Anda di halaman 1dari 22

EVIDENCE-BASED MIDWIFERY

TELAAH JURNAL

” Efektivitas Intervensi Telemedicine Yang Disampaikan Secara Eksklusif


Selama Periode Nifas Terhadap Ibu dengan Depresi Postpartum Tanpa
Riwayat Atau Gangguan Mental : Tinjauan Sistematis dan Meta Analisisl”

Disusun Oleh:
Kelompok 3
CANDRA DEWI
NETTY FRANSISKA SITINJAK
NOOR AGUS FITRIA SARI
MARISA DEBBY ANESTASIYAH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021
PENDAHULUAN

Pada masa postpartum atau nifas terjadi berbagai perubahan pada wanita
setelah kehamilan dan persalinan, baik perubahan secara fisiologi, psikologi, maupun
sosiokultural. Perubahan kompleks yang terjadi pada wanita postpartum tersebut
memerlukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dan pola hidup setelah
proses kehamilan dan persalinan.1 Periode postpartum merupakan masa transisi yang
kritis bagi seorang ibu.

Tidak semua ibu mampu beradaptasi, sehingga dapat menimbulkan gangguan


psikologi pada ibu, baik gangguan psikologi ringan maupun berat. Salah satu
gangguan psikologi yang bisa terjadi pada ibu postpartum yaitu depresi postpartum.
Ibu dengan gangguan depresi postpartum akan mengalami perasaan sedih yang
berlebihan dan diikuti oleh gejala penyertanya; adanya perubahan pola tidur dan
nafsu makan, gangguan psikomotor, penurunan konsentrasi, adanya rasa kelelahan,
rasa putus asa, merasa tidak berdaya, dan pada keadaan berat dapat timbul keinginan
untuk bunuh diri. Adanya pengaruh biologis, psikologis dan faktor demografi yang
mendukung seperti usia muda saat kehamilan, status pernikahan yang tidak harmonis,
paritas, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi menjadi hal yang
mempengaruhi untuk terjadinya depresi postpartum. Adanya riwayat gangguan
afektif dan sudah adanya gejala depresi saat kehamilan seperti timbulnya rasa
bersalah, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, gangguan konsentrasi dan
keinginan untuk bunuh diri yang menetap setidaknya 2 minggu saat kehamilan juga
menjadi faktor resiko yang kuat terjadinya depresi postpartum.3 Prevalensi gangguan
depresi pada populasi dunia adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia
produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization (WHO) menyatakan
gangguan depresi mengenai 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam
kehidupan Angka kejadian depresi postpartum adalah 2 per 1000 kelahiran, sekitar
50% sampai 60% perempuan mengalami depresi postpartum saat mereka memiliki
anak pertama, dan sekitar 50% pada perempuan yang mempunyai riwayat keluarga
gangguan mood.5 Motzfeldt mengungkapkan bahwa angka kejadian depresi
postpartum secara global antara 10-15%.6 Sebuah studi meta analisis yang telah
dilakukan di 23 negara berkembang pada tahun 2016 dengan jumlah partisipan
sebanyak 38.142 orang, didapatkan angka kejadian depresi postpartum sebanyak 19,7
% (16,9 – 22,8%).7

Angka kejadian depresi postpartum di Asia sangat bervariasi dan cukup tinggi
antara 26- 85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara 50-
70% pada ibu postpartum.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji


apakah ada pengaruh Efektivitas Intervensi Telemedicine Yang Disampaikan Secara
Eksklusif Selama Periode Nifas Terhadap Depresi Postpartum Pada Ibu Tanpa
Riwayat Atau Gangguan Mental”
Pertanyaan klinis

Apakah intervensi telemedicine yang disampaikan secara eksklusif


selama periode nifas dapat efektif mengurangi depresi postpartum pada
ibu tanpa riwayat atau gangguan mental ?

P : Maternal postpartum depression (PPD) merupakan salah satu bentuk depresi yang
paling umum, mempengaruhi sekitar satu dari sembilan wanita di dunia
I : telemedicine (misalnya berbasis telepon, berbasis web, aplikasi seluler, dll.)
C :-
O : mengurangi gejala depresi pasca melahirkan.

