Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BST

FIELD LAB ASUHAN KEHAMILAN PATOLOGI

PADA NY. S UMUR 39 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN

DI PUSKESMAS PATIKRAJA

NAMA : FLORIN AZZAHRA

NIM : 2011060004

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat waktu. Laporan ini disusun
guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Field Lab Kehamilan Patologi di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Seorang bidan nantinya diharapkan dapat menangani masalah-masalah baik


individu maupun masyarakat. Standar Kompetensi Bidan Indonesia akan
menjawab tuntunan masyarakat terhadap bidan yang kompeten. Capaian
pembelajaran yang harus dicapai adalah keterampilan dasar kebidanan, dengan
demikian perlu dilakukan sebagai bentuk pembelajaran yang mendukung
tercapainya kompetensi tersebut.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Triswati,


S.ST selaku pembimbing klinik mata kuliah Field Lab Kehamilan Patologi di
Puskesmas Patikraja. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni saya. Saya juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.

Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima untuk perbaikannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Teori........................................................................................3
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan...............................................5
BAB III..........................................................................................................................8
TINJAUAN KASUS.....................................................................................................8
3.1 Data Subjektif.................................................................................................8
3.2 Data Objektif.................................................................................................10
3.3 Analisis.........................................................................................................11
3.4 Penatalaksanaan............................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................14
PEMBAHASAN..........................................................................................................14
BAB V.........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
5.1 Simpulan.......................................................................................................16
5.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia pada kehamilan merupakan permasalahan kesehatan di negara-
negara dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Menurut data
WHO tahun 2011, persentase ibu hamil yang mengalami anemia di dunia adalah
38,2% dari populasi, di asia tenggara persentase ibu hamil yang mengalami
anemia adalah 48,7%, dan sekitar 1,1% diantaranya mengalami anemia yang
berat. Di Indonesia, anemia pada ibu hamil masih merupakan permasalahan
yang serius, dilihat dari data WHO tahun 2011, persentase ibu hamil yang
mengalami anemia di Indonesia dengan kadar hemoglobin (Hb) di bawah 11
g/dl adalah 30%, dan kadar Hb dibawah 7 g/dl adalah 0,5%. Berdasarkan data
WHO tersebut anemia pada ibu hamil di Indonesia diklasifikasikan dalam level
sedang, dimana kejadian anemia pada ibu hamil ini masih harus dieradikasi.
Pencegahan dan pengontrolan anemia pada kehamilan sangat penting
dilakukan karena anemia ringan yang terdeteksi pada awal kehamilan tidak
menyebabkan dampak buruk yang serius terhadap ibu dan bayi. Namun, pada
anemia berat, risiko untuk terjadi efek buruk terhadap ibu dan bayi akan
semakin besar. Oleh karena itu, direkomendasikan pemeriksaan darah lengkap
di awal kehamilan untuk mencegah terjadinya dampak buruk anemia pada
kehamilan.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius yang
terutama mempengaruhi anak-anak dan wanita hamil. WHO memperkirakan
42% anak-anak di bawah usia 5 tahun dan 40% ibu hamil di seluruh dunia
mengalami anemia.
Pada tahun 2016, WHO memulai proyek lima tahun untuk meninjau
pedoman global untuk hemoglobin cut-off yang digunakan untuk

1
mendefinisikan anemia dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi
berdasarkan bukti untuk menilai anemia pada individu dan populasi.
1.2 Tujuan
Secara umum:
1. Dapat memahami pemeriksaan ibu hamil dengan anemia ringan di
Puskesmas Patikraja.
2. Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan anemia
ringan di Puskesmas Patikraja.
Secara khusus:
Sebagai media pembelajaran mahasiswa dalam menjalani asuhan kehamilan
patologi pada ibu hamil di Puskesmas Patikraja.

