Anda di halaman 1dari 37

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JAMBI
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Makalah Strategi Komunikasi Berbasis Teknologi


“Model-Model Perencanaan Komunikasi”

Oleh

FUAD AJRUL MUKHDI


N1A120098

Dosen Pengampu:
M Ridwan, S.KM., M.PH.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Model-Model
Perencanaan Komunikasi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak M Ridwan, S.KM.,M.PH. pada mata kuliah Strategi Komunikasi Berbasis
Teknologi.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konsep Dasar Komunikasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak M Ridwan, S.KM.,M.PH. selaku


dosen Mata Kuliah Strategi Komunikasi Berbasis Teknologi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi,13 Oktober 2022

Fuad Ajrul Mukhdi

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................................ii

Bab I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Pertanyaan Kajian..........................................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

1.4 Manfaat............................................................................................................................2

Bab II..............................................................................................................................................3

Tinjauan Pustaka...........................................................................................................................3

Bab III.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Pengertian Perencanaan Komunikasi...............................................................................6

B. Macam-Macam Model Perencanaan Komunikasi..........................................................8

Bab IV...........................................................................................................................................29

PENUTUP....................................................................................................................................29

A. Kesimpulan........................................................................................................................29

B. Saran..................................................................................................................................30

Daftar Pustaka.............................................................................................................................32

ii
iii
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan komunikasi dapat dikatakan sama usianya dengan peradaban
manusia.Disadari ataupun tidak disadari dalam menjalani kehidupannya manusia tidak
dapat lepas dari komunikasi. Tingkat kebehasilan suatu komunikasi dapat terlihat dari
tingkat pencapaian tujuan berkomunikasi. Semakin sesuai tujuan berkomunikasi
tercapai maka suatu komunikasi dapat pula dikatakan berhasil dilaksanakan.
Sebaliknya, jika tujuan berkomunikasi tidak tercapai maka komunikasi tersebut dapat
dikatakan gagal.

Banyak contoh dari kegagalan sebuah komunikasi disekitar Anda, termasuk


dalam pergaulan sehari-hari, perkuliahan, pengajaran, atau kegiatan demonstrasi. Anda
mungkin sering merasa kesal jika kalimat yang Anda ucapkan tidak sesuai dengan apa
yang diterima oleh teman Anda. Atau saat Anda melakukan kampanye pencalonan diri
menjadi ketua sebuah organisasi dengan harapan akan terpilih, justru menjadi
kegagalan dikarenakan visi misi yang Anda buat tidak sampai dengan baik ke teman-
teman Anda.

Untuk meminimalkan tingkat kegagalan komunikasi, maka sebelum melakukan


kegiatan penyampaian pesan, sebaiknya dibuatlah sebuah perencanaan komunikasi.
Perencanaan komunikasi dalam rangka merancang dan melaksanakan program
komunikasi amat diperlukan karena pada dasarnya yang menjadi kepentingan dari
kegiatan ini adalah sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

1
1.2 Pertanyaan Kajian
a) Apa itu perencanaan komunikasi?
b) Apa saja model-model dalam perencanaan komunikasi?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan komunikasi
b) Untuk mengetahui apa saja model-model dalam perencanaan komunikasi

1.4 Manfaat
a. Bagi penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Komunikasi
Berbasis Teknologi.
b. Bagi publik adalah untuk sebagai bahan referensi dalam media pembelajaran.

2
Bab II

Tinjauan Pustaka

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, dan pesan-pesan secara


verbal maupun non verbal dari seseorang ke orang lain atau kelompok. Dalam
Riswandi (2009), istilah “komunikasi” (bahasa inggris “communication”) berasal dari
Bahasa Latin “communicatus” atau “communicatio” atau “communicare” yang berarti
“berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Menurut Webster New Collogiate Dictionary,
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Adapun beberapa definisi komunikasi
menurut para ahli antara lain:

a) Carl Hovland, Janis & Kelley


Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

b) Bernard Berelson & Gary A.Steiner


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi,keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-
kata,gambar, angka-angka, dan lain-lain.

c) Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”,
“mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan
akibatapa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with
what effect) .

3
d) Barnlund
Komunkasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

e) Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.

f) Gode
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semuka yang
dimiliki seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.

Dalam berkomunikasi memiliki unsur-unsur yang sangat penting.


Berdasarkan dari definisi komunikasi diatas, dalam Mulyana (2010) untuk terjadi proses
komunikasi, minimal terdiri dari tiga unsur utama menururt Model Aristoteles, yaitu:
a) Pengirim pesan / komunikator
b) Pesan
c) Penerima pesan / komunikan

Selain pengertian dan unsur-unsur komunikasi yang sudah dijelaskan


diatas, komunikasi juga mempunyai ciri-ciri. Dalam buku “Teori Komunikasi” yang ditulis
oleh Moekijat (1991), menjelaskan bahwa komunikasi mempunyai tiga ciri-ciri penting
menurut Ted J. McLaughlin dan kawan kawan, yaitu:
a) Komunikasi itu merupakan produk dari perilaku manusia
b) Komunikasi itu sifatnya dinamis
Komunikasi cenderung dan mampu untuk menyesuaikan dengan dunia
yang berubah. Perubahan dunia mempengaruhi komunikasi melalui
bahasa dan kebiasaan yang berubah dan melalui pembaharuan yang

4
dipergunakan untuk menyampaikan,menerima, menganalisis, dan
meyimpan informasi.
c) Komunikasi itu pada hakikatnya tidak tepat
d) Komunikasi banyak dipengaruhi oleh aneka ragam variabel perseorangan,
variabel bahasa, dan lain sebagainya yang selalu berubah sehingga
hampir tidak mungkin memahami komunikasi dengan sempurna.

