Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN DALAM BISNIS KEFARMASIAN

“COOKIES ANTI ANEMIA”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

ARDANA RISAL VANO 10118030


ARDIAH RIZKY BELLIASARI 10118031
AWALYA HAFIFAH 10118033
AZKIY SYIFA ISTIGHFARIN 10118037
DWIKI ARIFIAN NUGROHO 10118065
ENTIN SRI WAHYUNING HADI 10118072
ERMA USWATUN KHASANAH 10118075

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru
dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk
dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Kemampuan dalam menciptakan produk dengan nilai tambah dapat di buat dari peluang
kasus-kasus yang ada di sekitar kita. Misalnya penyakit anemia, anemia merupakan masalah gizi
yang masih tinggi, angka kejadian anemia termasuk anemia defisiensi zat besi pada remaja putri
meningkat dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018. Program pencegahan
saat ini adalah pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD namun program ini belum
berjalan secara efektif karena banyak yang tidak menyukai sediaan dengan rasa yang tidak enak
dan bau amis. Oleh karena itu, untuk meningkatkan asupan zat besi di perlukan konsumsi pangan
yang lain.
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk menyediakan produk pengganti
suplementasi TTD tersebut adalah dengan formula biskuit kaya zat besi berbasis buah dan sayur.
Tujuan penelitian ini adalah membuat formula biskuit dengan bahan dasar buah naga dan sayur
kelor. Dipilih biskuit karena makanan ringan yang bisa dikonsumsi oleh segala umur, baik dari
anak sampai orang tua, harapannya produk riset ini mempunyai daya terima yang baik di
masyarakat.

1.2 Tujuan Proposal Penjualan Produk


- Membuat formula biskuit dengan bahan dasar buah naga dan sayur kelor
- Membuat suatu inovasi cookies yang berasal dari bahan alam
- Membuat makanan pendamping untuk membantu menambah asupan zat besi.
- Menjadikan produk memiliki nilai jual yang lebih tinggi
1.3 Manfaat Penjualan Produk
Dengan adanya kegiatan usaha ini kami berharap agar dapat menumbuhkan inovasi
terhadap pengolahan buah-buaahan sayuran Selain itu, manfaat kegiatan ini adalah untuk
mencari pengalaman serta menambah wawasan agar nantinya bisa lebih baik lagi ketika
berwirausaha.
BAB II
DESKRIPSI USAHA
2.1 Gambaran Umum
Timbulnya ide inovasi pengolahan buah naga dan daun kelor menjadi menjadi cookies
dikarenakan masih banyak di antara masyarakat yang tidak suka mengonsumsi buah naga dan
daun kelor, terutama mengonsumsi daun kelor dengan alasan rasa dan aroma yang tidak enak.
Maka untuk membantu masyarakat agar suka mengonsumsi buah naga dan daun kelor dibuatlah
produk yang dapat menutupi rasa dan aroma yang membuat masyarakat tidak suka
mengonsumsinya.
Buah naga dan daun kelor sangat mudah didapatkan dan dibudidayakan. Karena buah
naga dan daun kelor memiliki senyawa yang kaya akan zat besi, sehingga dapat menjadi
alternatif untuk mencegah dan mengatasi kondisi anemia. Maka timbullah ide untuk
memanfaatkan buah naga dan daun kelor sebagai bahan pangan pengolahan yang sehat.
Buah naga dan daun kelor diolah menjadi cookies, karena banyak masyarakat dari
segala umur gemar mengonsumsi cookies dalam jumlah banyak, sehingga produk ‘CooAnAm’
ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat mencegah dan mengatasi kondisi
anemia.
Cookies yang dijual di pasaran memiliki harga yang umumnya mahal dan memiliki
bahan-bahan tambahan yang kurang baik bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Produk dibuat
dari bahan-bahan yang aman dikonsumsi oleh tubuh, tanpa menggunakan pengawet dan pemanis
buatan. Produk ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan pada masyarakat untuk beralih
mengonsumsi segala makanan dan minuman yang dapat menyehatkan mereka.
Namun, cookies ini akan dianggap sedikit lebih mahal, dibandingkan dengan cookies
yang dijual di pasaran pada umumnya. Hal ini tentunya akan menjadi tantangan bagi kami untuk
memasarkannya, tetapi, jika konsumen melihat dari sisi jaminan kesehatan dan untuk jangka
panjang dan rasa yang menarik, ini dapat menjadi daya tarik bagi mereka.

