Anda di halaman 1dari 18

” INTERAKSI DAN KOMUNIKASI DA’I DENGAN MAD’U ”

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Dakwah)

Dosen Pengampu: Ibu Umi Rojianti, M. Kom. I

Disusun oleh :

Kelompok 5

MILLA NAZMA HAYUNI 2141010181

ROBBY IRAWAN 2141010208

SINTA SAFITRI 2141010217

Kelas : KPI-F
Semester : IV (Empat)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023 M/ 1444 H
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Psikologi Dakwah kami yang berjudul
‘‘INTERAKSI DAN KOMUNIKASI DA’I DENGAN MAD’U ―, Sholawat dan Salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Salallahu’alaihi Wassallam. Beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah
sangat berharga bagi kami.

Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaarobbal ‘alamin.

Bandar Lampung, 05 April 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan masalah ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam ............................................................


B. Urgensi Mempelajari Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam .......................
C. Pemikiran Ekonomi Islam Zaman Keemasan Islam ...............................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan dakwah merupakan hasil Interaksi da’i dan mad’u dalam suatu
bentuk hubungan nya yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, sehingga
timbul kemungkinan-kemungkinan untuk saling mengubah atau memperbaiki perilaku
masing- masing secara timbal balik. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da'i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan
atas dasar hikmah dan kasih sayang. metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu: Bi
al hikmah, Mau’idhah al hasanah dan Mujadalah bi allati hiya ahsan.
Adapun Sumber Metode Dakwah adalah: Al Quran, Sunnah Rasul, Sejarah Hidup
para Sahabat, dan pengalaman. Media dakwah yaitu segala sesuatu yang dipergunakan
atau menjadi penunjang dalam menyampaikan pesan da’i kepada mad’u. Atau dengan
kata lain bahwa segala sesuatu yang dapat menjadi penunjang/alat dalam proses dakwah
yang berfungsi mengefektifkan penyampaian ide (pesan) dari da’i kepada mad’u. Media
yang digunakan seorang da’i beragam tergantung kemampuan da’i dalam menguasai
media yang akan digunakan dan latar belakang mad’u. Tujuan utama dakwah ialah
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai
oleh Allah SWT. Seorang da’i dituntut untuk dapat menguasai metode dan media yang
tepat dan benar, serta melakukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan, situasi dan kondisi mad’u sehingga tujuan dakwah dapat terealisasi
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian interaksi dan komunikasi


2. Faktor Dasar Interaksi dan Komunikasi
3. Komunikasi Interpersonal dan Keteladanan Da’I Dalam Berdakwah
4. Pijakan Psikologi

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian interaksi dan komunikasi


2. Untuk mengetahui Faktor Dasar Interaksi dan Komunikasi
3. Untuk mengetahui Komunikasi Interpersonal dan Keteladanan Da’I Dalam Berdakwah
4. Untuk mengetahui Pijakan Psikologi
BAB II

PENDAHULUAN

A. Pengertian interaksi dan komunikasi


Pengertian Interaksi Kata interaksi diambil dari bahasa Inggris interact artinya act on each
other (aksi yang berlaku antara satu dengan lainnya). Bonner menyebutkan bahwa interaksi
sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu, yang dapat mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lainnya. Interaksi sosial merupakan
hubungan antar individu yg menghasilkan helping mutualisme, serta saling mempengaruhi dalam
upaya tercapainya perubahan perilaku dan perubahan kondisi menjadi lebih baik.