5
Bab III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Komunikasi


Membahas perencanaan komunikasi maka ada dua konsep dasar yang berbeda
dan memerlukan pembahasan lebih lanjut. Kedua konsep itu, yakni “perencanaan” dan
“komunikasi”. Perencanaan akan lebih banyak didekati dari aspek manajemen
sedangkan konsep komunikasi akan dilihat sebagai suatu proses penyebaran dan
pertukaran informasi. Meskipun kedua konsep ini menunjukkan perbedaan terutama
dari dua kajian yang berbeda, namun kodeua konsep ini dapat di integrasikan menjadi
satu kajian khusus dalam studi komunikasi yang akhir-akhir ini makin banyak
diaplikasikan dalam bidang penyebarluasan informasi, penyadaran masyarakat, dan
pemasaran.

Perancanaan komunikasi sebelum tahun 1970-an sudah banyak dipraktikkan


dalam studi-studi kehumasan, promosi, pemasaran, dan penyuluhan. Dari pengalaman
praktik-praktik komunikasi yang dilaksanakan sejak dekade 1970-an sampai sekarang.
Menurut Keufman, perencanaan adalah suatu proses untuk menetapkan kemana harus
pergi dengan mengidentifikasi syarat apa yang harus dipenuhi untuk sampai ketempat
tersebut dengan cara yang paling dan efisien dan efektif, dengan kata lain perencanaan
sebagai penetapan spesifikasi tujuan yang ingin dicapai termasuk cara-cara yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Seorang pakar ahli bernama Waterson
mengatakan, perencanaan adalah usaha yang sadar, terorganisir dan terus- menerus
guna memilih alternatif yang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.Perencanaan
memerlukan pemikiran. Perencanaan suatu program jangka pendek untuk
mempromosikan pelayanan baru barangkali memerlukan sedikit pemikira dan waktu
dibandingkan dengan perencanaan kampanye jangka panjang untuk memperoleh
dukungan bagi suatu isu kebijakan publik. Meskipun setiap kasus perencanaan harus

6
memasukkan sasaran yang jelas untuk mencapai tujuan organisasional, strategi untuk
mencapai tujuan, taktik untuk merealisasikan strategi, dan pengukuran untuk
menentukan taktik yang mana yang akan diterapkan.Terdapat berbagai cara atau
pendekatan didalam melakukan perencanaan, namun beberapa elemen, yang hampir
selalu ada disetiap bentuk perencanaan, yakni :

1. Pengumpulan data
2. Analisis data
3. Menetapkan kebijakan (policy making), merupakan proses yang paling
komples, karena sering kali tidak jelas siapa yang memiliki kewenangan
dan otoritas dalam membuat keputusan.
4. Implementasi
5. Monitoring, merupakan suatu upaya menangkap feedback dari proses
pelaksanaan untuk dijadikan dasar didalam proses berikutnya.

Adapun yang harus diperhatikan di dalam perencanaan komunikasi antara lain :

a. Credibility (kredibilitas ) :komunikasi itu dimulai dari suasana saling


percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-
sungguh, untuk melayani publik yang memiliki keyakinan dan respek.
b. Contect (konteks) : menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan sosial melalui pemberitaaan diberbagai media massa.
c. Content (isi) : pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik
sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat
secara umum bagi masyarakat.
d. Clarity (kejelasan) : pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas,
mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara
komunikator dan komunikan dalam maksud, tema dan tujuan.
e. Continuity dan consistency (berkelanjutan dan konsistensi ) : memberikan
pemahaman (komunikasi) merupakan sebuah proses yang tidak pernah
akan berakhir karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan
berbagai variasi pesan. Dengan demikian untuk mempermudah proses
belajar, membujuk dan tema dari pesan-pesan tersebut harus konsisten.

7
f. Channel (saluran) : menggunakan saluran media informasi yang tepat dan
terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian
saluran media yang beberapa akan berbeda pula efeknya. Dengan
demikian seorang humas harus dapat memahami perbedaan dan proses
penyebaran informasi secara efektif.

Perencanaan komunikasi dalam rangka merancang dan melaksanakan program


kegiatan komunikasi sangat diperlukan karena pada dasarnya yang menjadi
kepentingan dari kegiatan ini adalah “sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan dari
kegiatan komunikasi, dan tujuan komunikasi ini tentu merupakan suatu kesatuan
dengan tujuan dari program pembangunan baik disektor tertentu maupun
pembangunan nasional secara keseluruhan.

Perencanaan memerlukan pemikiran. Perencanaan suatu program jangka


pendek untuk mempromosikan pelayanan baru barangkali memerlukan sedikit
pemikiran dan waktu dibandingkan dengan perencanaan kampanye jangka panjang
untuk memperoleh dukungan bagi suatu isu kebijakan publik. Meskipun setiap kasus
perencanaan harus memasukkan sasaran yang jelas untuk mencapai tujuan
organisasional, strategi untuk mencapai tujuan, taktik untuk merealisasikan strategi, dan
pengukuran untuk menentukan taktik yang mana yang akan diterapkan.

B. Macam-Macam Model Perencanaan Komunikasi


a. Model Perencanaan Komunikasi Oleh Cultip dan Center
Dr. Phil. Astrid S. Susanto telah memperkenalkan perencanaan
komunikasi yang dibuat oleh Cutlip dan Center. Meskipun model ini adalah
model proses public relations dan belum disebut juga sebagai perencanaan
komunikasi, namun langkah-langkah yang diambil dalam proses tersebut pada
dasarnya adalah perencanaan komunikasi.
Empat proses pokok menurut Scoot M. Cutlip dan Allen H. Center
mengenai menyatakan bahwa proses perencanaan komunikasi yang menjadi
landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan, yaitu :

8
1) Penemuan fakta ( fact finding). Langkah pertama ini melibatkan
pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan
perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi.
Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?”
2) Perencanaan (planning). Informasi yang terkumpul pada langkah
pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik,
sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan
program. Langkah kedua ini menjawab, “Kita telah mempelajari
situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan,
atau dikatakan”.
3) Komunikasi (communication). Langkah ketiga melibatkan
implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah
didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk
mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini, “Siapa
yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta
kapan, dimana, dan bagaimana”.
4) Evaluasi (evalution) Tahap terakhir pada proses ini melibatkan
kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut.
Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplementasi,
berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program
tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau
dihentikan berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita
kerjakan atau baagaimana yang telah kita kerjakan”.

