Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

RENCANA USAHA  DALAM PEMBUATAN MPASI HOME MADE


by.Mom AJENG

Disusun Oleh :

FAINA
ASMAWATY
YUNITA LADJURA
WASTI ANGGRAINI
MIRA ASWANDI TAWAWE

PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN PALU


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALU
TAHUN AJARAN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas Kewirausahaan ini dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, para sohabat dan orang-orang yang berjuang di jalan-Nya. Penulis

menyadari bahwa tugas ini masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam

segi isi maupun penulisan. Oleh sebab itu segala kritik, saran dan evaluasi sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Selanjutnya semoga tugas ini bermanfaat, bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb
BAB I

PROFIL USAHA

1.1 Latarbelakang

Seiring dengan perkembangan zaman persaingan bisnis menjadi sangat pesat dan

berkembang, baik dipasar domestik maupun internasional. Untuk mendapatkan lahan usaha

perusahaan harus mampu memberikan layanan yang baik serta memberi kepuasan kepada

para konsumen, contohnya dengan memberikan produk yang  bermutu, hemat dari segi harga

atau yang sering dibilang murah, dan ready stock. Produk yang berkualitas dan pelayanan

yang lebih baik dari pada pesaing menjadi beberapa keunggulan kami. Seorang pelanggan

adalah raja, maka dari itu dibutuhkan pelayanan yang baik dan kinerja yang bagus dalam

pengelolaannya.

Peluang bisnis salah satunya ada dalam bidang kesehatan karena di kalangan

masyarakat pasti mengalami gangguan kesehatan dan tidak akan pernah ada habisnya. Dalam

masalah yang timbul di masyarakat tersebut dapat dijadikan peluang bisnis sehingga selain

dapat membantu mengatasi/mencegah masalah dalam hal kesehatan kami juga dapat

mengambil keuntungan dari mengatasi/mencegah masalah kesehatan tersebut. Misalnya saja

saat ini di Indonesia masih terdapat kasus stunting dimana sepertiga anak balita masih

mengalami malnutrisi stunting, wasting, ataupun berat badan berlebih, sementara dua pertiga

anak balita beresiki menderita malnutrisi dengan kelaparan terselubung akibat asupan makan

yang tidak berkualitas. Pola ini mencerminkan tiga beban malnutrisi yaitu gizi buruk,

kelaparan terselubung, dan berat berlebih yang mengancam kelangsungan hidup, tumbuh

kembang anak dan perkembangan suatu bangsa.(UNICEF, 2018)

FISIPOL UGM menuliskan Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang

membangun, bangsa Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika

dibandingkan negara lain yang sudah lebih maju. Salah satunya adalah dalam bidang
kesehatan, khususnya soal gizi. (Raditya, 2019) Masalah gizi tersebut meliputi Underweight,

Stunting, Wasting dan defisiensi mikronutrien. Berdasarkan data prevalensi balita stunting

yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara

ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional

(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.

(Kemenkes RI, 2018) Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk

Nasional, Prevalensi Underweight 17,7%, Stunting 30,8%, Wasting 12,2%, Indonesia

merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting cukup tinggi. Riskesdas

melaporkan prevalensi stunting secara Nasional dari tahun ke tahun berturut-turut dari

tahun 2007, 2010, 2013 dan 2018 adalah 36,8%, 34,6%, 37%, dan 30,8%.(Riskesdas, 2018)

Data hasil pemantuan status gizi (PSG) yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2018. Berdasarkan data Balibangkes Kemenkes RI yang dimuat dalam Profil

Kesehatan Indonesia, Provinsi Sulawesi Tengah menduduki urutan ke sepuluh untuk proporsi

stunting (TB/U) dengan angka kejadian stunting pada balita sebesar 31,26%. (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2020)

Melihat dari data-data yang ada saat ini maka kami ingin membuat produk untuk

mengatasi masalah tersebut dan menjadikannya peluang bisnis. Adapun produk yang ingin

kami buat ini adalah produk yang berkaitan dengan masalah pencegahan stunting dimana

masalah stunting ini hanya bisa dicegah di seribu hari pertama kehidupan yaitu dimulai sejak

kehamilan 0 bulan sampai anak berusia 2 tahun maka kami beniat untuk membuka usaha

pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) home made yang sesuai dengan

standar yang diberikan WHO.

