Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS ARTIKEL ILMIAH

Tantangan Pelaksanaan Program Prevention of Mother to


Child Transmission (PMTCT): A Systematic Review
Dosen Pengampu: Angela Laka, S.kep, Ns. M.kep

Oleh:
Nama : Reynaldo Yohanes Tahulending
NIM : 17061118
Kelas :C
Semester : IV

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LASALLE MANADO
2019
Lembar Kerja Analisis Artikel Jurnal ilmiah

Topik/Pertanyaan Uraian
Judul penelitian/jurnal : Tantangan Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child
Transmission (PMTCT): A Systematic Review

Artikel jurnal ini ditulis Nimas Ayu Lestari Nurjanah 1, Tri Yunis Miko Wahyono 2
oleh : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok,
Indonesia1,2 nimas.ayu27@gmail.com1
Alasan pentingnya jurnal Jurnal ini dipilih karena dalam jurnal ini membahas tentang : Penyakit
ini dipilih: HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan global yang perlu
ditangani termasuk pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi.
Pencegahan penularan dilakukan dengan melaksanakan program
Prevention of Mother to Child Transmission atau program PMTCT.
Program PMTCT dianggap berhasil menekan resiko penularan dari ibu
ke bayi, namun hal tersebut berlum terlaksana secara baik dan
menyeluruh, berbagai macam tantangan terjadi dalam
penyelenggaraan program PMTCT.
Dengan kata-kata anda Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
sendiri, sebutkan tujuan mengetahui apa sajakah yang menjadi tantangan atau tantangan apa
dan manfaat dari yang dapat muncul atau terjadi dalam pelaksanaan program PMTCT.
penelitian ini : Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai tantangan-
tantangan yang terjadi pada saat penyelenggaraan program
PMTCT.
2. Dengan mengetahui apa yang menjadi tantangan dalam
pelaksanaan program PMTCT sehingga tantangan tersebut dapat
diminimalisir atau dihilangkan sehingga dalam pelaksanaan
program PMTCT selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik
Identifikasi Tinjauan pustaka yang digunakan tentang masalah yang diangkat
literature/tinjauan yang kami anggap tepat untuk melakukan tinjauan sistematis adalah
pustaka yang digunakan jurnal dari penelitian, dilaporkan dalam Bahasa inggris, di terbitkan
tentang masalah yang 3 tahun terakhir ( 2016-2018), Kami menggunakan tinjauan
diangkat: sistematis pada semua jenis desain studi. Studi dengan peserta wanita
dengan HIV positif, petugas, kader kesehatan yang menjalankan
program PMTCT. Lokasi penelitian melibatkan negara-negara
dengan jumlah HIV tinggi dan menerapkan PMTCT. Studi
dikeluarkan jika studi berkaitan dengan penularan, penyebaran HIV,
dampak HIV pada ibu dan anak serta yang tidak berkaitan dengan
Program PMTCT. Ringkasan literature yang digunakan,
1. Etoori, D, Kerschberger,2018, Challenges and swazilan
successes in the implementation of option B+ to prevent mother-
to-child transmission of HIV in southern Swaziland. Jumlah
sampel :665, studi :Cohort. Kesimpulan : program PMTCT
dianggap berhasil dalam menekan penurunan virus pada ibu dan
menurunkan kejadian penularan ke bayi, tantangan program
PMTCT diantaranyan gangguan effek dari pengobatan yang
tinggi, kurangnya partisipasi dari pasangan ibu bayi dalam
mengecek VL dll. (Etoori, 2018)
2. Schurter, R, Sousa, O, etc, 2016, Performance-Based incentives
may be Appropriate to address challenges to Delivery of
prevention of services in rural Mozambique; a qualitative
investigation. Jumlah sampel : 116. Studi : kualitatif. Kesimpulan
:semua petugas kesehatan (perawat, kader kesehatan, dll) bekerja
dengan motivasi intrinsic dengan beban kerja yang berat, system
pelaporan yang belum baik serta upah yang rendah (Schuster,
2016)
Jelaskan mengenai Pencarian data dan informasi menggunakan situs elektronik sebagai
sampel penelitian dalam sumber data. Hasil pencarian artikel digunakan PRISMA (Preferred
artikel jurnal: Reporting Items for Systematic Reviews & MetaAnalyses) untuk
instrumen dan menggunakan flowchart berdasarkan daftar checklist
PRISMA 2009, menghilangkan artikel yang tidak relevan dengan
kriteria identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan akhirnya
mengunduh artikel yang relevan. Langkah pertama adalah m e m b u
k a d a t a b a s e h ps://www.scopus.com/home.uri dan h
ps://www.proquest.com kemudian menggunakan pencarian
lanjutan.
Seleksi dokumen
Seleksi dokumen menggunakan kata kunci “Challenge” OR
“Defiance” AND
“Prevention of Mother To Child Transmission” OR “PMTCT” pada
jurnal di Scopus dan Proquest. Kami menemukan 311 Dokumen
berdasarkan full text akses dokumen gratis, Dokumen, berdasarkan
tahun publikasi (3 tahun) dan berdasarkan Bahasa inggris, Kemudian
menyeleksi jurnal berdasarkan judul dan abstrak 29 Dokumen dan
seleksi secara keseluruhan (full text) 4 dokumen untuk di analisis .

Kami mengidentifikasi 4 article, penelitian dilakukan dibeberapa


negara seperti Swazilan, Shiselweni, Lubombo, Hhohho, Manzini.
Mozambique dan india. 3 penelitian menggunakan desain kualitatif
dengan FGD dan wawancara tidak terstruktur dan 1 penelitian
menggunakan desain cohort. Penelitian berisi tantangan dalam
menjalankan program Prevention of Mother To Child Transmission
(PMTCT) baik yang di lakukan oleh ibu hami dengan HIV positif,
ataupun pertugas kesehatan (tenaga kesehatan, kader kesehatan).

