Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PATOLOGI

(MENGAPLIKASIKAN PENGETAHUAN PATOLOGI

PADA PRAKTIK KEBIDANAN )

DISUSUN OLEH :
AGHISTA EKA PRATIWI (A1A222221)

PROGRAM STUDY SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023-2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Mengaplikasikan Pengetahuan Patologi Pada Praktik
Kebidanan”. .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 10 Oktober 2023

Pengusun

i
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Patologi........................................................................................3
B. Jenis – Jenis Patologi dalam Kebidanan........................................................3
C. Pengaplikasian Pengetahuan Patologi dalam Praktik Kebidanan..................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Penutup .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu kebidanan yang khusus
mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian, yang menjadi objek ilmu ini ialah kehamilan,persalinan, nifas, dan
bayi yang baru dilahirkan. Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas
terdiri atas : pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan
pada waktu persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah
persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI
(Prawirohardjo, 2010 : 3). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi yang berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender internasional (Prawirohadjo, 2011 : 213). Keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka
kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan
oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010 : 10).
Mengingat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan
keadaan fisiologis dan dapat berubah menjadi keadaan patologis, maka
diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur pada masa kehamilan. Dalam praktik di
lapangan masih banyak ditemui masalah – masalah yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu atau kematian maternal adalah
kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2011:53). Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan,
infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet, dan aborsi (Prawirohardjo,
2011:54).
Kasus kegawatdaruratan obstetric ialah kasus obstetric yang apabila tidak
segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu
dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan
bayi baru lahir. Dari sisi obstetric empat penyebab utama kematian ibu, janin,
dan bayi baru lahir ialah (1) perdarahan: (2) infeksi dan sepsis : (3) hipertensi
dan preeklamsi/eklamsi: (4) persalinan macet (distosia). Persalinan macet
hanya terjadi pada saat persalinan berlangsung, sedangkan ketiga penyebab
yang lain dapat terjadi dalam kehamilan, persalinan, dan dalam masa nifas
(Prawirohardjo, 2011:391).
Menurut (IBI 2006) Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari
pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah
republik indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan . Demi meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dibutuhkan

1
upaya – upaya yang maksimal, karena jika tidak diperhatikan maka akan
menyebabkan kematian yang dapat menambah nilai AKI dan AKB di
Indonesia. Sebenarnya kematian ibu dan bayi dapat dicegah melalui kegiatan
yang efektif, seperti pemeriksaan kehamilan yang rutin dan berkualitas,
kehadiran tenaga kesehatan yang terampil pada saat persalinan serta
pemberian gizi yang memadai pada ibu hamil, menyusui dan balita. Dari
berbagai perbaikan dilakukan semaksimal mungkin dalam menurunkan AKI
dan AKB dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan
asuhan kebidanan secara continuity of care yang berfokus pada asuhan
sayang ibu dan sayang bayi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan patologi ?
2. Apa saja yang jeni - jenis dalam patologi kebidanan ?
3. Bagaimana pengaplikasian pengetahuan patologi pada praktik kebidanan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang patologi !
2. Untuk mengetahui tentang jenis – jenis dalam patologi kebidanan ?
3. Untuk mengetahui pengaplikasian pengetahuan patologi pada praktik
kebidanan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit dan bagaimana suatu
penyakit terjadi. Ilmu patologi berperan sebagai penghubung antara ilmu
pengetahuan dan kedokteran. Dalam dunia medis, patologi berperan untuk
membantu dokter mendiagnosis berbagai penyakit. Selain untuk
mendiagnosis penyakit, ilmu patologi juga diperlukan untuk menentukan
penyebab dan tingkat keparahan suatu penyakit, memutuskan langkah
pencegahan dan pengobatan yang tepat, serta memantau efektivitas
pengobatan yang telah diberikan.
Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan
yangsangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit
ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi
dalam arti yang luasa d a l a h b a g i a n d a r i i l m u k e d o k t e r a n y a n g
m e n g a m a t i s e b a b d a n a k i b a t d a r i terjadinya penyakit atau
kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah
reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke
dalamtubuh.Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui
pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh tubuh
(autopsi).Patologi juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit,
disebut patologiumum. Patologi umum, juga disebut investigasi patologi,
eksperimental patologia t a u t e o r e t i s p a t o l o g i , m e r u p a k a n l u a s d a n
k o m p l e k s l a p a n g a n i l m i a h y a n g berusaha untuk memahami
mekanisme cedera sel dan jaringan, seperti tubuhsarana untuk menanggapi
dan memperbaiki cedera.