1.3 Manfaat
1. Terciptanya kesejahteraan pasien.
2. Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam pemeriksaan anemia ringan
pada ibu hamil.
3. Melatih diri sendiri untuk menjadi tenaga kesehatan yang lebih tekun,
disiplin dan teliti.
1.4

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori


1. Pengertian:
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin tidak mencukupi
dalam memenuhi kebutuhan fisiologi tubuh. Kebutuhan fisiologi
tersebut berbeda-beda pada setiap orang, berdasarkan usia, jenis
kelamin, ketinggian tempat tinggal dari atas laut, dan juga berdasarkan
kehamilan.
2. Etiologi:
Penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi),
kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak
akibat persalinan yang lalu, haid dan lain-lain. Serta karena penyakit-
penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain (Mochtar,
2010).
3. Kasifikasi:
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut WHO, yaitu tidak
anemia apabila kadar hemoglobin 11 g/dL, anemia ringan apabila kadar
hemoglobin 9 - 10 g/dL, anemia sedang ringan apabila kadar
hemoglobin 7 - 8 g/dL, dan anemia berat apabila kadar hemoglobin <7
g/dL (Rahmi, 2019).
4. Patofisiologi:
Menurut Soeprono (2008) bahwa dampak anemia pada kehamilan
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadi gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/premature), gangguan
proses persalinan (intertia atonia uterus, partus lama, trias perdarahan),
gangguan pada masa nipas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap
infeksidan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin

3
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, berat badan lahir rendah, kematian
perinatal).
5. Faktor Resiko:
Anemia pada kehamilan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
yaitu faktor usia ibu dan paritas. Usia ibu yang terlalu muda (<20 tahun)
belum siap memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk
pertumbuhan janin. Ibu yang memiliki anak lebih dari tiga juga
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya anemia
selama masa kehamilan. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.
6. Tanda Gejala:
Tanda dan gejala anemia seperti lemah, mengantuk, pusing, lelah,
sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang
dan nafas pendek (pada anemia yang parah).
7. Komplikasi:
Anemia kehamilan atau kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam
kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dapat megakibatkan abortus
(keguguran), partus prematur, kelahiran bayi prematur, berat bayi lahir
rendah, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi intra
partum maupun post partum.
8. Pencegahan:
Salah satu upaya pencegahan anemia pada ibu hamil diantaranya
dengan meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap menjadi positif
melalui edukasi tentang kebutuhan gizi selama kehamilan, periksa
kehamilan minimal 4 kali selama hamil, pemberian zat besi 90 tablet,
cek Hb trimester I dan III, segera memeriksakan diri jika ada keluahan
yang tidak biasa, penyediaan makanan yang sesuai kebutuhan ibu hamil,
meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu hamil maupun keluarga

4
dalam memilih, mengolah dan menyajikan makanan serta meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan gizi (Solehati, dkk 2018).
9. Penatalaksanaan:
Peran bidan dalam penanganan anemia ringan salah satunya yaitu
pemberian tablet zat besi yang diberikaan sejak awal kehamilan disertai
dengan penjelasan tentang aturan minum tablet zat besi untuk mencegah
terjadinya Anemia pada kehamilan. Pemberian KIE dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan pada setiap kunjungan ibu hamil dan
kualitas konseling yang mudah dipahami ibu hamil, sehingga
mempengaruhi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
(Friskawati, 2015).
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian:
Pada tahap pengkajian bidan harus mengumpulkan data- data pasien
yang terdiri dari:
a. Data Subyektif
Menanyakan keluhan pasien, riwayat pernikahan, riwayat kesehatan,
riwayat haid, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, dan riwayat
nifas.
b. Obyektif
Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi), serta
hasil pemeriksaan labolatorium.
2. Interpretasi Data:
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Identifikasi klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik.

5
3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial:
a. Menentukan kelebihan pasien.
Apabila pasien memenuhi standar kriteria kesehatan, bidan kemudian
menyimpulkan bahwa pasien memiliki kelebihan dalam hal tertentu.
Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah yang pasien hadapi.
b. Menentukan masalah pasien.
Jika pasien tidak memenuhi standar kriteria, maka pasien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatan dan memerlukan
pertolongan.
c. Menentukan masalah yang pernah dialami oleh pasien.
Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial pasien.
Misalnya ditemukan adanya tanda – tanda infeksi pada luka pasien,
tetapi dari hasil tes laboratorium, tidak menunjukkan adanya kelainan.
Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat
kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh pasien tidak mampu
melawan infeksi.