2.2 Organisasi Pasar


a. Peluang Pasar
Di masa sekarang ini, masyarakat akan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang
sehat dan bergizi, aman dalam pendistribusiannya, dan tidak merepotkan mereka. Dengan harga
yang ditawarkan dan fasilitas pendistribusian langsung ke konsumen, akan menjadi daya tarik
konsumen milenial yang malas untuk keluar rumah.

b. Potensi Pasar
Produk inovasi cookies dari buah dan sayur di masyarakat masih sedikit sehingga
ketertarikan untuk mencoba produk hasil inovasi ini masih cukup besar. Rasa yang enak, harga
yang cukup ramah di setiap kalangan serta nilai gizi yang lebih banyak menjadi keunggulan dari
produk ini. Mengingat bahwa dunia utamanya Indonesia masih mengalami masa pandemi ini
maka sektor pemasaran cukup sulit ditembus, anak-anak yang biasanya bersekolah secara
langsung harus belajar secara daring dan masyarakat dituntut untuk stay at home, dengan kondisi
yang seperti ini kami berencana untuk pemasaran produk dijual dalam lingkup yang kecil
terlebih dahulu, contohnya penjualan cookies sekarisidenan kediri. Pemesanan cookies ini dapat
melalui media social baik Instagram, whatsapp maupun line, proses pengirimanpun dapat berupa
delivery to home ataupun Cast on delivery.

2.3 Aspek Produksi


Di Indonesia pesaing produk-produk olahan dari berbagai macam bahan dasar yang
dibuat cookies sangatlah beragam. Mulai dari produk industri besar hingga industri rumahan.
Terlepas dari itu semua, peluang usaha dari produk ini sangatlah menjanjikan jika strategi
pemasarannya tepat karena produk ini sudah memiliki keunggulan yaitu berasal dari tumbuhan
yang dapat memberikan manfaat bagi tubuh.

2.4 Aspek Pemasaran


a. Target Pemasaran
Target konsumen kami ialah masyarakat sekitar terutama anak-anak dan para wanita yang
menyukai cookies.
b. Strategi Pemasaran
Agar dapat meningkatkan penjualan produk yang kami buat maka kami membuat strategi
pemasaran yang matang guna meraih penghasilan yang besar.
c. Media Pemasaran
Adapun promosi penjualan yang kami lakukan ialah dengan menggunakan media:
 Internet
 Sosial Media (Instagram, Whatsapp, Line)
 Orang terdekat dan orang sekitar

2.5 Analisis Swot


a. Kekuatan (Strength)

 Harga cookies terjangkau

 Cookies home made

 Cookies tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan

 Produk yang menarik dan menyehatkan karena terbuat dari bahan dasar buah naga dan
daun kelor yang memiliki kandungan zat besi yang dapat mencegah dan mengatasi
kondisi anemia.
 Target yang terjangkau
b. Kelemahan (Weakness)

 Belum banyak yang mengetahui cookies berbahan dasar buah naga dan daun kelor ini

 Belum memiliki izin usaha

 Produk baru dipasar

 Terjadinya kenaikan bahan baku


c. Peluang (Opportunity)

 Pasar cookies sangat besar dan luas

 Pemasaran melalui media sosial menjadi peluang untuk mempromosikan produk cookies
ini

 Produk memiliki inovasi yang potensial untuk kedepannya

 Proyek usaha yang bagus, karena disukai semua kalangan


d. Ancaman (Threat)

 Memiliki banyak pesaing yang menjual produk sejenis

 Pemasaran yang persaingannya semakin ketat


BAB III
PRODUK
3.1 Gambaran Produk
a. Jenis Produk
Jenis produk pada kegiatan kami kali ini adalah sebuah produk cookies sehat yang
mengandung bahan alami yang tidak hanya enak untuk dikonsumsi, namun juga bermanfaat
untuk kesehatan tubuh.
b. Nama Produk
Kami menamai produk cookies kami dengan nama “CooAnAm” yang tidak lain adalah
singkatan dari “Cookies Anti Anemia”.
c. Karakteristik
 Bahan baku dari cookies ini berasal dari campuran Buah Naga dan Daun Kelor yang
menyehatkan dan bermanfaat bagi tubuh.
 Nutrisi yang terkandung pada Buah Naga dan Daun Kelor memiliki senyawa yang kaya
akan zat besi, sehingga dapat menjadi alternatif untuk mencegah dan mengatasi kondisi
anemia.

