Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH REVIEW MODEL DAN BENTUK DAN HAMBATAN

DALAM KOMUNIKASI

Di Susun Oleh:
Ajeng Dila Rahmawati Yuni Ikawati
Anggellina Putri Puspitosari Maulidya Rahmawati
Asmah A Sella Apriyanti
Desti Tri Wahyuni Retno Aprilia Sandra
Evita Aulianisa Mega Tri Yullianna
Maya Aulia Dwi Hafsari Yuliana
Miratna Sari Naumi E.M
Mulyati Lusia Deparwati
Nopi Ruslinawati Putri Noor Syafitri
Rita Novianti Damaris
Siti Nur Khaliza Shelvy Candra
Vira Firda Yazah Dahliyana Purwaningsih

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SAMARINDA
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
,Inayah,Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Review model dan bentuk, hambatan dalam komunikasi dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
          Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan. Petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi  makalah ini. Sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penuyusunan maupun materinya, Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.
                                                                                    

Tim Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi...................................................................................................... 3
B. Model Komunikasi........................................................................................................... 4
C. Bentuk Komunikasi........................................................................................................... 7
D. Hambatan dalam Komunikasi........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses komunikasi terjadi dalam setiap ruang kehidupan manusia. Jika berbicara
tentang ruang, tentu cakupannya akan luas. Salah satu aspek ruang yang penting adalah
tentang kajian komunikasi kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, kita juga mengenal
adanya sebuah proses komunikasi yang berjalan demi tercapainya tujuan komunikasi
yang diharapkan. Komunikasi juga mampu menciptakan hubungan antara tenaga medis
dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.
Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik,
mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan
tujuan (Prasanti & Pratamawaty: 2017).
Miskomunikasi atau gagalnya komunikasi memang sering terjadi dalam
komunikasi, baik komunikasi antarpribadi, kelompok/organisasi, ataupun media.
Gagalnya komunikasi ini akan terlihat jelas ketika manusia melakukan interaksi atau
komunikasi interpersonal/antarpribadi. Sebab dalam komunikasi antarpribadi, dapat
mengetahui secara jelas hambatan apa saja yang menyebabkan miskomunikasi. Hal
inilah yang banyak terjadinya konflik dalam komunikasi antarpribadi. Konflik tersebut
terjadi oleh siapapun, dimanapun atau kapanpun.
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan
sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara
yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap
belaka, melainkan bentuk dari apa saja, misalnya interaksi, senyuman, anggukan kepala
yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama.
Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi.

1
Komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau ferbal yang dapat dimengerti oleh kedua
pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling
berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan kepercayaan.
Kegagalan dalan berkomunikasi sering timbul karena hambatan dalam proses
komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Komunikasi
2. Menyebutkan model komunikasi
3. Menyebutkan bentuk komunikasi
4. Menyebutkan hambatan komunikasi

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Mengetahui tentang model komunikasi
3. Memahami tentang bentuk komunikasi
4. Mengetahui tentang hambatan komunikasi

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia
perlu berkomunikasi. Kata komunikasi dalamm bahasa inggris berasal dari kata
latin communis yang berarti “sama”, communico, comunication, atau comunicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (comunis) adalah
istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata latin lainya.
Komunikasi adalah proses mentransfer informasi atau pesan-pesan dari
pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan,
dalam proses komunikasi bertujuan mendapatkan umpan balik dari komunikan
untuk mencapai saling pengertian antara kedua belah pihak sebelum komunikan
mengirim informasi kepada komunikan, terlebih dahulu dalam komunikan diberi
makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya. Artinya dengan berkomunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain (Effendy, 2003 : 8). Proses
komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, melalui pengirim
dan penerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, sehingga terjadi dalam konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik.
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada
pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian (Wursanto, 2005, p.157). Tanpa
adanya komunikasi, maka sebuah lembaga akan mengalami kesulitan-kesulitan
dalam pengelolaannya dan akan sulit bergerak dalam mencapai tujuan organisasi.
Semua organisasi tidak bisa dipungkiri selalu melakukan komunikasi dengan
berbagai pihak untuk mencapai tujuannya (Ayatullah, 2003, p.23).