B. Jenis – Jenis Patologi dalam Kebidanan


1. Patologi Kehamilan
Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan
disertai dengan penyulit-penyulit, diantaranya hamil dengan anemia,
hiperemesis gravidarum, preeklamsia, hamil kembar, dll.
a. Hamil dengan Anemia
suatu kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g% pada trimester 2. Hal ini
adanya perbedaan nilai batas tersebut dengan kondisi wanita tidak
hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Sarwono, 2009; hal 281).
Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin
1) Pengaruh anemia pada kehamilan

3
a) Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus,
persalinan prematurnitas, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
b) Bahaya saat persalinan : gangguan his (kekuatan mengejan),
kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi
kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karenaatonia uteri, kala emapt dapat
terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
c) Pada kala nifas: terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkuang, terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan,anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mamae
2) Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu mengurangi kemampuan
metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkemabngan jani dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi
gagguan dalam bentuk : abortus, kemtian intrauterin, persalinan
prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran ddengan
anemia, daoat etrjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
infeksi
diantaranya terjadi hipotermi dan sampai kematian.

b. Kehamilan Dengan Risiko Tinggi


Dalam melakukan rujukan yang efektif penting diketahui
adanya kehamilan dengan risiko tinggi. Kehamilan dengan
risiko tinggi adalah (Manuaba, 2012)
1) Kehamilan yang bila dibirakan berlangsung tanpa bantuan
akan menyebabkan komplikasi dan hasilnya kurang
memuaskan
2) Kehamilan risiko tinggi memerlukan bantuan sehingga
persalinannya berlangsung aman dan bersih
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat.
Pasalnya, emosional iibu belum stabil dan ibu mudah tegang.
Sementara kecatatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan
saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional
ketika si ibu mengandung bayinya. Dampak Kehamilan Resiko
Tinggi pada Usia Muda.

4
1) Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada
juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
2) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat
reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu
proses
kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi
gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan
asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang,
keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan
juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses
pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-
obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan
memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda
biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat
pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin
tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan
cacat bawaan.
3) Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada masa
nifas.
4) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan
kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di
usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel
darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang
kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis..
5) Keracunan Kehamilan (Gestosis).

5
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil
dan
anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil
dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia
dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat
menyebabkan kematian.

6) Kematian ibu yang tinggi.


Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan
karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu
karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan
dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
2. Patologi Persalinan
Persalinan patologis merupakan persalinan yang diikuti dengan
beberapa faktor penyulit pada persalinan. Macam-macam persalinan
patologis yaitu persalinan preterm, ketuban pecah dini (KPD), gamelli,
distosia bahu, disporposi kepal panggul (DKP), persalinan sungsang,
dll.
a. Persalinan dengan risiko usia dini
Pada persalinan dengan risiko usia dini memerlukan perhatian
khusus, karena pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya
kematian ibu dan neonatus
1) Keadaan risiko pada ibu akan terjadi ketuban pecah dini, infeksi
intrauterin, persalinan lama melampaui partograf, ruptur uteri
iminens, persalinan dengan kelainan letak diantarnya sungsang,
distosia bahu bayi, perdarahan antepartum (plasenta previa,
solusio plasenta, ruptur vasa previa)
2) Keadaan pada janin akan terjadi makrosomia, distres janin,
pembentukan kaput besar (Manuaba, 2013; h. 244).
b. Persalinan Preterm
Persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kondisi selama kehamilan
yang berisiko terjadinya persalinan preterm pada janin dan plasenta
adalah:
1) Perdarahan trimester awal
2) Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa
previa)
3) Ketuban pecah dini (KPD)
4) Pertumbuhan janin terhambat
5) Cacat bawaan janin
6) Kehamilan ganda/gemelli
7) Polihidramnion
c. Kehamilan dengan risiko usia dini dapat terjadi salah satunya

6
Ketuban Pecah DiniPecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-
tanda persalinan. (KPD) lebih berisiko melahirkan bayi dengan
risiko asfiksia, berat bayi lahir rendah, dan infeksi neonatorum.
(Nugroho, 2012). KPD prematur adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan pada usia kehamilan sebelum 37
minggu. KPD Prematur terjadi 1% kehamilan. Pada KPD pada
kehamilan prematur, diperlukan penatalaksanaan yang
komprehensif. Karena kemungkinan akan melahirkan bayi dengan
BBLR dan akan menimbulkan komplikasi yaitu terjadinya hipotermi
(Sarwono,2009).