3.2 Gambaran Persaingan


Persaingan usaha untuk menengah (UKM) khususnya dikota Kediri olahan-olahan
cookies masih belum banyak dan beragam. Jadi, peluang yang masih besar tersebut kami ambil
karena memiliki persentase persaingan yang masih kecil.

3.3. Target Konsumen/Pelanggan


Untuk target konsumen kami adalah dari semua kalangan.
a. Anak-anak
Untuk kalangan anak-anak kami menargetkan pada usia 4-12 tahun yang sedang menginjak
pendidikan TK dan SD. Meskipun kecenderungan anak-anak pada umur tersebut cenderung
memilih cookies yang mempunyai rasa cokelat, vanilla, dan strawberry. Namun, tidak
menutup kemungkinan produk kami ini disukai oleh anak-anak tersebut.
b. Remaja
Remaja yang dimaksud kami ini yaitu yang telah menginjak SMP-SMA atau pada umur 13-
18 tahun. Kecenderungan remaja pada umur ini ialah mencoba suatu hal yang baru bagi
mereka. Produk yang kami tawarkan ini cenderung baru karena menawarkan rasa yang
berbeda dari cookies yang telah ada.
c. Dewasa
Target pada orang dewasa ialah pada mahasiswa atau masyarakat umum. Yang dapat
kami tawarkan untuk kalangan ini ialah harga yang cenderung terjangkau untuk semua
kalangan dan memiliki manfaat yang sehat untuk tubuh. Karena pada umur ini manusia akan
cenderung berpikir dengan logis. Karena itu, kami tidak bisa menawarkan yang lebih selain
bukti yang terpercaya bahwa produk yang kami tawarkan ini baik untuk tubuh dan hemat.
BAB IV
PROSES PRODUKSI
4.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies
 Daun Kelor 12,5 gram
 Buah naga 25 gram
 Tepung daun kelor
 Bubur buah naga
 Tepung terigu
 Gula halus
 Margarin
 Tepung maizena
 Susu bubuk
 Baking powder
 Garam
 Kuning telur
 Air

4.2 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan
 Blender
 Ayakan
 Baskom
 Mixer
 Kompor
 Pisau
 Timbangan
 Oven
4.3 Cara Pembuatan Produk
 Pembuatan Bubur Buah Naga Merah
1) Disiapkan Buah Naga Merah
2) Dipisahkan daging buah naga dari kulit
3) Dilakukan pencucian
4) Dipotong kecil-kecil ukuran buah naga
5) Kemudian diblender daging buah naga
 Pembuatan Tepung Daun Kelor
1) Disiapkan daun kelor segar
2) Dilakukan pencucian daun kelor yang sudah dipisahkan dari tangkainya
3) Ditiriskan untuk menghilangkan sisa air dari pencucian
4) Dilakukan perebusan daun kelor untuk mengurangi bau langu pada daun kelor
5) Dilakukan pengeringan sampai daun kelor benar-benar kering
6) Dilakukan penggilingan pada daun kelor untuk mendapatkan ukuran yang lebih
kecil, halus
7) Kemudian tepung terigu kelor di ayak agar diperoleh tepung yang lebih halus.
 Pembuatan Cookies Tepung Daun kelor dan Bubur buah Naga
1) Disiapkan bahan
2) Campurkan margarin, gula halus dan telur kemudian di aduk
3) Ditambahkan tepung terigu, tepung maizena, tepung daun kelor, bubur buah naga,
garam, susu, dan baking powder, diaduk hingga kalis
4) Dilakukan pencetakan
5) Hasil cetakan diletakkan pada Loyang yang sudah diolesi dengan margarin
6) Kemudian dilakukan pemanggangan menggunakan oven dengan suhu 180̊C
selama 20 menit
7) Dilakukan pendinginan dan pengemasan.
4.4 Pengemasan produk (Packaging)