4
B. Model Komunikasi
Berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi antara lain :
1. Model Komunikasi Barnlund
Dean Barlund, seorang ahli komunikasi Amerika Serikat membuat dua model
komunikasi, yaitu: model komunikasi intrapersonal (intrapribadi) dan model
komunikasi antarpribadi. Gambaran mengenal kedua model tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Model Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi sebagaimana telah dijelaskan di bagian depan
adalah komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Pengertian
komunikasi di sini menunjuk pada proses pengolahan dan pembentukan
informasi melalui sistem syaraf dan otak manusia sehubungan dengan
adanya stimulus yang ditangkap melalui pancaindra. Proses berpikir
(mencerna dan memahami suatu simbol), serta melakukan reaksi atas
suatu stimulus, adalah bagian dari proses komunikasi yang terjadi dari
dalam diri manusia.
b. Model Komunikasi Antarpribadi
Proses komunikasi antarpribadi seperti digambarkan dalam model di
atas, pada dasarnya merupakan kelanjutan daripada proses komunikasi
intrapribadi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Ada dua elemen
tambahan, yakni pesan (M) dan isyarat tingkah laku verbal (Cbeh-v).
Dengan demikian pola dan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua
orang dipengaruhi oleh hasil proses komunikasi intrapribadi yang terjadi
dalam dirinya masing-masing.
2. Model Lasswell
Harold D. Lasswell adalah seorang ilmuwan politik yang juga tertarik
mendalami komunikasi. Bidang studi yang ditekuninya terutama yang
menyangkut propaganda dan komunikasi politik. Menurut Lasswell, persoalan

5
komunikasi menyangkut 5 (lima) pertanyaan sederhana seperti WHO? (siapa?)
SAYS WHAT? (mengatakan apa?) TN WHICH CHANNELS? (melalui saluran
apa?) TO WHOM? (kepada siapa?) WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat
apa?).
Model komunikasi klasik dari Lasswell ini menunjukkan bahwa pihak
pengirim pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keinginan untuk
mempengaruhi pihak penerima (komunikasi), dan karenanya komunikasi harus
dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap
akan menghasilkan akibat, baik positif ataupun negatif. Dan hal ini, menurut
Lasswell banyak ditentukan oleh bentuk dan cara penyampaiannya. Salah satu
kelemahan dari model Lasswell ini adalah tidak digambarkannya unsur
feedback (umpan balik) sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat
linear/searah.
3. Model Komunikasi Sirkuler Dari Osgood Dan Schramm
Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan Schramm ini
terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan
bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, di mana masing-masing
pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/ sumber dan
komunikan/penerima. Proses komunikasinya dapat digambarkan demikian.
Pertama, pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiatif sebagai
sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan menyampaikannya
melalui saluran komunikasi tertentu kepada lawan komunikasinya yang
bertindak sebagai penerima/komunikan.
4. Model Komunikasi Gerbner
Model komunikasi yang dikemukakan Gerbner hampir sama bentuknya
dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan
elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Model komunikasi yang dibuat
Gerbner ada dua, yaitu: model verbal dan model gambar.
5. Model Komunikasi Riley & Riley

