Anda di halaman 1dari 12

Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

PENGETAHUAN GIZI SELAMA KEHAMILAN DAN


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PADA IBU ANTENATAL
Lim ZX1 , Wong JL2, Rekatkan PY 3 , Segera LK1*
1
Sekolah Ilmu Kesehatan, Kampus Kesehatan, Universitas Sains Malaysia
2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tunku Abdul Rahman, Bandar Sungai
Panjang, Malaysia
3
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universiti Putra Malaysia, Serdang, Malaysia

*Penulis koresponden: Soon Lean Keng, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kampus Kesehatan, Universiti
Sains Malaysia Email:
Soonlk@usm.my

ABSTRAK

Latar Belakang: Peningkatan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan ibu dan bayinya yang baru lahir. Memahami pengetahuan gizi ibu hamil
sangat penting untuk mengembangkan strategi efektif dalam mengurangi malnutrisi dan mendorong
perilaku pola makan yang lebih sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pengetahuan gizi selama kehamilan di kalangan ibu antenatal di
rumah sakit pendidikan tersier di timur laut Malaysia.

Bahan dan Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan pada 88 ibu hamil yang dipilih secara acak di
Klinik Obstetri dan Ginekologi pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner yang diisi sendiri antara bulan Desember 2015 dan Februari 2016. Tes Kruskal-
Wallis digunakan untuk menentukan hubungan variabel sosio-demografis terpilih dan data obstetrik
dengan skor pengetahuan gizi pada ibu antenatal.

Hasil: Rata-rata usia peserta adalah 32,06 ± 5,56 tahun. Lebih dari separuh (63,6%) ibu antenatal
memiliki tingkat pengetahuan gizi baik. Status pekerjaan yang lebih tinggi (p=0,030) dan pendapatan
rumah tangga bulanan (p=0,016) peserta berhubungan secara signifikan dengan skor pengetahuan
gizi yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Temuan ini menyoroti kesenjangan pengetahuan yang ada pada ibu hamil saat ini. Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan gizi harus diintensifkan untuk mengatasi masalah ini.

Kata Kunci: Pengetahuan gizi, ibu antenatal, kehamilan, Malaysia

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 117


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

1.0 Pendahuluan

Gizi selama kehamilan memiliki dampak besar terhadap hasil kehamilan dan dianggap sebagai faktor
penentu penting bagi kehamilan yang sehat dan sukses termasuk kesehatan seumur hidup generasi
mendatang (Adikari et al., 2016; Han et al., 2011; Bawadia et al., 2010;McDonald dkk., 2010). Meskipun
gizi adalah asupan makanan yang diperlukan untuk kesehatan yang optimal, beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa gizi ibu yang tidak memadai dapat menyebabkan malnutrisi yang menyebabkan
hasil akhir kehamilan yang buruk, seperti kegagalan pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah,
kelahiran prematur, kematian dan morbiditas prenatal dan bayi ( Abu-Saad & Fraser, 2010;Komisi
Kependudukan Nasional & ICF Internasional, 2014). Sebaliknya, asupan nutrisi yang berlebihan selama
kehamilan dapat menyebabkan komplikasi seperti preeklampsia, diabetes gestasional, makrosomia,
distosia, dan prevalensi operasi caesar yang lebih tinggi (Rocco et al., 2005).

Pengetahuan tentang gizi merupakan elemen penting untuk memastikan hasil kehamilan yang positif
dan merupakan bagian integral untuk mencapai perilaku makan sehat dan selanjutnya meningkatkan
kualitas makanan mereka (Zalilah et al., 2008; Mugyia et al., 2016). Mitra dkk. (2012) menyoroti
pentingnya ibu hamil dapat memperoleh manfaat melalui pengetahuan gizi. Meskipun terdapat
rekomendasi asupan nutrisi (RNI) di Malaysia yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu dan
mengurangi risiko hasil kehamilan yang merugikan, terdapat peningkatan proporsi berat badan ibu
sebelum melahirkan yang melebihi kisaran sehat (Malaysian Dietary Guidelines, 2017). Seperti dilansir
RNI, pengetahuan gizi selama kehamilan diperlukan untuk memastikan penambahan berat badan
kehamilan yang optimal dan mengurangi komplikasi, yang keduanya terkait dengan hasil kelahiran
yang positif dan berkontribusi terhadap kesehatan ibu secara keseluruhan. Namun, bukti menunjukkan
bahwa ibu antenatal selama kehamilan tidak selalu menerapkan rekomendasi ini dan alasannya masih
kurang dipahami (Malaysian Dietary Guidelines, 2017). Penelitian terkait pengetahuan gizi ibu tidak
banyak dilakukan dalam konteks lokal. Meskipun nutrisi ibu selama kehamilan sangat penting dalam
mengurangi angka kematian ibu dan kematian bayi yang merupakan area target dalam mencapai
Tujuan Pembangunan Milenium di Malaysia, masih kurangnya penelitian yang dilakukan untuk menilai
tingkat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan gizi selama kehamilan di kalangan
ibu antenatal. . Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki masalah ini. Makalah ini melaporkan sebuah
penelitian yang berupaya untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dan membagikannya pada
tingkat nasional, regional dan internasional untuk berkontribusi pada basis bukti untuk memberikan
informasi mengenai perawatan antenatal di masa depan ketika berhubungan dengan pengetahuan gizi ibu.

