UNIVERSITAS JAMBI
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh
Dosen Pengampu:
M Ridwan, S.KM., M.PH.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Model-Model
Perencanaan Komunikasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak M Ridwan, S.KM.,M.PH. pada mata kuliah Strategi Komunikasi Berbasis
Teknologi.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konsep Dasar Komunikasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii
Bab I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................................2
Bab II..............................................................................................................................................3
Tinjauan Pustaka...........................................................................................................................3
Bab III.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
Bab IV...........................................................................................................................................29
PENUTUP....................................................................................................................................29
A. Kesimpulan........................................................................................................................29
B. Saran..................................................................................................................................30
Daftar Pustaka.............................................................................................................................32
ii
iii
Bab I
PENDAHULUAN
1
1.2 Pertanyaan Kajian
a) Apa itu perencanaan komunikasi?
b) Apa saja model-model dalam perencanaan komunikasi?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan komunikasi
b) Untuk mengetahui apa saja model-model dalam perencanaan komunikasi
1.4 Manfaat
a. Bagi penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Komunikasi
Berbasis Teknologi.
b. Bagi publik adalah untuk sebagai bahan referensi dalam media pembelajaran.
2
Bab II
Tinjauan Pustaka
c) Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”,
“mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan
akibatapa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with
what effect) .
3
d) Barnlund
Komunkasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
e) Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.
f) Gode
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semuka yang
dimiliki seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
4
dipergunakan untuk menyampaikan,menerima, menganalisis, dan
meyimpan informasi.
c) Komunikasi itu pada hakikatnya tidak tepat
d) Komunikasi banyak dipengaruhi oleh aneka ragam variabel perseorangan,
variabel bahasa, dan lain sebagainya yang selalu berubah sehingga
hampir tidak mungkin memahami komunikasi dengan sempurna.
5
Bab III
PEMBAHASAN
6
memasukkan sasaran yang jelas untuk mencapai tujuan organisasional, strategi untuk
mencapai tujuan, taktik untuk merealisasikan strategi, dan pengukuran untuk
menentukan taktik yang mana yang akan diterapkan.Terdapat berbagai cara atau
pendekatan didalam melakukan perencanaan, namun beberapa elemen, yang hampir
selalu ada disetiap bentuk perencanaan, yakni :
1. Pengumpulan data
2. Analisis data
3. Menetapkan kebijakan (policy making), merupakan proses yang paling
komples, karena sering kali tidak jelas siapa yang memiliki kewenangan
dan otoritas dalam membuat keputusan.
4. Implementasi
5. Monitoring, merupakan suatu upaya menangkap feedback dari proses
pelaksanaan untuk dijadikan dasar didalam proses berikutnya.
7
f. Channel (saluran) : menggunakan saluran media informasi yang tepat dan
terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian
saluran media yang beberapa akan berbeda pula efeknya. Dengan
demikian seorang humas harus dapat memahami perbedaan dan proses
penyebaran informasi secara efektif.
8
1) Penemuan fakta ( fact finding). Langkah pertama ini melibatkan
pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan
perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi.
Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?”
2) Perencanaan (planning). Informasi yang terkumpul pada langkah
pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik,
sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan
program. Langkah kedua ini menjawab, “Kita telah mempelajari
situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan,
atau dikatakan”.
3) Komunikasi (communication). Langkah ketiga melibatkan
implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah
didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk
mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini, “Siapa
yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta
kapan, dimana, dan bagaimana”.
4) Evaluasi (evalution) Tahap terakhir pada proses ini melibatkan
kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut.
Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplementasi,
berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program
tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau
dihentikan berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita
kerjakan atau baagaimana yang telah kita kerjakan”.
9
b. Model Perencanaan Komunikasi Lima Langkah
Model perencanaan komunikasi lima langkah terdiri dari
Penelitian ,Perencanaan ,Pelaksanaan, Evaluasi ,Pelaporan.