Diskusi/pembahasan Hasil Penelitian : analisis dari 4 penlitian mengemukanan tantangan


mengenai hasil, dalam pelaksanaan program PMTCT baik tantangan yang dirasakan
penderita HIV ataupun petugas kesehatan yang melaksanakan
rekomendasi peneliti, dan
program, tantangan tersebut berasal dari faktor internal ataupun
implikasi terhadap eksternal. Tantangan dalam pelaksanaan program PMTCT
keperawatan : diantaranya adalah kurangnya informasi mengenai pengoabatn ART,
kurangnya dukungan keluarga, beratnya beban kerja yang dialami
petugas kesehatan dan terbatasnya alat tes HIV dan stok obat.
Rekomendasi peneliti :Dalam pelaksanaan program PMTCT yang
dialami ibu dengan status hiv diantaranya kurangnya informasi yang
berkaitan dengan program PMTCT, kurangnya komitmen dalam
menjalankan ART sehingga pengobatan tidak maksimal serta masih
banyak stigma dimasyarakat sehingga ibu enggan mengungkapkan
status HIVnya. Berbagai macam tantangan yang di hadapi tersebut
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan dalam penanganan kasus
HIV/AIDS perlu ditingkatkan seperti meningkatkan konseling pada
saat diagnosis HIV dan pada saat memulai ART. Tenaga kesehatan
memberikan informasi tentang HIV, menawarkan tes HIV,
melaksanakan tes HIV, menyampaikan hasil tes dan melakukan
konseling pasca tes dan melakukan rujukan ke unit perawatan,
dukungan dan pengbatan (PDP) jika hasil tes positif. Hambatan yang
dialami tenaga kesehatan adalah tidak semua tenaga kesehatan mampu
dalam menyampaikan informasi mengenai HIV, tidak semua mampu
menawarkan tes HIV hingga pasien mau untuk diperiksaa,
keterbatasan jumlah alat tes dan pelaporan yang belum lengkap dan
akurat serta masih kuatnya stigma mengenai HIV. (Sudrani, 2018)
Implikasi terhadap keperawatan :Kemampuan petugas kesehatan
dalam melaksanakan konseling juga berpengaruh terhadap
keberhasilan program PMTCT. Selain kemampuan konseling,
menurut resty Asmaurah dalam penelitiannya mengatakan kepekaan
dan peran petugas kesehatan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan
program PMTCT, seringnya interaksi antara tenaga kesehatan dan
pasien juga akan membawa pemahaman terhadap kondisi fisik maupun
psikis akan lebih baik, selain itu juga akan mempengaruhi rasa pecaya
diri dan penerimaan kehadiran petugas kesehatan. Edukasi dan
konseling juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program
(Asmauryanah, 2014).
Identifikasi informasi Informasi baru menurut saya terkait HIV/AIDS dari hasil penelitian
ini;
baru atau yang menurut
1. Upaya pencegahan penularan HIV/AID dari ibu ke bayi adalah
anda merupakan update dengan program PMTCT (Prevention of Mother to Child
Transmission). Dalam pelaksanaanya PMTCT mempunyai empat
bahan pembelajaran
prong/pilar yaitu:
terkait HIV/AIDS dari a. mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia
reproduktif.
hasil penelitian ini:
b. mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan
HIV.
c. mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV
kepada bayi yang dikandungnya.
d. memberikan dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada
ibu dengan HIV beserta bayi dan keluarganya. VCT (Voluntary
Counseling and Testing) adalah layanan tes, konseling,
dukungan, akses untuk terapi suportif, terapi infeksi oportunistik,
dan ART (Antiretroviral Therapy). (Kemenkes, 2015)
2. Tantangan dalam pelaksanaan program PMTCT baik tantangan
yang dirasakan penderita HIV ataupun petugas kesehatan yang
melaksanakan program, tantangan tersebut berasal dari faktor
internal ataupun eksternal. Tantangan dalam pelaksanaan
program PMTCT diantaranya adalah kurangnya informasi
mengenai pengoabatn ART, kurangnya dukungan keluarga,
beratnya beban kerja yang dialami petugas kesehatan dan
terbatasnya alat tes HIV dan stok obat.
3. Menurut Sanders dalam penelitiannya mengatakan ibu hamil
dengan HIV positif yang tidak mendapat dukungan dari keluarga
maupun tenaga kesehatan akan mengalami berbagai macam situasi
seperti kecemasan akan keadaannya dan bayinya, penularan ke
bayinya, proses persalinan yang akan dijalaninya. Kecemasan
tersebut akan terus berlangsung hingga ada kepastian bahwa
bayinya tidak tertular virus HIV. (Sanders, 2007).
Kesimpulan dari artikel Dalam artikel jurnal ini menurut saya keberhasilan dalam
jurnal (berdasarkan pelaksanaan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayinya
dapat dipengaruhi oleh factor internal dan factor ekternal. Factor
pemahaman anda):
internal yang dimaksud disini adalah dari ibu itu sendiri yakni misalnya
kurangnya keinginan dari diri sendiri dalam melakukan pengobatan
ARV atau kurangnya pengetahuan dan selanjutnya yakni factor
ekternal dapat berasal dari beberapa pihak. Misalnya keluarga,
kurangnya dukungan keluarga sebagai motivator ibu dalam
menjalankan program PMTCT. Adapun dari sisi petugas kesehatan
kurangnya minat dalam memberikan konseling dan edukasi mengenai
edukasi dan beratnya beban pekerjaan perawat serta rendahnya upah
perawat. Serta pengaruh ketersediaan alat tes HIVdan obat untuk
terapi ARV menjadi salah satu factor berhasilnya pelaksanaan program
PMTCT

