dan berusaha menjalankan pekerjaan dengan fasilitas yang tersedia, akhirnya
terjadi penyesuaian (adaptasi.
LINGKUNGAN
TRANFORMAS TUJUAN
I Hasil Optimal
Manusia dengan Beban Tugas, Aman
kemampuannya Alat & Pengor- Nyaman
ganisasian; Sehat
Lingkungan
fisik & non fsk
Karakteristik
Kemampuan fisiologis
Kemampuan Psikologis
Kemampuan biomekanik
Gb. 3.2 Pendekatan Ergonomic
Jika dalam unit usaha boga, sikap mengetik hampir sama dengan sikap
mengiris yang dilakukan sambil duduk. Bekerja dalam posisi berdiri terus-
menerus memungkinkan terjadinya penumpukan darah dan berbagai
cairan tubuh pada kaki. Hal ini akan bertambah bila berbagai bentuk dan
ukuran sepatu kurang memadai. Sepatu yang baik adalah bila dapat
menahan kaki (tubuh) dengan baik (bukan kaki direpotkan dengan
sepatu).
Beberapa penelitian telah dilakukan dalam upaya mengurangi
kelelahan tenaga kerja pada posisi berdiri, Gran Jean (1988) dikutip
Sanders et.al (1993) dalam Santoso, 2004: 58) merekomendasikan bahwa
”untuk jenis pekerjaan teliti (precision) letak tinggi meja kerja diatur 10 cm
diatas tinggi siku; untuk jenis pekerjaan ringan (light) letak tinggi meja
kerja diatur sejajar dengan tinggi siku; dan untuk jenis pekerjaan berat
(heavy) letak tinggi meja kerja diatur 10 cm dibawah tinggi siku” lihat
gambar 3.6.
Gb.3..6. Hubungan tinggi siku tangan dan meja kerja (sari atas
lantas) untuk berbagai kerja (Ergonomi, 2004:59)
10. Memperbaiki organisasi kerja (lihat materi pusat-pusat kegiatan dan tata
letak/layout dapur).
Sementara pusat kerja bagi pekerja pria yang bekerja dengan berdiri dapat
dlihat gambar 3.8.
Gambar 3.8. Work
area ukuran maksimal
dan normal
untuk pekerja
berukuran sedang
dan bekerja sambil
berdiri
(bagi pekerja wanita
berukuran sedang,
ukuran ini dikurangi
10%)
Gambar 3.9
Jangkauan maksimal dan normal
ditumpuk dengan gambar jangkauan yang melebihi area kerja
Setiap satuan kerja dari suatu pekerjaan yang diakukan pada suatu
work center perlu dimunculkan beberapa pertanyaan:
Apa yang akan dikerjakan ?
Di mana pekerjaan akan dikerjakan ?
Bagaimana cara mengerjakannya ?
Kapan mengerjakannya ?
Siapa yang mengerjakannya?
Mengapa dikerjakan?
b. Seksi-Seksi (Sections)
Section adalah sekelompok pusat-pusat kegiatan yang di
dalamnya mengelola satu jenis produksi. Setiap Section dirancang
sesudah merencanakan semua work center secara menyeluruh dan
pertimbangan atas fungsi-fungsi yang saling mendukung.
Guna pengadan makanan sangat mungkin memerlukan beberapa
section sehingga mampu memproduk suatu makanan, seperti Grilling
Section; Cooking Section; Dishwashing Section, Storage Section, Service
Section, dan sebagainya.
Sebuah section di dalamnya menjalankan berbagai fungsi untuk
suatu pekerjaan. Oleh karenanya, penempatan sections secara bersama-
sama, akan sangat menolong dalam memutuskan tersususnnya work
centers yang solid. Kotchevar & Terrel, (1977:59), menganalogikan perihal
tata ruang ini sebagai ‘susunan atom dalam sebuah molekul’, yaitu
menempatkan bagian-bagian pekerjaan dalam bagian-bagian ruangan
sehingga dapat berfungsi mendukung fungsi ruangan tersebut (work
center). Penyelesaian suatu pekerjaan sangat penting untuk mengetahui
lokasi dari pusat-pusat kegiatan. Jika makanan dipesan tamu, maka akan
mengalami pemrosesan mulai sayuran dicuci atau daging dipotong,
untuk itu diperlukan tempat pencucian atau tempat pemotongan daging
atau atau peralatan-peralatan lain yang diperlukan. Pusat-pusat kegiatan
tersebut harus diupayakan tidak berjauhan dengan pusat pengolahan
bahan makanan tersebut (efisisen)..