9
b. Model Perencanaan Komunikasi Lima Langkah
Model perencanaan komunikasi lima langkah terdiri dari
Penelitian ,Perencanaan ,Pelaksanaan, Evaluasi ,Pelaporan.

10
a) Penelitian Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui masalah yang
dihadapi suatu lembaga atau instansi. Masalah bisa berupa wabah
penyakit yang menyerang sekelompok masyarakat, penurunan
penjualan, ketidakpercayaan instansi terhadap instansi lain dan lain
sebagainya.
b) Perencanaan Perencanaan adalah tindakan yang akan diambil setelah
hasil penelitian diperoleh. Perencanaan yang dimaksud adalah
perencanaan komunikasi. Dengan demikian diperlukan strategi tentang
pemilihan atau penentuan sumber, pesan, media, sasaran, dan efek
yang diharapkan.
c) Pelaksanaan Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
implementasi perencanaan komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan di televisi, wawancara di radio,
pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target
sasaran, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk bertatap muka
dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.
d) Pengukuran Pengukuran dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari
kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya exposure
media yang digunakan telah mencapai target sasaran, apakah pesan
yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan tindakan apa
yang telah dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti
informasi yang disampaikan.
e) Pelaporan Pelaporan adalah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang teah dilaksanakan. Laporan sebaiknya
dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan untuk dijadikan bahan
pertimbangan. Jika dalam laporan hasil yang positif dan berhasil, maka
bisa dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.

11
c. Model Perencanaan Komunikasi Philip Lesly

Model perencanaan komunikasi yang dibuat oleh Philip Lesly terdiri dari atas dua
komponen utama, yakni organisasi yang menggerakkan kegiatan dan publik yang
menjadi sasaran kegiatan. Pada komponen organisasi terdapat enam tahapan,
sedangkan dalam komponen publik terdapat dua tahapan yang harus dilakukan
seorang perencana komunikasi.

Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

1. Organisasi

 Analisis Dan Riset


 Perumusan Kebijakan
 Perencanaan Program Pelaksanaan
 Kegiatan Komunikasi

2. Publik

 Umpan Balik, dan


 Evaluasi

12
Organisasi pengelolaan kegiatan, bisa dalam bentuk lembaga pemerintahan,
perusahaan swasta atau organisasi sosial. Organisasi atau lembaga seperti ini
memerlukan tenaga spesialis yang dapat menangani masalah-masalah komunikasi.
Dalam komponen organisasi maka langkah yang harus dilakukan adalah analisis
dan riset yang dilakukan sebagai langkah awal untuk mendiagnosa atau
mengetahui permasalahan yang dihadapi, setelah itu perumusan kebijakan yang
mencakup strategi yang digunakan. Pada tahap perencanaan program
pelaksanaan sudah ditetapkan sumber daya yang akan digerakkan, antara lain
tenaga, dana dan fasilitas, sedangkan pada tahap kegiatan komunikasi adalah
tindakan yang harus dilakukan, yakni membuat menyebarluaskan informasi baik
melalui media massa maupun melalui saluran-saluran komunikasi lainnya
(kelompok tradisional, media baru, focus group, publik). Publik adalah komponen
kedua yang menjadi sasaran organisasi.

d. Model Perencanaan Komunikasi Pencitraan

Citra adalah citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Citra adalah kesan yang
diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi
perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap perusahaan didasari pada apa
diketahui atau dikira tentang perusahaan yang bersangkutan (Soemirat dan
Ardianto, 2004)

Model Perencanaan Komunikasi Pencitraan merupakan model perencanaan


komunikasi yang sering digunakan dalam perusahaan jasa perhotelan, restoran,
industri bahan makanan, lembaga pemerintahan maupun partai politik. Model
Perencanaan Komunikasi Pencitraan memiliki 6 langkah, yaitu: masalah lembaga,
masalah komunikasi, penetapan strategi komunikasi, perencanaan
kegiatan/operasional, pelaksanaan dan evaluasi.

13
e. Model Perencanaan Komunikasi Promosi Pemasaran

Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau


penyampaiannya dengan menggunakan media seperti: pers, televisi, radio, papan
nama, poster dan lain-lain, yang tujuannya untuk menarik minat konsumen
terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk
menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen harus benar-benar
dipahami oleh seorang manajer.

Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil


produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya.Dengan
demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba
perusahaan.Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang
dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil
seefektif mungkin.

Model Perencanaan Komunikasi Promosi Pemasaran merupakan model


perencanaan untuk menciptakan citra baik terhadap suatu produk (pencitraan
produk). Perencanaan komunikasi pemasaran memiliki 4 elemen dasar (marketing
mix), yaitu: products (produk), place (tempat), price (harga) dan promotion
(promosi). Dari keempat elemen diatas, promosi adalah elemen yang memiliki
keterikatan dengan perencanaan pemasaran karena produk yang dipasarkan
membutuhkan promosi dan strategi dalam komunikasi pemasaran itu sendiri.

f. Model Perencanaan Komunikasi AIDDA

Model perencanaan komunikasi AIDDA sifatnya linear dan banyak


digunakan dalam kegiatan penyuluhan dan pemasaran komersial. Model AIDDA
adalah kependekan dari : Awareness, interest, desire, decision ,dan action.