Daftar Pustaka : American Academy of Pediatrics. (2000). Human immunodeficiency virus


infection. Dalam: Pickering LK, penyunting. 2000 Red Book: report
of the Commi ee on infectious diseases. Edisi 25. Elk Grove Village, IL.
American Academy of pediatric; 325-50
Anders, L.B. (2007). Women’s Voices: The Lived Experience of Pregnancy
and Motherhood After Diagnosis With HIV. Journal Of The
Association Of Nurses In Aids Care, 19 (1) 47-57.
Asmauryanah, R. (2014). Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi Di
Puskesmas
Jumpandang Baru Makassar.Bagian Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Te s i s . M a k a s s a
r : U n i ve r s i t a s Hasanuddin
Djauzi S, Djoerban Z. (2002). Penatalaksanaan HIV/AIDS Di Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1-71
Ernawati, suryoputro, a.etc. (2016). Niat Ibu Hamil Untuk Test HIV Di
UPT ( Unit
Pelayanan Terpadu) Puskesmas Alun-Alun Kabupaten Gresik.
Jurnal promosi kesehatan indonesia vol 11 no 1.
Etoori, D, Kerschberger, B, etc. (2018). Challenges and successes in the
implementation of option B+ to prevent mother-to-child transmission
of HIV in southern Swaziland. BMC Public Health. 18:374 hal 2-9.
Kamila, N., Siwiedrayanti, A. (2010). Persepsi Orang dengan HIV dan AIDS
terhadap Peran Kelompok Dukungan Sebaya. Jurnal Kemas
6 (1): 36-43.
Katiyari, L, chouraya, C, etc. (2016). Lessons learned from the PMTCT
program in
Swaziland: challenges with accepting lifelong ART for pregnant and
lactating women – a qualitative study. BMC Public Health. 16;1119
Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman Manajemen Program
Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis Dari Ibu Ke Anak. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman Pelaksanaan Pencegahan
Penularan HIV dan SIfilis dari Ibu ke Anak Bagi Tenaga Kesehatan.
Jakarta. Tersedia pada: h p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo
ad/Manlak_PPIA_2015.pdf.
Komisi penanggulangan HIV dan AIDS.
(2015). Strategi Dan Rencana Aksi Nasional 2015-2019
Penanggulangan HIV Dan AIDS
D i I n d o n e s i a . Te r s e d i a p a d a
h p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo ad/SRAN_2015_2019_FINAL.pdf.
Diakses pada 19 desember 2018.
Krist AM, Faucher AC. (2002) Management of newborns exposed to
maternal HIV infection. Am Fam Physician;65: 2049-56,2061
Lindegren ML, Steinberg SMS, Byers RH Jr.(2000). Epidemiology of
HIV/AIDS in children. Pediatr Clin North Am 47:1-20
Schuster, R, Sousa, O, etc. (2016). Performancebased incentives may be
appropriate to address challenges to delivery of prevention of vertical
transmission of HIV services in rural Mozambique: a qualitative
investigation. Jounal human resources for health. 14:60
Sudrani, si i. (2018). Provider initiative test and counseling (PITC) sebagai
upaya perluasan tes HIV pada populasi khusus. Public health
Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI hps://doi.org/10.22146/jkesvo.41998

Tantangan Pelaksanaan Program Prevention of Mother to Child


Transmission (PMTCT): A Systematic Review

Nimas Ayu Lestari Nurjanah 1, Tri Yunis Miko Wahyono 2


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 1,2 nimas.ayu27@gmail.com1

Submi ed 20 Desember 2018 Revised 11 Januari 2019 Accepted 20 Januari 2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit HIV/AIDS masih menjadi mengidentifikasi semua literatur yang di publikasikan
masalah kesehatan global yang perlu ditangani dengan menggunakan kata kunci yang relevan.
termasuk pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke Hasil: tantangan dalam pelaksanaan program PMTCT
bayi. Pencegahan penularan dilakukan dengan diantaranya adalah kurangnya informasi mengenai
melaksanakan program Prevention of Mother to Child pengoabatn ART, kurangnya dukungan keluarga,
Transmission atau program PMTCT. Program PMTCT beratnya beban kerja yang dialami petugas kesehatan
dianggap berhasil menekan resiko penularan dari ibu ke dan terbatasnya alat tes HIV dan stok obat.
bayi, namun hal tersebut berlum terlaksana secara baik Kesimpulan: Keberhasilan pencegahan penularan
dan menyeluruh, berbagai macam tantangan terjadi HIV/AIDS dari ibu ke bayi sangat bergantung dari
dalam penyelenggaraan program PMTCT. Tujuan: keterlibatan berbagai pihak, peran aktif dari tenaga
Mengetahun tantangan yang terjadi dalam pelaksanaan kesehatan dalam memberikan pendidikan dan
informasi mengenai penyakit HIV/AIDS kepada ibu dan

Kata Kunci: tantangan; PMTCT; HIV/AIDS hukum.

ABSTRACT

program PMTCT keluarga tidaklah cukup tetapi harus ditambah dengan


Metode: penelitian ini menggunakan systematic review peran aktif dan dukungan keluarga kepada ibu HIV yang
berdasarkan Preferred Reporting Items For Systematic akan bertindak sebagai motivator dalam melaksanakan
Reviews & Meta-Analyses (PRISMA) untuk pencegahan penularan
HIV/AIDS dari ibu ke bayinya
Background: HIV / AIDS is still a global health Meta-Analyzes (PRISMA) to identify all the literature
problem which needs to be addressed including published using relevant keywords.
prevention of HIV / AIDS transmission from mother to Results: challenges in implementing the PMTCT
child. Prevention of transmission is carried out by program are the lack of information on HIV treatment,
implementing the Prevention of Mother to Child lack of family support, the heavy workload experienced
Transmission or PMTCT program. The PMTCT by health workers and the limited availability of HIV
program is considered successful in reducing the risk of testing equipment and drug stocks.
mother-to-child transmission, but this has not been done Conclusion: The success of efforts to prevent HIV /
well and thoroughly, various kinds of challenges have AIDS transmission from mother to child does not
occurred in the implementation of the PMTCT program. depend on one party only, but involves several parties,
Objective: To know the challenges that occur in the active role of health workers in providing education
implementing the PMTCT program and information about HIV / AIDS to mothers and their
Method: This study uses a systematic review based on families is not enough but must be added with active
Preferred Reporting Items For Systematic Reviews & roles and support from family members to HIV mothers
as the primary motivator for good behavior in
accordance with the guidelines for PMTCT.

