Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN - 2477-6521

Vol 7(2) June 2022 (416-425)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

PELAKSANAAN SKRINING PREEKLAMSIA SELAMA KEHAMILAN :


A SCOPING REVIEW

Ayu Kurniati1*, Dewi Rokhanawati2


1
Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
*
Email Korespondensi : ayukurniati68@gmail.com
2
Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: dewirokhanawati@gmail.com

Submitted : 04-03-2022, Reviewed:13-03-2022, Accepted:26-07-2022


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v7i2.871

ABSTRAK
Berdasarkan (WHO) Melaporkan 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama
kehamilan atau persalinan. Indonesia angka kematian ibu mencapai 305/100.000 kelahiran
hidup. Kematian ibu disebabkan oleh penyakit penyerta, komplikasi kehamilan dan persalinan.
Skrining preeklamsia menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi wanita berisiko tinggi
preeklamsia dengan menggunakan faktor risiko berdasarkan pedoman National Institute for
Health and Care Excellence dan American College of Obstetricians and Gynecologists. Tujuan
ini untuk mereview Eviden Based terkait pelaksanaan skreening preeklamsia selama kehamilan.
Metode penelitian ini Scoping review menggunakan Framework dari Arksey dan O’Malley,
yaitu melakukan framework PEOS, dan literature searching. Hasil penelitian ini didapatkan 8
Artikel Jurnal dengan Grade A dan B yang membahas terkait pelaksanaan skrining preeklamsia.
Jenis-jenis pedoman skrining perlu diterapkan dalam melakukan skrining secara dini terkait
preeklamsia untuk mencegah terjadinya komplikasi, penggunaan pedoman skrining preeklamsia
bisa menggunakan faktor risiko, bio fisik dan biomeker. Kesimpulan pelaksanaan skrining
preeklamsia selama kehamilan sangat penting untuk dilakukan secara dini untuk mecegah
terjadinya risiko preeklamsia selama kehamilan dengan berbagai pedoman skrining dan model
skring baik di Negara maju dan Negara berkembang untuk mencegah terjadinya preeklamsia

Kata Kunci : Kehamilan, skrining preeklamsia, hambatan skrining preeklamsia

ABSTRACT
Based on (WHO) Reported 830 women die every day due to complications during pregnancy or
childbirth. Indonesia's maternal mortality rate reaches 305/100,000 live births. Maternal mortality is
caused by comorbidities, complications of pregnancy and childbirth. Preeclampsia screening is one way
to identify women at high risk of preeclampsia by using risk factors based on the guidelines of the
National Institute for Health and Care Excellence and the American College of Obstetricians and
Gynecologists. This purpose is to review evidence based on the implementation of preeclampsia
screening during pregnancy. This research method is Scoping review using the Framework from Arksey
and O'Malley, namely conducting the PEOS framework, and literature searching. The results of this study
obtained 8 Journal Articles with Grades A and B which discussed the implementation of preeclampsia
screening. Types of screening guidelines need to be applied in conducting early screening related to
preeclampsia to prevent complications, the use of preeclampsia screening guidelines can use risk factors,

LLDIKTI Wilayah X 416


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

bio-physics and biomarkers. Conclusion: The implementation of screening for preeclampsia during
pregnancy is very important to be done early to prevent the risk of preeclampsia during pregnancy with
various screening guidelines and screening models in both developed and developing countries to prevent
the occurrence of preeclampsia.

Keywords : Pregnancy, screening preeclampsia, barrier screening preeclampsia

PENDAHULUAN merupakan komponen inti dari kriteria


diagnostik (Henderson et al., 2017). Selain
Berdasarkan World Health
itu Pendekatan untuk mengidentifikasi
Organization (2018). Melaporkan bahwa
wanita berisiko tinggi untuk PE
830 wanita meninggal setiap hari karena
menggunakan faktor risiko berdasarkan
komplikasi selama kehamilan atau
pedoman National Institute for Health and
persalinan. Indonesia angka kematian ibu
Care Excellence (NICE) (National
mencapai 305/100.000 kelahiran hidup.
Collaborating Centre for Women’s and
Indonesia jauh lebih tinggi
Children’s Health (UK), 2010) dan
dibandingkan dengan negara lain ASEAN
American College of Obstetricians and
seperti di Singapura hanya 6 per 100.000
kelahiran hidup. Brunei 33 per 100.000 Gynecologists (ACOG) (American College
kelahiran hidup. Filipina 112 per 100.000 of Obstetricians and Gynecologists. Task
Force on Hypertension in Pregnancy, 2013).
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018).
Penyebab kematian ibu sangatlah beragam,
akan tetapi kematian ibu di Indonesia masih METODE PENELITIAN
di dominan oleh tiga penyebab utama yaitu Scoping review ini menggunakan
perdarahan, hipertesi dalam kehamilan Framework dari Arksey dan O’Malley, yaitu
(HDK) dan infeksi (Kemenkes RI, 2018). melakukan focusing review dengan
Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun framework PEOS, melakukan literature
2018 mencapai 4.226 per 100.000 kelahiran searching menggunakan database 3 data
hidup dan pada tahun 2019 mengalami based yaitu PubMed, EBSCO, Science
penurunan dimana angka kematian ibu Direct selanjutnya dengan mengidentifikasi
mencapai 4.221 kematian ibu. Pada tahun pertanyaan scoping review, mengidentifikasi
2019 penyebab kematian ibu terbanyak yaitu artikel yang relevan, seleksi artikel, data
perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam charting, menyusun, meringkas dan
kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) melaporkan hasil. Pada Framework PEOs
(Kemenkes RI, 2019). terdiri dari populasi, exposure, Outcomes,
Skrining untuk preeklamsia Design. populasi pada scoping yaitu ibu
dilakukan secara berkala selama hamil, exposure, pelaksanaan scrining,
kehamilan. Tujuan skrining adalah untuk Outcomes scoping ini preeklamsia dan
mengidentifikasi dan mendiagnosis kondisi Design pada scoping ini kuantitatif
secara dini, untuk memungkinkan
pemantauan dan manajemen penyakit yang Kriteria Inklusi dan Ekslusi
efektif. Pengukuran tekanan darah dan Kriteria inklusi
pengujian proteinuria telah lama menjadi a. Diterbitkan dalam Bahasa Inggris
alat skrining untuk preeklamsia dan b. Diterbitkan dari sejak tahun 2016- 2021

LLDIKTI Wilayah X 417


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

c. Artikel mendiskusikan mengenai


bagaimana pelaksanaa skrining
preeklmasia selama kehamilan
d. Artikel mendiskusikan mengenai factor
risiko preeklamsia
e. Artikel mendiskusikan model –model
skrining
f. Artikel yang membahas efektifitas
sekrining
g. Artikel yang membahas tentang
hambatan pelaksanaan sekrining
preeklamsia
Kriteria Ekslusi

a. Opinion papers
b. Artikel yang membahasa terapi
preeklamsia
c. Artikel yang membahas penyebab
preeklamsia
d. Artikel yang membahas dampak
preeklamsia
e. Buku Gambar 1. Diagram Prisma
f. Jurnal dalam bahasa Indonesia Flowchart
g. Laporan WHO
h. Systematik Review
i. Meta Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
j. literature review Berdasarkan artikel yang sudah di
k. Blogsport dapatkan dengan jumlah artikel sebanyak 8
artikel yang terpilih dengan menggunakan
Tabel 1 Kata Kunci metode kuantitatif dengan Negara yang
Element Kata kunci berbeda diantaranya : India, Swedia, Inggris,
Populasi Ibu hamil Pregnancy or Amerika, Prancis
pregnant or
pregnan or Karakteristik Berdasarkan Grade
maternal or
antenatal
Exposur Pelaksanaan screening tool PRANCIS
Grade
Skrining preeclampsia 13%
or screening
tools INDIA AMERIK
13% A
Outcome Preeklamsi Preeclampsia
37%
Not Terapi therapy SWEDIA INGGRIS
preeklamsia preeclampsia 12% 25%