4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera:


Mengidetifikasi adanya anemia ringan pada ibu hamil dengan
memberikan pendidikan kesehatan agar tidak terjadi penurunan Hb.
5. Perencanaan:
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara
mendalam, tahap yang sistematis dari proses menunjang diagnosa
meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam
perencanaan, tenaga kesehatan menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnosa asuhan kebidanan.

6
6. Pelaksanaan:
Langkah awal yang dilakukan pada saat pemeriksaan Hb adalah
mengisi surat pengantar lab sesuai pemeriksaan yang dilakukan dan
mengantar pasien ke laboratorium untuk diperiksa. Setelah hasilnya
keluar, identifikasi hasil cek laboratorium, apakah hasilnya normal atau
tidak.
7. Evaluasi:
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan, guna menilai
tujuan dalam rencana asuhan tercapai atau tidak serta menilai efektifitas
rencana asuhan atau strategi.

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif


1. Identitas
Klien istri
Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kedung Wuluh Kidul 3/1

Klien suami
Nama : Tn. E
Umur : 41 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kedung Wuluh Kidul 3/1

2. Alasan datang : periksa kehamilan


3. Keluhan utama : tidak ada
4. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Hipertensi : tidak ada
2) Diabetes melitus : tidak ada

8
3) Shypilis : tidak ada
4) HIV/AIDS : tidak ada
5) Pernah operasi : tidak ada
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Hipertensi : tidak ada
2) Diabetes melitus : tidak ada
3) Shypilis : tidak ada
4) HIV/AIDS : tidak ada
c. Riwayat kesehatan penyakit menular
1) Ibu : tidak ada
2) Ayah : tidak ada
3) Keluarga : tidak ada
d. Riwayat kesehatan penyakit menurun
1) Ibu : tidak ada
2) Ayah : hipertensi
3) Keluarga : tidak ada
4) Riwayat operasi : tidak ada
5. Riwayat kehamilan
a. Riwayat hamil
1) Abortus : 1x
2) Preterm : tidak
3) Aterm : ya
b. Riwayat partus
1) Cara : normal, normal
2) Penolong : bidan, bidan & dokter
3) Hidup/mati : hidup, hidup, mati
4) Jenis kelamin : laki-laki & laki-laki
5) BBL :-
c. Riwayat nifas

9
1) Menyusui s/d : 2 tahun
2) Sehat/sakit : sehat
6. Riwayat KB
1) Cara terakhir : KB suntik
2) Lama :-
7. Riwayat Obstetri
Riwayat haid
1) Menarche : usia 12 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Lamanya : 7 hari
4) Keluhan : pusing, nyeri perut

3.2 Data Objektif


1. Keadaan umum : baik.
2. Tingkat kesadaran : komposmentis.
3. TTV
a. TD : 129/69 mmHg.
b. Nadi : 73x/ menit.
c. Suhu : 36,6 °C
d. RR : 18x/ menit.
e. BB : 60 kg.
f. TB : 159 cm.
4. DJJ : 148x/ menit.
5. HPHT : 31 oktober 2021.
6. HPL : 7 agustus 2022
7. Usia kehamilan saat ini : 33 minggu 3 hari.
8. Pemeriksaan palpasi
a. Leopold 1 : TFU 25 cm.