Keywords: challenges; PMTCT; HIV/AIDS Tantangan Pelaksanaan Program


Prevention of Mother to Child...
PENDAHULUAN anak (PPIA) sebagai salah satu solusi menurunkan
penularan virus HIV dari ibu ke bayinya.
Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus)
(Kemenkes RI, 2015)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
yang menyerang sel darah putih sehingga Penularan HIV secara vertikal (Mother to Child
menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh, Transmission) merupakan penularan HIV dari ibu
sedangkan AIDS (Acquired Deficiency Syndrome) HIV-positif ke anaknya selama kehamilan (5%-
merupakan kumpulan tanda atau gejala yang akan 10%), persalinan (10%-20), menyusui (10%-15%).
timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh MTCT menyumbang sebagian besar infeksi baru
karena infeksi oleh virus. HIV/AIDS masih terus pada anak-anak. Jika dalam proses tersebut tidak
menjadi masalah kesehatan yang utama bagi dilakukan intervensi dapat meningkatkan
masyarakat global dan memerlukan perhatian yang penularan hingga 15-45%. Penularan dari ibu ke
serius karena setiap tahun jumlahnya bertambah. bayinya dapat dicegah dengan memberikan ibu
ARV pada kehamilan dan menyusio (WHO, 2018)
Menurut UNAIDS (Joint United Nation
Programme On HIV and AIDS) mengatakan di Berdasarkan data di dunia pada tahun 2017,
Dunia pada akhir 2017 terdapat lebih dari 36,9 ditemukan 59% dari semua orang yang hidup
juta orang hidup dengan HIV (35,1 juta orang dengan HIV mengakses pengobatan dengan
dewasa dan 1,8 juta anak-anak), 1,8 juta kasus rincian; 59% orang dewasa berusia ≥ 15 tahun yang
baru HIV, dan 940.000 orang didunia meninggal hidup dengan HIV memiliki akses ke pengobatan,
karena HIV/AIDS. Kasus HIV di Indonesia tahun dan 52% dari anak-anak berusia 0–14 tahun. Selain
2017 terdapat 630.00 orang hidup dengan HIV itu, 65% dari wanita dewasa berusia ≥ 15 tahun
dengan jumlah kasus baru sebesar 49.000 orang memiliki akses ke perawatan, hanya 53% pria
dan jumlah orang yang meninggal karena AIDS dewasa yang berusia 15 tahun dan lebih tua
sebanyak 39.000 orang. (UNAIDS, 2018) memiliki akses. Pada tahun 2017 juga ditemukan
bahwa, 80% ibu hamil yang hidup dengan HIV
HIV/AIDS menjadi peyebab utama kematian usia memiliki akses ke obat antiretroviral untuk
reproduksi dibeberapa negara berkembang. Ibu
mencegah penularan HIV ke bayi mereka. (UNAIDS,
hamil dengan HIV dapat menularkan virusnya
kepada bayinya selama proses kehamilan, 2018)
persalinan atau saat menyusui, bila selama proses
Program PPIA atau PMTCT merupakan progran
tersebut tidak dilakukan intervensi tingkat
yang direncakanan dan dijalankan pemerintah
penularan dari ibu ke bayinya bisa sebesar 15-
untug mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS
14%. Di Indonesia sendiri, ditemukan jumlah
dari ibu ke bayinya. Program PMTCT mencegah
wanita usia ≥ 15 tahun yang hidup dengan HIV
penularan HIV/AIDS pada perempuan usia
yaitu 220.000 dan jumlah anak yang hidup
produktif dengan kehamilan HIV positif. Program
dengan HIV yaitu 13.000. ( UNAIDS, 2017) Jumlah
PMTCT dilaksanakan pada perempuan usia
ini akan terus meningkat, seiring dengan
produktif dengan melibatkan remaja dalam
meningkatnya prevalensi wanita usia 15-49 tahun
menyebarkan informasi tentang HIV/AIDS, selain
yang menderita HIV maka beresiko dapat
itu juga meningkatkan kesadaran perempuan
meningkatkan jumlah anak dengan HIV/AIDS.
tentang bagaimana cara menghindari penularan
Oleh karena itu pemerintah melaksanakan
virus HIV dan IMS ( Infeksi Menular Seksual) dan
program pencegahan penularan HIV dari ibu ke
menjelaskan manfaat konseling dan tes HIV secara
sukarela kepada kelompok yang berisiko, kader perlu dilakukan secara hati-hati, dan sebaiknya
dan tenaga kesehatan. (WHO, 2009 dan Kemenkes tidak diberikan apabila di dapatkan penekanan
2015) sistim imun atau gejala klinis infeksi HIV. (American
Academi of pediatrics, 2000 dan Krist 2002)
Kebijakan program PMTCT mulai dilaksanakan
pada tahun 2005 dibeberapa daerah di Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai macam layanan
Target yang harus dicapai adalah 100% ibu yang pengendalian HIV di indonesia mengalami
memeriksakan kandungannya menerima informasi kemajuandan jumlah orang yang yang
mengenai Safe Motherhood, cara berhubungan seks memanfaatkan juga bertambah sehingga tujuan
yang aman, pencegahan dan penanganan Infeksi pengendalian HIV dapat terlaksana (Kemenkes,
Menular Seksual (IMS), program PMTCT, konseling 2015). Namun, masih ada beberapa sub bagian
pasca tes dan pelayanan lanjutan ( Kemenkes, dari program yang belum memenuhi target. Hal ini
2015) terlihat dari jumlah wanita hamil yang mengakses
ARV sebanyak 10%. Dimana dari 12.000 wanita
Di Indonesia, ditemukan jumlah wanita usia ≥ 15 hamil yang membutuhkan ARV, yang dapat
tahun yang hidup dengan HIV yaitu 220.000 dan mengakses ARV hanya sebesar 1239 orang.
jumlah anak yang hidup dengan HIV yaitu 13 000. (UNAIDS, 2017)
Ditemukan 12% orang yang mengakses ARV Berdasarkan latar belakang tersebut kami akan
dengan rincian; 12% pada orang dewasa ≥ 15 membahas tantangan apa saja yang terjadi dalam
tahun yang hidup dengan HIV dan 23% dari anak- pelaksanaan program PMTCT, agar tantangan
anak yang berusia 0-14 tahun. Sedangkan wanita tersebut tapat teratasi sehingga tujuan dari
hamil yang mengakses ARV sebanyak 10%. Dimana program tersebut dapat dicapai dan dapat
dari 12.000 wanita hamil yang membutuhkan ARV, menekan penularan dari ibu ke anak.
yang dapat mengakses ARV sebesar 1239