Kelompok kami sangat tertarik untuk membuat dan menyediakan MPASI Home

Made untuk para ibu-ibu yang memiliki bayi 6-24 bulan. Karena saat ini banyak ibu-ibu

terutama ibu-ibu pekerja yang masih memberikan bayinya MPASI instan yang tidak sesuai
dengan standar yang diberikan oleh WHO dimana dalam pembuatan MPASI harus

memperhatikan Usia, Frekuensi, Jumlah, tekstur, Variasi dan Kebersihannya. Sehingga kami

tertarik meyediakan prodak MPASI Home Made berstandar WHO. Selain itu masyarakat

saat ini sudah mulai malas dalam pembuatan makan bayi sendiri. Zaman dahulu orang dalam

membuat makanan bayi masih cukup semangat tetapi pada perkembangan zaman orang mulai

malas dalam membuat makanan bayi sendiri, mereka lebih suka yang praktis, tidak mau

susah, semuanya pengen tersedia. Saat ini bubur bayi menjadi pilihan untuk mereka yang

sudah mempunyai anak. Bubur bayi ini menjadi pilihan masyarakat karena banyak nutrisi

yang terkandung di dalamnya, selain harga yang terjangkau disitu terdapat berbagai macam

menu  sayuran yang terkandung dalam bubur bayi tersebut. Dari fenomena diatas maka

sangat cocok dan potensial bila kita mendirikan sebuah usaha jualan Bubur MPASI Home

Made Yang berstandar WHO, dimana dari segi rasa memenuhi konsumen yaitu enak, dari

segi gizi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen karena mengandung karbohidrat,

protein dll. Dari segi harga terbilang mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi :

Menghasilkan suatu produk berkualitas industri makanan bayi dan balita dengan
keunggulan produk dan pelayanan yang berorientasi yang dapat diperoleh
manfaatnya bagi khalayak masyarakat.

Misi :
1. Membangun totalitas terhadap kualitas produk dan pelayanan
2. Untuk meningkatkan solidaritas antar mahasiswa
3. Memberikan nilai tambah terhadap proses dan produk MPASI Home Made.

1.3 Jenis Usaha yang Dikelola


- Pembuatan dan penjualan MPASI Home Made sesuai UFREJUTEKVAR
1.4 Tujuan
- Menyediakan menu MPASI rumahan yang sesuai dengan standar WHO yaitu sesuai
Usia, Frekuensi, Jumlah, Teksture, Variasi dan tetap Hygienis.
BAB II

KEGIATAN DAN PEMASARAN

2.1 Lingkungan Usaha


Lingkungan pergaulan ibu-ibu diperkantoran, dipuskesmas tempat kami bekerja,
dilingkungan social Media..Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan usaha
penjualan produk MPASI Home Made tersebut berdasarkan sasaran konsumen dan
ditunjang dari banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.

2.2 Kondisi Pasar


Melihat peluang usaha dari banyaknya ibu-ibu yang kesulitan menyediakan makanan
untuk bayinya, maka kami menjual produk untuk mengatasi masalah tersebut dengan
membatu ibu-ibu terutama ibu pekerja untuk tetap bisa memberikan makanan
pendamping terbaik untuk bayinya. Namun jika melihat pengusaha-pengusaha yang
bergerak pada bidang usaha yang sama, memang sudah cukup banyak yang menjual
minuman. Tetapi kami menyiasatinya dengan inovasi yang berbeda serta kreatif dari
produk-produk yang telah ada, yaitu dengan menyediakan MPASI Home Made yang
sesusi dengan panduan WHO dilihat dari Usia, Frekuensi, Jumlah, Tekstur, Variasi dan
hygianis. Dengan ini, kami yakin produk kami mampu bersaing dan laku di pasaran.

