Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEMINAR

KOMUNIKASI KELOMPOK

Dosen Pengampu; Endang Lestiawati,SKP.,M.Kep

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK ( 2 )

KELAS : A 20

1. Sulastri Umar ( Nim : 23130013 )

2. Refa Farhah Salsabila putri (Nim : 23140018 )

3. Khesya Moguni ( Nim : 23130017 )

4. Putri Puspitasari (Nim : 23130010 )

5. Nazwa Putri Riawan ( Nim : 23130014 )

6. Desi Margi Utami Ningrum ( Nim : 23130013 )

7. Khana Muftiah ( Nim : 23130011 )

8. Melky Zedek Awom ( Nim : 23130016 )

9. Agustinus Charlos D. Masto ( Nim : 23130015 )

10. Earnest Andi Sonab ( Nim : 23130019 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

SEMESTER GANJIL 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk melengkapi salah satu
tugas kami dalam mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan.

Dan juga kami tidak lupa untuk mengucapkan rasa terimakasih kami kepada Bapak/Ibu Dosen
dan teman teman semua yang telah mempercayai kami untuk menjelaskan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang: Latar belakang, tujuan komunikasi kelompok.

Akhir kata, kami menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
kami sehingga makalah ini dapat dibuat dalam bentuk makalah.

Yogyakarta,Desember 2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................................... 6

BAB 3 TINJAUAN KASUS …………………………………………………………………9

BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 11

BAB 5 PENUTUPAN.............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi kelompok (team) adalah komunikasi yang berlangsung antara


beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi, team redaksi, team peliput, dan penyairan, yang anggotanya berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan Bersama. (Anwar Arifin (1984:4).

Komunikasi kelompok sangat berpengaruh terhadap hasil kerja team,


khsususnya team kerja yang anggotanya harus berinteraksi secara aktif selama
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan bahasa verbal singkat dan bahasa non
verbal, seperti team drama, team peliputan (reporter dan juru kamera), serta team
redaksi. Komunikasi dalam kelompk yang buruk dapat menimbulkan gangguan
terhadap pelaksanaan pekerjaan karena kurangnya pemahaman terhadap informasi atau
penyampaian informasi yang selalu terlambat.

Komunikasi kelompok terjadi dalam konteks komunikasi interpersonal, dan


sudah melewati tahapan komunikasi intrapersonal. Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang terjadi didalam individu sendiri, individu berbicara, untuk
memikirkan atau meyakinkan suatu hal yang di inderainya. Hal ini terjadi setelah
seseorang menerima stimulus yang di terima oleh indera dan menafsirkannya melalui
komunikasi dengan dirinya sendiri. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang terjadi antar individu, individu mengirimkan suatu pesan dan di balas
pesan itu oleh individu yang lain.

Kelompok membutuhkan komunikasi untuk menunjang kekompakan dalam


suatu kelompok. Kenapa komunikasi kelompok penting didalam kehidupan manusia,

4
hal ini dikarenakan kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas seharihari kita. Disamping itu Kelompok memungikinkan kita dapat berbagi
informasi, pengalaman, pengetahuan kita dengan anggota lainnya.

Kelompok terdiri dari dua kelompok yakni kelompok primer dan kelompok
sekunder. Kelompok primer adalah kelompok utama atau kelompok yang langsung
berhubungan dengan individu yang lain. Keluarga adalah kelompok primer atau utama
karena langsung berhubungan dengan individu-individu dari sejak pertamakali lahir.

1.2 TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi kelompok yang saat ini dilakukan,
dan bagaimana menciptakan komunikasi kelompok yang baik didalam suatu kelompok
untuk menganalisis dan memahami komunikasi kelompok dalam keperawatan, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk memberikan rekomendasi bagi pelaku keperawatan dalam meningkatkan komunikasi
kelompok sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan efisien. Dengan
demikian, diharapkan tujuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan
kualitas perawatan pasien dalam lingkungan keperawatan.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI KOMUNIKASI KELOMPOK