Kesadaran (awareness) adalah langkah pertama yang harus dibuat


seseorang pemasaran atau penyuluhan kepada khalayak yang menjadi target
sasaran. Kesadaran disini tertuju pada produk , barang , atau ide (gagasan) yanng

14
ditawarkan. Sejauh mana target sasaran menghindari manfaat barang yang
ditawarkan itu. Untuk itu seorang pemasar atau petugas penyuluhan harus mampu
menunjukan kegunaan barang yang ditawarkanitu kepada target sasaran
(konsumen).

Perhatian (interest) ialah munculnya minat target sasaran (khalayak) untuk


memiliki barang yang ditawarkan oleh pemasar. Perhatian ini bisa saja muncul
karena apa yang ditawarkan itu adalah sesuatu yang baru-baru belum pernah lihat
sebelumnya. Selain karena manfaatnya , bisa juga karena barang yang ditawarkan
kemasannya secara menarik sehingga menimbulakn minat calon pembeli untuk
memilikinya.

Keinginan (desire) adalah proses yang terjadi setelah timbul perhatian calon
pembeli atau target sasaran pada barang yang ditawarkan. Pada tahap ini pembeli
memilliki keinginan untuk memiliki setelah menimbangkan manfaat atau
kegunannya . para pemasar usaha berusaha memberi sentuhan kejiwaan
(psikologis) calon pembeli dengan cara-cara yang lebih persuasif , sehingga
keinginan itu makin timbul untuk memilikinya atau mengikuti ajarannya jika apa
yang ditawarkan itu berupa gagasan dari seorang penyuluh.

Keputusan (decision) adalah tindakan yang dilakukan oleh calon pembeli


dalam bentuk eksekusi , yakni memutuskan untuk memiliki barang yang ditawarkan
tadi setelah menimbangkan manfaat serta melihat mungkinan dana yang tersedia.
Disini pengambilan keputusan secara tunggal dilakukan oleh calon pembeli. Tentu
saja hal itu terjadi setelah proses kesadaran akan bermanfaat. Perhatian terhadap
kemasan , dan juga mungkin harga ditawarkan bisa terjangkau, , sehingga ada
minat (desire).

Tindakan (action) adalah perlakuan yang dibuat oleh pembeli setelah


memiliki barang itudalam bentuk sisi. Misalnya mau mengonsumsikan
mengonsumsi atau menggunakannnya sesuai dengan harapan ketika ia bernit
memilikinya. sedah tentu sebagai barang yang dibeli akan dipergunakan untuk
memenuhi ke butuhan dan untuk menciptakankepuasan pada diri.Model ini

15
sebenarnya sudah lama dan beberapa pakar sudah mencoba melakukan
modifikasi, namun model dasarnya tetap digunakan , selain karena sederhana juga
lebih mudah diaplikasikan pada hal-hal yang bersifat praktis.

Dari teori tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam komunikasi yang efektif,
terlebih dahulu komunikator harus berusaha membangkitkan kesadaran komunikan
(dalam hal ini adalah pendengar), hingga dapat memunculkan perhatian disusul
dengan adanya sebuah keinginan agar terjadi sebuah keputusan dan tindakan
terhadap apa yang komunikasikan tersebut. Dalam penelitian ini tindakan atau efek
adalah minat dengar audien terhadap siaran RPD Kuansing 100,9 FM dan respon
yang diberikan.

g. Model Perencanaan Komunikasi John Middleton

Menurut John Middleton perencanaan komunikasi adalah proses


pengalokasian sumber daya komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan komunikasi merupakan hal mendasar yang perlu diperlukan dalam
suatu kegiatan-kegiatan apapun, utamanya dalam memperkenalkan atau
memasarkan produk, ide, dan gagasan. Setelah memahami proses perencanaan
dan elemen-elemen komunikasi dalam suatu organisasi dapat ditemukan beberapa
hal yang dapat merupakan masalah dalam perencanaan komunikasi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan perencanaan komunikasi sangat


penting dilakukan. Perencanaan Komunikasi bisa digunakan dalam merancang
sebuah program maupun memasarkan produk. Perencanaan komunikasi
merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu kegiatan-kegiatan apapun,
utamanya untuk memperkenalkan atau memasarkan produk, ide dan gagasan.

Model Perencanaan Komunikasi John Middleton ini banyak


diimplementasikan untuk kampanye sosial, pemasaran komersial dan jasa hingga
pemasaran politik. Model ini lebih rinci, diawali dengan riset dan upaya untuk
mengetahui kebutuhan khalayak. Model perencanaan komunikasi John Middleton
memiliki 10 tahapan, yaitu: pengumpulan data baseline dan need assessment,
perumusan tujuan komunikasi, analisis perencanaan dan pengembangan strategi,

16
analisis dan segmentasi khalayak, pemilihan media, desain dan pengembangan
pesan, perencanaan manajemen, pelaksanaan pelatihan, implementasi dan
evaluasi program.

h. Model Perencanaan Komunikasi ‘P’-Process

P-Process merupakan salah satu skema yang dapat menjelaskan tahapan-


tahapan dalam menyusun program komunikasi kesehatan yang efektif.Pada
penjelasannya dipaparkan langkah demi langkah yang merinci. P-Process
dirancang sejak tahun 1982 dan telah mengalami beberapa perbaikan atau revisi
sehingga menjadi lebih baik.Disebut P-Process karena kerangka tahapannya
menyerupai huruf P. Kerangka ini menggambarkan tahap demi tahap bagaimana
mengembangkan strategi program komunikasi kesehatan. Dalam penerapan
tahapan tersebut juga diperlukan 2 hal, yaitu partisipasi dan penguatan komunitas.
Baik seluruh pihak dari penyusun program, pemangku kebijakan hingga masyarakat
memiliki peran dalam perencanaan program komunikasi kesehatan yang baik.