3. Patologi Pada Bayi Baru Lahir


Segala sesuatu yang berpengaruh tidak baik pada janin dan neonates
pada masa kehamilan dan sesudah melahirkan yang
mengakibatkanterjadinya gangguan adapatasi dan juga bisa meninggal,
kegawatan meliputi:
a. Asfiksis neonaturum
Keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir. Pada asfiksia bayi harus diresusitasi karena:
1) ± 10 % BBL perlu bantuan untuk memulai pernafasan
2) ± 1% BBL perlu resusitasi ekstensif
3) 90% BBL menjalani proses adaptasi tanpa masalah
4) Asfiksia lahir menjadi penyebab ± 19% dari 5 juta kematian
neonatus/tahun diseluruh dunia (Marmi, 2012; hal 9-10)
b. Sepsis neonatorum, yaitu masuknya kuman disertai dengan
manifestasi klinik yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir
misalnya : panas
c. Ikterus yaitu Warna kuning yang dapat terlihat pada seklera, selaput
lendir, kulit atau organ lain yang diakibatkan oleh penumpukan
bilirubin.
d. Kejang yaitu Suatu kondisi dimana otot-otot tubuh berkontraksi dan
relaksasi secara tepat dan berulang, dan terjadilah abnormalitas
sementara.
e. Perdarahan tali pusat yaitu Perdarahan yang terjadi pada tali pusat
yang timbul akibat dari trauma pengikatan tali pusat atau dapat juga
terjadi karena kegagalan proses pembentukan trombus normal.
f. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu Bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 grm, tanpan memandang usia
kehamilan. Pada bayi yang BBLR pasti akan mengalami hipotermi
4. Patologi Pada Masa Nifas
Meskipun banyak patologi yang dapat terjadi selama masa nifas,
dibanding patologi pascasalin, hanya sedikit patologi nifas yang
merupakan ancaman serius bagi jiwa, karena dengan meningkatnya

7
persediaan darah dan sistem rujukan dalamdua dekade terakhir,
perdarahan pascasalin lambat lebih sering dapat diatasi, makainfeksi
menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
Patologi yang sering terjadi pada masa nifas adalah :
a. Infeksi Nifas.
Infeksi puerperalis ialah infeksi luka jalan lahir pascasalin, biasanya
dariendometrium bekas insersi plasenta. Demam nifas sebagian
besar disebabkanninfeksi nifas, maka demam nifas merupakan gejala
penting dari penyakit ini. Demam nifas sering juga disebut
morbiditas nifas dan merupakan indeks kejadianinfeksi nifas. $elain
oleh infeksi nifas, demam nifas dapat juga disebabkan oleh pielitis,
infeksi jalan pernafasan, malaria, tifus dan lain – lain.
Morbiditas nifas ditandai oleh suhu 38◦c atau lebih, yang terjadi
selama hari berturut – turut. kenaikan suhu ini terjadi sesudah jam
pascasalin dalam 1 hari pertama masa nifas. kejadian infeksi nifas
berkurang antara lain karena adanya antibiotik, berkurangnya operasi
yang merupakan trauma yang berat, pembatasan lamanya persalinan,
asepsis, transfusi darah dan bertambah baiknya kesehatan umum,
kebersihan gigi dan lain – lain.
Mikroorganisme penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari
luar eksogen atau dari jalan lahir penderita sendiri. Mikroorganisme
endogen lebih sering menyebabkan infeksi. Mikroorganisme yang
tersering menjadi penyebab ialah golongan streptokokus, basil koli,
stafilokokus, tapi kadang – kadang mikroorganisme lain memegang
peranan seperti Clostridium Welchii,Gonococcus, Salmonella typhii
atau Clostridium tetani.
b. Perdarahan dalam masa nifas.
Patofisiologi perdarahan postpartum atau postpartum hemorrhage
(PPH) disebabkan oleh beberapa faktor. PPH dapat disebabkan oleh
gangguan pada 4T (tonus, tissue, trauma, dan thrombin). Selama masa
kehamilan, volume darah ibu meningkat hingga 50% atau setara dengan
4‒6 liter, dan volume plasma mengalami peningkatan hingga melebihi
kadar total sel darah merah. Kondisi ini menimbulkan kesan penurunan
konsentrasi hemoglobin dan penurunan jumlah hematokrit. Peningkatan
volume darah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perfusi
uteroplasenta, serta untuk menggantikan volume perdarahan yang akan
terjadi pada saat proses persalinan.
c. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu jenis infeksi
postpartum atau masa nifas yang bisa terjadi setelah melahirkan.
Kondisi ini pada umumnya terjadi bila seorang wanita memakai
kateter urine maupun menerima bius epidural selama proses
persalinan.