10
a) Penelitian Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui masalah yang
dihadapi suatu lembaga atau instansi. Masalah bisa berupa wabah
penyakit yang menyerang sekelompok masyarakat, penurunan
penjualan, ketidakpercayaan instansi terhadap instansi lain dan lain
sebagainya.
b) Perencanaan Perencanaan adalah tindakan yang akan diambil setelah
hasil penelitian diperoleh. Perencanaan yang dimaksud adalah
perencanaan komunikasi. Dengan demikian diperlukan strategi tentang
pemilihan atau penentuan sumber, pesan, media, sasaran, dan efek
yang diharapkan.
c) Pelaksanaan Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
implementasi perencanaan komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan di televisi, wawancara di radio,
pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker kepada target
sasaran, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk bertatap muka
dengan komunitas di lokasi yang menjadi target sasaran.
d) Pengukuran Pengukuran dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari
kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah daya exposure
media yang digunakan telah mencapai target sasaran, apakah pesan
yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan tindakan apa
yang telah dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti
informasi yang disampaikan.
e) Pelaporan Pelaporan adalah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang teah dilaksanakan. Laporan sebaiknya
dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan untuk dijadikan bahan
pertimbangan. Jika dalam laporan hasil yang positif dan berhasil, maka
bisa dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.
11
c. Model Perencanaan Komunikasi Philip Lesly
Model perencanaan komunikasi yang dibuat oleh Philip Lesly terdiri dari atas dua
komponen utama, yakni organisasi yang menggerakkan kegiatan dan publik yang
menjadi sasaran kegiatan. Pada komponen organisasi terdapat enam tahapan,
sedangkan dalam komponen publik terdapat dua tahapan yang harus dilakukan
seorang perencana komunikasi.
1. Organisasi
2. Publik
12
Organisasi pengelolaan kegiatan, bisa dalam bentuk lembaga pemerintahan,
perusahaan swasta atau organisasi sosial. Organisasi atau lembaga seperti ini
memerlukan tenaga spesialis yang dapat menangani masalah-masalah komunikasi.
Dalam komponen organisasi maka langkah yang harus dilakukan adalah analisis
dan riset yang dilakukan sebagai langkah awal untuk mendiagnosa atau
mengetahui permasalahan yang dihadapi, setelah itu perumusan kebijakan yang
mencakup strategi yang digunakan. Pada tahap perencanaan program
pelaksanaan sudah ditetapkan sumber daya yang akan digerakkan, antara lain
tenaga, dana dan fasilitas, sedangkan pada tahap kegiatan komunikasi adalah
tindakan yang harus dilakukan, yakni membuat menyebarluaskan informasi baik
melalui media massa maupun melalui saluran-saluran komunikasi lainnya
(kelompok tradisional, media baru, focus group, publik). Publik adalah komponen
kedua yang menjadi sasaran organisasi.
Citra adalah citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Citra adalah kesan yang
diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi
perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap perusahaan didasari pada apa
diketahui atau dikira tentang perusahaan yang bersangkutan (Soemirat dan
Ardianto, 2004)
13
e. Model Perencanaan Komunikasi Promosi Pemasaran
14
ditawarkan. Sejauh mana target sasaran menghindari manfaat barang yang
ditawarkan itu. Untuk itu seorang pemasar atau petugas penyuluhan harus mampu
menunjukan kegunaan barang yang ditawarkanitu kepada target sasaran
(konsumen).
Keinginan (desire) adalah proses yang terjadi setelah timbul perhatian calon
pembeli atau target sasaran pada barang yang ditawarkan. Pada tahap ini pembeli
memilliki keinginan untuk memiliki setelah menimbangkan manfaat atau
kegunannya . para pemasar usaha berusaha memberi sentuhan kejiwaan
(psikologis) calon pembeli dengan cara-cara yang lebih persuasif , sehingga
keinginan itu makin timbul untuk memilikinya atau mengikuti ajarannya jika apa
yang ditawarkan itu berupa gagasan dari seorang penyuluh.
15
sebenarnya sudah lama dan beberapa pakar sudah mencoba melakukan
modifikasi, namun model dasarnya tetap digunakan , selain karena sederhana juga
lebih mudah diaplikasikan pada hal-hal yang bersifat praktis.
Dari teori tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam komunikasi yang efektif,
terlebih dahulu komunikator harus berusaha membangkitkan kesadaran komunikan
(dalam hal ini adalah pendengar), hingga dapat memunculkan perhatian disusul
dengan adanya sebuah keinginan agar terjadi sebuah keputusan dan tindakan
terhadap apa yang komunikasikan tersebut. Dalam penelitian ini tindakan atau efek
adalah minat dengar audien terhadap siaran RPD Kuansing 100,9 FM dan respon
yang diberikan.