Berikut 5 tahapan P Prosess 5 mulai dari analisis hingga evaluasi:

1.Tahap Analisis, pada tahap ini para penyusun program harus melakukan dua
analisis. Yaitu analisis isu dan analisis audiens. Analisis isu bertujuan memahami
isu atau masalah kesehatan yang diangkat dan faktor-faktornya. Sedangkan
analisis audiens memahami karakteristik sasaran mulai dari demografi seperti
umur, pendidikan, hingga latar belakang budaya.

17
2. Tahap Strategic Design, langkah kedua ini tujuan komunikasi harus dibuat
spesifik mengikuti kaidah SMART (Spesific, Measurable, Appropriate, Realistic dan
Time-Bound). Kemudian barulah ditentukan media yang akan digunakan. Tentunya
sesuai dengan hasil analisis ditahap pertama.

3. Tahap Development and Testing, pada tahap ini mulai dikembangkan konsep,


materi isi pesan dan medianya. Setelah itu dilakukan tes atau uji coba kepada
perwakilan kelompok sasaran untuk melihat kekurangan yang perlu diperbaiki.
Tujuannya agar program komunikasi kesehatan menjadi lebih baik sebelum
disebarluaskan.

4. Tahap Implementation and Monitoring, setelah tahap perencanaan dan


pengembangan yang baik, maka implementasi program mulai dilakukan. Diperlukan
partisipasi maksimal dari seluruh pihak disertai pemantauan agar program berjalan
sesuai dengan perencanaan.

5. Tahap Evaluation & Replanning, evaluasi penting dalam setiap program. Hal


tersebut berguna untuk mengukur keberhasilan program, efektif atau tidak dan
bagaimana dampaknya bagi sasaran. Jika hasilnya baik maka dapat di diseminasi
agar dapat digunakan banyak orang. Sementara jika terdapat kelemahan, laporan
evaluasi tersebut menjadi bahan pelajaran dan pertimbangan untuk program
berikutnya.

i. Model Perencanaan Komunikasi Advokasi

Model ini diperkenalkan pertama kali oleh Center for Communication


Programs (CCP) Johns Hopkins University – USA pada tahun 1988 dalam Program
Informasi Kependudukan yang didanai oleh USAID (US Agency for International
Development). CCP ini bergerak dalam bidang komunikasi strategi untuk kesehatan
masyarakat, terutama dalam membangun dan menerapkan konsep dan teknologi
baru untuk mengevaluasi kaitan antara promosi dan advokasi kesehatan dengan
perubahan prilaku. Tapi tidak berarti model ini tidak bisa diaplikasikan untuk bidang
lain, seperti usaha untuk membangun kapasitas komunikasi strategis pada lembaga
pemerintah maupun swasta di tingkat lokal dan nasional.

18
Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan
publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan
yang diperperkirakan merugikan masyarakat (S. Reyes, Local Legislative Advocacy
Manual, Philippines: The Center for Legislative Development, 1997). Pendapat lain
yang dikutip dari manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, (Juli 2003)
menyatakan bahwa Advokasi dimaksud adalah sebagai aksi strategis dan terpadu
yang dilakukan, baik oleh perorangan maupun kelompokmasyarakat dengan
memasukan masalah dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil
keputusan untuk mengupayakan solusi, sekaligus membangun basis dukungan
bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang dibuat untuk mengatasi
masalah tersebut.

Sejalan dengan pengertian di atas, maka advokasi yang dimaksud di sini


adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam
bentuk komunikasi persuasif. Kebijakan publik termasuk pernyataan, kebijakan,
atau penetapan sebuah gerakan yang ditentukan oleh pihak yang berwenang untuk
membimbing atau mengendalikan prilaku lembaga, masyarakat, dan individu.

Model perencanaan komunikasi untuk advokasi terdiri atas enam tahapan,


yakni: Analisis; Strategi; Mobilisasi; Aksi; Evaluasi; dan Keseimbangan.

19
 Analisis
Analisis merupakan langkah pertama untuk melaksanakan advokasi yang
efektif, sebagaimana halnya langkah awal pada setiap aksi. Upaya
kegiatan advokasi yang dirancang agar bisa berdampak pada kebijakan
publik diawali dengan ketersediaan informasi yang akurat dan
pemahaman mendalam tentang permasalahan yang ada, masyarakat
yang terlibat, kebijakan serta keberadaanya, organisasi-organisasi, dan
jalurjalur yang dapat menjadi akses untuk memengaruhi tokoh-tokoh
masyarakat yang berpengaruh dan para pengambil keputusan. Semakin
kuat dasar pengetahuan elemen tersebut, semakin meyakinkan advokasi
yang dilakukan.
 Strategi
Setiap usaha advokasi memerlukan strategi. Tahapan strategi dibangun
berdasarkan tahapan analisis yang mengarah, merencanakan, dan
memfokus upaya pada tujuan khusus, serta menempatkannya pada jalur
yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.

