Diajukan Oleh
Meylan Sari
711440117055
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab
kematian ibu secara langsung disebabkan karena perdarahan (25%) biasanya
perdarahan pasca persalinan, hipertensi (12%), partus macet (8%), aborsi (13%),
dan sebab lainnya (7%).1 Sepuluh juta wanita mengalami preeklamsia setiap
tahun di seluruh dunia. Di seluruh dunia sekitar 76.000 wanita hamil yang
meninggal setiap tahun oleh karena preeklamsia dan gangguan hipertensi pada
kehamilan lainnya, dan jumlah bayi yang meninggal karena gangguan ini sekitar
500.000 per tahun.2 Preeklamsia dan hubungannya dengan gangguan hipertensi
dalam kehamilan memengaruhi 5-8% dari seluruh kelahiran di Amerika Serikat.
Tingkat insiden untuk preeklamsia di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat
berkisar 2-5%. Di negara berkembang, prevalensi preeklamsia dan eklamsia
berkisar mulai dari 4% dari semua kehamilan sampai 18% di beberapa bagian
Afrika. Di Amerika Latin, preeklamsia merupakan penyebab pertama dari
kematian maternal.3 Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal di
Indonesia di samping infeksi dan perdarahan ialah preeklamsia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. maanfaat teoritis
2. manfaat praktis
METODE PENELITIAN
1. Database Pencarian
4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu
yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature
review.
D. Penilaian Kualitas
The Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal untuk beberapa jenis
Studi Quasi-experimental studies, cross-sectional dan artikel review digunakan
untuk menganalisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n = 8). Checklist
daftar penilaian berdasarkan The JBI Critical Appraisal telah tersedia beberapa
pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai 'ya',
'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap kriteria dengan skor 'ya' diberi
satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan
dijumlahkan. Critical appraisal untuk menilai studi yang memenuhi syarat
dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya 50% memenuhi
kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah disepakati oleh
peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan studi
yang berkualitas rendah untuk menghindari bias dalam validitas hasil dan
rekomendasi ulasan. Dalam skrining terakhir, delapan belas studi mencapai skor
lebih tinggi dari 50% dan siap untuk melakukan sintesis data, akan tetapi karena
penilaian terhadap risiko bias, dua studi dikeluarkan dan artikel yang digunakan
dalam literature review terdapat 8 buah.
Risiko bias dalam literature review ini menggunakan asesmen pada metode
penelitian masing-masing studi, yang terdiri dari:
A. Hasil
Penyajian hasil literature dalam penulisan KTI ( Karya Tulis Ilmiah)
membuat hasil dari masing-masing artikel yang terpilih dalam bentuk
tabel. Tabel yang sesuai dengan tema, penjelasan tabel, rangkuman
temuan.
Tabel 3.1 hasil pencarian Literatur
PEMBAHASAN
Karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia :
Ibu hamil dengan obesitas diketahui sebagai faktor risiko untuk terjadinya
Preeklampsia. Beberapa studi dengan populasi yang besar menunjukkan bahwa
wanita obesitas mempunyai risiko 2 atau 3 kali lebih besar untuk mengalami
Preeklampsia.
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun mati. Faktor paritas memiliki pengaruh terhadap persalinan
dikarenakan ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali
mengalami masa kehamilan.
Ibu hamil dengan obesitas diketahui sebagai faktor risiko untuk terjadinya
Preeklampsia. Beberapa studi dengan populasi yang besar menunjukkan bahwa
wanita obesitas mempunyai risiko 2 atau 3 kali lebih besar untuk mengalami
preeklampsia.
Menurut Stone wanita yang pernah mengalami atau memiliki riwayat abortus
mempunyai resiko 0,5 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia dengan
pasangan suami yang sama. Jumlah sampel yang pernah mengalami abortus yang
terlalu kecil juga kemungkinan menjadi penyebab tidak signifikannya hubungan
riwayat abortus dengan kejadian preeklampsia. Hal ini karena memang kejadian
abortus yang sudah sangat sedikit
Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara berat
bayi lahir dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Hasil akhir analisis
multivariat menunjukkan nilai sig yang lebih dari nilai kemaknaan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor berat bayi lahir merupakan variabel bebas yang
secara parsial tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian preeklamsia.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Reny yang juga mendapatkan hasil tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara Berat Badan Lahir dengan kejadian
preeklamsia.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil literature riview dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa
beberapa faktor yang menyebabkan sampai terjadinya preeklampsia pada ibu
hamil. Sesuai hasil analisis hubungan masing-masing variabel penelitian
dengan kejadian preeklampsia maka: umur, paritas, riwayat hipertensi, riwayat
keluarga, dan riwayat preeklampsia memiliki hubungan yang signifikan
dengan kejadian preeklampsia. Sedangkan obesitas, pemeriksaan antenatal,
pemeriksaan ANC, berat badan bayi lahir rendah, riwayat abortus, riwayat
diabetes mellitus dan pendidikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kejadian preeklampsia.
B. SARAN