16
analisis dan segmentasi khalayak, pemilihan media, desain dan pengembangan
pesan, perencanaan manajemen, pelaksanaan pelatihan, implementasi dan
evaluasi program.
1.Tahap Analisis, pada tahap ini para penyusun program harus melakukan dua
analisis. Yaitu analisis isu dan analisis audiens. Analisis isu bertujuan memahami
isu atau masalah kesehatan yang diangkat dan faktor-faktornya. Sedangkan
analisis audiens memahami karakteristik sasaran mulai dari demografi seperti
umur, pendidikan, hingga latar belakang budaya.
17
2. Tahap Strategic Design, langkah kedua ini tujuan komunikasi harus dibuat
spesifik mengikuti kaidah SMART (Spesific, Measurable, Appropriate, Realistic dan
Time-Bound). Kemudian barulah ditentukan media yang akan digunakan. Tentunya
sesuai dengan hasil analisis ditahap pertama.
18
Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan
publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan
yang diperperkirakan merugikan masyarakat (S. Reyes, Local Legislative Advocacy
Manual, Philippines: The Center for Legislative Development, 1997). Pendapat lain
yang dikutip dari manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, (Juli 2003)
menyatakan bahwa Advokasi dimaksud adalah sebagai aksi strategis dan terpadu
yang dilakukan, baik oleh perorangan maupun kelompokmasyarakat dengan
memasukan masalah dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil
keputusan untuk mengupayakan solusi, sekaligus membangun basis dukungan
bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang dibuat untuk mengatasi
masalah tersebut.
19
Analisis
Analisis merupakan langkah pertama untuk melaksanakan advokasi yang
efektif, sebagaimana halnya langkah awal pada setiap aksi. Upaya
kegiatan advokasi yang dirancang agar bisa berdampak pada kebijakan
publik diawali dengan ketersediaan informasi yang akurat dan
pemahaman mendalam tentang permasalahan yang ada, masyarakat
yang terlibat, kebijakan serta keberadaanya, organisasi-organisasi, dan
jalurjalur yang dapat menjadi akses untuk memengaruhi tokoh-tokoh
masyarakat yang berpengaruh dan para pengambil keputusan. Semakin
kuat dasar pengetahuan elemen tersebut, semakin meyakinkan advokasi
yang dilakukan.
Strategi
Setiap usaha advokasi memerlukan strategi. Tahapan strategi dibangun
berdasarkan tahapan analisis yang mengarah, merencanakan, dan
memfokus upaya pada tujuan khusus, serta menempatkannya pada jalur
yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
20
Mobilisasi
Pembentukan koalisi untuk memperkuat advokasi. Peristiwa, kegiatan,
pesan dan materi pendukung harus dirancang sesuai dengan tujuan,
kelompok sasaran, kemitraan, dan sumber-sumber yang ada.
kesemuanya ini harus memberi dampak positif yang maksimum bagi
pembuat kebijakan dan partisipasi penuh dari semua anggota selain
memperkecil kelompok oposisi.
Aksi Mempertahankan kelompok aksi dan semua mitra merupakan hal
yang mendasar dalam pelaksanaan advokasi. Pengulangan pesan dan
penggunaan alat bantu yang kredibel yang dibuat secara berualang
sangat membantu untuk dapat mempertahankan perhatian terhadap isu
yang ada.
Evaluasi Usaha advokasi harus dievaluasi secara saksama sebagaimana
halnya dengan kegiatan kampanye lainnya. Karena kegiatan advokasi
sering membuahkan hasil yang parsial. Tim advokasi perlu memonitor
secara rutin dan objektif apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus
dikerjakan. Proses evaluasi bisa lebih penting dan lebih sulit daripada
dampak evaluasi.
Keseimbangan
Seperti halnya komunikasi, advokasi adalah sebuah proses yang
berlangsung terus menerus. Bukan sekedar sebuah kebijakan atau
peraturan. Perencanaan terhadap kesinambungan berarti memperjelas
tujuan jangka panjang, mempertahankan keutuhan fungsi koalisi, dan
menyesuaikan data argumentasi, seiring dengan perubahan yang terjadi.