20
 Mobilisasi
Pembentukan koalisi untuk memperkuat advokasi. Peristiwa, kegiatan,
pesan dan materi pendukung harus dirancang sesuai dengan tujuan,
kelompok sasaran, kemitraan, dan sumber-sumber yang ada.
kesemuanya ini harus memberi dampak positif yang maksimum bagi
pembuat kebijakan dan partisipasi penuh dari semua anggota selain
memperkecil kelompok oposisi.
 Aksi Mempertahankan kelompok aksi dan semua mitra merupakan hal
yang mendasar dalam pelaksanaan advokasi. Pengulangan pesan dan
penggunaan alat bantu yang kredibel yang dibuat secara berualang
sangat membantu untuk dapat mempertahankan perhatian terhadap isu
yang ada.
 Evaluasi Usaha advokasi harus dievaluasi secara saksama sebagaimana
halnya dengan kegiatan kampanye lainnya. Karena kegiatan advokasi
sering membuahkan hasil yang parsial. Tim advokasi perlu memonitor
secara rutin dan objektif apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus
dikerjakan. Proses evaluasi bisa lebih penting dan lebih sulit daripada
dampak evaluasi.
 Keseimbangan
Seperti halnya komunikasi, advokasi adalah sebuah proses yang
berlangsung terus menerus. Bukan sekedar sebuah kebijakan atau
peraturan. Perencanaan terhadap kesinambungan berarti memperjelas
tujuan jangka panjang, mempertahankan keutuhan fungsi koalisi, dan
menyesuaikan data argumentasi, seiring dengan perubahan yang terjadi.

Model perencanaan komunikasi untuk advokasi ini telah dilakukan di beberapa


negara, antara lain: Bangladesh, Bolivia, Equador, Indonesia, Yordania dan Kenya. Di
Bangladesh dilakukan program advokasi pendekatan startegis untuk pengembangan
KIE keluarga dan kesehatan ibu dengan melibatkan lebih dari 40 stakeholder baik
pemerintah maupun swasta dengan membentuk pusat-pusat kesehatan “one-stop
shopping”, di Bolivia dikembangkan program advokasi kesehatan reproduksi dengan

21
membentuk 45 orang anggota panitia teknis KIE. Kelompok ini berhasil mempengaruhi
Wakil Presiden dan Menteri Kesehatan Bolivia untuk berbicara di TV guna
mempromosikan kesehatan reproduksi. Hasilnya pemerintah dan partaipolitik di Bolivia
mendukung program pelayanan kesehatan reproduksi secara nasional di mana
sebelumnya sangan susah dilakukan.

Di Indonesia, program advokasi dilakukan dengan kerja sama sektor Publik dan
Swasta untuk meluncurkan program KIE Nasionak KB perkotaan. Program ini mencapai
puncaknya dengan memperkenalkan KB Lingkaran Biru sebagai salah satu bentuk
upaya swastanisasi pelayanan KB terbesar di dunia. (Sumber; Center for
Communication Programs Johns Hopkins School of Public Health dan STARH –
Sustaining Technical Achievements in Reproductive Health, 1999).

j. Model Perencanaan Komunikasi Lingkaran

Model Perencanaan Komunikasi Lingkaran sebenarnya hampir mirip dengan


Model Perencanaan Komunikasi John Middleton (model ke-7). Perbedaannya
terletak pada penempatan data baseline sebagai dasar awal penyusunan program.
Sedangkan model lingkaran ini menempatkan peran evaluasi sebagai alat kontrol
dalam proses pencitraan. Model perencanaan komunikasi lingkaran terdiri atas 6
tahapan, yaitu:

1) analisis audience dan kebutuhanya,


2) penetapan sasaran komunikasi,
3) rancangan strategi yang mencakup pesan, saluran dan penerima,
4) penetapan manajemen objektif,
5) implementasi perencanaan yang mencakup dana, SDM dan waktu,
6) evaluasi (evaluasi formatif dan evaluasi sumatif).

k. Model Perencanaan Komunikasi Berbasis KAP

Model perencanaan komunikasi berbasis KAP banyak digunakan dalam


program kampanye kesehatan dan bisa diaplikasikan untuk program penyadaran

22
masyarakat (Cangara, 2013: 91). Pada model berbasis KAP terdapat tiga tahapan
yang harus dilalui untuk melakukan program komunikasi yaitu:

 Tahap 1 :Mencakup target sasaran (audience), pesan, dan saluran


 Tahap 2 :Mencakup perencanaan untuk melakukan desain pesan,
produksi media (draft) dan uji coba (pre-testing)
 Tahap 3 :Peningkatan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan
perilaku (practice) target sasaran yang diharapkan

Pada tahap pertama dalam model perencanaan komunikasi berbasis KAP


yaitu memperhitungkan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi khalayak (audience)
misalnya seperti segi pendidikan, budaya, nilai geografis, lingkungan, ideologi dan
kepercayaan. Hal tersebut mempermudah dalam perencanaan proses komunikasi
yakni pesan yang akan disampaikan, cara penyampaian, dan melalui saluran atau
media yang sesuai, sebelum akhirnya pada tahapan desain pesan dan produksi
media. Model ini juga memberikan tekanan, perlunya dilakukakan pre-testing materi
informasi, penetapan anggaran, waktu, personil yang akan melaksanakan program
serta monitoring pelaksanaan dalam upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan
perubahan perilaku para khalayak yang menjadi target sasaran program.

Tahapan organisasi dalam merumuskan perencanaan tidak selesai pada


proses perencanaan saja, melainkan ada tahapan selanjutnya yaitu menerapkan
atau mengimplementasikan untuk mencapai tujaun yang organisasi inginkan.

l. Model Perencanaan Komunikasi Model Difusi Inovasi

Model ini bisa digolongkan sebagi model perencanaan komunikasi karena


memiliki tahapan dalam penyebarluasan sebuah gagasan atau ide-ide baru
(inovasi). Karena itu disebut sebagai model difusi inovasi. Model ini pada awalnya
dibuat oleh Rogers pada tahun 1957 untuk disertasinya tentang penyebarluasan
bibit jagung hybrida di kalangan petani di Iowa. Dari kerangka pikir yang dibuatnya
itu, Rogers menjelaskan bahwa proses pengenalan suatu inovasi (sesuatu yang
baru berupa ide, gagasan atau barang) ditentukan oleh tiga hal yakni tahap awal
(antecedent), proses (process), konsekuensi (consequences).