4.5 Pengelolaan Keuangan


Biaya Produksi
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost )
Bangunan milik sendiri = Rp 0,-
Peralatan memasak = Rp 1.000.000,-
Total = Rp 1.000.000,-
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost ) per bulan
Buah Naga (1 kg) = Rp 15.000,-
Tepung Terigu (1 kg) = Rp 12.000,-
Gula Halus (2 bungkus) (500 g) = Rp 12.000,-
Margarin (2 bungkus) = Rp 9.000,-
Tepung Maizena = Rp 5.000,-
Susu Bubuk = Rp 5.000,-
Baking Powder = Rp 5.000,-
Garam = Rp 3.000,-
Kuning Telur = Rp 27.000,-
Kemasan, stiker = Rp 38.500
Total = Rp 128.500,-
c. Biaya Operasional per bulan
Transportasi, Listrik, air dll = Rp 300.000,-
Biaya promosi = Rp 100.000,-
Total = Rp 400.000,-
Biaya Operasional perhari = Rp 400.000,- : 30
= Rp 13.500
d. Total Biaya ( Total Cost )
Biaya Tetap ( Fixed Cost ) = Rp 1.000.000,-
Biaya Variabel ( Variabel Cost ) = Rp 128.500,-
Biaya Operasional = Rp 400.000,-
Total = Rp 1.528.500,-
e. Pendapatan
Target penjualan “CooAnAm” per hari kurang lebih 10 pcs seharga Rp
5.000,-. Waktu berjualan senin – minggu. Dalam sebulan menjual 10 pcs
x 30 = 300 pcs. Berikut rinciannya :
Pendapatan Harian = Rp 5.000,- x 10 pcs = Rp 50.000,-
Pendapatan Bulanan = Rp 50.000,- x 30 hari = Rp 1.500.000,-
f. BEP
 Bep per unit
Biaya tetap
BEP=
Harga jual per unit−Biaya variabel per unit
1.000 .000
BEP=
5.000−2.840
= 46,3
 BEP dengan satuan mata uang = Rp 5.000 x 46,3 = Rp 231.500,-

b.
BAB V
LAPORAN PERENCANAAN PEMASARAN
5.1 Peluang Pasar
Peluang pasar sampai saat ini masih terbuka luas dan sangat menjanjikan bagi bisnis
cookies ini, karena beberapa alasan yaitu :

a. Makanan familiar
Cookies merupakan makanan yang sudah banyak di ketahui oleh masyarakat Indonesia.
Sensasi lezat dan tampilannya yang unik dan cantik akan sangat mudah menarik masyarakat
untuk membeli cookies. Terlebih lagi jika cookiesnya berdasar dari bahan-bahan alam yang juga
memiliki manfaat untuk kesehatan.

b. Tidak butuh modal yang besar


Untuk memulai usaha cookies kita tidak memerlukan modal yang besar, karena usaha ini
dapat dimulai dengan usaha kecil-kecilan tanpa menggunakan alat yang tidak terlalu canggih,
hanya saja modal di perlukan untuk membeli perlengkapan dan pralatan yang dibutuhkan dengan
harga yang tidak terlalu mahal.

c. Cookies disukai oleh semua kalangan

Cookies tidak hanya disukai anak-anak, tapi juga oleh orang dewasa. Terlebih cookies
disajikan dengan berbagai rasa dan bahan tambahan untuk menarik perhatian konsumen.

d. Keterampilan yang diunggulkan

Keterampilan yang menarik pada produk akan menjadi daya tarik konsumen untuk
memebeli produk tersebut. Bahkan tidak hanya keterampilan dari produk itu saja melainkan
keterampilan dari dekorasi tempat pemasaran produk.