21
membentuk 45 orang anggota panitia teknis KIE. Kelompok ini berhasil mempengaruhi
Wakil Presiden dan Menteri Kesehatan Bolivia untuk berbicara di TV guna
mempromosikan kesehatan reproduksi. Hasilnya pemerintah dan partaipolitik di Bolivia
mendukung program pelayanan kesehatan reproduksi secara nasional di mana
sebelumnya sangan susah dilakukan.
Di Indonesia, program advokasi dilakukan dengan kerja sama sektor Publik dan
Swasta untuk meluncurkan program KIE Nasionak KB perkotaan. Program ini mencapai
puncaknya dengan memperkenalkan KB Lingkaran Biru sebagai salah satu bentuk
upaya swastanisasi pelayanan KB terbesar di dunia. (Sumber; Center for
Communication Programs Johns Hopkins School of Public Health dan STARH –
Sustaining Technical Achievements in Reproductive Health, 1999).
22
masyarakat (Cangara, 2013: 91). Pada model berbasis KAP terdapat tiga tahapan
yang harus dilalui untuk melakukan program komunikasi yaitu:
23
Pada tahap awal (antecedent) khalayak dalam menerima suatu idea atau
gagasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepribadian penerima untuk
berubah dengan menerima sesuatu yang baru, wawasan sosial yang lebih luas
(cosmopolism) daripada lingkungan sekitarnya, dan kebutuhan untuk memiliki
barang baru tersebut.
24
menerima (adoption) atau menolak (rejection) sebagai bentuk konfirmasi
(confirmation). Artinya jika seseorang menerima ide, gagasan atau inovasi
tersebut kemungkinannya terus menggunakan jika ia sudah merasakan
manfaatnya, atau sebaliknya tidak melanjutkan tapi mengganti dengan barang
lain dengan fungsi yang sama (relacement), atau samasekali tidak melanjutkan
karena tidak memenuhi harapannya (disenchantement).
Pembaharu (innovator)
Penerima awal (early adopter)
25
Penerima mayoritas awal (early majority)
Penerima mayoritas lambat (late majority)
Pengikut (laggard)
Model Perencanaan Komunikasi ACADA ini menekankan pada riset pada tahap
awal dan monitoring pelaksanaan program pada tahap akhir.
Apa tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan komunikasi yang akan
dilakukan.
Apa yg akan disampaikan.
Bagaimana cara menyampaikannya.
27
Dimana atau tempat disampaikannya.
Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikanya.
Model Perencanaan Komunikasi Alur Tanda “?” ini terdiri atas 7 langkah, yaitu:
28
Bab IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan
yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan
mendorong implementasi program komunikasi yang optimal. Sebagaimana kita ketahui
bahwa saat ini adalah “era komunikasi”,konsekuensinya, selalu dibutuhkan
perencanaan yang matang untuk program komunikasi agar membawa dampak optimal
untuk organisasi, publik,maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih
baik.Suatu program Komunikasi perlu dirancang secara terstruktur dan sedetail
mungkin untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,
diperlukan strategi khusus untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin
akan terjadi.
Adapun macam-macam model dalam perencanaan komunikasi adalah :
29
12. Difusi Inovasi
13. ACADA
14. Hirarki Effect
15. Alur Tanda
16. Assifi dan French
B. Saran
Karya ilmiah ini adalah sebuah karya tulis yang dimana seharusnya dapat di
lakasanakan, dan diikuti oleh semua program pendidikan. Karena kita tahu, sebenarnya
dengan menulis yang berawal dari membaca bisa meningkatkan pengertahuan secara
luas. Marilah kita bersama-sama meningkatkan dan menumbuh kembangkan minat
baca,demi generasi mendatang yang lebih cerdas dan jauh dari kebodohan. Penulis
juga berharap saran dan kritik dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya.
30
31
Daftar Pustaka
Hafid Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
Hlm. 21.
Keufman (1972), Waterson (1965) dalam buku Hafied Cangara. Perencanaan dan
Strategi Komunikasi, (Jakarta,PT Rajagrafino persada,2013),22
32
Ibid
https://ilmukomunikasi16.blogspot.com/2018/03/model-perencanaan-komunikasi.html?
m=1
33