23
Pada tahap awal (antecedent) khalayak dalam menerima suatu idea atau
gagasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepribadian penerima untuk
berubah dengan menerima sesuatu yang baru, wawasan sosial yang lebih luas
(cosmopolism) daripada lingkungan sekitarnya, dan kebutuhan untuk memiliki
barang baru tersebut.

Pada tahap proses (process), kebutuhan untuk memiliki barang (inovasi)


tersebut didukung oleh pengetahuan (knowledge) yang berkaitan dengan nilai-nilai
sistem (social system), bahwa inovasi itu tidak bertentangan dengan sistem sosial
dan budaya khalayak (penerima), sehingga mereka bisa toleran jika terjadi
penyimpangan dari kebiasaan, serta terjalinnya komunikasi dengan barang baru
tersebut.

Tahan selanjutnya dalam proses penerimaan ialah persuasi (persuasion).


Pada tahap ini ide, barang, gagasan atau inovasi dipertanyakan tentang kegunaan
(advantages), apakah cocok digunakan (compatability), apa tidak terlalu ruwet
(complexity), apa bisa dicoba (triability), dan apa bisa diamati (observability).

Setelah tahap persuasi, selanjutnya tiba pada tahap pengambilan


keputusan (decision) untuk memiliki atau menerapkan inovasi tersebut. Dalam
tahap pengambilan keputusan, terjadi konsekuensi pada diri khalayak, yakni;

24
menerima (adoption) atau menolak (rejection) sebagai bentuk konfirmasi
(confirmation). Artinya jika seseorang menerima ide, gagasan atau inovasi
tersebut kemungkinannya terus menggunakan jika ia sudah merasakan
manfaatnya, atau sebaliknya tidak melanjutkan tapi mengganti dengan barang
lain dengan fungsi yang sama (relacement), atau samasekali tidak melanjutkan
karena tidak memenuhi harapannya (disenchantement).

Sebaiknya jika seseorang menolak, bisa terjadi karena sejak awal


penerima (khalayak) tidak melihat manfaatnya, dan nanti ia menerima setelah
orang lain berhasil, ataukah ia menolak terus ide, gagasanatau inovasi tersebut
karena tidak sesuai dengan pikirannya atau bertentangan dengan sistem nilai
yang merak anut. Misalnya tidak ikut program keluarga berencana karena
memiliki kepercayaan bahwa membatasi jumlah kelahiran anak bertentangan
ajaran agama yang dianutnya. Semua tahapan mulai dari tahap awal, proses,
sampai pada tahap konsekuensi melalui jangka waktu yang tidak terbatas, bisa 1
sampai 2 tahun atau 3 sampai 4 tahun.

Berkaitan dengan model ini, beberapa pakar menilai bahwa Rogers


memberi peran yang cukup besar kepada komunikator untuk mempengaruhi
khalayak. Karena itu Florangel Braid (1988) mencoba menunjukkan posisi
penting seorang agen perubahan (agent of change) berada pada titik sentral
yang bisa menghubungkan antara dua kepentingan, yakni kepentingan
institusinya sebagai sumber penyebaran informasi perubahan, dan kepentingan
khalayak (client). Agen perubahan menjadi jembatan yang mengantarai dua
kepentingan, di satu sisi ia membawa informasi dari lembaga yang diwakilinya
kepada khalayaknya, dan di sisi lain ia berperan sebagai pembawa aspirasi
(umpan balik) dari khalayak kepada institusinya.

Mengenai tingkat atau derajat penerimaan ide-ide baru (innovation)


menurut Rogers terbagi atas lima tingkatan, yakni:

 Pembaharu (innovator)
 Penerima awal (early adopter)

25
 Penerima mayoritas awal (early majority)
 Penerima mayoritas lambat (late majority)
 Pengikut (laggard)

Pembaharu (innovator) ialah mereka yang pertama kali tersentuh inovasi


(ide-ide baru). kelompok ini tidak banyak jumlahnya, diperkirakan hanya 2.5%
dari jumlah keseluruhan target sasaran. Mereka umumnya adalah orang-orang
yang gandrung untuk melakukan perubahan karena mobilitasnya yang tinggi
keluar kota, dekat dengan para agen pembaharu (penyuluh), dan pada
umumnya masih berusia muda sehingga tidak takut mengambil resiko.

Penerima awal (early adopter) ialah mereka yang tersentuh inovasisetelah


kelompok inovator memperkenalkannya. Mereka adalah kelompokyang
terintegrasi dengan sistem sosial yang ada. Biasanya mereka menjadi tempat
bertanya dan dimintai pertimbangan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Jumlah relatif tinggi yakni 13.5% dari jumlah target sasaran.

Penerima mayoritas awal (early mayority) ialah meraka yang tergolong


sebagai penerima inovasi sebelum anggota kelompok lainnya menerima inovasi
tersebut. Mereka tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi anggota biasa yang
dekat dengan jaringan yang menerima pembaruan. Mereka menjadi penghubung
antara penerima dini (early adopter) dengan penerima lambat (late adopter).
Jumlah kelompok ini berkisar 34% dari jumlah keseluruhan target adopter.

Penerima mayoritas lambat (late majority) ialah mereka yang menerima


ide-ide baru (inovasi) setelah rata-rata anggota lainnya menerima lebih awal.
Mereka menerima setelah melihat inovasi itu membawa keuntungan pada orang
lain. Jumlah penerima mayoritas lambat kira-kira sama dengan jumlah penerima
awal, yakni 34% .