5.2 Daerah Pemasaran


Lokasi usaha bertempat di dusun Pucung, Ds. Jambean, RT/RW 04/02, Kec. Kras , Kab.
Kediri, Jawa Timur (Utara PG. Ngadirejo). Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang strategis
karena mudah dijangkau oleh transportasi, dekat jalan raya dan dekat dengan pasar.
a. Produk yang Diusulkan
Cookies Anti Anemia
b. Harga Penjualan
Cookies dijual dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp 5.000-
c. Persaingan dan Strategi Bersaing
 Segmen Pasar
Target konsumen kami ialah masyarakat sekitar terutama anak-anak dan para wanita yang
menyukai cookies.
 Strategi Pemasaran
Agar dapat meningkatkan penjualan produk yang kami buat maka kami membuat strategi
pemasaran yang matang guna meraih penghasilan yang besar, yaitu dengan cara :
a. Promosi
b. Pelayanan antar yang memuaskan
c. Kemasan yang menarik
d. Produk unik dan menyehatkan
 Promosi Usaha
Adapun promosi penjualan yang kami lakukan ialah dengan menggunakan media:
a. Internet
b. Sosial Media (Instagram, Whatsapp, Line)
c. Orang terdekat dan orang sekitar
 Sistem Penjualan/Distribusi
Sistem penjualan produk yang kami gunakan dalam meningkatkan frekeunsi penjualan
produk ini adalah langsung dan menerima pesanan lewat telepon atau secara langsung.
BAB VI
HASIL PENJUALAN PRODUK DAN PEMBAHASAN
Penjualan produk untuk usaha kecil menengah khususnya dikota Kediri olahan-olahan
cookies masih belum banyak dan beragam. Jadi, penjualan ini masih bias mendapatkan peluang
untuk menjadi besar karena memiliki persentase persaingan yang masih kecil.
Pesaing dari perusahaan besar yang memungkinkan adalah beredar produk cookies
diseluruh supermarket/minimarket yang ada di Kota Kediri. Sedangkan pesaing yang muncul
dari industry rumahan atau UKM yaitu berbagai olahan cookies dengan rasa-rasa yang familiar
seperti coklat, vanilla dan strawberry. Kemudian cookies tidak hanya disukai anak-anak, tapi
juga oleh orang dewasa. Terlebih cookies bisa disajikan dengan berbagai rasa dan bahan
tambahan untuk menarik perhatian konsumen. Keterampilan yang menarik pada produk akan
menjadi daya tarik konsumen untuk memebeli produk tersebut. Bahakan tidak hanya
keterampilan dari produk itu saja melainkan keterampilan dari dekorasi tempat pemasaran
produk. Lokasi usaha bertempat di dusun Pucung, Ds. Jambean,
RT/RW 04/02, Kec. Kras , Kab. Kediri, Jawa Timur (Utara PG. Ngadirejo). Lokasi yang dipilih
merupakan lokasi yang strategis karena mudah dijangkau oleh transportasi, dekat jalan raya dan
dekat dengan pasar. Kami membuka harga penjualan cookies dengan harga yang termasuk
terjangkau yaitu Rp 5.000-. Masyarakat banyak menyukai cookies, apalagi harga yang pas di
kantong Strategi promosi melalui internet, media social (Instagram,
Whatsapp, Line) dan orang-orang terdekat. Dalam melakukan promosi produk kami akan
memaksimalkan pemasaran melalui internet dan median social. Hal ini akan mempermudah para
pelanggan untuk melihat produk yang kami produksi. Bahkan pelanggan bisa melakukan
pemesanan terlebih dahulu melaui media sosial yang kami miliki.
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Demikian proposal perencanaan produk yang kami buat mengenai “Cookies Anti
Anemia”. Semoga inovasi ini dapat menyediakan produk pengganti suplementasi TTD sebagai
penambah darah bagi penderita anemia. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu membuat
formula biskuit dengan bahan dasar buah naga dan sayur kelor dapat tercapai. Dipilih biskuit
karena makanan ringan yang bisa dikonsumsi oleh segala umur, baik dari anak sampai orang tua,
harapannya produk riset ini mempunyai daya terima yang baik di masyarakat.

2. Saran
Masih perlu dilakukan penyempurnaan untuk formulasi cookies dan perlu dilakukan
analisis lebih lanjut mengenai kandungan dan manfaat pada cookies ini dari segi kandungan
herbalnya. Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan proposal ini.
LAMPIRAN
Dokumentasi

Buah Naga Pengupasan Pencucian

Pemotongan Penghancuran Bubur Buah Naga

Daun Kelor Pencucian Penirisan

Pengeringan Pengecilan Ukuran Pengayakan


Pencampuran margarin, gula halus dan telur

Pengadukan dan Pencampuran

Pengovenan suhu 180˚C selama 20 menit Biskuit


Packaging dan Label

Produk Siap Jual

Anda mungkin juga menyukai