Pembahasan
A.Pengertian Ergonomi
Menurut penelitian Manuabe dalam Bhavati (2016), definisi ergonomi adalah usaha
ilmiah, teknis dan artistik untuk beradaptasi dengan peralatan, sistem, organisasi dan
lingkungan, pengalaman dan kendala manusia untuk mencapai kesehatan, keselamatan,
kenyamanan, efisien dan produktif dengan memanfaatkan fungsi tubuh manusia secara
optimum
Sasaran dari Ilmu ergonomi adalah untuk meningkatkan kinerja kerja di lingkungan
yang aman, sehat, nyaman dan tenang, menerapkan ergonomi pada desain produk,
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, dan meningkatkan efisiensi kerja. Dengan
memahami ilmu ergonomi, kita dapat mengurangi risiko penyakit, meminimalkan biaya
kesehatan, bekerja dengan nyaman, meningkatkan produktivitas dan kinerja, serta
memperoleh banyak manfaat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ergonomi berfokus pada kesesuaian benda ataupun cara
kerja dengan pegawai, sehingga dapat terciptanyakeamanan dan kenyamanan dalam bekerja.
B.Tujuan Ilmu Argonomi
C.Prinsip Ergonomi
Dengan memahami prinsip ergonomi, dapat mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan. Meskipun ilmu dalam ergonomi terus mengalami kemajuan yang digunakan
dalampekerjaan yang terus berubah. Secara umum, prinsip-prinsip ergonomi terbagi atas 5
sebagai berikut :
1. Kegunaan (Utility) yaitu produk yang dihasilkan memiliki manfaat untuk seseorang
dalam menunjang aktivitas atau kebutuhan dengan maksimaltanpa mengalami
kesulitan dalam penggunaannya.Contoh:Kemeja diberi kancing agar mudah
dikenakan dan dilepaskan.
2. Keamanan (Safety) yaitu produk yang dihasilkan memiliki fungsi dan manfaat tanpa
risiko yang dapat membahayakan keselamatan pengguna ataupun dapat menimbulkan
kerugian. Contoh: Saku baju diberi tutup dan kancing agar benda didalamnya tidak
mudah jatuh.
3. Kenyamanan (Comfortability) yaitu produk yang dihasilkan memiliki tujuan yang
sesuai atau tidak mengganggu aktivitas dan dapat mendukung aktivitas seseorang
tersebut. Contoh: Kain dipilih dari serat lembut yang sejuk dan dapat menyerap
keringat.
4. Keluwesan (Flexibility)yaitu produk yang dihasilkan dapat digunakan untuk
kebutuhan dalam kondisi atau fungsi ganda. Contoh: Baju diberi saku agar dapat
menyimpan benda kecil.
5. Kekuatan (Durability) yaitu produk harus tahan lama dan tidak mudah rusak pada saat
digunakan.Contoh: Bahan baju yang tahan lama dan dijahit dengan kuat dan rapih.
1) Kuratif
Pendekatan kuratif ini dilakukan pada saat setelahprosesatau sedang
berlangsung. Kegiatan ini berupa perubahan atau perbaikan dari proses yang
telah berjalan. Inti dari kegiatan ini adalah keadaan kerja dan lingkungan kerja.
Dengan pelaksanannya berhubungan dengan pegawai dan operasi kerja yang
sedang berlangsung.
2) Konseptual
Metode ini disebut metode sistem, dan jika dilakukan selama proses
perencanaan akan efektif dan efisien. Jika dikaitkan dengan teknologi maka dalam
proses klasifikasi dan transfer teknologi telah ditentukan penerapan prinsip-prinsip
ergonomis. Metode teknis yang tepat dapat digunakan untuk mengidentifikasi metode
ini.
Aplikasi dan Penerapan ergonomi bisa dilakukan di semua Aspek tempat kerja baik
itu di kantor,pertambangan,perkebunan,dll.Untuk pembahasan kali ini kita akan membahas
bagaimana penerapan ergonomi di perkantoran.Untuk mencapai keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di kantor , karyawan harus dilindungi dari kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja. Untuk meminimalisir kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, langkah atau
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk sistem kerja yang dapat
menyesuaikan dengan kondisi manusia atau karyawan yang bekerja (seperti perilaku,
kemampuan, keterbatasan, dan kepribadian (karyawan)) dan peralatan kerja itu sendiri.
Saat seorang karyawan melakukan aktivitas kerja (seperti duduk sambil menulis), hal
yang harus diperhatikan adalah postur duduknya. Jika postur duduk tidak memenuhi
persyaratan ergonomis, maka punggung karyawan akan bermasalah. Dalam melakukan
aktivitas kerja, karyawan dapat menggunakan kursi ergonomis yang nyaman, karena kursi
yang ergonomis dapat meminimalisir rasa lelah serta berdampak positif terhadap kualitas
kerja dan kesehatan fisik.
Postur berdiri mengacu pada postur kerja dimana tulang belakang tegak dan beban
ditopang oleh dua kaki. Bekerja terus menerus sambil berdiri dapat membuat otot tungkai
tegang, kehilangan keseimbangan, dan menyebabkan kejang.Keuntungan dari postur berdiri
adalah otot perut tidak akan rileks dan tulang belakang tidak akan cedera.