2.0 Bahan dan Metode

Penelitian cross-sectional dilakukan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017. Populasi
penelitian merupakan ibu antenatal berusia 18 tahun ke atas yang dipilih secara acak, dengan usia
kehamilan bervariasi yang menerima pelayanan antenatal di Klinik Obstetri dan Ginekologi, Rumah
Sakit Universiti Sains Malaysia, Kelantan . Pengambilan sampel acak sederhana dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk merekrut peserta penelitian yang memenuhi syarat.

Jumlah sampel yang dihitung yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 88 peserta. Beberapa
parameter digunakan untuk penghitungan ukuran sampel, dan perkiraan ukuran sampel tertinggi
2 digunakan
dipilih untuk memaksimalkan ukuran sampel yang diperlukan. Rumus rata-rata sederhana, = (1,96 x / )
untuk menghitung ukuran sampel yang dipilih, dengan standar deviasi ( ) sebesar 3,4 dan ukuran efek
( ) sebesar 0,75 mengacu pada penelitian Mitra et al. (2012). Tingkat putus sekolah sebesar 10% (/

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 118


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

) dipertimbangkan dalam perhitungan ukuran sampel untuk mengantisipasi


peserta yang tidak menanggapi kuesioner yang dibagikan.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri, terdiri dari dua bagian,
yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (pengetahuan Cronbach ÿ = 0,819). Bagian I
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan sosio-demografis,
kebidanan dan medis. Bagian II terdiri dari 15 indikator pengetahuan yang digunakan untuk
mengevaluasi pengetahuan gizi ibu antenatal selama kehamilan, dinilai menggunakan
respon dikotomis 'Ya' atau 'Tidak'. Skor 1 diberikan untuk jawaban benar dan 0 untuk
jawaban salah. Untuk Bagian II, mereka diberi skor pada skala mulai dari 0 hingga 15 setelah
menganalisis pengetahuan mereka. Skor pengetahuan dikategorikan baik (ÿ75%), sedang
(51% hingga 74%) dan buruk (ÿ50%) seperti yang disarankan oleh Kelompok Kerja Teknis Penelitian Kemen

Penelitian ini disetujui oleh rumah sakit yang berpartisipasi dan komite etika institusi lokal
(USM/JEPeM 16110462) dan dilakukan sesuai dengan standar etika Deklarasi Helsinki.
Peserta yang memenuhi kriteria inklusi penelitian diberikan informasi tentang penelitian,
dan partisipasi bersifat sukarela.

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package Social
Sciences (SPSS) versi 24. Analisis deskriptif dilakukan, dan mean serta deviasi standarnya
dilaporkan untuk variabel numerik. Untuk variabel kategori, frekuensi dan persentasenya
dilaporkan. Distribusi normalitas diperiksa untuk variabel numerik.
Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui hubungan variabel sosio-demografi terpilih
dan data obstetri dengan skor pengetahuan gizi pada ibu antenatal. Tingkat signifikansi
ditetapkan pada nilai P <0,05.

3.0 Hasil

3.1 Karakteristik demografi peserta

Tabel 1 merangkum karakteristik sosio-demografis dari 88 peserta penelitian. Usia rata-rata


peserta adalah 32,06 ±5,56 tahun. Mayoritas adalah etnis Melayu (96,6%), bekerja (58%),
memiliki pendapatan rumah tangga bulanan RM1500 atau kurang (37,5%), multigravida
(80,7%), paritas dua ke atas (70,5%), dan memiliki tingkat pendidikan universitas (44,3%).
%). Rata-rata minggu kehamilan adalah 29,23 (8,17). Enam puluh dua (70,5%) memiliki paritas dua ke atas.
Di antara peserta, empat puluh satu (46,6%) diklasifikasikan sebagai BMI normal sebelum
kehamilan, sembilan belas (21,6%) kelebihan berat badan, enam belas (18,2%) sebagai
obesitas, dan dua belas (13,6%) sebagai kekurangan berat badan. Lebih dari tiga perempat
ibu antenatal (95,5%) telah menerima informasi gizi ibu selama kehamilan. Dari total 88
peserta, 24,4% mendapatkan sumber informasi dari dokter, 24% dari perawat, 23,3% dari
media massa, 14,3% dari teman, 13,2% dari anggota keluarga, dan 0,8% dari pihak lain.