Adapun kelompok pengikut (laggard) ialah mereka yang tergolong


penerima akhir dari sistem sosial yang ada. Mereka tidak punya pendapat dan
berada di luar jaringan sosial namunmasih dekat pada kelompok mayoritas
lambat. Mereka menerima inovasi setelah hampir semua orang di sekelilingnya
26
merasakan manfaatnya. Jumlahnya sekitar 16%, cenderung konservatif, lambat,
dan tradisional.

m. Model Perencanaan Komunikasi Model ACADA

Model Perencanaan Komunikasi ACADA atau Assement ,Communication, Analysis,


Design dan Action. Dijelaskan sebagai berikut:

1) Assesment, merupakan gambaran dari masalah


2) Communication dan Analysis, merupakan ketersediaan infrastuktur
komunikasi yang ada, menyusun tujuan komunikasi dan penerapan indikator
evaluasi
3) Design, berupa strategi dan penetapan pemilihan.
4) Strategi tersebut berupa advokasi, pengembangan komunikasi dan
mobilisasi sosial. Sedangkan penetapan pemilihan merupakan strategi
kegiatan, pemilihan mitra kerja, saluran komunikasi, pendekatan yg akan
digunakan.
5) Action, atau pelaksanaan dan/ tindakan.

Model Perencanaan Komunikasi ACADA ini menekankan pada riset pada tahap
awal dan monitoring pelaksanaan program pada tahap akhir.

n. Model Perencanaan Komunikasi Model Hierarchy Effect

Model Perencanaan Komunikasi Hierarchy Effect memiliki fungsi untuk


menginformasikan (to inform) dan mempersuasi (to persuade). Dalam praktiknya,
Hierarchy Effect akan media massa, perencanaan komunikasi diawali dengan
menentukan dasar-dasar sebagai berikut:

 Apa tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan komunikasi yang akan
dilakukan.
 Apa yg akan disampaikan.
 Bagaimana cara menyampaikannya.

27
 Dimana atau tempat disampaikannya.
 Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikanya.

o. Model Perencanaan Komunikasi Model Alur Tanda “?”

Model Perencanaan Komunikasi Alur Tanda “?” ini terdiri atas 7 langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasi target khalayak,


2. Metapkan tujan yang ingin dicapai,
3. Memikirkan apa yang seharusnya termuat dalam pesan,
4. Menentukan seberapa banyak komitmen yangg diperlukan,
5. Memilih saluran yang tepat,
6. Membuat rencana komunikasi dan
7. Mengukur keberhasilan yang dicapai.

p. Model Perencanaan Komunikasi Model Assifi dan French

Model Perencanaan Komunikasi Assifi dan French merupakan model


perencanaan yang menggunakan model dengan cara menganalisis masalah,
menganalisis khalayak, merumuskan objektif, memilih media/saluran komunikasi,
mengembangkan pesan, merencanakan produksi media, merencanakan
manajemen program serta merencanakan monitoring dan evaluasi.

28
Bab IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan
yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan
mendorong implementasi program komunikasi yang optimal. Sebagaimana kita ketahui
bahwa saat ini adalah “era komunikasi”,konsekuensinya, selalu dibutuhkan
perencanaan yang matang untuk program komunikasi agar membawa dampak optimal
untuk organisasi, publik,maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih
baik.Suatu program Komunikasi perlu dirancang secara terstruktur dan sedetail
mungkin untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,
diperlukan strategi khusus untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin
akan terjadi.
Adapun macam-macam model dalam perencanaan komunikasi adalah :

1. Model Cultip dan Centre


2. Philip Lesly
3. Lima Langkah
4. Pencitraan
5. Promosi Pemasaran
6. AIDDA
7. John Middleton
8. ‘P’ Proses
9. Advokasi
10. Lingkaran
11. Berbasis KAP

29
12. Difusi Inovasi
13. ACADA
14. Hirarki Effect
15. Alur Tanda
16. Assifi dan French

B. Saran

Karya ilmiah ini adalah sebuah karya tulis yang dimana seharusnya dapat di
lakasanakan, dan diikuti oleh semua program pendidikan. Karena kita tahu, sebenarnya
dengan menulis yang berawal dari membaca bisa meningkatkan pengertahuan secara
luas. Marilah kita bersama-sama meningkatkan dan menumbuh kembangkan minat
baca,demi generasi mendatang yang lebih cerdas dan jauh dari kebodohan. Penulis
juga berharap saran dan kritik dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya.

30
31
Daftar Pustaka

Hafid Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
Hlm. 21.

Keufman (1972), Waterson (1965) dalam buku Hafied Cangara. Perencanaan dan
Strategi Komunikasi, (Jakarta,PT Rajagrafino persada,2013),22

Soleh Soemirat,Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Publik Relations (Bandung:PT Remaja


Rosdkarya,2010).95-96

Rustiadi,Ernan,Sunsun syefulhakim, dan Dyah R.Panuju.Perencanaan dan


Pengembangan Wilayah.2009.350

Zulkarimein Nasution. Perencanaan Program Komunikasi.1994,1

Hafied Cangara,Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta,PT Rajagrafindo


Persada,2013),69

Ruslan Rosady.,Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. (Jakarta,Raja


Grasindo Persada.2010 ) 148-149

Hafied Cangara , Perencanaan & Strategi Komunikasi ,( PT.Rajagrafindo Persada ,


Jakarta, 2013),78

Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo


Aksara, 2013), hlm 47

Amri Syarif Hidayat, Perencanaan Komunikasi Hakekat dan Implementasinya, (Solo:


Pustaka Iltizam, 2015), hlm.76.

Dr. Inge Hutagalung MS.2016.ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI. Magister Ilmu


Komunikasi. (2). (2).

32
Ibid

https://ilmukomunikasi16.blogspot.com/2018/03/model-perencanaan-komunikasi.html?
m=1

Ayualivia safitri: Model Perencanaan Komunikasi Korporasi : Model Pencitraan.


(ayualiviaasafitri.blogspot.com)

P-Process : Tahap dalam Strategi Komunikasi Kesehatan - CatatanSehat

33

Anda mungkin juga menyukai