Hubungan manusia dengan manusia (interaksi ) berkisar pada usaha menyesuaikan diri
baik bersikap autoplastis maupun aloplastis sesuai keadaan (keinginan), dimana individu yang
satu menyesuaikan diri dengan individu yang lain.

a. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi


Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Paling tidak ada dua syarat
terjadinya interaksi sosial:
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu
antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat
pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian
memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut (Soeryono
Soekanto, 2002:62).

b. Bentuk- bentuk Interaksi


Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu
berdasarkan efek atau tujuan, jumlah pelaku, dan proses terjadinya.
1. Interaksi berdasarkan efek atau tujuannya, yakni interaksi dengan proses asosiatif
dan proses yang disosiatif.

a) Asosiatif
Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan.Interaksi sosial ini
terdiri atas beberapa hal yaitu:
1) Kerja Sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk

bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.22

2) Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau
mengatasi ketegangan dan kekacauan.

3) Asimilasi
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha
menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila
ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara
intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah
sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran

b) Disosiatif
Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai
berikut:
1) Persaingan/kompetisi
Persaingan atau kompetisi adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa
menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya.

2) Kontravensi

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang-terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut,
memfitnah, berkhianat, provokasi dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau
kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian

akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

3) Konflik
Konflik merupakan proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu,
akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial diantara mereka yang
bertikai tersebut.

2. Interaksi berdasarkan jumlah pelakunya terdiri dari interaksi interpersonal,


kelompok kecil, dan publik (Arni Muhammad, 2011:158).

1) Interaksi interpersonal

Interaksi interpersonal berarti interaksi antara individu dengan individu lainnya.


Komunikasi interpersonal sendiri memiliki arti komunikasi dalam diri sendiri. Ini dikarenakan,
di dalam setiap manusia memiliki unsur-unsur di dalam sebuah proses komunikasi seperti
sumber, pesan, saluran, penerima dan balikan (efek atau feed back).

2) Interaksi kelompok kecil


Kelompok kecil dapat dipahami sebagai suatu kumpulan individu yang dapat saling
mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk
beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi tatap muka.

3) Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam
organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media

3. Interaksi berdasarkan proses terjadinya, seperti imitasi, identifikasi, sugesti,


motivasi, simpati, dan empati.
1) . Imitasi

Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru caracara orang lain. Imitasi
merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan
penampilan fisik seseorang. Contoh: Seorang anak sering kali meniru kebiasaan–kebiasaan orang
tuanya.

2) Identifikasi

Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya.
Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru

(idolanya).Contoh: Seorang anak laki–laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya
suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayahnya.

3) Sugesti Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada

kelompok. Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu. Sugesti merupakan


rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia
melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional. Contoh: Seorang remaja putus
sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat ―Kenalan Remaja―. Tanpa memikirkan
akibatnya kelak.

4) Motivasi
Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Contoh: Pemberian tugas
dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau
belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab.

5) Simpati

Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang /kelompok orang atau suatu
lembaga formal pada saat–saat khusus. Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa
tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati. Misalnya apabila perasaan simpati itu
timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis/sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan
cinta kasih/kasih sayang.

6) Empati

Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Empati merupakan
proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut
serta merasakan penderitaan orang lain. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat
dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

c. Macam-Macam Interaksi
Manusia dalam memberikan reaksi dalam proses interaksi di suatu kelompok menunjukkan
berbagai tingkah laku berbeda-beda. Perbedaan reaksi tersebut menurut R.F. Bales dan
Strodtbech (1951), dapat dikategorikan menjadi empat macam:

1) Tindakan integratif-ekspresif, yaitu tingkah laku yang bersifat terpadu danmenyatakan


dorongan kejiwaan seseorang. Termasuk kategori ini ialah perbuatan menolong orang lain,
memberikan pujian kepada orang lain, menunjukkan rasa setia kawan.

2) Tindakan yang menggerakkan kelompok ke arah penyelesaian suatu problem yang


dipilihnya, seperti memberi jawaban terhadap pertanyaan, memberi sugesti, memberi pendapat,
memberi penjelasan.