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 119


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Tabel 1: Karakteristik sosio-demografis peserta, data obstetrik dan medis (n=88)

Variabel N (%) Rata-rata


-
Usia (Tahun) (SDa ) 32,06 (5,56)
18 – 24 5 (5,7)
25 – 29 25 (28,4)
30 – 34 31 (35,2)
35 ke atas 27 (30,7)
Etnis -

Melayu 85 (96.6)
Cina 2 (2.3)
Yang lain 1 (1.1)
Tingkat Pendidikan Tertinggi -

Utama 1 (1.1)
Sekunder 34 (38.6)
Kampus 14 (15.9)
Tersier 39 (44.3)
Pekerjaan -
Ibu rumah tangga 33 (37,5)
Bekerja sendiri 4 (4,5)
Bekerja 51 (58,0)
Pendapatan rumah tangga bulanan (RM) -
ÿ RM 1500 33 (37,5)
RM 1501 - 3500 30 (34,1)
> RM 3500 25 (28,4)
Minggu kehamilan - 29.23 (8.17)
Trimester pertama (1 – 12) minggu 2 (2.3)
Trimester kedua (13 – 27) minggu 31 (35.2)
Trimester ketiga (28 – 40) minggu 55 (62.5)
Jumlah kehamilan -

Primigravida 17 (19.3)
Multigravida 71 (80.7)
Paritas -
0-1 26 (29,5)
>2 62 (70,5)
BMI sebelum hamil (kg/m2 ) - 24.30 (5.51)
Berat badan kurang (<18.5) 12 (13.6)
Berat badan normal (18,5 – 24,9) 41 (46.6)
Kegemukan (25,0 – 29,9) 19 (21.6)
Obesitas (ÿ 30,0) 16 (18.2)

3.2 Pengetahuan ibu antenatal mengenai gizi ibu selama hamil

Pengetahuan diukur menggunakan 15 pertanyaan tentang gizi selama kehamilan. Jawaban seluruh
pertanyaan merupakan jawaban dikotomis yaitu 'Ya' atau 'Tidak'. Skor rata-rata pengetahuan dari total
sampel adalah 11,8 (1,74), yang menunjukkan 78,6% jawaban benar. Lebih dari setengahnya

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 120


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

peserta (63,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 28 orang (31,8%) memiliki tingkat pengetahuan sedang,
dan hanya 4 orang (4,5%) yang memiliki tingkat pengetahuan buruk (Tabel 2).

Tabel 2: Pengetahuan peserta tentang gizi ibu selama kehamilan (n=88)

Ya
Tidak. Pernyataan
n (%) Tidak
1. Pola makan seimbang penting selama hamil 2. Gizi 83 (94,3) n (%) 5
wanita saat hamil berbeda dengan 83 (94,3) (5,7) 5 (5,7)

Lainnya 3. Zat besi merupakan 80 (90,9) 8 (9,1) 61


(69,3)
sumber vitamin 4. Asupan zat besi harian yang dianjurkan bagi seorang 27 (30,7)
wanita
selama kehamilan adalah 27 mg
5. Asupan protein harian yang dianjurkan bagi seorang wanita 67 (76.1) 21 (23.9)
selama kehamilan adalah 25g 6.
Selama kehamilan, seorang wanita membutuhkan lebih banyak 84 (95,5) 4 (4.5)
asam folat dan zat besi dibandingkan wanita
yang tidak hamil 7. Seorang wanita hamil harus mengonsumsi 65 (73.9) 23 (26.1)
setidaknya 600 µg
65 (73.9)
asam folat dari diet harian 8. Wanita harus mendapatkan 1000 mg kalsium setiap23hari
(26.1)
selama
kehamilan
9. Asam lemak Omega-3 dan Omega-6 sangat penting untuk 83 (94.3) 5 (5.7)
perkembangan otak dan retina janin 10.
Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat mempengaruhi status 86 (97,7) 2 (2.3)
kesehatan ibu dan bayinya 11. Jika
wanita memiliki berat badan normal sebelum hamil, ia harus 55 (62,5) 33 (37,5)
menambah berat badan antara 11,5 kg dan 16,0 kg selama
kehamilan 12.
Indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 18,5 kg/m2 merupakan berat 33 (37,5) 55 (62,5)
badan yang sesuai selama kehamilan
13. Kebutuhan energi tambahan harus disesuaikan berdasarkan 76 (86.4) 12 (13.6)
BMI wanita sebelum hamil
82 (93.2)
14. Ibu dengan berat badan kurang dapat mempengaruhi kesejahteraan janin dan 6 (6.8)
pertumbuhan
15. Wanita yang mengalami obesitas mempunyai peningkatan risiko beberapa penyakit
85 (96.6) 3 (3.4)
masalah kehamilan

Tabel 3: Tingkat pengetahuan peserta mengenai gizi ibu selama hamil (n=88)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (%) Rata-rata


- (SD) 11,80 (1,74)
Bagus 56 (63,6) -
Sedang -
28 (31,8)
Miskin -
4 (4,5)

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 121


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Tabel 3 menunjukkan frekuensi, persentase, mean dan standar deviasi tingkat pengetahuan gizi ibu
pada ibu antenatal dalam penelitian ini. Lebih dari separuh peserta 56 (63,6%) memiliki tingkat
pengetahuan baik, 28 (31,8%) diantaranya memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan hanya 4 (4,5%)
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Rerata (SD) skor pengetahuan gizi adalah 11,80 (1,74),
yang menunjukkan 78,6% jawaban benar.

3.3 Asosiasi karakteristik sosio-demografi dan data kebidanan dengan skor pengetahuan peserta
mengenai gizi ibu selama kehamilan

Tabel 4 menggambarkan hubungan karakteristik sosio-demografis dan data obstetri dengan skor
pengetahuan gizi dari 88 ibu antenatal yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Pekerjaan (p=0,030) dan pendapatan bulanan rumah tangga (p=0,016) berhubungan signifikan dengan
skor pengetahuan gizi. Median skor pengetahuan gizi pada ibu antenatal dengan 3 jenis status
pekerjaan berbeda nyata. Ibu antenatal yang bekerja memiliki skor pengetahuan gizi yang jauh lebih
tinggi (Median: 13, IQR: 2) dibandingkan dengan ibu rumah tangga (12, 2, p=0.036), dan wiraswasta
(13, 4, p=1.776). Analisis post hoc dengan koreksi Bonferroni dilakukan dengan mengalikan p-value
dengan 3 pasang kelompok pembanding, yaitu ibu rumah tangga dan wiraswasta (p=0.534), ibu rumah
tangga dan bekerja (p=0.036), wiraswasta dan bekerja (p=1.776) . Skor antara ibu rumah tangga dan
ibu hamil yang bekerja berbeda secara signifikan (p=0,036). Mengenai pendapatan rumah tangga
bulanan, median skor pengetahuan gizi peserta berbeda secara signifikan di antara 3 kategori.

Pendapatan rumah tangga bulanan peserta > RM 3500 memiliki skor pengetahuan gizi yang jauh lebih
tinggi (13, 1) dibandingkan dengan ÿ RM 1500 (11, 3, p=0,018), dan RM 1501 –
3500 (13, 2, p=0,786). Analisis post hoc dengan koreksi Bonferroni dilakukan dengan mengalikan p-
value dengan 3 pasang perbandingan kelompok, ÿ RM 1500 dan RM 1501 – 3500 (p=0.195), ÿ RM 1500
dan > RM 3500 (p=0.018), RM 1501 – 3500 dan > RM 3500 (p=0,786). Ditemukan bahwa skor antara
peserta dengan pendapatan rumah tangga bulanan antara ÿ RM 1500 dan > RM 3500 berbeda secara
signifikan (p=0,018).

Tabel 4: Asosiasi karakteristik sosio-demografis dan data obstetri dengan skor pengetahuan gizi ibu

Variabel N (%) median Statistik chi-


nilai-pb
(IQR) kuadrat (df)
Usia 2,989 (3) 0,393
18 – 24 5 (5,68) 12 (2)
25 – 29 25 (28,41) 12 (4)
30 – 34 31 (35,23) 13 (2)
35 ke atas 27 (30,68) 12 (2)
Etnis 1.856 (2) 0,395
Melayu 85 (96,59) 12 (2)
Cina 2 (2,27) 11 (-)
Yang lain -
1 (1,14)
Tingkat Pendidikan Tertinggi 7.052 (3) 0,070
-
Utama 1 (1,14)
Sekunder 34 (38,64) 12 (2)
Kampus 14 (15,91) 13 (2)
Tersier 39 (44,32) 13 (2)
Pekerjaan 7.019 (2) 0,030*
Ibu rumah tangga 33 (37.50) 12 (2)

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 122


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Bekerja sendiri 4 (4,50) 13 (4)


Bekerja 51 (58,00) 13 (2)
Pendapatan rumah tangga bulanan 8.249 (2) 0,016*
(RM) ÿ RM 1500 33 (37,50) 11 (3)
RM 1501 - 3500 30 (34,09) 13 (2)
> RM 3500 25 (28,41) 13 (1)
Minggu kehamilan 1.945 (2) 0,378
Trimester pertama -
2 (2,27)
Trimester kedua 31 (35,23) 12 (2)
Trimester ketiga 55 (62,50) 12 (2)
BMI sebelum hamil 5.328 (3) 0,149
Berat badan kurang 12 (13,64) 13 (2)
Berat badan normal 41 (46,59) 12 (2)
Kegemukan 19 (21,59) 12 (2)
Gendut 16 (18,18) 11 (4)
B
Uji Kruskal-Wallis *
Tingkat signifikansi pada p <0,05

4.0 Diskusi

Temuan survei terhadap 88 ibu antenatal di Malaysia ini memberikan wawasan baru dan berharga
mengenai pengetahuan gizi selama kehamilan. Mayoritas ibu hamil berusia 30 tahun ke atas (65,9%) dan
merupakan suku Melayu (96,6%), yang merupakan kelompok ras dominan di pantai timur laut
Semenanjung Malaysia. Sedangkan untuk status pekerjaan peserta, hampir dua pertiga peserta adalah
ibu bekerja (62,5%), dan memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi (60,2%). Hasil penelitian
kami menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan skor pengetahuan
gizi pada ibu antenatal. Lebih dari separuh ibu hamil yang bekerja memiliki pengetahuan gizi lebih baik
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Temuan ini sesuai dengan penelitian Mitra et al. (2012) di Malaysia
yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan gizi lebih baik memiliki status
pekerjaan yang jauh lebih tinggi. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk temuan ini. Ibu yang
bekerja mungkin memiliki akses yang lebih baik terhadap internet, buku, dan majalah sebagai sumber
informasi (Mitra et al., 2012) serta kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan orang lain di tempat
kerja dibandingkan dengan ibu rumah tangga (El-Nagar et al . , 2010).

Penelitian kami menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan
rumah tangga bulanan dan skor pengetahuan gizi pada ibu hamil. Temuan ini sesuai dengan temuan
yang diamati pada penelitian sebelumnya (Zahara et al., 2014; Zhang et al., 2009). Hal ini juga sejalan
dengan See, Tey, Fauziah, dan Soon (2015) yang menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga bulanan
dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan ibu antenatal selama kehamilan.
Temuan ini mungkin dijelaskan oleh anggapan bahwa biaya mungkin menjadi hambatan untuk menghadiri
kunjungan tindak lanjut antenatal di kalangan ibu antenatal dari status sosial ekonomi rendah. Tantangan
biaya bagi mereka adalah ketidakmampuan mereka untuk menghadiri layanan antenatal, sehingga dapat
menyebabkan rendahnya pengetahuan gizi ibu karena berkurangnya kesempatan mereka untuk menerima
informasi gizi lengkap.

123
Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK
Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam memprediksi pengetahuan
gizi pada ibu antenatal dan menjelaskan bahwa ibu antenatal dengan pendidikan yang baik
dikaitkan dengan pengetahuan gizi yang lebih tinggi dan meningkatkan pemahaman mereka
terhadap informasi yang disebarluaskan melalui media massa (Burchi, 2010; Daba et al., 2013;Mitra
dkk., 2012). Penelitian serupa yang dilakukan di Malaysia juga menunjukkan bahwa ibu hamil
dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mungkin telah belajar lebih banyak dan memiliki
pemahaman yang lebih baik ketika diberikan pendidikan gizi (Zahara et al., 2014). Namun, hasil
kami saat ini tidak menemukan adanya hubungan antara tingkat pendidikan tertinggi dan skor
pengetahuan gizi pada ibu antenatal. Hal ini menggarisbawahi bahwa upaya berkelanjutan dari
penyedia layanan kesehatan antenatal dalam memberikan informasi gizi kepada ibu antenatal
terlepas dari tingkat pendidikan mereka telah meningkatkan pengetahuan gizi mereka.

Lebih dari separuh (63,6%) ibu antenatal memiliki pengetahuan yang baik tentang
pentingnya gizi ibu yang baik sebelum dan selama kehamilan, hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zahara et al. (2014), Daba dkk. (2013) dan Mitra dkk. (2012). Temuan ini sesuai
dengan temuan Kever et al. (2015) tentang pengetahuan ibu antenatal terhadap praktik diet di
Nigeria, dimana 65,31% peserta menunjukkan pengetahuan yang baik tentang praktik diet selama
kehamilan meskipun tingkat buta huruf di antara para peserta cukup tinggi.
Namun, penelitian lain yang dilaporkan dari Mesir di Rumah Sakit El-Menshawy menunjukkan
bahwa sekitar setengah dari wanita subur tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai arti,
pentingnya, dan unsur-unsur pola makan seimbang (Fouda et al., 2012). Penjelasan yang mungkin
bahwa latar belakang pendidikan peserta penelitian dapat menjadi alasan tingginya tingkat
pengetahuan gizi ditunjukkan dalam penelitian ini karena hampir semua (98,8%) dari mereka
memiliki setidaknya pendidikan menengah. Namun penelitian ini berbeda dengan Fouda dkk.
(2012), dimana 16,1% ibu antenatal mempunyai pendidikan dasar. Hal ini mungkin menjelaskan
bahwa ibu antenatal dididik dalam penelitian ini, dan memiliki kemampuan untuk memahami,
memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang gizi ibu. Temuan kami telah memberikan
wawasan tentang pentingnya pendidikan informasi gizi di kalangan ibu antenatal.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara minggu kehamilan dan
skor pengetahuan gizi pada ibu antenatal, hal ini sejalan dengan penelitian di Kenya Barat yang
melaporkan bahwa usia kehamilan berhubungan negatif dengan skor pengetahuan kesehatan
(Perumal et al., 2013). Namun, temuan kami bertentangan dengan temuan Zahara dkk. (2014) yang
mengungkapkan bahwa skor pengetahuan gizi pada ibu antenatal di Melayu meningkat seiring
dengan bertambahnya minggu kehamilan. Kemungkinan alasan perbedaan ini mungkin disebabkan
oleh perbedaan ukuran sampel penelitian karena hampir semua peserta dalam penelitian ini
(97,7%) berada pada trimester kedua ke atas, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan peserta
(82,2%) di Zahara. et al. (2014) studi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu antenatal dengan BMI sebelum hamil lebih tinggi
tidak menunjukkan hubungan terhadap skor pengetahuan gizinya. Demikian pula, sebuah
penelitian di Inggris mengenai asupan makanan dan pengetahuan gizi pada wanita antenatal yang
mengalami obesitas berat melaporkan bahwa peserta penelitian memiliki skor yang lebih rendah
dalam pengetahuan gizi umum (Mohd-Shukri et al., 2011). Kesamaan ini dapat dibenarkan karena
fakta bahwa ibu hamil yang kelebihan berat badan dan obesitas mungkin tidak menerima saran
apa pun tentang penambahan berat badan selama kehamilan dari profesional kesehatan, hal ini didukung oleh tem
Nutrisi yang cukup selama kehamilan merupakan aspek terpenting bagi ibu antenatal

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 124


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

kehidupan. Selama kehamilan, nutrisi berdampak pada kualitas hidup ibu, serta kesejahteraan
bayi baru lahir setelah melahirkan, dan berdampak pada anggota keluarga dan masyarakat
(Payghan et al., 2014). Khususnya, penelitian serupa dilakukan oleh Mitra et al. (2012)
menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan gizi cukup memuaskan dan menyarankan agar ibu
hamil sering melanjutkan pendidikan.

Penelitian kami menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dan skor pengetahuan
gizi pada ibu antenatal. Penafsiran ini berbeda dengan penafsiran Daba dkk. (2013) yang
menemukan bahwa usia memiliki hubungan statistik yang kuat dengan pengetahuan gizi ibu
selama hamil dalam analisis bivariat. Usia ibu yang lebih tua pada penelitian ini tidak meningkatkan
pengetahuan gizi selama kehamilan, hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan informasi gizi dapat
dengan mudah diperoleh dari berbagai sumber seperti media massa.

Sedangkan untuk pendapatan bulanan rumah tangga peserta, sebagian besar (38,9%)
berada pada kategori berpendapatan menengah dan 37,5% lainnya berada pada kategori
berpendapatan rendah, sehingga menyebabkan adanya kerawanan pangan yang kemudian
berdampak pada asupan gizi masyarakat. ibu antenatal. Berdasarkan data obstetrik, hampir dua
pertiga ibu antenatal (62,5%) berada pada trimester ketiga, dengan rata-rata 29,23 (8,17) minggu,
dan sebagian besar (80,7%) berada pada kehamilan kedua atau lebih. Penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu antenatal (70,5%) telah melahirkan janin lebih dari dua kali dan 46,6%
di antaranya memiliki berat badan normal, sedikit lebih rendah dibandingkan penelitian yang
dilakukan oleh Loy, Marhazlina, dan Hamid (2013) di tahun yang sama. wilayah yang ditargetkan. Perbedaan ini m
Selain itu, hanya seperempat peserta yang didiagnosis memiliki riwayat penyakit terkait sebelum
kehamilan.

Studi saat ini menemukan bahwa dokter, perawat dan media massa berperan besar dalam
menyampaikan informasi mengenai gizi ibu selama kehamilan. Hasil ini dapat dijelaskan oleh
fakta bahwa dokter dan perawat adalah tenaga kesehatan yang sering melakukan kontak dengan
ibu antenatal selama pemeriksaan antenatal. Agak mengejutkan bahwa ibu hamil jarang
memperoleh informasi dari ahli gizi, melainkan dari teman dan anggota keluarga. Oleh karena itu,
kurangnya peran ahli gizi dapat dijelaskan bahwa informasi gizi dapat diakses oleh ibu antenatal
dengan kondisi medis yang memerlukan asupan sumber makanan khusus.

Nutrisi selama kehamilan merupakan faktor yang diketahui dapat mempengaruhi janin dan
ibu. Penting untuk memastikan perkembangan janin yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
bayi baru lahir setelah melahirkan. Oleh karena itu, menjadikan mereka lebih rentan mengalami
defisiensi gizi selama masa kehamilan karena perilaku makan mereka dipengaruhi oleh
pengetahuan gizi (Adikari et al, 2016; Han et al., 2011; Bawadia et al., 2010; McDonald et al., 2010) .

Potensi generalisasi temuan ini ditingkatkan dengan pemilihan acak ibu-ibu antenatal untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner dianggap valid dan dapat diandalkan untuk
mengetahui pengetahuan ibu antenatal tentang gizi ibu selama kehamilan. Penelitian ini dibatasi
pada satu rumah sakit pendidikan tersier di Semenanjung Timur Laut Malaysia.
Oleh karena itu, temuan penelitian ini mungkin tidak mencerminkan pengetahuan ibu antenatal di
wilayah atau wilayah lain di Malaysia (misalnya di Pantai Barat Malaysia dan Malaysia Timur).

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 125


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

5.0 Kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulannya, tingkat pengetahuan ibu antenatal tentang gizi selama kehamilan masih
kurang. Oleh karena itu, pendidikan gizi harus diintensifkan untuk memberdayakan ibu
hamil agar memahami pentingnya gizi selama kehamilan, yang merupakan faktor penting
dalam menentukan hasil kesehatan ibu dan bayi yang optimal. Penelitian saat ini
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan seperti pekerjaan dan pendapatan
rumah tangga bulanan ibu antenatal dapat mempengaruhi kebiasaan gizi ibu selama
kehamilan. Menyadari hubungan ini, penelitian di masa depan dalam bidang ini dapat
membantu kebijakan kesehatan untuk menyelidiki sejauh mana faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku ib

Ucapan Terima Kasih

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para ibu antenatal yang mengambil bagian dalam penelitian ini karena
telah bermurah hati dengan waktu mereka.

Pernyataan

Penulis menyatakan bahwa informasi di atas adalah benar dan naskah yang kami kirimkan
adalah asli. Kami tidak memiliki konflik kepentingan untuk menyatakan dan menyatakan
bahwa tidak ada dana yang diterima untuk pelaksanaan penelitian dan persiapan naskah ini.

Kontribusi penulis

Penulis 1 : Ide dan konsep, pencarian literatur, melakukan kajian, menganalisis dan menulis
draft

Penulis 2: Menulis draf dan mengulas

Penulis 3: Ide dan konsep, analisis dan interpretasi data, serta review

Penulis 4: Ide dan konsep, analisis dan interpretasi data, review dan pengeditan artikel

Referensi

Abu-Saad, K., & Fraser, D. (2010). Gizi Ibu dan Hasil Kelahiran. Tinjauan Epidemiologi, 32(1),
5-25.

Adikari, AMNT, Sivakanesan, R., Wijesinghe, DGNG, & Liyanage, C. (2016).


Penilaian status gizi ibu hamil di daerah pedesaan di Sri Lanka.
Penelitian Pertanian Tropis, 27(2), 203-211.

Bawadia, HA, Al-Kuranb, O., Al-Bastonia, LA, Tayyemc, RF, Jaradatd, A., Tuurie G., Al-
Beitawif, SN, & Al-Mehaisenb, LM (2010). Nutrisi Gestasional Membaik

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 126


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Hasil Persalinan Pervaginam di Yordania: Pemeriksaan Epidemiologi. Jurnal Penelitian


Gizi, 30 (2): 110-117

Burchi, F. (2010). Gizi anak di Mozambik pada tahun 2003: peran pendidikan ibu dan pengetahuan
gizi. Ekonomi & Biologi Manusia, 8(3), 331-345.

Daba, G., Beyene, F., Garoma, W., & Fekadu, H. (2013). Penilaian pengetahuan ibu hamil tentang
gizi ibu dan faktor terkait di Guto Gida Woreda, Zona Wollega Timur, Ethiopia. Jurnal Ilmu
Gizi & Pangan, 3(6), 235-241.

El-Nagar, AE, Ahmed, MH, & Belal, GAE-S. (2010). Pengetahuan dan praktik ibu hamil mengenai
tanda bahaya komplikasi obstetri. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, 6(1), 30-41.

Fouda, LM, Ahmed, MH, & Shehab, NS (2012). Kesadaran gizi wanita selama kehamilan. Jurnal
Sains Amerika, 8(7), 494-502.

Han, Z., Mulla, S., Beyene, J., Liao, G. dan McDonald, SD (2011) Berat badan ibu kurang dan risiko
kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah: tinjauan sistematis dan meta-analisis.
Jurnal Internasional Epidemiologi, 40(1), hal.65-101.

Kever, RT, Martins, SD, Lola, N., Dathini, H., Habu, H., Fatima, AA, & Sambo, BD.
(2015). Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap praktik diet di Klinik Yerwa, Dewan
Metropolitan Maiduguri; Negara Bagian Borno. Jurnal Penelitian Keperawatan dan
Kebidanan, 4(1), 12-19.

Loy, SL, Marhazlina, M., & Hamid, JJM (2013). Hubungan antara asupan kelompok makanan ibu
dan ukuran bayi lahir. Sains Malaysiana, 42(11), 1633-1640.