10
b. Leopold 2 : punggung kiri (puki).
c. Leopold 3 : presentasi kepala.
d. Leopold 4 : konvergen.
9. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah Hb : 10,9 gr/dL.
b. HIV/AIDS : non reaktif.
c. Protein urin : non reaktif
d. Glukosa urin : non reaktif

3.3 Analisis
1. Diagnosa
Ny. S, G4P2A1, usia 39 tahun, janin tunggal hidup intra uterin dengan
anemia ringan.
Data dasar:
Seorang wanita Ny S, G4P2A1, 39 tahun usia kehamilan 33 minggu 3 hari
dengan keadaan umum composmentis.
Data Subjektif:
Ny. S mengatakan umurya 39 tahun, sudah memiliki anak, kehamilan ke-
empat, pernah mengalami keguguran satu kali, tidak memiliki penyakit
menular, menurun pada riwayat dahulu maupun sekarang, kontrasepsi
terakhir menggunakan KB suntik dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Data Objektif:
Keadaan umum baik, komposmentis, BB: 60 kg, TB: 159 cm, TD: 129/69
mmHg, suhu: 36,6 °C, nadi: 73x/ menit, DJJ: 140x/ menit, TFU: 27 cm,
puki, preskep dan divergen
2. Kebutuhan: pemeriksaan kehamilan.

11
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal: Rabu, 22 juni 2022
1. Melakukan pemeriksaan TTV.
Klien diperiksa tinggi badan, berat badan, tekanan darah, suhu, nadi dan
respirasi.
Saat memeriksa tinggi badan hasilnya 159 cm.
Saat memeriksa berat badan hasilnya 60 kg.
Saat memeriksa tekanan darah hasilnya 129/69 mmHg.
Saat memeriksa suhu hasilnya 36,6 °C.
Saat memeriksa nadi hasilnya 73x/ menit.
Saat memeriksa respirasi hasilnya 18x/ menit.
2. Menghitung usia kehamilan saat ini.
Menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT. HPHT tanggal 31
oktober 2021, saat ini tanggal 22 juni 2022, berarti usia kehamilan saat ini
adalah 33 minggu 3 hari.
3. Memeriksakan leopold
Melakukan pemeriksaan leopold 1 sampai 4 dengan palpasi dan hasilnya
diberitahukan kepada klien. Hasilnya leopold 1: TFU 25cm, leopold 2
punggung kiri, leopold 3 presentasi kepala dan leopold 4 divergen.
4. Memeriksakan detak jantung janin (DJJ)
Melakukan pemeriksakan DJJ menggunakan doppler dan hasilnya
148x /menit
5. Pemeriksaan laboratorium.
Bidan memberikan surat pengantar kepada klien untuk memeriksakan
dirinya ke ruang laboratorium. Hasil yang di dapat yaitu darah Hb,
HIV/AIDS, protein urin dan glukosa urin.
Saat pemeriksaan Hb, klien mendapatkan hasil 10,9 gr/dL, HIV/AIDS,
protein urin dan glukosa urin non reaktif.

12
6. Dokumentasikan data klien.
Data yang diperoleh dari klien di dokumentasikan dalam bentuk SOAP
(subjektif, objektif, analisis dan penatalaksanaan) pada rekam medik.

13
BAB IV

PEMBAHASAN

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah
eritrosit lebih rendah dari kadar normal. Pada wanita hamil dikatakan mengalami
anemia jika kadar Hb <11 gr/dL. Kejadian anemia sering dijumpai selama kehamilan
dan menjadi penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil
baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Salah satu penyebab terjadinya
anemia adalah defisiansi zat besi yang biasanya pada ibu hamil dihubungkan dengan
status gizi yang kurang memadai.

Anemia kehamilan atau kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah


dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas yaitu dapat megakibatkan abortus (keguguran), partus prematur,
kelahiran bayi prematur, berat bayi lahir rendah, perdarahan post partum karena
atonia uteri, syok, infeksi intra partum maupun post partum.

Riskesdas 2013 mendapatkan anemia terjadi pada 37,1% ibu hamil di


Indonesia, 36,4% ibu hamil diperkotaan dan 37,8% ibu hamil di pedesaan. Untuk
mencegah anemia setiap ibu hamil diharapkan mendapatkan tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
2016 mendapatkan hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet
lebih rendah dari target nasional tahun 2016 sebesar 85% (Depkes RI, 2017).

