Oleh Kelompok 1 :
1. Andi Siti Ridha 9. Nurul Fatonah
2. Candra Dewi 10. Resti Refiani A.
3. Fifin Naima 11. Risna Chasanah
4. Lea Ely Y. 12. Rusdiani
5. Marisa Debby A. 13. Shelvy R. Candra
6. Netty F. S 14. Sherly Marlina
7. Noor Agus Fitria S. 15. Yeni Maria
8. Nurmi 16. Yuli Fitriani
Puji dan Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PROPOSAL USAHA
PRODUK KESEHATAN “BSK (Baby Sling Kangaroo)” ini dengan lancar dan tepat
pada waktunya.
Proposal ini disusun sebagai bahan pertimbangan pengajuan usulan usaha yang
penulis laksanakan berdasarkan peluang yang ada di wilayah penulis sesuai dengan
pengamatan sekitar yang telah penulis laksanakan. Proposal usaha ini merupakan salah
satu cara untuk mendorong, menerapkan, dan mengembangkan keterampilan yang
dimiliki penulis sesuai bidang pendidikan yang telah ditempuh penulis. PROPOSAL
USAHA PRODUK KESEHATAN “BSK (Baby Sling Kangaroo)” bertujuan untuk
mengikuti berkembangnya pola hidup masyarakat di era globalisasi ini. Serta mampu
melatih kemampuan inovasi dan kreativitas sebagai wirausaha dan dapat membuka
peluang kerja untuk masyarakat.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini akan
bermanfaat untuk meningkatkan perindustrian di Indonesia.
( )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, Angka Kematian
Neonatus (AKN) di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 20.266 kematian dengan
penyebab terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR), diikuti
asfiksia, infeksi, kelainan kongenital, tetanus neonatorium, dan lainnya.
Neonatus adalah bayi baru lahir (BBL) yang berusia sampai dengan 28 hari.
Neonatus yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan disebut bayi prematur. Bayi
premature akan mengalami banyak masalah antara lain, hipotermi, sindrom gawat
nafas, perdarahan intrakranial, hiperbillirubinemia dan hipoglikemi. Penanganan
umum perawatan premature setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar
tetap normal, pemberian minum dan pencegahan infeksi. Salah satu cara
mempertahankan suhu tubuh pada bayi BBLR/premature adalah metode kangaroo
mother care ( KMC ) atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau
orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu (Anderson, 1991).
KMC pertama kali diterapkan di Bogota, Colombia dengan tujuan mengurangi
angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada BBLR akibat terbatasnya sumber
daya di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) (Anderson, 1991). Kangaroo
Mother Care (KMC) merupakan kontak kulit langsung ibu dan bayinya baik
dilakukan secara intermiten maupun kontinu yang dapat memenuhi kebutuhan
dasar bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) meliputi perhatian,
kehangatan, kenyamanan, dan gizi yang cukup (Suradi et al. 2008; Dandekar &
Shafee 2013). Penggunaan metode KMC setelah lahir mempunyai efek positif
terhadap lama menyusui dan suhu bayi dalam rentang normal (Anderson et al,
2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memulai usaha
pembuatan gendongan kanguru yang kami beri nama BSK (Baby Sling Kangaroo).
C. Jenis Usaha
Nama Usaha : BSK (Baby Sling Kangaroo)
Pemilik Usaha : Mahasiswi Poltekkes
Alamat Usaha : Jl. Woltermonginsidi
Person (CP) : 085250857381
Jenis usaha yang kami lakukan tergolong sebagai usaha kecil atau rumahan. Namun,
kami memproduksi BSK (Baby Sling Kangaroo) ini dengan memperhatikan
kualitas kain serta bentuk yang berkhasiat produk yang berdampak bagi kesehatan
konsumen.
B. Kondisi Pasar
a. Sasaran Pasar
1) Produk BSK (Baby Sling Kangaroo) ini dapat digunakan oleh semua
kalangan, baik ibu, ayah, nenek, dan siapapun yang cukup umur dan kuat
saat menggendong bayi
2) Kondisi: harga produk ini sangat terjangkau, sehingga dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan menengah ke bawah.
3) Geografi: wilayah yang kita jadikan target yaitu wilayah Samarinda,
terutama RSUD A. Wahab Sjahranie. Alasannya adalah RSUD A.
Wahab Sjahranie merupakan rumah sakit rujukan, sehingga bayi dengan
kondisi BBLR dan Premature sangat banyak disana.
b. Peluang Pasar
Walaupun belum banyak pesaing dari usaha ini, akan tetapi kita yakin
bahwa produk kita juga memiliki peluang yang besar. Di sini pula kreativitas
kita diuji, bagaimana cara kita untuk menarik konsumen agar dapat membeli
produk kita.
C. Rencana Pemasaran
1. Penetapan Harga
Biaya produksi untuk 1 produk:
2m
Kain flanel @25.000 Rp. 50.000
1
Benang 2000 Rp. 2000
1 org
Ongkos jahit 25.000 Rp. 25.000
Rp. 77.000
Menghitung dari biaya produksi, ongkos kirim, packing, pemasaran dan administrasi,
maka produk BSK (Baby Sling Kangaroo) dijual satuannya dengan harga Rp
150.000,00.
2. Strategi Pemasaran
a. Memberikan diskon harga untuk penjualan hari pertama.
b. Menawarkan secara langsung.
Promosi dan penawaran dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan
rumah sakit terutama area perinatalogi agar memberikan kita kesempatan
untuk menjelaskan produk kita kepada pihak RS dan perawat di ruang
perinatal.
c. Menawarkan secara online.
Promosi dan penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan media
internet, seperti melalui facebook, twitter, instagram, shopee, tokopedia, dll.
Karna sebagian besar masyarakat telah menggunakan media internet,
sehingga masyarakat dapat mengetahui produk kita.
d. Pengembangan Pasar
Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, saya
juga akan mempromisikan usaha ini dengan cara menambah pasar baru
untuk memperluas jangkauan yang sudah dimiliki. Dalam hal ini, dapat
dengan memperluas usaha ini ke daerah-daerah lain, dengan harapan usaha
ini akan lebih dikenal oleh masyarakat dan juga dapat menambahkan
pendapatan serta dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan
memperkerjakan karyawan yang baru.
D. Estimasi Penjualan
Dengan memperhitungkan 2 mesin jahit dan 2 pekerja serta waktu jam kerja,
maka kami dapat memproduksi kira-kira 20 BSK (Baby Sling Kangaroo) dalam
sehari.
BAB III
ASPEK PRODUKSI
B. Proses Produksi
1. Persiapan
Planning/ perencanaan merupakan langkah awal dalam memulai bisnis. Persiapan
merupakan proses penyediaan bahan baku, tempat, biaya, tenaga dan alat-alat
penunjang usaha yang dilakukan.
2. Perancangan produk
Produk dibuat dan didesign agar menjadi gendongan KMC yang mudah dan simple.
Setelah itu gendongan di packing dalam plastik zipper dan diberi label produksi.
3. Pengadaan Alat dan Bahan
Alat dan bahan baku yang digunakan seperti:
Kain flanel
Benang
Alat mesin jahit
Jarum jahit
Gunting kain
Alat mesin obras
Plastik zipper
4. Kebutuhan Tenaga Kerja
Manager : 1 tenaga kerja
Produksi : 2 tenaga kerja
Keuangan : 1 tenaga kerja
Pemasaran : 2 tenaga kerja
5. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dalam jangka waktu satu bulan yaitu 20 hari, kami akan
menghabiskan sekitar 1000m kain tiap bulan atau sama dengan 50m kain per hari.
6. Proses produksi
7. Pengemasan
Tahap selanjutnya yaitu pengemasan, gendongan yang sudah dijahit, lalu dilipat rapi
selanjutnya dikemas dengan plastik zipper lalu diberi label produk dan siap untuk
didistrubiskan.
8. Pemasaran
Memasarkan dan mempromosikan produk BSK (Baby Sling Kangaroo) melalui
sampel dan edukasi dengan konsumen. Pemasaran dilakukan di Samarinda, RSUD
A. Wahab Sjahranie dan melalui online (marketplace Facebook/Busam, Shopee, dan
Tokopedia)
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
Dengan harga jual Rp. 150.000/biji, Total pendapatan dalam sehari adalah Rp.
3.000.000,
Dengan perkiraan keuntungan per hari (kotor): Rp. 3.000.000 - Rp. 2.200.000,- = Rp.
800.000,-
BAB V
KESIMPULAN
Usaha produk BSK (Baby Sling Kangaroo) ini termasuk usaha yang cukup
menjanjikan dengan omset yang tinggi, namun para wirausaha harus tetap
memperhatikan kualitas agar tidak mengecewakan konsumen. Wirausahawan harus
mampu menganalisis peluang produk di pasaran dengan menggunakan analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, Threatment) demi mengembangkan usahanya
agar lebih baik dan lancar. Untuk keberlanjutan usaha, kami akan membentuk industri
rumah terpadu (home industry integrated) dan outlet-outlet penjualan produk “BSK
(Baby Sling Kangaroo)” di Samarinda atau sampai keluar kota, jika sampai bisa
diproduksi secara masal seperti produk-produk pabrikan. Hal ini lambat laun akan
menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar sehingga bisa menjadi salah satu solusi
dalam mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Agar tidak menimbulkan kegagalan usaha di tengah jalan, seorang wirausaha harus
memiliki planning yang maksimal agar usaha berkembang dengan cepat. Kritikan dan
saran dari pelanggan dari pelanggan atau konsumen merupakan acuan untuk usaha
kami agar lebih baik.