orang. (UNAIDS, 2017) Metode Strategi pencarian


Beberapa strategi pencarian digunakan untuk
Berdasarkan Pediatric Spectrum of Disease Study mengidentifikasi studi yang relevan. Pencarian data
beberapa infeksi oportunistik sering terjadi pada dan informasi menggunakan situs elektronik
anak dengan infeksi HIV, yaitu pneumocystis carinii sebagai sumber data. Hasil pencarian artikel
pneumonia (PCP) umumnya timbul pada usia 3 digunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for
sampai 6 bulan, Mycobacterium avium complex Systematic Reviews & MetaAnalyses) untuk
(MAC) sering terjadi pada anak usia 5 tahun, instrumen dan menggunakan flowchart
candidiasis esofagus, infeksi bakterial berulang, danberdasarkan daftar checklist PRISMA 2009,
tuberculosis (Lindergen, 2000) menghilangkan artikel yang tidak relevan dengan
kriteria identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan
Pe n c e g a h a n t e r h a d a p i n f e k s i
akhirnya mengunduh artikel yang relevan. Langkah
oportunistik dibagi menjadi pencegahan primer
yaitu mencegah terjadinya infeksi, dan pencegahan pertama adalah m e m b u k a d a t a b a s e h
sekunder yaitu pemberian obat setelah infeksi ps://www.scopus.com/home.uri dan h
terjadi. ( Djauzi, 2002) Pencegahan terhadap infeksi ps://www.proquest.com kemudian menggunakan
oportunistik dapat dihentikan apabila terdapat pencarian lanjutan.
peningkatan dari CD4+ >200/mL selama 3 bulan.
(Djauzi, 2002 dan USPHS, 2001) Seleksi dokumen
Seleksi dokumen menggunakan kata kunci
Anak dengan infeksi HIV sebaiknya diberi imunisasi “Challenge” OR “Defiance” AND
sesegera mungkin dengan vaksin inactivated
sedangkan imunisasi dengan menggunakan vaksin “Prevention of Mother To Child Transmission” OR
hidup a enuated pada anak dengan infeksi HIV “PMTCT” pada jurnal di Scopus dan Proquest.
Kami menemukan 311 Dokumen berdasarkan
full text akses dokumen gratis, Dokumen,
berdasarkan tahun publikasi (3 tahun) dan
berdasarkan Bahasa inggris, Kemudian menyeleksi
jurnal berdasarkan judul dan
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

abstrak 29 Dokumen dan seleksi secara menggunakan tinjauan sistematis pada semua
keseluruhan (full text) 4 dokumen untuk di analisis jenis desain studi. Studi dengan peserta wanita
dengan HIV positif, petugas, kader kesehatan yang
Kriteria Inklusi dan eksklusi menjalankan program PMTCT. Lokasi penelitian
Kriteria inklusi dokumen yang kami anggap tepat melibatkan negara-negara dengan jumlah HIV
untuk melakukan tinjauan sistematis adalah jurnal tinggi dan menerapkan PMTCT. Studi dikeluarkan
dari penelitian, dilaporkan dalam Bahasa inggris, jika studi berkaitan dengan penularan, penyebaran
di terbitkan 3 tahun terakhir ( 2016-2018), Kami HIV, dampak HIV pada ibu dan anak serta yang
tidak berkaitan dengan Program PMTCT.

66 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Gambar 1: Hasil pencarian literatur Tabel 1: Ringkasan


penelitian yang menunjukkan tantangan dalam
pelaksanaan program PMTCT

67 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

68 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

HASIL komitmen mendampingi selama pengobatan.


Komitmen penderita dalam menjalankan terapi
Kami mengidenti asi database berdasarkan
ART juga menjadi tantangan terendiri karena
beberapa kriteria seperti dokumen dapat di akses
terapi tersebut berlangsung seumur hidup. Selain
gratis dan full text, berbahasa inggris
itu keengganan pasien untuk mengungkapkan
danditerbitkan dalam 3 tahun terakhir kami
status HIVnya juga menjad tantangan dalam
mendapatkan 311 dokumen, kemudian kami
pelaksanaan PMTCT.
berdasarkan judul dan abstrak didapatkan 29 studi
yang relevan dan 282 studi yang tidak relevan, Tantangan dalam menjalankan program PMTCT
studi tersebut membahas seputar penyakit HIV yang terjadi pada petugas kesehatan (tenaga
secara menyeluruh seperti epidimiologi HIV, faktor kesehatan, kader kesehatan) meliputi tidak
risiko HIV, dampak dari HIV dan beberapa seimbangnya beban kerja dengan upah yang di
tantangan yang dihadapi seperti masih sulitnya dapat, selain itu terjadi kesulitan dalam
menjangkau orang yang menjadi faktor risiko HIV memastikan layanan PMTCT yang tepat untuk
karena beberapa alasan seperti masih belum pasiennya, tantangan lain adalah memastikan
terbukanya orang tersebut dan faktor demografi. pasien komitmen menjalankan terapi dengan
29 studi yang relevan di analisis berdasarkan full menghilangkan stigma yang melekat di
text terdapat 25 artikle yang tidak memenuhi masyarakat, ketersediaan obat dan alat tes hiv
standar kelayakan (eligibility) 25 artikel tersebut juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan
membahas mengenai penularan HIV secara program. Dengan tidak tersedianya obat atau alat
vertikal dan program PMTCT. tes pasien menjadi hilang kepercayaan pada
program yang dilaksankan.
Kami mengidentifikasi 4 article, penelitian
dilakukan dibeberapa negara seperti Swazilan,
PEMBAHASAN
Shiselweni, Lubombo, Hhohho, Manzini.
Mozambique dan india. 3 penelitian menggunakan Pada tahun 2020 indonesia menargetkan 3 zero
desain kualitatif dengan FGD dan wawancara tidak yaitu zero new infection, zero death related aids dan
terstruktur dan 1 penelitian menggunakan desain zero discrimination target tersebut juga sejalan
cohort. Penelitian berisi tantangan dalam dengan target yang ingin di capai UNAID pada
menjalankan program Prevention of Mother To tahun 2020 yaitu 90% orang mengatahui status
Child Transmission (PMTCT) baik yang di lakukan HIVnya, 90% orang yang terkena HIV mendapatkan
oleh ibu hami dengan HIV positif, ataupun ART dan 90% orang yang mendapat ART
pertugas kesehatan (tenaga kesehatan, kader mengalami penurunan viral load. Target tersebut
kesehatan). dilakukan dengan cara melakukan pencegahan
penularan HIV, meningkatkan akses pemeriksaan
Dari 4 artikel yang dianalisis tantangan dalam
HIV, pengobatan HIV, meningkatkan retensi
menjalankan program PMTCT bisa muncul dari
pengobatan, meningkatkan kualitas hidup ODHA,
pasien ataupun dari petugas yang melaksanakan
mitigasi dampak sosial ekonomi epidemi HIV pada
program. Tantangan yang dapat terjadi pada
individu, keluarga dan masyarakat untuk menjaga
pasien meliputi kurangnya informasi tentang
produktivitas dan sumber daya manusia Indonesia.
program pencegahan penularan HIV dari ibu ke
(Komisi penanggulanga HIV dan AIDS, 2015)
anak mulai dari tujuan, manfaat, efek samping
serta informasi mendalam mengenai ART, selain Dalam mewujudkan target 3 zero salah satu cara
itu keterlibatan pasangan dan keluarga juga yang digunakan adalah dengan cara mencegah
berpengaruh terhadap berjalannya program penularan HIV, penularan tersebut dapat berasal
PMTCT, keterlibatan tersebut meliputi keikut dari ibu ke anaknya. Pencegahan tersebut sesuai
sertaan dalam proses pengobatan seperti dengan rekomendasi WHO pada tahun 2010
keaktifan mengecek jumlah viral load dan dimana semua ibu hamil ditawarkan untuk

69 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

melakukan test HIV, akan tetapi cakupan ibu hamil dan akurat serta masih kuatnya stigma mengenai
yang melakukan tes HIV masih rendah yaitu <1%. HIV. (Sudrani, 2018)

Upaya pencegahan penularan HIV/AID dari ibu ke Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
bayi adalah dengan program PMTCT (Prevention of atau Prevention Mother to Child Transmission
Mother to Child Transmission). Dalam (PMTCT) merupakan program pemerintah untuk
pelaksanaanya PMTCT mempunyai empat mencegah penularan virus
prong/pilar yaitu:
HIV/AIDSdariibukebayiyang
a. mencegah terjadinya penularan HIV pada dikandungnya. Program tersebut mencegah
perempuan usia reproduktif. terjadinya penularan HIV/AIDS pada perempuan
b. mencegah kehamilan yang tidak usia produktif kehamilan dengan HIV positif,
direncanakan pada ibu dengan HIV. penularan HIV/AIDS dari ibu hamil ke bayi yang
c. mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu dikandungnya. (WHO, 2009 dan Kemenkes 2015)
hamil dengan HIV kepada bayi yang Dalam pelaksanaan PMTCT dimulai dengan
dikandungnya.
pelayanan ANC terpadu, konseling dan tes HIV
d. memberikan dukungan psikologis, sosial, dan wajib pada ibu hamil pada saat ANC pertama kali.
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta Konseling pasca tes bagi ibu hamil yang hasilnya
bayi dan keluarganya. VCT (Voluntary
positif dilaksanakan bersamaan dengan (couple
Counseling and Testing) adalah layanan tes,
counseling), pemberian kondom diberikan sebagai
konseling, dukungan, akses untuk terapi
alat pencegahan penularan IMS dan HIV.
suportif, terapi infeksi oportunistik, dan ART
(Antiretroviral Therapy). (Kemenkes, 2015) Terapi antriretroviral pada ibul hamil dengan HIV
Bagi tenaga kesehatan dalam rangka mendorong positif mengikuti pedoman ART untuk orang
ibu hamil melakukan tes HIV dapat dikategorikan dewasa. Pada ibu hamil, pasien TB dan Hepatitis
sebagai Provider Initiated Testing and Counseling terapi dapat langsung diberikan tanpa melihat
(PITC). stadium klinis dan jumlah CD4, tetapi pemeriksaan
CD4 juga diperlukan untu pemantauan
PICT merupakan kebijakan pemerintah di layanan pengobatan. Untuk ibu hamil d e n g a n H I V p o s
kesehatan dimana semua tenaga kesehatan harus i t i f t e r a p i y a n g direkomendasikan
menganjurkan tes hiv terkusus untuk ibu hamil. menggunakan kombinasi tiga obat (2 NRTI + 1
Kegiatan PITCT berisi kegiatan memberi anjuran NNRTI). Perlu dihindari penggunaan “triple nuke”
dan pemeriksaan HIV dengan prinsip pasien sudah (3 NRTI). Paduan obat ARV Kombinasi Dosis Tetap
mendapat informasi yang cukup mengenai HIV dan
/ Fixed Dose Combination (FDC): TDF (300mg) +
setuju dilakukan tes HIV. ( Ernawati 2016)
3TC (300mg) + EFV (600mg). (Kemenkes, 2015)
Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang
Untuk ibu hamil yang sudah mengetahui status HIV
HIV, menawarkan tes HIV, melaksanakan tes HIV,
sebelum hamil terapi ARV tetap dilanjutkan sesuai
menyampaikan hasil tes dan melakukan konseling
panduan sebelum hamil, jika ibu mengetahu status
pasca tes dan melakukan rujukan ke unit
HIVnya pada saat hamil maka diberikan ARV tanpa
perawatan, dukungan dan pengbatan (PDP) jika
melihat stadium klinis dan jumlah CD4nya. Untuk
hasil tes positif. Hambatan yang dialami tenaga
ibu yang mengetahui status HIVnya pada saat
kesehatan adalah tidak semua tenaga kesehatan
persalinan segera diberikan ARV. (Kemenkes,
mampu dalam menyampaikan informasi mengenai
HIV, tidak semua mampu menawarkan tes HIV 2015)
hingga pasien mau untuk diperiksaa, keterbatasan
Hasil analisis dari 4 penlitian mengemukanan
jumlah alat tes dan pelaporan yang belum lengkap
tantangan dalam pelaksanaan program PMTCT

70 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

baik tantangan yang dirasakan penderita HIV positif HIV menjalankan program PMTCT. (
ataupun petugas kesehatan yang melaksanakan Wahyuni, 2014)
program, tantangan tersebut berasal dari faktor
Tantangan yang dihadapi oleh petugas pelaksana
internal ataupun eksternal.
program PMTCT diantaranya terlalu banyak beban
Dalam pelaksanaan program PMTCT kerja dan upah yang tidak seimbang, beban kerja
yang dialami ibu dengan status hiv diantaranya tersebut meliputi melkukan pemantauan,
kurangnya informasi yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan kasus serta
program PMTCT, kurangnya komitmen dalam keberjalannannya program serta memastikan
menjalankan ART sehingga pengobatan tidak komitmen pasien dalam ART. Terlalu banyaknya
maksimal serta masih banyak stigma beban kerja bisa disebabkan kurangnya jumlah
dimasyarakat sehingga ibu enggan tenaga kesehtan atau pesebaran tenaga kesehatan
mengungkapkan status HIVnya. Berbagai macam yang tidak merata. Tanntangan tersebut akan
tantangan yang di hadapi tersebut menunjukkan mengurangi semangat kerja dan kinerja tenaga
bahwa peran tenaga kesehatan dalam kesehatan dalam melaksanakan program PMTCT.
penanganan kasus HIV/AIDS perlu ditingkatkan Karmila dalan penelitiannya menggatakan bahwa
seperti meningkatkan konseling pada saat ODHA yang telah bertemu tenaga kesehatan
diagnosis HIV dan pada saat memulai ART. memiliki presepsi positif terhadap terapi ARV.
Kemampuan petugas kesehatan dalam Presepsi posotif tersebut didapat setelah petugas
melaksanakan konseling juga berpengaruh kesehatan memberikan konseling dan motivasi
terhadap keberhasilan program PMTCT. Selain untuk pelaksanakan program HIV (Kamila, 2010).
kemampuan konseling, menurut resty Asmaurah
Selain itu menurut Sanders dalam penelitiannya
dalam penelitiannya mengatakan kepekaan dan
mengatakan ibu hamil dengan HIV positif yang
peran petugas kesehatan sangat berpengaruh
tidak mendapat dukungan dari keluarga maupun
dalam pelaksanaan program PMTCT, seringnya
tenaga kesehatan akan mengalami berbagai
interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien
macam situasi seperti kecemasan akan
juga akan membawa pemahaman terhadap
keadaannya dan bayinya, penularan ke bayinya,
kondisi fisik maupun psikis akan lebih baik, selain
proses persalinan yang akan dijalaninya.
itu juga akan mempengaruhi rasa pecaya diri dan
Kecemasan tersebut akan terus berlangsung
penerimaan kehadiran petugas kesehatan.
hingga ada kepastian bahwa bayinya tidak tertular
Edukasi dan konseling juga sangat berpengaruh
virus HIV. (Sanders, 2007).
terhadap keberhasilan program (Asmauryanah,
2014). Ketersediaan alat tes HIV dan obat ARV juga
menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan
Komitmen sangat penting dalam pelaksanaan
PMTCT, jika kurangnya ketersediaan alat tes dan
PMTCT, komitmen tersebut mencakup.
obat akan menyebabkan orang enggan mengecek
Keterturan meminum ARV seumur hidupnya.
status hiv pada dirinya. Hal tersebut akan
Komitmem tersebut bukan hanya dari pasien
memperburuk kondisi pesebaran HIV dan akan
yang menjalankan terapi tetapi juga dari orang-
menjadi sangat mudah meningkatnya kasus HIV
orang sekitarnya. Menurut penelitian wenny
karena tidak ada penanganan terhadap orang
wahyu mengatakan peran suami dan keluarga
dengan status HIV. Peran pemerintah terkait
memperlihatkan pengaruh yang positif pada
penyediaan dan penyaluran alat tes HIV dan Obat
pastisipasi pasien menjalankan program PMTCT.
ARV sangat diperlukan.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Green dimana peran suami Dengan manajeman yang baik makan kebutuhan
dan keluarga termasuk faktor reinforsing yang alat tes HIV dan obat ARV tersebut akan terpenuhi.
akan membentuk prilaku baru yaitu faktor
penguat seseorang mempengaruhi ibu hamil

71 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

KESIMPULAN Etoori, D, Kerschberger, B, etc. (2018). Challenges


Berhasilnya pelaksanaan pencegahan penularan and successes in the implementation of
HIV/AIDS dari ibu kebayinya bergantung pada option B+ to prevent mother-to-child
beberapa pihak. Peran aktif tenaga kesehatan transmission of HIV in southern Swaziland.
dalam pemeberian konseling dan edukasi BMC Public Health. 18:374 hal 2-9.
mengenai HIV tidak hanya dilakukan pada ibu,
tetapi juga dilakukan pada keluarganya. Informasi Kamila, N., Siwiedrayanti, A. (2010). Persepsi
pada keluarga saja tidak cukup tetapi juga Orang dengan HIV dan AIDS terhadap
perlunya peran aktif dan dukungan anggota Peran Kelompok Dukungan Sebaya. Jurnal
keluarga sebagai motivator ibu dalam menjalankan Kemas
program PMTCT.
6 (1): 36-43.

DAFTAR PUSTAKA Katiyari, L, chouraya, C, etc. (2016). Lessons


American Academy of Pediatrics. (2000). Human learned from the PMTCT program in
immunodeficiency virus infection. Dalam: Swaziland: challenges with accepting
Pickering LK, penyunting. 2000 Red Book: lifelong ART for pregnant and lactating
report of the Commi ee on infectious diseases. women – a qualitative study. BMC Public
Edisi 25. Elk Grove Village, IL. American Health. 16;1119
Academy of pediatric; 325-50
Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman
Anders, L.B. (2007). Women’s Voices: The Lived Manajemen Program Pencegahan Penularan
Experience of Pregnancy and Motherhood HIV dan Sifilis Dari Ibu Ke Anak. Jakarta
After Diagnosis With HIV. Journal Of The
Association Of Nurses In Aids Care, 19 (1) Kementerian Kesehatan RI (2015) Pedoman
47-57. Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV
dan SIfilis dari Ibu ke Anak Bagi Tenaga
Asmauryanah, R. (2014). Pencegahan Penularan
Kesehatan. Jakarta. Tersedia pada: h
HIV Dari Ibu Ke Bayi Di Puskesmas
p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo
Jumpandang Baru Makassar.Bagian ad/Manlak_PPIA_2015.pdf.
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Komisi penanggulangan HIV dan AIDS.
Masyarakat Universitas Hasanuddin. Te s i s
. M a k a s s a r : U n i ve r s i t a s (2015). Strategi Dan Rencana Aksi Nasional
Hasanuddin 2015-2019 Penanggulangan HIV Dan AIDS

Djauzi S, Djoerban Z. (2002). Penatalaksanaan D i I n d o n e s i a . Te r s e d i a p a d a


HIV/AIDS Di Pelayanan Kesehatan Dasar.
h p://siha.depkes.go.id/portal/files_uplo
Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran
ad/SRAN_2015_2019_FINAL.pdf.
Universitas Indonesia. 1-71
Diakses pada 19 desember 2018.
Ernawati, suryoputro, a.etc. (2016). Niat Ibu
Krist AM, Faucher AC. (2002) Management of
Hamil Untuk Test HIV Di UPT ( Unit
newborns exposed to maternal HIV infection.
Pelayanan Terpadu) Puskesmas Alun-Alun
Am Fam Physician;65: 2049-56,2061
Kabupaten Gresik. Jurnal promosi kesehatan
indonesia vol 11 no 1. Lindegren ML, Steinberg SMS, Byers RH Jr.(2000).
Epidemiology of HIV/AIDS in children.
Pediatr Clin North Am 47:1-20

72 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Schuster, R, Sousa, O, etc. (2016).


Performancebased incentives may be
appropriate to address challenges to delivery
of prevention of vertical transmission of HIV
services in rural Mozambique: a qualitative
investigation. Jounal human resources for
health. 14:60

Sudrani, si i. (2018). Provider initiative test and


counseling (PITC) sebagai upaya perluasan
tes HIV pada populasi khusus. Public health

73 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

symposium. 7-9 mei. Yogyakarta, indonesia

Suryavanshi, N, Mave, V, etc.2018. Challenges and opportunities for outreach workers in the Prevention of
Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT) program in India. Jounal plos one 13(9).

UNAIDS (2017). AIDS info; Country factsheets Indonesia 2016. hal. 1–6. Tersedia pada: h
ps://aidsinfo.unaids.org/%0D. diakses tanggal 2 desember 2018 UNAIDS (2018). Global HIV & AIDS
statistics - 2018 fact sheet. Tersedia pada: h p://www.unaids.org/en/resources/fact

-sheet. Diakses pada 4 Desember 2018


Wahyuni, Wenny. 2014. Partisipasi Orang dengan

74 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Nimas Ayu Lestari Nurjanah, dkk


HIV/AIDS (ODHA) Ibu Rumah Tangga pada program Prevention Mother to Child Transmission
(PMTCT) di Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 9(2) : 206-217

WHO (2009) A Guide for Adaptation and Implementation. Tersedia pada

https://www.who.int/hiv/topics/treatme nt/guide_for_adaptation.pdf diakses pada 5 desember


2018

WHO (2018) HIV / AIDS : Key facts, Risk factors.

Tersedia pada

h ps://www.who.int/news-room/factsheets/detail/hiv-aids diakses pada 2

Desember 2018

Untuk diperhatikan:
1. Setiap mahasiswa mencari 1 Jurnal Keperawatan terkait Keperawatan HIV/AIDS (jurnal yang
digunakan harus berbeda untuk masing-masing mahasiswa) dan membahasnya/menganalisis jurnal
tersebut menggunakan lembar kerja analisis (format tabel di atas) dengan daftar pustaka minimal 5
tahun kebawah.
2. Jurnal yang digunakan dilampirkan dan dikumpulkan bersama dengan lembar kerja analisis artikel
jurnal ilmiah.
3. Tugas dikumpulkan ke alamat email alaka@unikadelasalle.ac.id pada hari Sabtu, 08 Juni 2019
dengan batas waktu sampai pukul 23.59 WITA

75 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019

Anda mungkin juga menyukai