8
d. Patologi menyusui
Masalah menyusui pada umumnya terjadi dalam dua minggu
pertama masa nifas, sehingga pada masa ini pengawasan dan
perhatian petugas kesehatan sangatdiperlukan agar masalah
menyusui dapat segera ditanggulangi sehingga tidak menjadi
penyulit atau menyebabkan kegagalan menyusui.. beberapa masalah
yang sering terjadi bengkak pada payudara, kelainan putting, putting
nyeri atau putting lecet, saluran susu tersumbat, radang payudara,
abses payudara,

C. Pengaplikasian Pengetahuan Patologi dalam Praktik Kebidanan


Pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian
yang bisa dipertanggung jawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih
didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik
terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak
terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Hal ini terjadi karena Ilmu
Kebidanan berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan
pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang
segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis
yang diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul
pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh,
jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi merupakan salah satu prosedur
rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini keyakinan itu
digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin
justru sering menimbulkan berbagai permasalahan yang kadang justru
lebih merugikan bagi quality of life pasien. Demikian pula halnya dengan
temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya
dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di
populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian
penggunanya.
Bukti ini juga mempunyai tingkat kepercayaan untuk dijadikan
sebagai evidence based. Untuk tingkat paling tinggi adalah hasil penelitian
dengan meta analisis dibawahnya adalah hasil penelitian dengan
randomized control trial, non randomized control trial, adalah hasil
penelitian quasi eksperime lalu hasil studi observasi dan terakhir expert
opinion, clinical experience.
Untuk mendapatkan bukti ini bisa diperoleh dari berbagai macam
hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh berbagai macam media,
itulah evidence base. Melalui paradigma baru ini maka setiap pendekatan
medik barulah dianggap accountable apabila didasarkan pada temuan-
temuan terkini yang secara medik, ilmiah, dan metodologi dapat diterima.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin 1) Pengaruh anemia
pada kehamilan a) Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus,
persalinan prematurnitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini b) Bahaya saat persalinan : gangguan his (kekuatan mengejan),
kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua
berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karenaatonia uteri, kala emapt dapat terjadi
perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri c) Pada kala nifas:
terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,
memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkuang, terjadi
dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan,anemia kala nifas,
mudah terjadi infeksi mamae 2) Bahaya anemia terhadap janin Sekalipun
tampaknya janin mampu mengurangi kemampuan metabolisme tubuh
sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkemabngan jani dalam rahim.
Persalinan dengan risiko usia dini Pada persalinan dengan risiko
usia dini memerlukan perhatian khusus, karena pertolongan akan
menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonates Keadaan risiko

10
pada ibu akan terjadi ketuban pecah dini, infeksi intrauterin, persalinan
lama melampaui partograf, ruptur uteri iminens, persalinan dengan
kelainan letak diantarnya sungsang, distosia bahu bayi, perdarahan
antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur vasa previa), Keadaan
pada janin akan terjadi makrosomia, distres janin, pembentukan kaput
besar
Patologi Pada Bayi Baru Lahir Segala sesuatu yang berpengaruh
tidak baik pada janin dan neonates pada masa kehamilan dan sesudah
melahirkan yang mengakibatkanterjadinya gangguan adapatasi dan juga
bisa meninggal, kegawatan meliputi: Asfiksis neonaturum Keadaan bayi
dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.

B. Saran
Diharapkan kritik dan saran terkait dengan perbaikan makalah ini. Dan
diharapkan makalah ini dapat memnerikan manfaat terkhusus bagi
mahasiswa alih jenjang S1 kebidanan terkusus mahasiswa Universitas
Megarezky.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, E., & Asmar, A. R. (2022). Perlindungan Hukum Bagi Mahasiswa


Kebidanan Dalam Praktik Klinik Kebidanan Di Rumah Sakit Batara Guru
Belopa. Alauddin Law Development Journal, 4(2), 424-431.

Tyastuti, S., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., Keb, M., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., &
Keb, M. (2016). Asuhan kebidanan kehamilan.

Insani, A. A., Nurdiyan, A., & Iryani, D. (2017). “Berpikir Kritis” Dasar Bidan
Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. Journal of Midwifery, 1(2), 21-30.

Tajmiati, A., Tajmiati, A., Astuti, K. E. W., Mid, M., Astuti, K. E. W., & Mid, M.
(2016). Konsep kebidanan dan etikolegal dalam praktik kebidanan.

Suryani, A. (2018). ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS PADA NY S


UMUR 27 TAHUN GI P0 A0 HAMIL 30 MINGGU DENGAN HIV/AIDS DI
PUSKESMAS MEJOBO KABUPATEN KUDUS (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Semarang).

Sukarsih, R. I. (2010). Perbedaan pengaruh antara pembelajaran inkuiri dan


pembelajaran ekspositori terhadap motivasi dan prestasi belajar mata
kuliah asuhan kebidanan patologi (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas
Maret University)).

12
13

Anda mungkin juga menyukai