Gambar 1. Karakteristik
Berdasarkan Grade

LLDIKTI Wilayah X 418


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

Pada hasil scoping review 8 Artikel Penatalaksanaan kehamilan selanjutnya


yang peneliti dapatkan mendapatkan Grade dijadwalkan sesuai dengan pedoman
rata-rata 28-36 dengan kategori (A) dan NICE
Grade rata-rata 19-27 dengan kategori (B) Faktor risiko pada pedoman NICE
terdiri dari : Riwayat preeklamsia
sebelumnya, menderita penyakit ginjal,
Grade menderita autoimun, menderita diabetes
A B mellitus, menderita preeklamsi,
kehamilan ganda, paritas, ibu hamil
13% dengan usia> 40 tahun, BMI, Riwayat
keluarga denga preeklamsia, Jarak
kehamilan > 10 tahun (Lakshmy et al.,
2020)
87%

Peneliti memetakan menjadi 3 tema b. Pedoman skrining menurut ACOG


yaitu sebagai berikut: Jenis-jenis pedoman Menurut perkiraan WHO
skrining preeklamsia, keefektifan skrining insidennya ditemukan tujuh kali lebih
preeklamsia, pelaksanaan skrining tinggi di negara berkembang (2.8% dari
preeklamsia , hamabatan preeklamsia kelahiran hidup) dibandingkan di negara
Jenis-jenis skrining preeklamsia maju (0.4%) (D.R Bere et al., 2017).
Meskipun preeklamsia bukanlah kondisi
a. Pedoman skrining menurut NICE yang dapat dicegah sepenuhnya, deteksi
Menurut National Institute for Health dini dan pengobatan yang tepat dapat
and Excellence's (NICE) dan pedoman mencegah keparahan dan morbiditas
nasional lainnya saat ini, aturan yang terkait dengannya Skrining PE
keputusan klinis awal kehamilan untuk secara tradisional dilakukan dengan
mendeteksi wanita berisiko tinggi pedoman NICE dan ACOG dan mereka
mengalami preeklamsia, didasarkan mengidentifikasi faktor risiko dari
pada faktor risiko riwayat medis dan ibu faktor ibu seperti fitur demografis dan
(ACOG, 2018) riwayat medis Pedoman ini pada
Menurut (Tan MY, Wright D, dasarnya memperlakukan faktor risiko
Syngelaki A, Akolekar R, Cicero S, individu sebagai tes skrining terpisah
Janga D, dkk, 2018) Risiko untuk yang menghasilkan DR dan FPR yang
preeklamsia didefinisikan sebagai tinggi lebih tinggi Karena FPR yang lebih
dalam kohort skrining NICE jika satu tinggi terkait, tes skrining ini
faktor risiko utama (gangguan menyebabkan sejumlah besar kasus
hipertensi sebelumnya pada kehamilan, positif skrining di rangkaian sumber
hipertensi kronis, diabetes mellitus, daya rendah (Aurora, 2019).
penyakit ginjal kronis atau penyakit
autoimun) atau dua faktor moderat c. Pedoman skrining menurut FMF
(nuliparitas, usia ibu) ≥ 40 tahun, indeks Pedoman skrining FMF menurut
massa tubuh [BMI] saat pemesanan ≥ (Selvaraj et al., 2019) mengatakan
35 kg / m 2, Interval antar kehamilan bahwa Pelaksanaan Screening untuk PE
>10 tahun atau riwayat keluarga dan FGR dilakukan pada usia kehamilan
preeklamsia) ditemukan. 11 - 14 minggu sesuai dengan pedoman