Keyword : “”Postpartum depression,telemedicine’”


Judul Jurnal:

The effectiveness of telemedicine interventions,delivered exclusively


during the postnatal period, on postpartum depression in mothers
without history or existing mental disorders: A systematic review
and meta-analysis
Komponen jurnal Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal

1
A. Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian ?
(introduction) Postpartum depresi sangat umum di seluruh dunia
pada wanita setelah melahirkan.
Meskipun perawatan yang tersedia untuk depresi
pascamelahirkan, banyak hambatan menghalangi
perempuan untuk mengakses perawatan termasuk
waktu, kendala keuangan, dan masalah pengasuhan
anak
2. Seberapa besar masalah tersebut ? (dapat dilihat dari
pravalensi atau insiden masalah, adanya peningkatan
masalah dibandingkan sebelumnya atau dibandingkan
dengan area lain)
Dalam tinjauan sistematis terbaru dari 58 studi (n =
37.294), Shorey et al. (2018)
melaporkan 12% [95% CI 0,04 – 0,20] insiden PPD
dan 17% [95% CI 0,15 – 0,20] prevalensi keseluruhan
PPD di antara wanita sehat tanpa riwayat depresi
sebelumnya. Perbedaan statistik dalam prevalensi
antara wilayah geografis yang berbeda ditunjukkan,
dengan Timur Tengah memiliki prevalensi tertinggi
(26%, [95% CI 0,13-0,39]).
3. Dampak masalah jika tidak diatasi ?
Jika tidak diobati, PPD dapat berkembang menjadi
depresi jangka panjang yang mengakibatkan masalah
berkelanjutan yang signifikan bagi ibu, anak,
dan keluarga (Stewart dan Vigod, 2016). Ibu mungkin
terlibat dalam perilaku berbahaya seperti melukai diri
sendiri dan penyalahgunaan zat, mereka mungkin
mengabaikan kesehatan fisik anak mereka dengan
tidak menyusui, dan tidak menyelesaikan imunisasi
bayi (Slomian et al., 2019).
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi ?(bandingkan
antara masalah yang ada/kenyataan dengan
harapan/target)
Beragam terapi efektif telah disimpulkan secara luas
untuk mencegah atau mengobati PPD. Ini termasuk
pendekatan yang berpusat pada orang, terapi perilaku
kognitif (CBT), psikoterapi interpersonal, dukungan
teman sebaya, dan intervensi pendidikan (Morrell et
al., 2016). Namun, beberapa hambatan dilaporkan
menghalangi wanita dengan PPD untuk menerima
perawatan yang tepat. Ini termasuk waktu, kendala
keuangan, transportasi, masalah pengasuhan anak,
dan stigma (Goodman, 2009). Oleh karena itu, untuk
mencegah PPD dan untuk memfasilitasi aksesibilitas
terhadap pengobatan, peningkatan minat dalam
membangun intervensi berbasis teknologi (misalnya
berbasis telepon, berbasis web, aplikasi seluler, dll.)
telah dikemukakan selama beberapa tahun terakhir
sehingga PPD bisa teratasi
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dari
hipotesis yang ditetapkan oleh penelitian?
Untuk mengevaluasi dampak dari berbagai jenis
intervensi telemedicine yang ditawarkan selama
periode postnatal, pada depresi postpartum ibu.
peneliti berhipotesis bahwa telemedicine adalah
pendekatan yang efisien untuk mengurangi gejala
depresi pasca melahirkan.
B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti ?
(method) Penelitian ini menggunakan Tinjauan sistematis
B.1. Desain dan meta-analisis dari uji coba terkontrol secara
penelitian acak.

7. Untuk desain eksperimen :


Tidak terjawab karena artikel ini memakai desain
Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari uji
coba terkontrol secara acak.