Klient Ny. S, G4P2A1, usia 39 tahun datang ke Puskesmas Patikraja untuk


memeriksakan kehamilannya. Ny. S mengatakan tidak memiliki keluhan apapun.
Setelah anamnesa, saya melakukan TTV kepada Ny. S dan hasilnya dicatat pada
rekam medis. Ny. S diminta untuk berbaring di kasur karena akan melakukan
pemeriksaan palpasi leopold 1-4. Leopold 1 TFU 25 cm, Leopold 2 punggung kiri,
Leopold 3 presentasi kepala dan Leopold 4 konvergen. Setelah pemeriksaan selesai,
bidan memberikan form laboratorium unuk melakukan pemeriksaan Hb, HIV/AIDS,

14
protein urin dan glukosa urin. Setelah hasilnya didapat, kadar Hb Ny. S 10,9 gr/dL,
HIV/AIDS, protein urin dan glukosa urin hasilnya non reaktif. Bidan mengatakan
bahwa Ny. S mengalami Anemia ringan. Ny. S diminta untuk makan makanan yang
bergizi, hindari makanan cepat saji dan jangan sampai kadar Hb Ny. S terjadi
penurunan.

Menurut WHO, Anemia dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk


kelelahan, kelemahan, pusing dan kantuk. Anak-anak dan wanita hamil sangat rentan,
dengan peningkatan risiko kematian ibu dan anak. Prevalensi anemia tetap tinggi
secara global, terutama di negara berpenghasilan rendah, di mana proporsi yang
signifikan dari anak-anak dan wanita usia subur dapat dianggap anemia. Anemia
defisiensi besi juga telah terbukti mempengaruhi perkembangan kognitif dan fisik
pada anak-anak dan mengurangi produktivitas pada orang dewasa.

Anemia merupakan indikator gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Ini
bermasalah dengan sendirinya, tetapi juga dapat berdampak pada masalah nutrisi
global lainnya seperti pengerdilan dan wasting, berat badan lahir rendah dan
kelebihan berat badan pada masa kanak-kanak dan obesitas karena kurangnya energi
untuk berolahraga. Kinerja sekolah pada anak-anak dan penurunan produktivitas
kerja pada orang dewasa akibat anemia dapat memiliki dampak sosial dan ekonomi
lebih lanjut bagi individu dan keluarga.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Klient Ny. S usia 39 tahun G4P3A1 datang ke Puskesmas
Patikraja untuk memeriksakan kehamilannya. Sebelum dilakukan
tindakan, bidan melakukan anamnesa untuk memperoleh data dasar
(subjektif dan objektif).
Anamnesa yang didapat berupa Ny. S beralamat di
Kedungwuluh Kidul, Rt 3 Rw 1, Kec. Patikraja, Kab. Banyumas.
Melakukan pemeriksaan TTV, palpasi dan memberikan formulir
laboratorium untun melakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil yang didapat yaitu Hb 10,9 gr/dL, HIV/AIDS, glukosa
urin dan protein urin hasilnya negatif.
Dari pemeriksaan ternyata Ny. S mengalami anemia ringan. Meskipun
hasilnya mendekati normal, Ny. S tetap harus meningkatkan kadar
haemoglobinnya.

5.2 Saran
Selama pelaksanaan tindakan maupun kondisi tempat, menurut
kami sudah semaksimal mungkin petugas setempat memberikan
pelayanan sesuai dengan aturan yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wirahartari, Luh Marina, dkk. (2019). Gambaran Indeks Eritrosit Anemia Pada Ibu
Hamil di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2016. Directory of OpenbAccess Journals,
8(5).

Kadir, Sunarto. (2019). Faktor Penyebab Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bongo Nol Kabupaten Boalemo. Jambura Journal of
Health Sciences and Research, 1-5.

Amini, Aulia, Catur Esty Pamungkas, Ana Pujianti Harahap. (2018). Umur Ibu dan
Paritas Sebagai Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal, 3(2), 108-113.

17

Anda mungkin juga menyukai