LLDIKTI Wilayah X 419


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

FMF. Dalam pedoman FMF Konsep secara lokal, berdasarkan kurva


pengurangan prevalensi penyakit regresi (Gayatri & Afiyanti, 2014)
sekarang menjadi mungkin dengan
memanfaatkan strategi ini. Skrining Efektifitas skrining preeklamsia
dengan pendekatan FMF juga memiliki menggunakan pedoman NICE, ACOG,
nilai prediksi negatif yang tinggi karena FMF
risiko PE prematur berkurang pada
wanita yang skrining negatif dengan Prediktif multivariable, Model Gaussian,
algoritma FMF meskipun skrining Tekanan darah dan ALSPAC dan SWS
positif menurut kriteria ACOG atau Pada pedoman FMF merupakan
NICE (Lakshmy et al., 2020) Pendekatan yang memungkinkan estimasi
d. Model Skrining risiko spesifik pasien PE dengan
1) Model distribusi Gaussian menggunakan kombinasi parameter ibu,
Model distribusi Gaussian biofisik, dan biokimia terkait erat dengan
multivariat termasuk faktor ibu, strategi skrining multiparametrik untuk
penentuan faktor pertumbuhan sindrom Down. Ia mengklaim memiliki DR
plasenta awal (pada 8 minggu sampai lebih tinggi dengan FPR rendah
13), dan variabel biofisik (tekanan dibandingkan dengan pedoman NICE dan
arteri rata-rata dan indeks pulsasi ACOG. Hal ini memungkinkan estimasi
arteri uterine) pada 11 minggu risiko simultan untuk skrining aneuploidi
sampai 13 minggu adalah alat yang dan preeklamsia di awal kehamilan
layak untuk skrining preeklamsia (Lakshmy et al., 2020a). Skrining dengan
dini. Kinerja dari multivariate Model pedoman FMF memiliki nilai prediksi
distribusi Gaussian multivariat negatif yang tinggi karena risiko PE
adalah untuk menerapkan prematur/dini berkurang pada wanita yang
pengetahuan yang diperoleh dari skrining negatif dengan FMF meskipun
skrining sindrom Down yang di skrining positif menurut kriteria ACOG atau
dilakukan skrining pada trimester NICE. Skrining PE berdasarkan pedoman
pertama hingga preeklamsia (Park et NICE dapat diadopsi dan memiliki tingkat
al., 2013) sensitivitas 30 - 40% (Lakshmy et al.,
2) Model algoritma multiparametrik 2020). Prediktif multivariabel memiliki
Algoritma multiparametrik yang keunggulan dibandingkan dengan klasifikasi
berasal dari analisis regresi logistik risiko pedoman NICE dengan sensitivitas
yang menggabungkan karakteristik 30,6% (95% CI 24,5-37,2) dan 29,2 % (95%
ibu dan riwayat medis dan kebidanan CI 25.2-33.4) pada tingkat positif palsu 10%
(yang disebut risiko apriori) dengan (Sandström et al., 2019).
serangkaian penanda biofisik dan Skrining dengan menggunakan
biokimia sebagai faktor risiko algoritma FMF berdasarkan kombinasi
preeklamsi (Wright et al., 2019). faktor maternal, mean arterial pressure
Salah satu ciri model distribusi (MAP), uterine artery pulsatility index
Gaussian multivariat adalah (UtA-PI) dan serum placental growth factor
penggunaan spesifik populasi median (PlGF) terdeteksi 100% (95% CI, 80–100
untuk menghitung MoM setiap %) PE <32 minggu, 75% (95% CI, 62-85%)
penanda. MoM biasanya dihitung dari PE <37 minggu dan 43% (95% CI, 35-
dari median normal yang diturunkan 50%) dari PE ≥ 37 minggu, dengan FPR
10.0%. Skrining dengan menggunakan

LLDIKTI Wilayah X 420


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

pedoman NICE mendeteksi 41% (95% CI, esensial, hipertensi gestasional sebelumnya,
18–67%) PE <32 minggu, 39% (95% CI, diabetes, diabetes gestasional sebelumnya.
27–53%) PE <37 minggu dan 34% (95% CI, model prediksi pre-eklamsia menggunakan
27–41%) PE ≥ 37 minggu, pada 10,2% tekanan darah rata-rata pada usia kehamilan
FPR. Skrining dengan menggunakan 28 minggu, tingkat positif palsu yang rendah
rekomendasi ACOG mendeteksi 94% (95% dari 25%, 10%, dan 5% (spesifisitas tinggi)
CI, 71–100%) PE <32 minggu, 90% (95% pada 28 minggu. Untuk rasio positif palsu
CI, 79–96%) PE <37 minggu dan 89% (95% 5%, sensitivitasnya adalah 35% di ALSPAC
CI, 84–94%) PE ≥ 37 minggu, pada 64,2% dan 32% di SWS (Macdonald-Wallis et al.,
FPR. Skrining berdasarkan rekomendasi 2015).
ACOG untuk penggunaan aspirin
mendeteksi 6% (95% CI, 1–27%) PE <32 Pelaksanaan skrining preeklamsia
minggu, 5% (95% CI, 2–14%) PE <37 Deteksi preeklamsia pada awal kehamilan
minggu dan 2% ( 95% CI, 0,3–5%) dari PE Model Gaussian terdiri dari skrining
≥ 37 minggu, pada 0,2% FPR.(O’Gorman et dengan karakteristik ibu, faktor risiko ibu,
al., 2017). serum protein-A plasma saat kehamilan dan
Model Gaussian terdiri dari skrining faktor pertumbuhan plasenta yang dinilai
dengan karakteristik ibu, faktor risiko ibu, pada 8 minggu 0/7 hari hingga 13 minggu
serum protein-A plasma saat kehamilan dan 6/7 hari dan arteri rata-rata dan indeks
faktor pertumbuhan plasenta yang dinilai pulsasi arteri uterina yang diukur pada 11.0-
pada 8 minggu 0/7 hari hingga 13 minggu 13.6 minggu (Serra et al., 2020).
6/7 hari dan arteri rata-rata dan indeks Kombinasi skrining nice dan FMF
pulsasi arteri uterina yang diukur pada 11.0- (Fetal Medical Foundation) di lakukan pada
13.6 minggu. Kombinasi karakteristik ibu, trimester 1 yaitu pada usia kehamilan 11
parameter biofisik dan faktor pertumbuhan minggu – 13 minggu. Skrining gabungan
plasenta menunjukkan angka deteksi terbaik, trimester pertama untuk preeklamsia ini
yaitu 59% untuk angka positif palsu 5% dan layak dan efektif dalam perawatan
94% untuk angka positif palsu 10% (area di kesehatan. Seperti dua kali lipat penurunan
bawah kurva, 0,96, Interval kepercayaan risiko, deteksi pre-eklamsia yang berlipat
95%, 0,94-0,98). Penambahan faktor ganda, terapi aspirin pada wanita dengan
pertumbuhan plasenta ke penanda biofisik risiko tinggi dan penurunan yang signifikan
secara signifikan meningkatkan tingkat prevalensi preeklamsia (Guy et al., 2021).
deteksi dari 59% menjadi 94% (Serra et al., Pemberian aspirin dosis rendah dimulai pada
2020). awal kehamilan (<16 minggu) terjadi
Model ALSPAC dan SWS adalah penurunan PE dini dan terjadi penurunan
model skrining berdasarkan dataset. Data set prevalensi kematian dan morbiditas perinatal
Kehamilan ALSPAC terjadi lebih dari 20 (Bujold et al., 2014). Skrining FMF pada
tahun yang lalu dan SWS terjadi pada 8-16 usia kehamilan 11-14 minggu pendekatan
tahun yang lalu, dimana dalam data set skrining yang lebih baik untuk PE adalah
ALSPAC terdiri dari data pengukuran kombinasi dari riwayat ibu, parameter
tekanan darah dan proteinuria pada biofisik atau biokimia mana pun yang
kehamilan dan SWS terdiri dari data catatan memungkinkan dengan mempertimbangkan
klinis diagnosis ibu selama kehamilan dan keadaan ekonomi dan ketersediaan sumber
faktor risiko yang dimiliki ibu seperti tinggi daya.
badan, usia ≥35, paritas, merokok, hipertensi

LLDIKTI Wilayah X 421


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

Deteksi preeklamsia pada usia kehamilan pola menu gizi seimbang, pola istirahat,
lanjut perawatan kebersihan, aktivitas fisik,
Pada usia kehamilan 12 sampai 28 persiapan bersalin, tanda bahaya ibu hamil.
minggu ibu hamil diskrining untuk faktor Jika ibu hamil mengalami keluhan atau
risiko preeklamsia, pasien dengan risiko tanda bahaya, ibu hamil harus segera
tinggi untuk preeklamsia memulai terapi memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan
aspirin dosis rendah (LDA) (Giles, 2020). kesehatan (Nova, 2020). Masyarakat masih
banyak yang belum menggunakan buku
Hambatan pelaksanaan skrining KIA, dikarenakan Kurangnya Pengetahuan
preeklamsia tenaga kesehatan terkait pedoman
Berdasarkan Rawlins et al (2018) preeklamsia
Hambatan skrining preeklamsia yang Menurut penelitian Nuraeni et al.,
direkomendasikan oleh WHO dibeberapa (2020) Kendati berbagai upaya perbaikan
Negara dengan hambatan pada saat serta penanganan telah dilakukan, namun
melakukan pemeriksaan antenatal care disadari masih diperlukan berbagai
masih rendahnya penggunaan alat skrining dukungan.Program KIA bertujuan untuk
yang direkomendasikan oleh WHO meningkatkan derajat kesehatan khususnya
dikarenakan prosedur WHO tidak dijalankan kesehatan ibu dan anak secara optimal.Salah
satu unsur penting untuk mendukung tujuan
Pedoman nasional pre eklamsi yang tersebut adalah ketersediaan data dan
belum jelas informasi yang sangat berguna dalam
Menurut penelitian Nuraeni et al (2020) perencanaan, implementasi, monitoring,
menyebutkan Kurangnya data dan informasi serta evaluasi hasil pelayanan kesehatan.
yang cepat dan akurat, menyebabkan Sebagian besar program kesehatan ibu dan
program-program yang dibuat oleh Dinas anak di kesehatan belum didukung oleh
Kesehatan menjadi serba terlambat. Hal sistem informasi yang memadai baik dari
tersebut mengakibatkan permasalahan sisi pencatatan, pengolahan dan analisis
kesehatan dimasyarakat tidak teratasi, serta interpretasi dan pelaporan. Dengan
bahkan telah muncul permasalahan yang pentingnya penurunan AKI di Indonesia
baru. Salah satu upaya strategis dalam sehingga diperlukan program terobosan
meningkatkan kemandirian keluarga dan yang berfokus pada kesehatan ibu khususnya
masyarakat dalam memeliharah dan di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan
merawat kesehatan ibu dan anak adalah kepulauan, sehingga mereka mau sadar dan
melalui penggunaan buku KIA. Agar buku mampu mencegah masalah kesehatan dan
KIA tersebut dapat digunakan dengan benar perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas,
dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana dan
maka perlu diberikan pemahaman tentang prasarana.
Buku KIA merupakan alat komunikasi
dan media informasi yang diperlukan baik
bagi ibu hamil maupun tenaga Kesehatan. SIMPULAN
Ibu hamil dapat mempelajari berbagai Didapatkan Gabs Reaarch dalam
informasi kesehatan baik sebelum covid scoping review ini dimana Penggunaan
ataupun saat covid 19 dan dapat diterapkan pedoman penerapan skrining di Negara
dalam kehidupan sehari-hari karena buku berkembang dan Negara maju berbeda, jika
KIA mudah dipahami. Informasi kesehatan di Negara berkembang menggunakan NICE
yang bisa didapatkan dari buku KIA yaitu dan ACOG sedangkan di Negara maju

LLDIKTI Wilayah X 422


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

menggunakan FMF ataupun kombinasi FMF Aurora, W. I. D. (2019). Perbandingan


dengan model skrining yang lain, Gabs Sistem Di Negara Maju Dan Negara
Reaarch selanjutnya dimana penerepan Berkembang. Jurnal Manajemen
skrining di Negara berkembang tidak Jambi, 7, 206–214.
langsung di laksanakan secara dini Benson, Ralph C dan Pernoll, Martin L.
sedangkan dinegara maju dilaksanakan (2009). Buku Saku Obstetri dan
secara dini dari mulai kunjungan K1 dan Ginekologi.Jakarta : EGC
Gabs Reaarch yang terakhir dimana pada Bahadoran P, Zendehdel M, Movahedian A,
Negara berkembang saat melakukan Zahraee RH. The relationship between
kunjungan ANC tidak terfokus pada skrining serum zinc level and preeclampsia. Iran
preeklamsia melainkan berfokus pada J Nurs Midwifery Res. 2010;15(3):120-
pengkajian identitas pasien dan tidak 4.
menerapkan pedoman skrining preeklamsia. Cunningham, F Gary, dkk. (2012). Obstetri
Berdasar hasil scoping review yang peneliti Williams Edisi 1. Jakarta : EGC
lakukan peneliti merekomendasikan skrining Cunningham FG, Levenno KJ, Bloom SL,
preeklamsia untuk negara berkembang saat Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. (2013).
ini menggunakan Pedoman NICE dan Hipertensi dalam kehamilan. In : Pendit
ACOG serta peneliti menyarankan BU, Setia R, editor. Obstetri williams.
menggunakan metode penelitian yang 23thed. Jakarta : Penerbit Buku
berbeda Kedokteran EGC
D.R Bere, P. I., Sinaga, M., & Fernandez, H.
UCAPAN TERIMAKASIH A. (2017). Faktor Risiko Kejadian Pre-
Dengan Hormat saya ucapkan Eklamsia Pada Ibu Hamil Di Kabupaten
Terimakasih banyak saya ucapkan kepada Belu Risk Factors Pre-Eklamsia in
universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Pregnant Mothers , Belu Regency.
YOGYA) dan kepada Dosen- Dosen UNISA Jurnal MKMI, 13(2), 176.
Yogya Yaitu : Andari Wuri Astuti, MPH., Gayatri, D., & Afiyanti, Y. (2014).
PhD selaku Ketua Program Studi Ilmu Perbandingan Beberapa Rumus Untuk
Kebidanan Universitas Program Magister Memprediksi Berat Badan Lahir
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Dewi Berdasarkan Pengukuran Tinggi Fundus
Rokhanawati, S.SiT., MPH selaku Uteri. Jurnal Keperawatan Indonesia,
pembimbing dan Nurul Kurniati, S.SiT., 8(1), 18–22.
M.Keb selaku penguji dimana dosen-dosen https://doi.org/10.7454/jki.v8i1.142
UNISA Yogya yang telah membantu saya Giles, L. A. (2020). Implementing Screening
dalam membimbing pembuatan scoping Guidelines for Preeclampsia Prevention
review ini in a Birth Center: A Quality
Improvement Project. The Journal of
DAFTAR PUSTAKA Perinatal & Neonatal Nursing, 34(4),
ACOG. (2018). Low-Dose Aspirin Use 324–329.
During Pregnancy. Obstetrics and https://doi.org/10.1097/JPN.000000000
Gynecology, 132(743), 44–52. 0000489
Arksey, H., & Malley, L. O. (2005). scoping Guy, G. P., Leslie, K., Diaz Gomez, D.,
Studies: Towards a methological Forenc, K., Buck, E., Khalil, A., &
framework 19-32 Thilaganathan, B. (2021).
Implementation of routine first

LLDIKTI Wilayah X 423


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

trimester combined screening for pre- Pre- Eklampsia pada Ibu Hamil di
eclampsia: a clinical effectiveness Rumah Sakit Umum dr . Zaionel Abidin
study. BJOG: An International Journal Provinsi Aceh Tahun Relationship
of Obstetrics and Gynaecology, 128(2), Analysis of Age , Gravida Status and
149–156. https://doi.org/10.1111/1471- Age of Pregnancy with Pre- Eclampsia
0528.16361 in Pregnant. Kesehatan, 2(1), 99–109.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Macdonald-Wallis, C., Silverwood, R. J., de
Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Stavola, B. L., Inskip, H., Cooper, C.,
Kesehatan Repoblik Indonesia (Vol. 42, Godfrey, K. M., … Tilling, K. (2016).
Issue 4). Antenatal blood pressure for prediction
Kementrian kesehatan RI. (2018). Angka of pre-eclampsia, preterm birth, and
Kejadian Preeklamsia. Jakarta: small for gestational age babies:
Kementrian Kesehatan Republik development and validation in two
Indonesia general population cohorts. BMJ
Kementrian Kesehatan RI. (2019). (Clinical Research Ed.), 351, h5948.
Kesehatan Dalam Kerangka Suinstable https://doi.org/10.1136/bmj.h5948
Development Goals (SDGS). Jakarta: Manary MJ, Solomons NW. Aspek
Kementrian Kesehatan RI kesehatan masyarakat pada gizi kurang.
Lakshmy, S., Ziyaulla, T., & Rose, N. Dalam: Palupi W, Erita AH, editor
(2020). The need for implementation of (penyunting). Gizi Kesehatan
first trimester screening for Masyarakat (diterjemahkan oleh: Andry
preeclampsia and fetal growth Hartono). Jakarta: EGC; 2009. hlm.216-
restriction in low resource settings. 32.
Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Nuraeni, Muhasidah, Djewarut, H., &
Medicine, 0(0), 1–8. Sumira. (2020). Model skrining faktor
https://doi.org/10.1080/14767058.2019. risiko dan komplikasi ibu hamil oleh
1704246 tenaga kesehatan dan non kesehatan di
Lakshmy, S., Ziyaulla, T., & Rose, N. kabupaten pinrang provinsi sulawesi
(2020). The need for implementation of selatan. Prosiding Seminar Nasional
first trimester screening for Rekarta, 179–187.
preeclampsia and fetal growth Nova, E.M (2020). Optimalkan Buku KIA
restriction in low resource settings. Ibu hamil Masa Pandemi Covid-19,
Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Surabaya: S1 Kebidanan FIK
Medicine, 0(0), 1–8. Muhammadyah
https://doi.org/10.1080/14767058.2019. O’Gorman, N., Wright, D., Poon, L. C.,
1704246 Rolnik, D. L., Syngelaki, A., de
Larasati, I., & Indriani, D. (2019). ROC Use Alvarado, M., … Nicolaides, K. H.
on Screening Preeclampsia Using USG (2017). Multicenter screening for pre-
DVAUt Method in Pregnant Women in eclampsia by maternal factors and
Mulyorejo Primary Health Center biomarkers at 11–13 weeks’ gestation:
Surabaya. Jurnal Biometrika Dan comparison with NICE guidelines and
Kependudukan, 8(2), 129–137. ACOG recommendations. Ultrasound
Marniarti, Rahmi, N., & Djokosujono, K. in Obstetrics and Gynecology, 49(6),
(2016). Analisis Hubungan Usia , Status 756–760.
Gravida dan Usia Kehamilan dengan https://doi.org/10.1002/uog.17455

LLDIKTI Wilayah X 424


Ayu Kurniati dan Dewi Rokhanawati | Pelaksanaan Skrining Preeklamsia Selama Kehamilan : A
Scoping Review

(416-425)

Park, F. J., Leung, C. H. Y., Poon, L. C. Y., Sandström, A., Snowden, J. M., Höijer, J.,
Williams, P. F., Rothwell, S. J., & Bottai, M., & Wikström, A. K. (2019).
Hyett, J. A. (2013). Clinical evaluation Clinical risk assessment in early
of a first trimester algorithm predicting pregnancy for preeclampsia in
the risk of hypertensive disease of nulliparous women: A population based
pregnancy. The Australian & New cohort study. PLoS ONE, 14(11), 1–16.
Zealand Journal of Obstetrics & https://doi.org/10.1371/journal.pone.022
Gynaecology, 53(6), 532–539. 5716
https://doi.org/10.1111/ajo.12126 Serra, B., Mendoza, M., Scazzocchio, E.,
Peterson, J., Pearce, P. F., Ferguson, L. A., Meler, E., Nolla, M., Sabrià, E., …
& Langford, C. A. (2017). Carreras, E. (2020). A new model for
Understanding scoping reviews: screening for early-onset preeclampsia.
Definition, purpose, and process. American Journal of Obstetrics and
Journal of the American Association of Gynecology, 222(6), 608.e1-608.e18.
Nurse Practitioners, 29(1), 12–16. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.01.0
https://doi.org/10.1002/2327- 20
6924.12380 Wright, D., Tan, M. Y., O’Gorman, N.,
Rawlins, B., Plotkin, M., Rakotovao, J. P., Poon, L. C., Syngelaki, A., Wright, A.,
Getachew, A., Vaz, M., Ricca, J., … & Nicolaides, K. H. (2019). Predictive
Gomez, P. (2018). Screening and performance of the competing risk
management of pre-eclampsia and model in screening for preeclampsia.
eclampsia in antenatal and labor and American Journal of Obstetrics and
delivery services: Findings from cross- Gynecology, 220(2), 199.e1-199.e13.
sectional observation studies in six sub- https://doi.org/10.1016/j.ajog.2018.11.1
Saharan African countries. BMC 087
Pregnancy and Childbirth, 18(1), 1–10. WHO. (2018). Maternal mortality. (online).
https://doi.org/10.1186/s12884-018- https://www.who.int/news-room/fact-
1972-1 sheets/detail/maternal-mortality

LLDIKTI Wilayah X 425

Anda mungkin juga menyukai