B.2 Populasi dan 8. Siapa populasi target dan populasi


sampel terjangkau ?
Populasi target :
Pemilihan studi dibatasi untuk teks lengkap
dan artikel bahasa inggris yang diterbitkan,

Populasi terjangkau : Sebanyak 375 artikel


diidentifikasi setelah pencarian elektronik.
Penyaringan abstrak dan judul menyebabkan
pengecualian 361 artikel. Dari 3 penelitian
yang merekrut wanita hamil, 2 penelitian
B.3 Pengukuran atau bukan uji coba terkontrol secara acak, 1
pengumpulan penelitian mengevaluasi ukuran hasil primer
data yang berbeda, dan sisanya berisi konten
yang tidak relevan. Skrining teks lengkap
lebih lanjut menghasilkan pengecualian 6
studi karena dimasukkannya peserta dengan
riwayat depresi atau dengan penggunaan
obat psikiatri yang ada. Selain itu, setelah
pencarian manual referensi artikel kunci dan
ulasan yang ada, 2 artikel diambil. Oleh
karena itu, total 10 penelitian yang
diterbitkan antara tahun 2013 dan 2019
dimasukkan dalam tinjauan sistematis ini;
dari ini, tujuh dimasukkan dalam
metaanalisis.
9. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria
inklusi dan ekslusi sampel?
10 penelitian yang diterbitkan antara tahun 2013
dan 2019 dimasukkan dalam tinjauan sistematis
ini; dari ini, tujuh dimasukkan dalam metaanalisis.
Dua penelitian dilakukan di Iran, Inggris, dan
Singapura, sedangkan satu penelitian dilakukan di
Kanada, Cina, Amerika Serikat, dan Australia

Kriteria inklusi:
- Jenis Peserta:
Ibu pascapersalinan atau postpartum dari 0
hari sampai 12 bulan
Usia 18 tahun atau lebih
Ibu pascapersalinan dengan kehamilan yang
sehat dan kelahiran cukup bulan
Ibu yang mempunyai bayi
Tidak ada batasan pada skor awal depresi
pasca kelahiran
B.4. Analisis data

-Jenis studi:
Uji coba terkontrol secara acak dimana
peserta yang direkrut secara acak ditugaskan
untuk lebih dari atau sama dengan 1
kelompok intervensi dibandingkan
dengansatu kelompok kontrol

-Jenis intervensi:
Kelompok intervensi menerima intervensi
melalui semua jenis teknologi telemedicine
secara ketat selam periode postpartum, yang
terdiri dari telepon (ex: panggilan telepon,
pesan teks} atau terapi berbasis internet (ex:
sesi psikoedukasi online atau CBT), aplikasi
seluler, email, konferensi video, platform
media sosial, dan obroln online).

-Jenis ukuran hasil:


Hasil utama adalah rata-rata skor depresi
postpartum ibu yang diukur pasca intervensi
menggunakan Edinburg Postnatal Depression
Scale (EPDS) (Cox et,al< 1987 a) dan atau
Beck Depression Inventory (BDI-II) (Beck
dan Gable, 2001A) Tingkat penyelesaian
intervensi dan kepuasan peserta dilaporkan
sebagai hasil sekunder.

Kriteria Eksklusi

-Jenis peserta:
Wanita hamil dengan lebih dari satu anak
Wanita dengan kelahiran prematur
Wanita dengan atau riwayat penyakit mental
psikotik atau penyakit fisik kronis lainnya
Wanita yang memiliki kehamilan dengan
komplikasi
Wanita dengan atau riwayat penyalahgunaan
zat
-Jenis studi:
Studi observasional
Makalah non-bahasa Inggris

-Jenis Intervensi:
Ibu yang menerima intervensi telemedicine
(konseling telemedicine dengan riwayat
depresi atau penggunaan obat-obatan
psikiatri) selama prekonsepsi dan atau periode
antenatal

10. Bagaimana metode sampling yang


digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target ?
PubMed, Web of Science, Cochrane Library, dan
database ProQuest Disertasi & Tesis digunakan
untuk mengidentifikasi uji coba terkontrol acak
yang relevan, hingga 7 Januari 2020. Studi dinilai
kualitasnya menggunakan Alat Risiko Bias
Perpustakaan Cochrane. Hasil skor depresi
postpartum dikumpulkan menggunakan model
efek acak. Tingkat penyelesaian intervensi dan
kepuasan peserta dilaporkan dalam bentuk naratif,
sebagai hasil sekunder.
11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ? Metode atau rumus apa yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel?
Sepuluh percobaan termasuk total 2366 wanita
postpartum menymbangkan data untuk tinjauan.
Tujuh studi dimasukkan dalam sintesis kuantitatif
Metode atau rumus yang digunakan untuk
menentukan jumlah sample yaitu menurut
Cochrane Handbook persamaan yang diusulkan
( Higgins dkk., 2019 ), sebagai berikut:
SD = √N ×(batas atas – batas bawah)/ 3.92
12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian ?
Variabel independen: Efektivitas intervensi
telemedicine yang disampaikan secara eksklusif
selama periode pascakelahiran