A. pengertian komunikasi kelompok

Komunikasi merupakan cara untuk memudahkan manajemen. Seorang manajer harus


menjadi komunikator yang baik. Manajer yang tidak dapat berkomunikasi dengan bawahannya
tentang pekerjaan-pekerjaan atau tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas dan
tanggungjawab yang perlu dilaksanakan tidak akan berhasil menyuruh bawahan
mengerjakannya. Sebaliknya apabila bawahan tidak dapat berkomunikasi secara bebas, baik
dan benar dengan manajernya, maka informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sukses tidak akan berhasil. Menurut Tandowijojo (2011:14) bahwa
komunikasi merupakan suatu proses saat orang berusaha untuk menyampaikan informasi dan
mendapatkan hal-hal yang menjadi sasarannya. Sedangkan menurut Robbins (2010:311)
bahwa elemen-elemen serta proses-proses yang terlibat dalam proses komunikasi adalah:
keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya; pesan, saluran, dan umpan balik.
Untuk efektifitas komunikasi, kriteria yang digunakan menurut Andre (2012:23) adalah:
“Siapa penerima pesan atau pemakai (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing),
media komunikasi (media), format (format) dan sumber pesan (source)”. Michael Burgoon
dalam Huraerah dan Purwanto (2012:34) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Selain itu
komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih
secara tatap muka di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada
jumlah batasan anggotanya yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok
dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi pribadi. (Menurut Marhaeni Fajar 2009:68),
bahwa kelompok dibagi pada tiga jenis, yaitu kelompok primer dan skunder, kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan, kelompok deskriptif dan kelompok perspektif. Pertama,
kelompok primer dan skunder. Kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerjasama.

6
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak
akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati

B. Sifat Komunikasi Kelompok

Sebagaimana dipahami bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi dengan sejumlah


komunikan. Komunikasi kelompok (group communication) termasuk komunikasi tatap muka,
karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat.
Sebab itu, sesuai dengan sifatnya, komunikasi kelompok dibagi kepada dua macam, yaitu
komunikasi kelompok kecil (small group communication) dan komunikasi kelompok besar
(big group communication).

Menurut Shaw dalam Arni Muhammad (2014:182), ada enam cara untuk
mengidentifikasi suatu kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa
komunikasi kelompok kecil adalah suatu kelompok individu yang dapat mempengaruhi satu
sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan,
mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka, jika salah satu dari
komponen ini hilang, individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil.

C. Jenis-jenis komunikasi kelompok

Dalam keperawatan, terdapat berbagai jenis komunikasi kelompok yang digunakan.


Jenis-jenis komunikasi kelompok tersebut meliputi: diskusi kelompok, presentasi kelompok,
kolaborasi kelompok, dan konsensus kelompok. Diskusi kelompok adalah interaksi antara
anggota kelompok untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang suatu topik. Presentasi
kelompok melibatkan anggota kelompok yang menyampaikan informasi kepada kelompok
lainnya. Kolaborasi kelompok adalah bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan, konsensus kelompok adalah proses pengambilan keputusan yang melibatkan
semua anggota kelompok.. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman bersama dan
menghasilkan solusi terbaik. Presentasi kelompok dapat membantu memperoleh informasi
yang diperlukan dengan cara yang efisien. Kolaborasi kelompok dapat memperluas perspektif
dan meningkatkan kreativitas.

D. Fungsi dan Efektivitas Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok memiliki fungsi, sebagaimana dijelaskan Bungin (2009:274),


bahwa keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi yang
akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan,

7
persuasi, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi
tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok
itu sendiri .

1.Fungsi hubungan social

Komunikasi kelompok berfungsi sebagai wadah menjalin hubungan sosial. Fungsi


hubungan sosial dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, (sosio culture approach)
(Effendy, 1984:46).

2.Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan, karena dalam kelompok setiap anggota secara formal maupun
informal dapat melalukan pertukaran pengetahuan ataupun informasi. Pertukaran
pengetahuan dan informasi tentu dapat menambah pengetahuan bagi anggota kelompok
lainnya.

3.Fungsi persuasi Fungsi persuasi

Seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan


atau tidak melakukan sesuatu.

4. Fungsi problem solving

Komunikasi kelompok dapat berfungsi sebagai penyelesaian masalah (problem solving).

E. Proses Komunikasi Kelompok pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumnya,
komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan, komunikator
(sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efec) . Proses komunikasi kelompok
terdiri dari 6 yaitu: (Effendy, 2012:8.)

1. Komunikator (sender) .

2. Pesan (message)

3. Media (Channel)

4. Mengartikan kode atau isyarat

5. Komunikan

6. Respon

8
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi yang terjadi antara beberapa


orang dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi kelompok dapat
berlangsung dalam bentuk diskusi, rapat, forum, dan kolokium, dan melibatkan interaksi satu
sama lain dengan membagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah. Dalam
konteks kehidupan sehari-hari, komunikasi kelompok memungkinkan individu berkomunikasi
dengan anggota kelompok lainnya dan mengalami perubahan perilaku dan pemikiran.
Komunikasi kelompok menjadi aspek penting dalam keperawatan pasien. Kasus-kasus yang
muncul dalam praktik perawatan kadang memerlukan komunikasi yang efektif antara berbagai
anggota tim keperawatan.

Dalam tinjauan kasus, akan dipaparkan beberapa kasus yang melibatkan pasien dengan
berbagai kondisi, seperti pasien trauma, pasien dengan masalah kesehatan jiwa, dan lain
sebagainya. Tinjauan tersebut mencakup pertanyaan terkait perencanaan dan pelaksanaan
komunikasi kelompok yang tepat untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. Dengan
melihat kasus-kasus ini, kita dapat memperoleh wawasan tentang pentingnya komunikasi
kelompok dalam menyediakan perawatan yang holistik dan efektif bagi pasien (Patulak).
Gambaran tentang komunikasi ialah dengan mempercayai bahwa saling memahami dan saling
pengertian terjadi karena satu orang berbicara dengan orang lain (satu orang atau lebih) atau
karena hal-hal yang telah dituliskan seseorang dibaca orang lain.

Menurut Tandowijojo (2011:14) bahwa komunikasi merupakan suatu proses saat orang
berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan hal-hal yang menjadi sasarannya.
Sedangkan menurut Robbins (2010:311) bahwa elemen-elemen serta proses-proses yang
terlibat dalam proses komunikasi adalah: keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial
budaya; pesan, saluran, dan umpan balik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi
Interpersonal mempengaruhi Kohesivitas Kelompok. Hal tersebut sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Effendy yang menyatakan bahwa Komunikasi interpersonal pada hakikatnya
merupakan komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya
yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator

9
mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya,
sehingga dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk yang menemukan bahwa
ada peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor.
Ditemukan pada penelitian ini bahwa apabila semakin tinggi komunikasi interpersonal pada
komunitas motor maka semakin tinggi pula kohesivitas kelompok pada komunitas motor
tersebut. Sebaliknya, jika komunikasi interpersonal pada komunitas motor rendah maka
kohesivitas kelompok pada komunitas cenderung rendah.

10
BAB 4

PEMBAHASAN

Komunikasi kelompok menjadi kunci utama dalam pencapaian tujuan bersama dalam
berbagai konteks seperti rapat, konferensi, atau tim kerja. Anwar Arifin menekankan bahwa
komunikasi yang efektif di dalam kelompok sangat memengaruhi hasil kerja tim, khususnya
dalam situasi yang memerlukan interaksi aktif, seperti dalam dunia seni dan jurnalistik.
Gangguan dalam komunikasi kelompok dapat menghambat pelaksanaan tugas karena
kurangnya pemahaman terhadap informasi atau keterlambatan dalam penyampaian
informasi.Peran Komunikasi Kelompok dalam Kehidupan Manusia. Komunikasi kelompok
menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari karena kelompok merupakan bagian tak
terpisahkan dari aktivitas manusia. Dalam kelompok, informasi, pengalaman, dan pengetahuan
dapat dibagikan antaranggota. Kelompok terbagi menjadi primer (seperti keluarga) dan
sekunder, yang semuanya memiliki peran masing-masing dalam mendukung kehidupan sosial.

Mengenai komunikasi kelompok sangat relevan dalam konteks kerja sama tim.
Komunikasi kelompok melibatkan interaksi antarindividu untuk mencapai tujuan bersama.
Kurangnya komunikasi yang efektif dalam kelompok dapat menghambat hasil kerja,
khususnya dalam tim yang memerlukan interaksi aktif. Komunikasi dalam kelompok
melibatkan bahasa verbal dan nonverbal, seperti pada tim drama, peliputan, dan
redaksi.Komunikasi kelompok juga terkait dengan tahapan komunikasi interpersonal, dimana
individu berkomunikasi dengan diri sendiri untuk memahami dan meyakinkan suatu hal setelah
menerima stimulus. Sedangkan, komunikasi interpersonal terjadi antar individu dengan saling
mengirimkan dan membalas pesan. Pentingnya komunikasi kelompok dalam kehidupan
manusia terletak pada peran kelompok sebagai bagian integral dari aktivitas sehari-hari.
Kelompok memfasilitasi pertukaran informasi, pengalaman, dan pengetahuan antara
anggotanya.

Dalam konteks kelompok, terdapat kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok
primer, seperti keluarga, memiliki hubungan langsung dengan individu sejak lahir.
Keseluruhan, komunikasi kelompok memainkan peran krusial dalam memastikan kekompakan
dan keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Pembahasan materi tentang
komunikasi kelompok ini mencakup pengertian, bentuk, dan peranannya dalam berbagai
konteks, termasuk keperawatan pasien.

11
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi kelompok memfasilitasi interaksi dan perubahan
perilaku. Kasus-kasus dalam praktik perawatan menunjukkan kebutuhan akan komunikasi
efektif antar tim keperawatan. Tinjauan kasus memberikan wawasan tentang pentingnya
perencanaan dan pelaksanaan komunikasi kelompok yang tepat untuk hasil perawatan optimal.
Menurut Tandowijojo, komunikasi adalah proses menyampaikan informasi dan mencapai
sasaran, sementara Robbins mengidentifikasi elemen-elemen dan proses-proses dalam
komunikasi. Gambaran komunikasi interpersonal sebagai upaya menyampaikan informasi dan
merubah sikap atau perilaku sesuai dengan Effendy, yang menekankan sifat dialogis dan
langsungnya arus balik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal memengaruhi kohesivitas


kelompok, sesuai dengan Effendy yang menyatakan bahwa komunikasi jenis ini efektif dalam
mengubah sikap atau perilaku. Penelitian ini konsisten dengan temuan Sari et al., yang
menegaskan peran positif komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok dalam
konteks komunitas motor.

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang komunikasi kelompok dan


interpersonal penting dalam menyediakan perawatan holistik dan efektif, sekaligus
memperkuat kohesivitas dalam berbagai konteks sosial seperti komunitas motor .

12
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Komunikasi kelompok dalam keperawatan memiliki peran yang penting dalam


memastikan kelancaran proses pengobatan pasien. Dalam komunikasi kelompok, terdapat
jenis-jenis komunikasi yang perlu dipahami dan menggunakan teknik yang tepat untuk
mengatasi hambatan yang mungkin muncul.

Proses komunikasi kelompok harus melibatkan kepemimpinan yang efektif dan


kolaborasi antara anggota tim. Meskipun terdapat tantangan dalam komunikasi kelompok,
seperti perbedaan pengetahuan dan sikap, hal ini dapat diatasi melalui komunikasi yang terbuka
dan kerjasama tim yang baik. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah pentingnya komunikasi
kelompok yang efektif dalam keperawatan untuk memastikan pelayanan yang berkualitas
kepada pasien.

(Rindi Shofyanti & Basuki), (Utualy & Santoso, 2023), (Bungsu et al.2023)

13
DAFTAR PUSTAKA

(Rindi Shofyanti & Basuki), (Utualy & Santoso, 2023), (Bungsu et al.2023)

Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung:


Armico. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Johnson, David W, Johnson, Frank P, 2012, Dinamika Kelompok: teori dan


keterampilan,

Jakarta: PT Indeks.

Komala, Lukiati, 2009 Ilmu Komunikasi Perspektif, proses dan Konteks, Bandung:
Widya

Padjadjaran

Hariadi Samsi, Sunarru, Dinamika Kelompok, Teori dan aplikasinyauntuk analisis

keberhasilan kelompok tani sebagai unit belajar, kerjasama, produksi, dan bisnis,

2011, Yogyakarta : Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Morison, 2009, Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santosa, Slamet, 2004, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi aksara

14
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth

Publishing Company.

KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA


TEAM REDAKSI BIDANG BERITA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI
SUMATERA UTARA DI MEDAN

SANNY APRILINDA DAMANIK

Volume 2, Nomor 348 Desember 2018

15

Anda mungkin juga menyukai