McDonald, SD, Han, Z., Mulla, S., Beyene, J. (2010). Kelebihan berat badan dan obesitas pada ibu
dan risiko kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah: tinjauan
sistematis dan meta-analisis, BMJ, 1-20.

Mitra, M., Wan Abdul Manan, W.M., Affizal, A., Mohd Shukri, O., & Maryam, M. (2012).
Apakah pengetahuan gizi mempunyai hubungan dengan sikap dan praktik pola makan
sehat selama kehamilan? Prosiding Internasional Kimia, Biologi & Lingkungan, 39, 159-163.

Mohd-Shukri, N., Forbes, S., Denison, F., Norman, J., Walker, B., & Reynolds, R. (2011).
Asupan makanan dan pengetahuan gizi pada wanita hamil dengan obesitas berat di Skotlandia.
Prosiding Masyarakat Gizi, 70(OCE1).

Mugyia, ASN, Tanya, ANK, Njotang, PN, & Ndombo, PK (2016). Pengetahuan dan sikap ibu hamil
terhadap praktik pola makan ibu selama kehamilan di Rumah Sakit Baptis Etoug-Ebe
Yaounde. Ilmu Kesehatan dan Penyakit, 17(2).

Pedoman Diet Malaysia. (2017). Komite Koordinasi Nasional Pangan dan Gizi. Kementerian
Kesehatan, Malaysia.

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 127


Machine Translated by Google

IJPHCS
Jurnal Internasional Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Klinis
Akses Terbuka: e-Jurnal e-ISSN: 2289-7577. Jil. 5:No.1
Januari/ Februari 2018

Mugyia, ASN, Tanya, ANK, Njotang, PN, & Ndombo, PK (2016). Pengetahuan dan sikap ibu
hamil terhadap praktik pola makan ibu selama kehamilan di Rumah Sakit Baptis Etoug-
Ebe Yaounde. Ilmu Kesehatan dan Penyakit, 17(2).

Komisi Kependudukan Nasional, & ICF Internasional. (2014). Survei Demografi dan Kesehatan
Nigeria 2013. Diperoleh dari
www.population.gov.ng/images/ndhs_data/ndhs_2013/2013_ndhs_final_report.pdf.

Norimah, AK, Nik Shanita, S., Safiah, MY, Norazliana, MN, Zawiah, A., & Tee, ES
(2008). Pengetahuan gizi di kalangan lansia Malaysia. Jurnal Ilmu Kesehatan Malaysia,
6(2), 43-54.

Payghan, BS, Kadam, SS, & Reddy, RM (2014). Studi perbandingan kesadaran gizi pada ibu
hamil perkotaan-pedesaan. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 3, 95-99.

Perumal, N., Cole, DC, Ouedraogo, HZ, Sindi, K., Loechl, C., Low, J., dkk. (2013).
Pengetahuan kesehatan dan gizi, sikap dan praktik ibu hamil yang datang dan tidak
datang ke klinik ANC di Kenya Barat: analisis cross-sectional. BMC Kehamilan Melahirkan,
13(146), 1-12.

Rocco, PL, Orbitello, B., Perini, L., Pera, V., Ciano, RP, & Balestrieri, M. (2005). Pengaruh
kehamilan terhadap sikap dan gangguan makan: Sebuah studi prospektif. Jurnal
Penelitian Psikosomatik, 59(3), 175-179.

Lihat, PT, Tey, CZ, Fauziah, J., & Soon, LK (2015). Pengetahuan tentang bahaya kehamilan
tanda-tanda dan faktor terkait di kalangan ibu-ibu di Malaysia. Jurnal Kebidanan Inggris,
23(11), 800-806.

Tovar, A., Chasan-Taber, L., Bermudez, OI, Hyatt, RR, & Must, A. (2010). Pengetahuan, sikap,
dan keyakinan mengenai penambahan berat badan selama kehamilan di kalangan wanita Hispanik.
Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, 14(6), 938-949.

Zahara, AM, Nuruljannah, J., Lee, YM, Ng, SY, Chua, KY, & Loke, WT (2014).
Status gizi dan pengetahuan gizi ibu hamil Melayu di rumah sakit swasta terpilih di
Lembah Klang. Jurnal Elektronik Internasional Pendidikan Kesehatan, 11, 119-132.

Zalilah, MS, Siti Sabariah, B., Norlijah, O., Normah, H., Maznah, I., Zubaidah, J., dkk.
(2008). Intervensi pendidikan gizi meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi
anak sekolah dasar: sebuah studi percontohan. Jurnal Ilmu Kesehatan Malaysia, 12(2),
53-62.

Zhang, F., Cai, Q.-X., & Yi, C. (2009). Investigasi pengetahuan gizi ibu hamil di pedesaan
berkebangsaan Hainan dan analisis faktor pengaruhnya Pengobatan Pencegahan
Modern, 10, 37.

Lim ZX, Wong, JL, Lim PY, Segera LK 128

Anda mungkin juga menyukai