Variabel dependen, : depresi pascamelahirkan


pada ibu tanpa riwayat atau gangguan mental yang
ada

13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan


data ?
Tinjauan ini dilakukan dan direvisi sesuai dengan
PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-Analyses), dimana
kajian tersebut telah terdaftar di International
Prospective Register of Systematic Review
(PROSPERO).
14. alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan
data ?
Menggunakan kriteria risiko bias yang diuraikan
dalam Cochrane Handbook for Systematic Review
of Interventions ( Higgins dkk., 2019 ). Alat risiko
bias Cochrane menilai enam domain spesifik:
pembuatan urutan acak, penyembunyian urutan
alokasi, pembutaan peserta dan personel,
pembutaan penilaian hasil, data hasil tidak
lengkap, dan pelaporan hasil selektif ( Higgins
dkk., 2019 ).

15 Bagaimana validitas dan reabilitas alat ukur/instrumen


yang digunakan ? Apakah peneliti menguji validitas
dan digunakan untuk menguji validitas dan reabilitas
alat ukur dan bagaimana hasilnya ?
Alat ukur sudah teruji validitas atau sudah baku
16 Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan
data? Apakah dilakukan penelitian khusus untuk
observer atau yang melakukan pengukuran ?
Si peneliti
17. Uji statistik apa yang digunakan untuk menguji
hipotesis atau menganalisis data ?
Meta analisis

(TABEL STATISTIK)
18. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis ?
Tidak dapat dijawab, karena penelitian ini
menggunakan tinjauan sistematis dan meta-
analisis dari uji coba terkontrol secara acak.

19. Program atau software statistik apa yang digunakan


peneliti untuk menganalisis data ?
Meta-analisis dilakukan menggunakan
perangkat lunak RevMan (Review Manager,
versi 5.3.5; Pusat Nordic Cochrane,
Kolaborasi Cochrane, 2014;
C. Hasil 20. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
penelitian : menggambarkan responden yang mengikuti penelitian
C.1. Alur penelitian sampai selesai, drop out dan loss of follow up ?
dan data base line  Basis data elektronik termasuk PubMed, Web of
Science, Cochrane Library, dan Basis Data
Disertasi & Tesis ProQuest dicari secara
sistematis untuk mengidentifikasi studi yang
relevan untuk dimasukkan, dengan pencarian
terakhir pada 7 Januari 2020. Daftar referensi dari
semua artikel yang diambil dan tinjauan sistematis
yang ada dan meta-analisis juga dicari secara
manual. Untuk mengidentifikasi uji coba yang
tidak dipublikasikan, penulis penelitian dihubungi
melalui email dan Clinicaltrials.gov
 .
21. Bagaimana karakteristik responden dan base line data ?
•karakteristik studi yang disertakan. Sebanyak 2366
peserta dari 10 studi dengan usia rata-rata ± SD antara
26,5 ± 5.5 dan 32.25 ± 5,2 tahun dimasukkan dalam
ulasan ini. Ratarata, 54% ibu memiliki gelar sarjana
C.2. Hasil penelitian
(semua uji coba), 45% bekerja ( Mohammad- Alizadeh-
Charandabi dkk., 2013 ; O'mahen et al., 2013a , 2013b ;
Ngai dkk., 2015 ; Sawyer dkk., 2019 ), 84% menikah
( O'mahen dkk. 2013a ; O'mahen dkk., 2013b ; Wozney
dkk., 2017 ; Boyd dkk., 2018 ; Shorey dkk., 2019 ;
Sawyer dkk., 2019 ; Jiao dkk., 2019 ) dan 57%
melahirkan pervaginam ( Mohammad Alizadeh-
Charandabi et al., 2013 ; Milani dkk., 2015 ; Ngai dkk.,
2015 ; Sawyer dkk., 2019 ; Jio dkk., 2019). Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam variabel sosiodemografi
telah dilaporkan antara kelompok pada awal, kecuali
untuk status pekerjaan di O'mahen dkk. (2013a) dan
Sawyer dkk. (2019) . Dalam 6 percobaan, perekrutan
peserta dibatasi pada tingkat keparahan depresi
postpartum dasar serta skor EPDS ( O'mahen et al., 2013a
, 2013b ; Ngai dkk., 2015 ; Boyd dkk., 2018 ; Sawyer
dkk., 2019 ; Shorey dkk., 2019 ). Sedangkan dalam 4
studi yang tersisa, partisipasi perempuan tidak terbatas
pada skor EPDS awal.