3) Tindakan mengajukan pertanyaan berupa permintaan untuk orientasi, sugesti, dan

pendapat.
4) Tindakan integratif-ekspresif yang bersifat negatif, yakni tingkah laku terpadu
yang menyatakan dorongan kejiwaan yang bersifat menghindar. Termasuk kategori ini adalah
pernyataan tidak setuju, menimbulkan ketegangan, antagonisme (pertentangan), dan
pengunduran diri.21 Interaksi Sosial dalam Proses Dakwah

Kegiatan dakwah adalah sebuah proses sosial dimana di dalam setiap proses dakwah
terdapat faktor yang saling berhubungan dan memengaruhi antara satu faktor dengan faktor yang
lainnya. Faktor tersebut adalah:

a. Pelaksanaan dakwah (Da'i)

b. Objek dakwah (Mad'u)

c. Lingkungan dakwah

d. Media dakwah

e. Tujuan dakwah

B. Faktor Dasar Interaksi dan Komunikasi


Komunikasi adalah faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai
makhluk sosial tanpa kommikasi individu tidak mungkin dapat berkembang dang berinteraksi
normal dalam lingkungan sosialnya. Setelah manusia berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya terbentuklah secara perlahan-lahan kepribadian itu. Kepribadian Terbentuk sepanjang
hidup dan selama hidup pula komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi. Melalui
komunikasi seseorang menemukan dirinya dan menetapkan hubungan dengan dunia sekitar.
Komunikasi adalah ―proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim
(sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium(channel) yang biasa mengalami
gangguan (noice). Dalam definisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta
membawa perubahan.

Ada 5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial diantara nya sebgai berikut :

1. Sugesti ialah sesuatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada
orang lain dengan cara tertentu sehingga papndangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa
berpikir panjang.
2. Imitasi ialah proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang
lain. Melalui proses imitasi seseorang dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat, dan
dapat juga menyimpang oleh nilai dan norma yang berlaku.

3. identifikasi ialah proses identifikasi berawal oleh rasa kekaguman seseorang pada tokoh
idolanya .Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik
dengan tokoh tersebut.

4. Simpati ialah Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi karena menuntun
seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Hanya saja dalam simpati faktor
perasaan memang memegang peranan utama. Rasa ketertarikan seseorang.

5. Motivasi ialah dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan


berdasarkan pertimbangan rasionaitis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan
faktor atau pengaruh oleh orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Potter dan Perry (dalam Nurjannah, I


2001:35-37) menyatakan bahwa proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:

 Perkembangan

Nilai Nilai adalah standar yang memengaruhi perilaku seseorang, sehingga penting bagi
perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai seseorang agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam berinteraksi
dengan klien. Dengan bersikap profesional diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai
pribadinya.

 Persepsi

Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata-kata virus akan menimbulkan perbedaan persepsi
antara seorang ahli komputer dengan seorang dokter.

 Latar belakang
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga
yang akan membatasi seseorang dalam bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri ingin
membeli makanan khas di suatu daerah. Remaja putri tersebut berasal dari daerah lain. Pada saat
membeli makanan tersebut, si remaja tiba-tiba menjadi pucat ketakutan karena si penjual
menanyakan padanya berapa banyak cabe merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan
yang akan diberikan. Ternyata apa yang terjadi? Si remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual
makanan karena caranya bertanya seperti membentak bagi si remaja putri padahal si penjual
merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara si penjual
yang memang keras dan tegas sehingga terkesan marah-marah bagi orang dengan latar budaya
yang berbeda

 . Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seprti marah, sedih,
dan senang akan dapat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat
perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada
dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.

 Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin mempunyai gaya berkomunikasi yang berbeda-beda. Disebutkan


bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya dalam berkomunikasi. Sejak usia tiga
tahun wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam kelompok kecil dan menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman. Lain halnya dengan laki-laki, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian
dalam beraktivitas di kelompok yang lebih besar, di mana jika mereka ingin berteman, maka
mereka melakukannya dengan bermain.

 Pengetahuan

Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang yang


tingkat pengetahuannya rendah akan sult merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal
dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan
klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat kepada klien.