2.3 Rencana Pemasaran

Dalam menjalankan bisnis penjualan MPASI Home Made ini, bukan hanya modal dan
produk berkualitas saja yang dibutuhkan, tetapi aspek pemasaran juga sangat dibutuhkan agar
bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan omset sesuai target. Bisnis penjualan MPASI
Home Made ini merupakan salah satu bisnis yang memiliki potensi cukup besar, tidak sedikit
dari pelaku bisnis yang meraup untung dari usaha ini.
Awal mula, kami mulai membuat sesuatu yang unik, berkualitas tinggi, serta
menyehatkan. Untuk menjalankan usaha penjualan MPASI Home Made ini, kami menyusun
beberapa strategi untuk pemasaran produk. Strategi pemasaran yang akan kami gunakan,
yaitu :
1. Dari mulut ke mulut

Teman, keluarga, rekan kerja dan tetanggapun menjadi target pasar paling dekat
dengan usaha bisnis kami. Karena dari orang dekat tersebut, kami bisa langsung
mendapatkan kritik atau masukan tentang produk tersebut. Hal ini sangat
bermanfaat untuk kami dalam mengembangkan kualitas produk kami. Selain itu,
melalui orang-orang terdekat, nantinya mereka juga akan mengajak orang-orang
melalui mulut ke mulut untuk menggunakan jasa dan produk yang kami jual.

2. Manfaatkan sosial media


Sosial media yang kami manfaatkan adalah Instagram, WA dan Facebook.

Gambar 1. Logo penjualan


3. Menciptakan inovasi pada menu – menu yang ditawarkan
Untuk menghindari kejenuhan konsumen, seiring berjalannya waktu kami akan
menciptakan inovasi pada menu – menu MPASI yang kami tawarkan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan
Dalam memberikan pelayanan bagi para konsumen, kami akan memperhatikan
penyajian, kualitas cita rasa produk serta kebersihan.

2.4 Sasaran
Sasaran dalam usaha kami yaitu para ibu-ibu yang memiliki bayi 6 – 24 bulan.

2.5 Waktu
Kami memulai usaha pada tanggal 1 November 2020 dan kami akan menjual sejak jam
08.00 WITA
2.6 Analisis SWOT
Strength (kekuatan)
1) Memiliki SDM dengan etos kerja yang baik.
2) Harga produk ekonomis
3) Inovasi rasa yang berbeda dengan produk lainya
4) Penampilan yang unik dan menarik
5) Banyak diminati kalangan ibu-ibu
6) Bebas dari bahan pengawet
7) Baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh

Weakness (kelemahan)
1) Kurangnya modal untuk menjalankan bisnis ini
2) Harga bahan baku yang tidak stabil
3) Banyak pesaing di lingkungan
4) Kepercayaan masyarakat terhadap produk yang kami jual kurang
5) Permintaan pasar yang tidak menentu
6) Produk tidak tahan lama
7) Faktor tempat usaha sangat mempengaruhi kelancaran pemasaran/bisnis
Opportunity (peluang/ kesempatan)
1) Menjaga kualitas produk
2) Tempat yang strategis dalam penjualan
3) Budaya masyarakat yang konsumtif
4) Keinginan masyarakat untuk mencoba sesuatu yang baru dan unik
Threat (hambatan)
1) Waktu untuk menghasilkan dan memasarkan produk.
2) Tempat untuk memasarkan produk.
3) Banyak pesaing yang menjual produk dengan harga yang lebih murah
4) Tidak fokus pada satu jenis produk
2.7 Tenaga Pelaksanaan
Produksi : Faina
Asmawaty