22. Pada penelitian eksperimen apakah variabel perancu


(confounding variabel) dalam data base line tersebar
seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang, apa
yang dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variabel perancu?
Tidak dapat dijawab, karena artikel ini desainnya
tinjauan sisatematis dan meta-analisis dari uji coba
terkontrol secara acak.

23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan


uji hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukti atau tidak
terbukti (bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
Meta-analisis dari perbedaan rata-rata dalam nilai rata-rata
pasca-intervensi skor depresi postpartum termasuk 7 studi
dengan 521 peserta dalam kelompok intervensi dan 585
peserta dalam kelompok kontrol. Studi yang tersisa tidak
dimasukkan karena perbedaan dalam pelaporan data. Temuan
menunjukkan penurunan yang signifikan dalam skor depresi
postpartum pascaintervensi diukur menggunakan EPDS

24. Untuk penelitian eksperimen dengan variabel dependen


kategorik, apakah peneliti menjelaskan tentang nilai
kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need
to treat (NNT), relative risk reduction (RRR) atau absolute
risk reduction (ARR)
 Tidak dapat terjawab, karena penelitian ini
berdesain tinjauan sitematis dan meta-analisis dari
ujui coba terkontol secara acak.
D. Diskusi 25. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil
(discuss)
penelitian?

Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional

dan ilmiah tentang hal – hal yang ditemukan dalam

penelitian berdasarkan teori terkini?

Catatan : meskipun hasil penelitian tidak sesuai

dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap

berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional

secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.

Temuan dari metaanalisis menyoroti efek yang

menguntungkan secara signifikan dari intervensi

telemedicine pada depresi postpartum ibu. Secara


keseluruhan, tingkat kepatuhan dan kepuasan peserta

tampaknya menjanjikan dan positif di seluruh studi.

Dalam analisis subkelompok, tidak ada perbedaan

signifikan yang ditemukan antara kelompok berbasis

telepon dan berbasis web untuk memperbaiki gejala

PPD. Beberapa penelitian telah meneliti persepsi

intervensi berbasis teknologi oleh ibu pada periode

pascakelahiran dan variabel potensial yang memediasi

efektivitasnya pada PPD. Dalam sebuah studi

kualitatif baru-baru ini yang dilakukan oleh Shorey

dan Ng (2019) , hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian program intervensi peer-support berbasis

telepon berhasil dirasakan oleh ibu yang berisiko

PPD. Mayoritas peserta menegaskan telah

mengurangi perasaan negatif dan menerima dukungan

emosional yang memuaskan ( Shorey dan Ng, 2019 ).

Di dalam ( Loughnan dkk., 2019 ), pemberian terapi

CBT berbasis web untuk wanita selama periode

postpartum telah menunjukkan peningkatan besar

dalam gejala PPD serta peningkatan yang signifikan

dalam kepercayaan orang tua dan kualitas hidup


psikologis ( p < . 001). Demikian pula, Ngai dkk.

(2017) menemukan bahwa wanita yang menerima

CBT berbasis telepon mengalami peningkatan yang

signifikan dalam p = 0,03) dan kualitas hidup yang

berhubungan dengan kesehatan fisik ( p < . 01).

peningkatan ibu ( Jiao dkk., 2019 ) dan self-efficacy

orang tua (Shorey et al., 2017) juga telah dilaporkan

pada peserta yang masing-masing menerima

intervensi psikoedukasi berbasis teori internet dan

program pendidikan kesehatan seluler.

26. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya

dengan penelitian – penelitian terdahulu serta teori yang ada

saat ini untuk menunjukan adanya relevansi?

Dibandingkan dengan perawatan standar, intervensi

telemedicine secara signifikan menurunkan gejala depresi

pascamelahirkan dan menunjukkan kelayakan dan

penerimaan di antara ibu pada periode pascakelahiran.

Namun,temuan tinjauan ini menyoroti perlunya uji coba

terkontrol acak berkualitas tinggi berskala lebih besar untuk

mengevaluasi dampak intervensi berbasis teknologi pada

depresi pascapersalinan dalam jangka pendek dan jangka


panjang.

27. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi

hasil penelitiannya dengan perkembangan ilmu

kebidanan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?

Untuk menyelidiki dan menetapkan pendekatan telemedicine

yang tepat, apakah akan menggabungkan intervensi berbasis

telepon dan web atau tidak, serta untuk menstandardisasi dan

menyusun konten intervensi. Faktor lain yang perlu

dieksplorasi adalah penyedia intervensi yang akuntabel,

untuk menentukan apakah relawan sebaya, perawat atau

petugas kesehatan mental harus memberikan intervensi

28. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil

penelitian?

Dalam hal kepentingan dan penerimaan intervensi berbasis

teknologi untuk depresi pascamelahirkan, temuan peneliti

konsisten dengan bukti yang tersedia. menegaskan efektivitas

dan kelayakan psikoterapi interpersonal yang diberikan

melalui telepon pada wanita dengan depresi pascamelahirkan.

Demikian pula, dalam tinjauan sistematis menemukan bahwa

penyampaian sesi intervensi melalui telepon untuk depresi


pascakelahiran meningkatkan kelayakan dan penerimaan

intervensi serta kepatuhan. Dukungan sebaya berbasis web

dan psikoedukasi intervensi juga dikonfirmasi memiliki

kegunaan dan penerimaan yang tinggi di antara para peserta.

29. Bagaimana applicability hasil penelitian menurut

peneliti? Apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada

tatanan praktik kebidanan ditinjau dari aspek fasilitas,

pembiayaan, sumber dana manusia dan aspek legal?

 Ya

30. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada

setting praktik klinik lainnya?

 Mungkin

31. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan

penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan

validitas hasil penelitian?

 Ya. Kelemahannya yaitu jumlah studi yang dipilih

dalam metaanalisis relatif kecil. Penulis percobaan

juga mengomentari ukuran sampel yang kecil.

Durasi intervensi di setengah dari studi umumnya


pendek. Hanya beberapa penelitian yang telah

melakukan penilaian tindak lanjut untuk

mengevaluasi dampak jangka panjang dari

intervensi. Terdapat keragaman metodologi

diantara studi, dalam hal jenis, konten dan

penyedia intervensi.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis ini

memiliki banyak kekuatan. Menurut peneliti, ini

adalah tinjauan pertama yang menyoroti dampak

yang masuk akal dari intervensi telemedicine yang

diberikan secara eksklusif selama periode

pascakelahiran pada depresi pascapersalinan, pada

wanita tanpa riwayat gangguan kesehatan mental

sebelumnya. Itu dilakukan sesuai dengan

pernyataan PRISMA ( Moher et al., 2009 ). Alat

ukur yang digunakan untuk mengidentifikasi PPD

valid dan reliabel dan dapat diterapkan dalam

pengaturan klinis dan penelitian. Lebih dari

setengah studi yang disertakan berkualitas tinggi.

Percobaan yang dipilih secara geografis dan etnis

beragam. Metaanalisis itu dikelompokkan


berdasarkan jenis intervensi.

 Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas

: keterbatasan ini dapat menurunkan validitas

eksternal dari temuan.

32. Pada level evidence apa hasil penelitian ini

dikategorikan?

 Derajat Ia.

 Rekomendasi B, karena ditemukan cukup bukti

bahwa intervensi atau prosedur tersebut dapat

meningkatkan outcome kesehatan dan keuntungan

yang didapat melebihi efek negative yang

membahayakan

Anda mungkin juga menyukai