KELOMPOK 3:
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertiam Komunikasi.............................................................................. 3
2.2 Teknik – teknik Komunikasi...................................................................... 3
2.3 Pengertian, Proses dan Model Advokasi Kebijakan................................... 3
BAB III PENUTUP
2.3 Kesimpulan................................................................................................. 7
2.4 Saran........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
kelompok antara seseorang dengan lainnya yang satu sama lain berbeda dalam
kedudukandan unitnya. Komunikasi diagonal tidak menunjukkan kekakuan sebagaimana
dalam komunikasi vertikal, tetapi tidak juga menunjukkan keakraban sebagaimana dalam
komunikasi horizontal. (Pace dan Faules dalam Mulyana, 2010: 189-195)
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi
2. Teknik – teknik komunikasi
3. Pengertian, Proses dan Model Advokasi Kebijakan
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi
2. Untuk mengetahui teknik –teknik komunikasi
3. Mengetahui Pengetian, Proses dan Model Advokasi Kebijakan
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
dengan kehendak atau kepentingan siapa yang mendesakkan terjadinya perbaikan
dan prubahan tersebut dengan jalan mempengaruhi.
Menurut Kaminski dan walmsley advokasi adalah pekerjaan yang memberikan
keunggulan kerja sosial versus pekerjaan lain. Mereka juga menafsirkan advokasi
adalah tindakan yang tidak mengubah kebijakan.
Menurut Julie Stirling advokasi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
secara bertahap atau berproses. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi orang lain
dengan maksud mengubah kebijakan publik.
Menurut Zastrow advokasi adalah aktivitas yang berusaha untuk memberikan
pertolongan kepada klien atau partner kerja agar bisa mencapai layanan yang
sebelumnya di tolak.
B. Proses Advokasi Kebijakan
Brikut ini beberpa peroses advokasi diantaranya:
1 Tentukan isu strategis dari sebuah masalah
Advokasi harus memiliki fokus yang jelas. Akan sangat sulit jika Advokasi
memiliki fokus masalah yang tidak memiliki skala prioritas. Contoh, untuk
masalah kesejahteraan petani para serikat tani di suatu desa menuntut
pemerintah untuk menurunkan harga pupuk. Karena dengan tingginya harga
pupuk, para petani hanya mampu membeli sedikit pupuk yang berakibat pada
buruknya kesuburan padi.
2 pengumpulan data
Data adalah elemen yang sangat penting karena data diyakini adalah sebuah
fakta yang nyata. Data yang diperolah pun harus menunjukan komparasi atau
perbandingan angka dari tahun ke tahun. Contoh, serikat tani menunjukan data
bahwa dalam 5 tahun terakhir harga pupuk selalu naik setiap tahunnya.
Tunjukan juga angka konsumsi pupuk petani dalam 5 tahun terakhir.
3 Buatlah sekutu dengan organisasi yang memiliki kepentingan yang sama
Sekutu atau aliansi adalah elemen advokasi yang mampu menamah sumber daya
massa dari advokasi. Tidak bisa dipungkiri,massa yang banyak akan membuat
media tertarik untuk meliput. Massa yang banyak setidaknya juga akan membuat
gentar lawan.
4 Lemparkan isu dan kampanye massa
Melemparkan isu bisa dilakukan dengan beberapa cara. Aksi pencerdasan,
membuat press confrence di media massa dan menyebarkan selebaran yang
vii
berisi tuntutan advokasi, adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk
melempar isu ke masyarakat.
5 Lobi dan pendekatan dengan pengambil keputusan
Setelah power massa sudah sagat masiv dalam penyebaran isu, maka sudah
saatnya bangun komunikasi dengan pengambil keputusan di
pemerintahan/perusahaan. Komunikasi yang bersifat politis ini diharapkan dapat
merubah sistem/kebijakan yang pada akhir dapat menuntaskan tujuan advokasi
itu sendiri.
6 Kontak Media massa
Selalu jaga komunikasi yang baik dengan media massa. Karena media massa
adalah kunci utama bagi advokasi untuk dapat diinformasikan secara mengakar
kepada masyarakat.
7 Demonstrasi
Demo adalah jalan terakhir dari sebuah advokasi yang tidak juga dapat merubah
kebijakan. Seperti yang dikatakan diatas, dengan kekuatan massa yang banyak
media tidak akan segan segan untuk meliput dan sang pengambil keputusan
secara tidak langsung akan sedikit gentar. Ini hukum alam.
8 Lakukan Evaluasi
Advokasi tidak selalu berhasil merubah suatu kebijakan. Jika gagal dalam
advokasi lakukan evaluasi untuk menentukan langkah apa lagi yang akan
diambil untuk merubah kebijakan. Jika advokasi berhasil, tetap lakukan
evalusasi. Karena sesungguhnya evaluasi tidak hanya bertujuan untuk
membahas kekalahan, tapi juga untuk menjaga suhu kemenangan.
C. Model Advokasi Kebijakan
Model komunikasi yang dapat dikembangkan dalam advokasi hasil riset
adalah model yang dikembangkan oleh Center for Communication Program
(CCP) Jhons Hopkins University. Model ini menyatakan bahwa agar kegiatan
advokasi bisa berhasil, maka terdapat enam tahapan perencanaan komunikasi
yang harus dilalui, yaitu Analisis, Strategi, Mobilisasi, Aksi, Evaluasi,
Kesinambungan.
viii
keberadaannya, organisasi-organisasi dan jalur-jalur yang dapat mempengaruhi
para pengambil keputusan.
Strategi : yaitu dibangun berdasarkan tahapan analisis yang mengarahkan,
merencanakan dan memfokuskan upaya pada tujuan khusus, serta
menempatkannya pada jalur yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan.
Mobilisasi : yaitu pembentukan koalisi untuk memperkuat advokasi. Peristiwa,
kegiatan, pesan dan materi pendukung harus dirancang sesuai dengan tujuan,
kelompok sasaran, kemitraan dan sumber-sumber yang ada.
Aksi : yaitu mempertahankan kekompakan kegiatan aksi dan semua mitra
merupakan hal yang mendasar dalam pelaksanaan advokasi. Pengulangan
pesan dan pengulangan alat bantu yang kredibel yang dibuat secara berulang
sangat membantu untuk dapat mempertahankan perhatian terhadap isu yang
ada.
Evaluasi : yaitu tim advokasi perlu memonitor secara rutin dan objektif apa
yang telah dicapai dan apa yang masih harus dikerjakan. Proses evaluasi bisa
lebih penting dari pada dampak evaluasi.
Kesinambungan : yaitu advokasi sama halnya dengan proses komunikasi yang
berlangsung terus menerus. Bukan sekedar sebuah kebijakan atau peraturan.
Perencanaan terhadap kesinambungan berarti memperjelas tujuan jangka
panjang, mempertahankan keutuhan fungsi koalisi, dan menyesuaikan data
argumentasi seiring dengan perubahan yang terjadi.
ix
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara seorang individu yang
menyampaikan pesan (komunikan) kepada seorang individu yang menerima pesan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu.
Advokasi kebijakan adalah suatu proses terencana dan sistematis yang dilakukan
untuk memperbaiki atau mengubah suatu kebijakan publik sesuai dengan kehendak atau
kepentingan siapa yang mendesakkan terjadinya perbaikan dan prubahan tersebut dengan
jalan mempengaruhi.
3.2. Saran
Semoga materi ini bisa memberikan sedikit arahan bagi si pembaca dalam hal
komunikasi, kita perlu meyadari bahwa pentingnya komunikasi dalam lingkup publik.
x
DAFTAR PUSTAKA
xi