Contoh di atas menunjukkan bahwa setiap upaya telah dilakukan untuk memastikan
keselamatan dan kebersihan di tempat kerja dengan menyesuaikan dengan kemampuan,
keterampilan, keterbatasan, dan karakteristik orang. Proses kustomisasi ini diperlukan untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan desain ergonomis dalam perancangan sistem kerja
perusahaan.
Selain itu untuk mendapatkan kantor yang ergonomis, juga bisa melakukan aktivitas berikut:
1. Atur tata letak yang serupa agar karyawan atau pengguna merasa nyaman dan mulus.
2. Gunakan perabot kantor dan perlengkapan kantor yang tidak akan merugikan karyawan.
3. Gunakan alat kantor yang dapat melindungi keselamatan pengguna, seperti menggunakan
pelindung layar untuk komputer.
4. Gunakan cahaya, warna, suara, dan udara sesuai dengan sifat budaya kerja karyawan.
Pada hakikatnya ergonomi dan produksi yang aman merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, salah satu tujuan produksi yang aman adalah meminimalisasi resiko
yang diakibatkan oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Merancang sistem kerja yang
sesuai dengan kondisi fisik manusia atau karyawan merupakan salah satu cara untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Dengan cara ini, mengutamakan kenyamanan
karyawan, dan proses ini membutuhkan ergonomi saat merancang sistem kerja. Contoh kasus
yang tidak sesuai dengan sistem ergonomis, seperti:
Ilmu Ergonomi merupakan salah satu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi
tentang keahlian dan keterbatasan manusia untuk menciptakan sistem kerja yang efektif,
nyaman, aman, sehat, dan efisien atau biasa disebut dengan ENASE. Konsep ENASE terkait
dengan ergonomi untuk membentuk metode kerja, lingkungan dan alat yang dapat membuat
ENASE berdasarkan pekerjaan. Karyawan dapat merasakan ENASE secara fisik dan
psikologis. Jika tubuh manusia terus menerus memikul beban kerja dalam keadaan konstan,
maka akan menimbulkan rasa lelah dan dapat berkembang menjadi nyeri di beberapa bagian.
1) Algia, penyakit juru ketik, sekretaris dan karyawan, memiliki postur tubuh
membungkuk ke belakang.
2) Osteostatin
3) Nyeri otot
4) Merangsang cabang saraf tepi Untuk berbagai keluhan akan muncul CTD (penyakit
traumatis kumulatif) yaitu trauma yang disebabkan oleh kejadian atau kondisi yang
tidak teratur, disertai dengan berbagai keluhan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi situasi ini meliputi:
a. Lingkungan kerja
b. Iluminasi atau cahaya
c. Temperatur atau temperatur udara
d. Kelembaban
e. Sirkulasi udara
f. Musik
g. Kebisingan
h. Keamanan
i. Getaran mekanis
j. Bau tidak sedap
k. Pencocokan warna
l. Dekorasi.
Penerapan ergonomi pada kantor akan menimbulkan beberapa manfaat yang dapat
menunjang kegiatan pegawai maupun perusahaan. Sebaliknya, jika ergonomi tidak
diterapkan dapat menimbulkan dampak negatif yang menimbulkan permasalahan pada
pegawai sehingga berujung pada turunnya produktivitas kerja.
Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja dan peralatan kerja saat karyawan bekerja.
Kelelahan
Penggunaan yang tidak efektif dan penempatan peralatan yang tidak ergonomis dapat
membuat karyawan lelah. Dengan banyaknya karyawan melakukan aktivitas kerja,
kondisi fisiknya mudah lelah, daya tahan tubuh akan menurun, dan kondisi mental
menjadi stres, oleh karena itu dapat dilakukan dengan mengubah dan menata ulang
tata letak peralatan kantor. Menjadi lebih terorganisir, membuat karyawan merasa
nyaman, dan secara efektif meningkatkan fleksibilitas kerja mereka.
Ergonomi dan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas
kehidupan kerja. Semua aspek kualitas kehidupan kerja akan mempengaruhi kepercayaan dan
rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan, serta bermuara pada peningkatan kualitas kerja
dan efisiensi kerja.
Pada perusahaan biasanya terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh alat-alat
nonstandar yang digunakan oleh karyawan atau manajemen atau karyawan perusahaan.
Kecelakaan yang ditimbulkan oleh karyawan disebabkan oleh kecerobohan atau
ketidaktahuan karyawan terhadap peraturan kerja perusahaan. Walaupun hal ini biasanya
disebabkan oleh manajemen, namun biasanya juga disebabkan tidak ada alat produksi yang
aman, atau cara kerja yang masih belum memperhitungkan ergonomis.
Selain faktor-faktor di atas, terdapat juga faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja
yaitu:
3) Mesin dan perkakas, salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah karena faktor mesin
dan perkakas yang tidak memenuhi standar. Contoh, menggunakan mesin yang sudah tua
dan sering terjadi kerusakan lalu diperbaiki alakadarnya dengan penggunaan spare part
yang tidak standar, mesin yang tak terjaga sehingga terjadi kerusakan teknis, semestinya
menggunakan mesin yang dilengkapi dengan alat-alat atau perlengkapan pengaman, tapi
tidak dilakukan semestinya sehingga kecelakaan kerja terjadi yang disebabkan oleh mesin
dan peralatan yang tidak memenuhi ketentuan agar menjadi aman secara logika.
Referensi