Pemasaran : Yunita Ladjura


Wasty Anggraini
Mira Aswandi Tarawe
BAB III

ASPEK KEUANGAN

3.1 Rencana Usaha

 Kebutuhan Modal Awal 1 gerobak / biaya tetap

No Bahan - bahan Jumlah Harga


1 Tempat untuk jualan/gerobak 1 unit Rp.1.000.000
2 Tempat untuk MPASI (panic) 1 unit Rp.200.000
3 Dekelit 3 x 4 meter Rp.150.000
4 Tissue 1 Rp.5.000
5 Sendok + centong 1 unit Rp.20.000
6 kanebow 1 Rp.15.000
Jumlah Rp.1.390.000

 Kebutuhan bulanan untuk 1 gerobak / biaya variable 1

No Bahan - bahan Jumlah Harga


1 Buncis 2 kg Rp.30.000
2 Beras 2 kg Rp.20.000
3 Wortel 1 kg Rp.20.000
4 Ayam 1 kg Rp.25.000
5 Labu siam 1 kg Rp.35.000
6 Ikan Tuna 1 kg Rp.40.000
Jumlah Rp.170.000

 Kebutuhan 1 hari sekali untuk Gerobak / biaya variable 2

No Bahan - bahan Jumlah Harga


1 cup 2 bungkus Rp.50.000
2 Plastik 2 pack Rp.20.000
Jumlah Rp.70.000

Maka selama 1 bulan biaya untuk Cup bubur dan Plastik = Rp. 70.000 X 15 =

Rp1..050.000

Jadi jumlah total pengeluaran selama 1 bulan Variabel 1 + biaya variable 2 = Rp.

170.000 + Rp1..050.000 = Rp. 1.220.000


 Estimasi Biaya dan pendapatan

Diprediksi setiap hari gerobak mampu terjual bubur sebanyak 35 cup MPASI Home

Made, maka selama 1 bulan untuk 1 gerobak diperkirakan 35 Cup X 30 hari = 1.050

MPASI/Cup 1 gerobak. Maka 1 bulan diperkirakan MPASI Home Made yang terjual

= 1.050 X 1 gerobak = 1.050 MPASI/Cup

Pendapatan kotor 1 bulan (harga MPASI terendah) = 1.050 mpasi/Cup X Rp.3.000 =

Rp. 3.150.000

Pendapatan bersih 1 bulan = Pendapatan Kotor – pengeluaran biaya keseluruhan =

Rp.3.150.000 – Rp. 1.220.000 = Rp.1.930.000

3.2 Analisis Titik Impas (BEP)

Dalam perhitungan analisis titik impas kita terlebih dahulu menentukan jumlah total

investasi.

Investasi awal = jumlah biaya tetap + jumlah biaya total variable = Rp.1.390.000 +

Rp.1.220.000 = Rp.2.610.000

Kemudian kita menentukan pendapatan bersih setiap bulannya. Disisni kita menggunakan

nilai pendapatan bersih terendah setiap bulan yaitu Rp.1.930.000 dengan harga terendah

yaitu Rp.3.000. maka titik balik Modal (BEP) akan terjadi pada bulan ke 1 bulan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut kami kegiatan Praktik Kewirausahaan ini dapat dikembangkan dan

ditingkatkan untuk membentuk mental dan jiwa berwirausaha kepada mahasiswa

khususnya seluruh mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palu.Kami sangat yakin bahwa kegiatan ini dapat membantu para mahasiswa untuk

lebih berinovasi, aktif, dan kreatif dalam global seperti sekarang dimana menuntut

persaingan yang sangat ketat.

4.2 Saran

Diharapkan usaha ini dapat dijalankan secara berkelanjutan dan menggunakan

strategi pemasaran yang lebih baik yaitu dengan memperluas jaringan penjualan.

Anda mungkin juga menyukai