KITCHEN
Preparation of Mixtures
Special Treatment in chopping,
mixing, breading, and panning
may be done at the cooks or on
other working surface.
Browning may be done in a skillet
on the range top, on a griddle, in Didukung oleh
a broiler, in fry kettle, or in oven. beberapa
Preparation of roux, sauces, peralatan
soups, and gravy for which range pendukung
or steam kettles are required.
Pekerjaan ini dpt dilakukan di
antara meja dan peralatan
memasak.
Roasting & baking in an oven ~~
table ~ slicing may be done
Vegetable cooking by steaming or
SERVICE
boiling ~~ steam kettles, steam Pantry
cooker, or on the range. Area Service
Broiling or deep frying Cashier
Storage
Steward
(Kotchevar & Terrel, 1977:52)
Gb. 3.13. Hubungan antar fungsi yang didukung oleh
keberadaan work center dan section dalam sebuah dapur.
3. Arus Kerja
Arus kerja yang dimaksud adalah urutan operasional dalam
memproses material atau kegiatan utama dalam penyelesaian s uatu
pekerjaan. Pada penanganan makanan, kegiatan yang terjadi mulai dari
penerimaan bahan makanan (material), persiapan, pengolahan, penyajian,
dan berkemas (cleanup). Pada layout arus kerja ini akan akan tergambarkan
dari adanya penggabungan work centers dalam sections, dan sections dalam
layout.
Setiap arus kerja dalam hal ini dibatasi sebagai urutan kerja dari
suatu proses penanganan material atau penyelesaian suatu pekerjaan. Secara
normal, arus penanganan makanan mulai penerimaan bahan dari gudang,
pre-preparation, persiapan (baking, cooking, dan sebagainya), penanganan
akhir, pelayanan, pencucian dan berkemas, pembuangn sampah, dan
sebagainya. Pengurutan ini dilakukan dalam upaya pencapaian efisiensi
dalam bekerja.
Pola aliran kerja dapat digambarkan dengan membuat diagram
(garis) yang mengarah dari fasilitas satu ke fasilitas lain secara berurutan dan
logis. Penataan fasilitas kerja ada yang berbentuk lingkaran, parallel, bentuk
U, bentuk L, atau bentuk yang lain. Sebuah work center lebar minimum 2.74m
– 3.05 m, meliputi sebuah meja kerja dengan lebar 0.76- 0.91 m, lebar/luas
suatu gang (ruang gerak) 1.07 m, dan sebuah kompor (pornes) yang
kedalamannya (deep) 0.91m dengan area kerja (garis depan) berkuran 1.07-
1.22 m
a. Penataan Fasilitas Berbentuk Linier (bentuk I)
Penempatan peralatan berbentuk linier (bentuk I), akan
mengakibatkan pelanggaran terhadap banyak prinsip pengaturan
work center yang baik. Pada pengaturan linier dua work center (mis.
meja kerja dan pornes), akan mengasilkan banyak kegiatan yang
terpaksa menerobos masuk ke setiap work center yang ada, yaitu
sepanjang 3.66 m (= m. kerja (0.78 m+ gang (1.07 m) + pornes (1.22) =
3.05 + ruang gerak pintu oven (0.50 m) = 3.65 m). Jika empat atau
lebih work center yang ditempatkan dalam posisi linier, panjang
jarak menjadi sekitar 7.30 m, yaitu 2 x 3.65 m). Ini merupakan jarak
perjalanan yang layak untuk dipertimbangkan. Oleh karenanya
sebaiknya fasilitas yang ditempatkan pada pengaturan secara linier
adalah yang berukuran kecil. Jika pada area ini memanfaatkan sudut,
maka sebaiknya digunakan sebagai tempat meletakkan pot pemanas
atau alat pemanggang, penggoreng, peralatan finishing, peralatan
pengukus, dsb, karena relatif jarang digunakan (tidak memerlukan
area kerja).
Gb. 3.13 Jarak area kerja: (a) adalah original work area; dan
Gb. 3.13 (b) adalah revisi work area.