 Peran dan hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antara orang yang komunikasi. Cara
berkomunikasi seorang perawat dengan koleganya, dan cara berkomunikasi seorang perawat
dengan kliennya akan berbeda tergantung peranannya.

 Lingkungan

Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising
dan tidak adanya privacy akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.

 Jarak
 Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu dapat menimbulkan rasa aman.

C. Komunikasi Interpersonal dan Keteladanan Da’I Dalam Berdakwah


Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang—orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal
(Mulyana, 2013: 81). Komunikasi interpersonal yang berlangsung antara dua orang
dikenal dengan istilah diadik (dyad). Diadik merupakan konteks umum komunikasi
interpersonal, karena setiap pasangan dalam interaksi fokus memperhatikan semata-
mata pada lawan bicaranya (Solomon D. & Theiss J. 2013: 6).

Mark L, Knapp dan John Augustine Daly (2002: 3) menyatakan bahwa


komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berhubungan
dengan orang-orang secara tulisan maupun komunikasi verbal. Tipe komunikasi ini
dapat terjadi dalam setting perorangan dan dalam kelompok. Ini juga berarti mampu
menangani orang yang berbeda dalam situasi berbeda, dan membuat orang merasa
nyaman. Gerak isyarat seperti kontak mata, gerakan tubuh, dan gerakan tangan juga
merupakan bagian komunikasi interpersonal. Fungsi paling umum dari komunikasi
interpersonal adalah mendengarkan, berbicara dan resolusi konflik. Tipe komunikasi
interpersonal bermacam-macam dari verbal sampai nonverbal, dan dari situasi ke
situasi. Komunikasi interpersonal melibatkan komunikasi tatap muka untuk mencapai
maksud tertentu dan secara tepat. Menurut sifatnya, komunikasi interpersonal dapat
dibedakan atas dua macam, yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan
komunikasi kelompok kecil (small group communication).

Komunikasi interpersonal lebih mengacu khusus untuk komunikasi yang terjadi


antara orang-orang dan menciptakan ikatan pribadi antara mereka. Komunikasi
interpersonal menciptakan hubungan antara orang, sehingga tindakan satu orang
mempengaruhi dan mencerminkan tindakan orang lain. Komunikasi interpersonal
melibatkan memperhatikan karakteristik dan keadaan yang membuat peserta individu
yang unik (Solomon D. & Theiss J. 2013:5). Pengaruh tujuan interpersonal yang
diinginkan berhasil dicapai hanya jika kita meyakinkan orang lain untuk bekerja sama
dengan kita. Apakah kita mencapai pengaruh tujuan interpersonal tergantung pada
kemampuan untuk berkomunikasi dalam mengubah pikiran atau perilaku orang
lain.(Solomon, D & Theiss, J. 2013: 323).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal


merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan dua orang atau lebih (kelompok
kecil), dan terjadi umpan balik, melalui media yang dilakukan secara langsung atau
tidak langsung, untuk mengubah, memperbaiki dan mempengaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.

 Keteladanan

Secara terminologi keteladanan diartikan oleh Ashfahani, dalam buku Arif Armai
merupakan suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, baik dalam
kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan. Arif Armai (2002 :109).

 Da’i
Di Indonesia kata pendakwah atau da’i dikenal juga dengan beberapa istilah lain
seperti muballigh, ustadz, kiai, ajengan, tuan guru, syaikh, dan lain-lain.Da’i yaitu
subjek atau pelaku dakwah, Aef Kusnawan (2009 : 108 ).

D. Pijakan Psikologi

Hubungan baik antara Da'l dan Mad'u, sebagainya hbungan baik antar siapa pun
tidak otomatis terjadi, tetapi membutuhkan adanya pijakan-pijakan psikologis. Hubungan
baik itu dimungkinkan jika diantara kedua pihak terdapat hal-hal sebagai berikut.

1. Faktor percaya

Jika masyarakat percaya pada da'l dan memandangnya dengan penuh hormat,
dipihak lain dal pun percaya bahwa masyarakat berfikir konstruktif, maka faktor ini
memungkinkan terjadinya hubungan baik antara da'l dan masyarakat. Jika diantara kedua
belah pihak tidak saling percaya maka yang terjdi adalah kesalahpahaman

2. Sikap saling membantu

Jika masyarakat merasa dibantu oleh kehadiran da'l, dan da'l pun merasa dibantu
oleh masyarakat dalam berekspresi diri dan beramal saleh mengembangkan karir, maka
hubungan baik mudah terjadi. Sebaliknya jika kehadiran da'I dirasakan oleh masyarakat
sebagai gangguan atau beban, atau da'l merasa diperbudak oleh masyarakat, maka
hubungan baik itu tak akan terjadi.

3. Sikap Terbuka

Seorang da'l jika ia memiliki sikap terbuka, yakni tahu betul apa yang telah
diketahui oleh masyarakat tentang dirinya sehingga ia tidak perlu menutupi dirinya dengan
topeng kepalsuan (basa-basi), serta tahu betul hal-hal dirinyayang tidak perlu diketahui
oleh masyarakat sehingga ia tidak merasa perlu untuk memberitahukanya, kemudian
bertemu dengan para jama'ah yang juga terbuka, tidak berbasabasi, tidak berpura-pura.
hubungan kedua belah pihak akan baik. Akan tetapi, jika kedua belah pihak saling
menyimpan rahasia yang sebenarnya bukan rahasia, maka hubungan baik susah terwujud.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Interaksi adalah suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku
seseorang diubah oleh tingkah laku yang lain dapat timbul berbagai dampak dari interaksi
timbal-balik antara satu dan yang lainnya, baik dampak positif maupun negatif adapun
kaitannya dengan para pegiat dakwah. Adapun factor dasar interaksi yaitu factor imitasi,
factor sugesti, factor identifikasi, dan factor simpati dimana seorang da'I harus mampu
menguasai berbagai faktor interaksi sosial itu salah satunya menumbuhkan rasa simpati pada
mad u. dan adapun juga bentu-bentuk interaksi yang meliputi kerja sama (cooperation),
persaingan (competition). pertentangan atau pertikaian (conflict), dan akomodasi atau
penyesuaian diri (accomodation).
Dalam kegiatan dakwah selalu terjadi proses interaksi sosial, yaitu hubungan antara Da'i
dan Mad'u. Interaksi sosial dalam proses dakwah ini ditujukan untuk mempengaruhi madu
yang akan membawa perubahan sikap prilaku seperti mempererat tali perasaudaraan dengan
silaturahmi dan meneladani kepribadaian yang baik dari sang da'i. Dengan demikian tujuan
dakwah yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

B. Saran

Demikian makalah kami buat dengan sedemikian rupa. Mungkin masih banyaknya
kesalahan yang ada mulai dari penyusuanan kata maupun penyuntingan kalimat, karena
keterbatasan kami. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan
makalah selanjutnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Anita.,2015.,Konsep Dasar Komunikasi dan Konseling.,


http://anitarahayu024.blogspot.co.id/2015/03/konsep-dasar-komunikasi-dan-
konseling.html

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Soekanto, Soeryono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2002.

Munadi, Didi Ardi, 2013, Psikologi Dakwah, Bandung: CV.Mimbar Pustaka

Faizah, Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media


Group,2006).

24Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan
Gejala

25Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan (Cet. I; Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang, 2003).

Soekanto, Soeryono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI Pres, 1981.

Kolip, Usman dan Elly M. Setiadi. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan

Gejala Sosial; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta; Kencana, 2007.

Ibrahim, Jabal Tarik. Sosiologi Pedesaan Cet. I; Malang; Universitas


Muhammadiyah

Malang, 2003.

Anda mungkin juga menyukai