6
Proses komunikasi pada model-model yang terdahulu sepertinya
mengasumsikan terjadinya suatu kevakuman sosial di mana pengaruh
lingkungan tidak perlu dipersoalkan.HaI ini dikritik oleh John W. Riley dan
Mathilda W. Riley 1959) dalam tulisannya tentang Mass Communication The
Social System. Manusia, menurut mereka, sebagai Homo Comunicas
sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau sistem dengan struktur
yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, pengamatan terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu
dipandang secara sosiologis. Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan
dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak Iangsung
bereaksi begitu saja. Ada faktor-faktor di luar dirinya yang turut mempengaruhi
dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang
diterimanya.
6. Model Newcomb
Model komunikasi yang dikembangkan Newcomb merupakan model
komunikasi antarpribadi. Melalui modelnya ini Newcomb menggambarkan
tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua individu tentang suatu objek
yang dipersoalkan mereka. Menurut model Newcomb, yang kemudian dikenal
dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara
dua individu mempunyai dua bentuk apabila dua orang yang berkomunikasi
tentang suatu hal/objek sama-sama mempunyai sikap menyukai atau memiliki
selera yang sama terhadap hal/objek yang dibicarakan.
Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara
kedua orang tersebut. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini terjadi,
umumnya masing-masing pihak berupaya untuk mengurangi perbedaan
sehingga keadaan „relatif seimbang” biasa tercapai. Sementara kalau keadaan
seimbang terjadi masing-masing pihak berusaha untuk terus
mempertahankannya. Menjaga keseimbangan inilah yang menurut Newcomb
merupakan hakikat utama dan komunikasi antarpribadi.

7
7. Model Komunikasi Shannon Dan Weaver
Model komunikasi dan Shannon dan Weaver melibatkan tujuh (7 komponen
komunikasi.Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah information source
(sumber informasi), message (pesan), transmit (alat/saluran penyampaian),
signal (tanda, sinyal), receiver (alat penerima destination (sasaran penerima
pesan), noise source (sumber gangguan).
8. Model Komunikasi Defleur
Model komunikasi yang dibuat oleh Melvin DeFleur pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon
dan Weaver.v1odel DeFleur ini cocok untuk menggambarkan proses
komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup 8
(delapan) komponen proses komunikasi massa, yaitu: source, transmitter,
channel, receiver, destination, noise, mass medium device (sarana medium
massa), dan feedback device (sarana penyampai umpan balik).

C. Bentuk Komunikasi
1. Bentuk dan jenis komunikasi ; Komunikasi Antar-Personal
Komunikasi ini lebih dikenal dengan Interpersonal: komunikasi yang
terjadi antarkomunikator dengan komunikan secara langsung dengan cara
berhadapan muka atau tidak. Komunikasi seperti ini lebih efektif karena
kedua belah pihak saling melancarkan komunikasinya dan dengan feedback
keduanya melaksanakan fungsi masing-masing.
2. Bentuk dan jenis komunikasi;  Komunikasi Kelompok
Yakni komunikasi yang terjadi antara seseorang dan kelompok
tertentu. Komunikasi kelompok dapat dipetakan menjadi 3 kelompok
komunikasi , yaitu;
a. Small groups (kelompok yang berjumlah sedikit); yaitu komunikasi
yang melibatkan sejumlah orang dalam interaksi satu dengan yang lain
dalam suatu pertemuan yang bersifat berhadapan. Ciri-ciri kelompok

8
seperti ini adalah kelompok komunikan dalam situasi berlangsungnya
komunikasi mempunyai kesempatan untuk memberikan tanggapan,
dalam hal ini komunikator dapat berinteraksi atau melakukan
komunikasi antar pribadi.
b. Medium groups (agak banyak); Komunikasi dalam kelompok sedang
lebih mudah sebab bisa diorganisir dengan baik dan terarah, misalnya
komunikasi antara satu bidang dengan bidang yang lain dalam
organisasi atau perusahaan.
c. Large groups (jumlah banyak); merupakan komunikasi yang melibatkan
interaksi antara kelompok dengan individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok. Komunikasinya lebih sulit dibandingkan
dengan dua kelompok di atas karena tanggapan yang diberikan
komunikan lebih bersifat emosional.
3. Bentuk dan jenis komunikasi; Komunikasi Massa;
Komunikasi yang menggunakan media sebagai alat atau sarana bantu,
biasanya menggunakan media elektronik seperti: televisi, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain. Karakteristik media massa antara lain:
a. Pesan-pesan yang disampaikan terbuka untuk umum.
b. Komunikasi bersifat heterogen, baik latar belakang pendidikan, asal
daerah, agama yang berbeda, kepentingan yang berbeda.
c. Media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah
besar anggota masyarakat dalam jarak yang jauh dari komunikator.
d. Hubungan komunkator-komunikan bersifat interpersonal dan
nonpribadi.
Dari uraian tentang pola dan bentuk komunikasi maka setidaknya dapat
ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur komunikasi harus mampu menjadi
sebuah pemahaman yang berarti ketika kita mencoba untuk berkomunikasi
baik antarpribadi, interpersonal, kelompok, atau massa. Sisi lain yang harus
diperhatikan dalam menjalankan pola komunikasi harus menggunakan

9
prinsip-prinsip komunikasi sebagai kajian terhadap kondisi psikologi
komunikan yang kita hadapi.

D. Hambatan Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi tidak selamanya berjalan dengan mulus dan
lancar seperti yang diharapkan. Seringkali dijumpai dalam suatu organisasi terjadi
salah pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan
dengan bawahannya mengenai pesan yang mereka sampaikan dalam
berkomunikasi. Wursanto (2005, p.171) meringkas hambatan komunikasi terdiri
dari tiga macam, yaitu :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong
seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan dengan jelas.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
2. Hambatan Psikologis

10
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.
Misalnya komunikan yang masih trauma karena tertimpa musibah bencana
alam. Selain dari hambatan-hambatan di atas, menurut Onong Uchjana Effendy
dalam bukunya yang berjudul dinamika komunikasi (2004 : 11).
3. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional (situational
context). Ini berarti bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika
komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelnacaran
komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor
sosiologisantropologis-psikologis.
4. Hambatan yang bersifat teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi,
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan
efesien sebagai media komunikasi.
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti :
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
komunikasi
b. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai
c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi
yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang
berhubungan dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan kondisi peralatan
5. Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan
dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode)
yang dipergunakan dalam proses komunikasi. Gangguan semantik menjadi
hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau secara secara efektif.
Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat

11
bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian
(komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru.
Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti
atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat
berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis
komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang
tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan
penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
6. Hambatan perilaku
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll. Menurut Cruden dan Sherman: a. Hambatan yang
berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan persepsi, perbedaan
umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan, perbedaan status,
pencairan informasi, penyaringan informasi. b. Hambatan yang ditimbulkan
oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.
7. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan
sehari-hari, suara telepon yang tidak jelas, ketika huruf buram pada surat, suara
yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari
sambungan kolumnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-
lain.
8. Hambatan ekologis
Hambatan ekologis yang terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan
terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan.
Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan
lalulintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang lewat, dan lain-lain.

12
Situasi komunikasi yang tidak menyenangkan seperti itu dapat diatasi
komunikator dengan menghindarkannya jauh sebelum atau dengan mengatasi
pada saat ia sedang berkomunikasi. Untuk menghindarkannya komunikator
harus mengusahakan tempat komunikasi yang bebas dari gangguan-gangguan
tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim simbolsimbol
sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator. Hambatan dapat
diartikan sebagai halangan atau rintangan/gannguan yang dialami. Dalam konteks
komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi. Efektivitas komunikasi salah satunya akan
sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.
B. SARAN
Solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul
dalam proses komunikasi antara lain :
a. Membina hubungan antar personal
b. Membina hubungan posisional
c. Informasi disampaikan ke seluruh organisasi secara formal melalui suatu proses yang
hierarki.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada Dila,

Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan (Pendekatan Terpadu). Bandung: Simbiosa

Rekatama Media Effendy, Onong Uchjana. 2009. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset.

Nuruddin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Sofyandi, Herman, Prilaku Organisasional, (Graha Ilmu,Yogjakarta, 2007)

Ardianto Elvinaro, dan Komala lukiati, Komuniksi Massa, (Bandung Simbiosa Rekatama
Media, 2005)

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:


MedPress (anggota IKAPI)

Sunarto, Kamanto 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai